Share

00.05

Bad Antagonist

-Drama Apa ini?-

27 Juli 2k21

"Stay Calm, ini hanya sebuah ekspetasi bukan realita. Hanya sebuah kehaluan bukan kenyataan."

-o0o-

Brukk!

Semesta sepertinya tak merestui rencana buruk gadis antagonis itu. Niatnya ingin menyalakan sang pemeran utama justru ia yang terkenal sial.

Aih! Lihatlah, baru saja hendak melangkah dengan segala rencana busuk yang tercipta kini ia harus menanggung akibat pemikuran jahatnya itu. Seorang murid perempuan entah datang darimana secara tak sengaja menumpahkan jus alpukat dengan warna pekat hingga mengenai seragam sekolahnya.

"Shit!" umpatnya menatap tajam murid perempuan yang kini menunduk dengan barat gemetar ketakutan.

Seperti seekor semut mendapatkan banyak gula. Beberapa murid mulai menggerombol melingkarinya membuat Kay berdecak kesal.

"Maaf, kak. Aku gak sengaja," ujarnya dengan nada bergetar.

Sungguh drama yang bagus bagi antagonis sepertinya. Tanpa membuat ulah ia tentu akan di cap sebagai pemeran antagonis saat ini.

Tak peduli dengan bisikan murid sekitar, Kay melangkah maju, merampas jus milik salah satu murid kemudian menyiram tepat ke arah murid yang menabraknya. Tanpa bersalah ia melempar gelas itu ke arah siswi yang menatap ke arahnya takut.

Dug.

"Ups, sorry," katanya menutup mulut dengan tangan. Wajahnya tak tersirat rasa bersalah. Ia justru ingin tertawa.

Ternyata semenyenangkan ini menjadi tokoh antagonis, batinnya.

"Sheila ada salah apa, sih, sama lo? Kenapa lo setega itu sama dia? Hah!" teriak Ramega membela sahabatnya yang selalu saja menindas seenak jidat oleh Kay.

Kay tersenyum sinis. Ia maju beberapa langkah tentunya mendekati dua sahabat itu. Matanya menelisik mencari seseorang yang ia tunggu kedatangannya. Setelah pandangan merek bertemu tanpa takut ia melancarkan aksinya.

"Gue, keterlaluan ya?" Tangannya terangkat mengelus rambut Sheila membuat gadis itu beringsut mundur dengan badan bergetar ketakutan.

"Sangat keterlauan." Entah keberanian dari mana Ramega mampu membalas kata-katanya. Gadis yang biasanya menunduk ketakutan dan membicarakannya di belakang itu kini menyorot tajam ke arahnya meski raut ketakutan tak dapat ia sembunyikan lagi.

Kay berpura-pura terkejut dengan telapak tangan menutup mulutnya. "Ouch! Sayangnya gue gak sepeduli itu," ledeknya.

"Anjing!" makinya terdengar nyaring di telinga Kay membuat gadis itu tak segan-segan menarik keras rambut Ramega.

Keributan terjadi antar keduanya. Aksi saling jambak juga adu mulut menjadi hal yang seru kali ini. Sorakan penonton semakin membuat suasana menjadi ricuh. Tanpa sengaja tangan keduanya menyenggol Sheila yang mencoba memisahkan sahabatnya itu.

"Awwh!" peliknya saat sikunya terluka karena tergores lantai.

Ajaib! Perkelahian itu berhenti mendadak. Ramega masih menatap tajam Kay sebelum akhirnya membantu sahabat perempuannya itu berdiri.

"Lo." Tunjuknya pada Ramega. Seringai tipis keluar dari bibirnya mampu membuat tubuh gadis itu menegang seketika, "sudah mulai bernai, ya? Jadi, jangan salahkan gue kalau hidup lo ke depannya bakalan banyak halangan. Lo dan dia gak akan bisa terbang bebas lagi," ancamnya dengan tangan seolah memainkan pesawat terbang.

Aura yang berada disekitar semakin terasa sesak dan mencengkam saat suara sepatu terdengar nyaring di tengah keheningan.

"Berhenti ganggu, milik gue!" tegas Dio sang pahlawan yang kedatangannya ditunggu oleh Kay.

Ia menatap Dio remeh. "Kenapa gue gak boleh ganggu, dia?" Tunjuknya pada Sheila yang berada dalam pelukan Ramega.

"Lo emang, keterlaluan. Kay!" murkanya dengan wajah yang ketara menahan amarah. Kedua tangannya semakin terkepal erat saat tak melihat wajah ketakutan gadis di depannya ini.

