Share

10. MULAI SERING BERBOHONG

Hujan yang turun mengguyur kota Jakarta malam itu semakin deras, padahal Regi sudah menunggu lebih dari satu jam di kediaman Sandra setelah Sandra mengatakan bahwa payung yang dia miliki rusak dan sudah dia buang beberapa hari yang lalu, untuk saat ini Sandra belum sempat membeli payung baru. Itulah sebabnya, Regi kini terjebak di kediaman Sandra yang sejak tadi asik menonton televisi di sisinya.

Saat itu, keduanya duduk di karpet lantai di ruang depan. Menikmati beberapa cemilan yang tadi Regi beli.

Malam semakin larut dan sampai detik ini Regi belum juga berhasil menghubungi Tazkia, bahkan sampai dia meminjam ponsel Sandra untuk menghubungi sang istri, namun Tazkia tak juga menjawab panggilannya.

Regi hanya berpikir, sepertinya Tazkia memang sudah tidur karena dia tahu kalau Tazkia selalu tidur lebih awal.

Paha mulus dengan kulit putih bersih yang terpampang di hadapan Regi sejak tadi membuat lelaki itu duduk gelisah, fokusnya buyar pada acara televisi yang ditonton Sandra.

Merasa tak kuat lagi menahan diri, Regi pun berinisiatif mengambil selimut di kamar Sandra dan melemparnya ke arah sang sekretaris.

"Cuaca dingin, tutupi tubuhmu nanti masuk angin," ucapnya beralasan dan kembali duduk di tempatnya semula.

Sandra hanya diam, menahan tawa melihat ekspresi tak biasa Regi saat itu. Perlahan tapi pasti, sepertinya Sandra mulai berhasil membuat lelaki itu tergoda.

Setelah menutup setengah tubuhnya dengan selimut, Sandra menoleh sekilas ke arah Regi yang terlihat fokus menonton televisi.

"Bapak mau kopi lagi? Saya buatin yang baru ya?" Tawar Sandra setelah melihat gelas kopi Regi sudah kosong.

"Oh nggak usah," jawab Regi seraya melirik kembali ke arah jam dinding. "Udah malem banget, apa saya terobos hujan aja kali ya? Kamu sudah mau istirahatkan?" Tanya Regi yang jadi tidak enak hati, malam-malam begini masih bertamu di rumah orang.

"Saya udah kenyang tidur Pak sesiangan tadi, makanya kalau malam saya jadi begadang, susah tidur," jawab Sandra apa adanya.

"Begadang sekali-kali boleh. Tapi kalau keseringan nggak baik jugakan buat kesehatan,"

"Ya itulah nasibnya hidup sebatang kara, jadi pengangguran pula. Kalau siang nggak tidur juga mau ngapain lagi coba?"

"Terus, kalau siang tidur, malamnya kamu ngapain dong?"

"Yaudah, paling tidur-tiduran aja di sini sambil nonton TV, ngapain lagi? Ya kali saya ikut warga jaga di pos ronda, nanti yang ada mereka bukannya jagain maling malah jagain saya, hahaha,"

Regi jadi ikutan tertawa. "Makanya cari suami, biar kalau malam begadang ada yang nemenin," ujarnya kemudian.

"Yah jangankan suami, Pak, pacar aja saya nggak punya,"

"Ah, masa? Cewek secantik dan sepintar kamu belum punya pacar?" Regi jelas tak percaya.

"Ya, logika aja sih Pak, kalau saya udah punya pacar, Bapak nggak mungkin ada di sinikan sekarang?"

Regi berpikir sejenak, dan membenarkan perkataan Sandra, masih dengan senyumannya yang merekah. Membuat Sandra semakin gemas.

"Bapak sih enak, kalau malam begadang ada yang nemenin ya Pak," ucap Sandra lagi.

"Istri saya nggak suka begadang. Biasanya selepas shalat Isya, jam-jam delapan atau setengah sembilan itu dia sudah tidur," beritahu Regi akan kebiasaan Tazkia di rumah.

"Yah nggak asik dong, terus yang nemenin Bapak siapa?"

Regi menoleh ke Sandra, tatapan lelaki itu penuh arti. "Ya, maunya sih kamu," tawa Regi pecah setelah ucapannya itu sukses membuat hati Sandra berbunga-bunga.

"Wah boleh tuh Pak. Tapi berhubung saya besok sudah mulai bekerja lagi, jadi saya tutup lowongan dulu untuk begadang malam. Paling bisanya sabtu minggu," balas Sandra diantara serius dan candaan.

Dan berawal dari candaan itulah kedekatan antara Regi dan Sandra di luar jam kantor mulai terjalin.

Tepatnya, sewaktu Regi yang iseng di malam minggu tetiba menghubungi Sandra melalui gawainya.

Kebetulan malam itu, Tazkia tidak di rumah karena harus menjaga Radith di rumah sakit.

Radith adalah adik kandung Tazkia yang usianya baru menginjak tujuh belas tahun, tapi sudah divonis mengidap kanker otak dan sudah bulak-balik melakukan perawatan intensif di rumah sakit selama beberapa tahun belakangan.

Saat itu Radith kembali dilarikan ke ICU karena kondisinya yang tiba-tiba memburuk.

Regi yang tidak bisa tidur di rumah akhirnya mencari kesibukan dengan mengganggu Sandra.

Keduanya bercakap akrab di telepon mengusir penat.

Hingga tanpa terasa, waktu berlalu begitu cepat dengan rutinitas baru mereka setiap weekend tiba, yakni saling mengobrol melalui telepon atau jika Regi sedang bersama Tazkia, maka lelaki itu hanya akan berkirim pesan singkat dengan Sandra.

Dua bulan berlalu, hubungan keduanya semakin dekat terlebih setelah mereka membicarakan banyak hal melalui telepon selama ini.

Jika di kantor waktu mereka terbatas untuk mengobrol intens, karena pekerjaan Regi yang memang sangat menyita waktunya.

Agra Corporation kini sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat di perindustrian Indonesia, itulah sebabnya, Regi mulai gencar mengadakan kerjasama baru dengan beberapa perusahaan luar negeri. Jika memang beruntung, dia bisa membuka cabang perusahaan baru di luar negaranya yang tentunya akan membuat perusahaannya semakin berkembang dan maju.

Bersama Sandra, Regi seolah menemukan tempat baru untuk mengusir penatnya ketika dia mulai lelah bekerja.

Meski sampai detik ini, hubungan mereka masih dalam tahap wajar, sebatas teman akrab mengobrol di telepon dan tidak lebih dari itu.

Regi

Aku mau pergi sama Kia. Mau ke rumah sakit. Adik iparku operasi hari ini.

Pesan terkirim ke Sandra.

Lalu Sandra membalasnya dengan cepat.

Sandra

Yaudah, hati-hati di jalan. Nanti lanjut kalau kamu nggak sibuk.

Regi

Kamu di rumah?

Sandra

Iyalah, masa di hutan. Hahaha...

Regi

Boleh aku mampir? Nanti sehabis dari rumah sakit.

Sandra

Sama istri kamu gitu?

Regi

Ya nggaklah, sendiri. Aku cuma nganter aja, terus nemenin Kia sebentar. Aku nggak nunggu sampai operasi selesai. Kia nunggu sama orang tuanya.

Sandra

Yakin mau mampir?

Regi

Kalau boleh. Kalau nggak juga nggak apa-apa.

Sandra

Boleh kok. Mampir aja. Jangan lupa bawa cemilan. Hehehe...

Regi

Aku maunya nyemilin kamu...

Sandra

(Emoticon terkejut)

Regi

(Emoticon tertawa)

Dan percakapan di pesan itu pun berakhir saat Tazkia muncul di hadapan Regi dengan keadaan rapi.

"Kamu kenapa Mas? Kok senyum-senyum sendiri? Lagi sms-an sama siapa?" Tanyanya sambil melirik ke arah gawai Regi.

"Sama Pak Yanto, manager pemasaran, katanya dia mau nikah lagi," jawab Regi yang mulai sering berbohong.

"Hah? Pak Yanto yang istri ke tiganya baru melahirkan itu?" Pekik Tazkia kaget.

"Iya," jawab Regi singkat, sambil menyembunyikan senyum.

Tazkia hanya geleng-geleng kepala.

Benar-benar tak menyangka.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status