Kay menatap jengah Dio dengan jari yang mengorek telinga seolah terganggu dengan suara bernada tinggi milik pemuda itu. Ia maju selangkah, membawa tubuh keduanya semakin dekat.

"Gini, ya, Dio." Memandang kuku berwarna miliknya santai kemudian mendongakkan kepalanya. Menatap tajam Dio membuat pemuda itu tersentak kaget. Ia bahkan tak melihat tatapan memuja juga penuh harap milik gadis itu saat ini.

"Gue sama sekali, gak berniat ngusik lo ataupun  milik lo. Tapi, mereka sendiri yang mancing keinginan iblis gue buat bermain-main. Kalau lo gak mau kejadian ini terulang lagi, suruh dia human itu buat gak nampakin diri di depan gue. So se-simple itu, dude!" jelasnya sederhana tanpa tahu jika ucapannya mampu membuat jiwa iblis dalam diri Dio bergejolak.

Ia menatap tajam Kay sebelum akhirnya bersedih, "mulut lo sampah! Se-simple itu, Kay!" balasnya membalikan perkataan Kay padanya.

"Ah, masa?" sanggahnya meledek.

Dio menggeram. "Bangsat!" umpatnya sebelum menarik tangan Sheila menjauh membuat senyum kemenangan terbit di bibir Kay.

"Hari ini lo bisa menang, lihat besok!" bisiknya sebelum benar-benar menjauh.

"Hiri ini lo bisi mining. Halah bacot!" seru Kay tertawa melihat kepergian bebeapa orang itu sebelum akhirnya terdiam merenungkan perbuatannya.

"Sial! Dia kelepasan," desisnya.

-o0o-

Dio membawa Sheila ke UKS diikuti keempat anggotanya serta Ramega ayang sellau mengekor di belakangnya dengan tangan yang merapikan rambutnya. Ia ikut masuk ke dalam UKS menghiraukan tawa dari Reyvan yang telah menjadi musuh bebuyutannya.

Sejak dulu pemuda itu memang tka menyukai Ramega hanya karena dendam mas Allah di mana saat MPLS gadis itu pernah melaporkannya pada slaah satu anggota OSIS jika dirinya merokok di belakang sekolah hingga akhirnya ia mendapat hubungan lari keliling lapangan menggunakan daster.

"Ya, kasian lo, Cepu kena semprot, kan, sama Kay. Makannya jangan macam-macam sama pawang SMASTA," ledeknya membuat gadis itu mendelik kesal.

"Diem lo! Atau mau gue sebarin berita lo di kamar mandir," ancamnya seketika membuat mata sipit Reyvan melotot.

"Anjir! Sama cewek kalah debat, lo. Malu-maluin kita aja," sahut Anjas ketika melihat Reyvan mati kutu di hadapan perempuan.

"Besok pakai rok sama wig, ya?" tambah Wardhana dibalas tawa oleh rekannya.

Faros datang dengan gagahnya. Pemuda itu menepuk dua kali pundak Reyvan membuat sang empu menatap ke arahnya berharap mendapat pembelaan. "Sabar, Bro. Positif otak aja, anggap mereka lagi ngeledek, lo," ujarnya menenangkan dibalas tawa oleh Anjas dan Wardhana sedangkan Marcus berusaha menahan tawanya karena mulutnya sedang penuh dengan makanan.

"Sabar aja, cok. Gue mah sabar, cok!" gumam Reyvan mengalihkan pandangannya dengan tangan mengelus dada sabar.

Abaikan saja para orang yang kurang bahagia itu. Kita bergeser pada pasangan bucin yang sedang sibuk dengan segores luka di siku salah satunya. Setelah mengobati luka di tangan Sheila, Dio mendukung gadis itu dengan kedua tangan besarnya. Ia tersenyum tipis saat melihat wajah gugup gadis itu. Sedikit mencondongkan tubuhnya, menempatkan bibir tepat di telinga Sheila.

"Lain kali, kalau mau cari musuh pilih yang sederajat. Sebanyak apa pun pelindung, lo. Lo akan tetap kalah sama Kay, sampai sini paham, hm?" bisiknya sebelum berlalu pergi meninggalkan UKS dan Sheila yang mematung di tempat.

Sepertinya, dunia sedang bahagia. Semesta memang ingin bercerita banyak karena seorang pemuda bernama Dionail Pradibta berbicara panjang lebar hanya demi seorang Kaylofia Pelita. Tokoh antagonis dalam novel tersebut.

Sekali lagi tokoh antagonis.

TOKOH ANTAGONIS!

OKE, BAY!

-o0o-

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status