LOGINIbsen Maulanza atau Moza adalah seorang remaja tampan rupawan yang salah asuhan, ia hakikatnya hanyalah pemuda biasa yang dalam pencarian jati diri. Namun, karena ia dibesarkan dalam lingkungan orang-orang yang menentang pemerintah dan mengemban misi untuk membuat berbagai kekacauan dan keonaran dalam negeri dengan maksud hilangnya kepercayaan masyarakat pada pemerintah, dan pada saat itulah para pemberontak yang sedang memperjuangkan kemerdekaan muncul sebagai pahlawan, begitulah yang diutarakan pemimpin mereka. Senjata dan peperangan adalah keahliannya, karena sejak dalam asuhan Gandara, ia sudah diajarkan cara merakit dan menggunakan senjata serta berbagai strategy perang hingga ia pun tumbuh sebagai mesin pembunuh. Misi utama Moza bukan hanya memerdekakan wilayahnya, tapi juga ingin mencari tahu siapa sesungguhnya orang yang telah membunuh keluarganya dengan keji. Kekacauan dan keonaran yang ia buat, hakikatnya hanyalah pelampiasan dendam yang bersarang di dadanya. Sebuah Misi hampir saja berhasil jika saja tahanan utama mereka tidak berhasil meloloskan diri, dan lolosnya tahanan mereka mengakibatkan peristiwa fatal. Markas pemberontak dibombardir dan banyak pasukan pemberontak yang tewas. Apalagi setelah peristiwa itu pemerintah mengadakan sapu bersih yang mengakibatkan semakin sempitnya pergerakan pasukan pemberontak. Moza yang masih berusia remaja namun menjadi salah satu yang diperhitungkan oleh pemimpin pergerakan, demi keamanannya, lewat relasi tersembunyi pemimpin pergerakan, Moza akhirnya dimasukan ke sebuah kampus dan menyamar sebagai mahasiswa. Namun, keputusan pemimpinnya itu justru menjadi bumerang bagi pergerakan mereka, karena Moza ternyata hanyut dengan rutinitas barunya. Apalagi setelah ia berjumpa dengan seorang gadis cantik mempesona bernama Zahra Maorrin Ayesha, dan karena gadis itu juga lah Moza berbalik arah memerangi pemberontak, dan para tentara Republik yang penasaran atas aksi heroik Moza yang berhasil menonaktifkan bom di kantor gubernur, kini mencari tahu siapa sesungguhnya Moza. Gerak gerik Moza pun semakin sempit, karena ia kini diburu oleh dua kelompok, pemberontak yang ingin membunuhnya dan tentara Republik yang ingin membongkar jaringan pemberontak.
View More小暮夕夏は、Macbookの画面を見つめながら、自分の手が震えていることに気づいた。Adobe Illustratorで開いているのは、三日後に挙げる予定の結婚式のウェルカムボードのデザインだった。彼女が三週間かけて作り上げた、淡いピンクとアイボリーを基調とした優しいデザイン。中央には、彼女と慎一郎の名前が、彼女が選んだ繊細なセリフ体で配置されている。
しかし今、その画面はぼやけて見えた。視界を涙が覆っていた。
三十二歳の誕生日を迎えたばかりの夕夏は、この五年間、望月慎一郎というひとりの男性のために生きてきた。いや、正確には「生きてきた」ではなく「捧げてきた」と言うべきかもしれない。
都内の中堅デザイン会社でグラフィックデザイナーとして働いていた夕夏は、クライアントとの打ち合わせで慎一郎と出会った。当時、IT関連のスタートアップを立ち上げたばかりの慎一郎は、自社のブランディングを依頼してきた。三十四歳で、野心的で、夢を語る目が輝いていた。
「君のデザインには温かみがある。でも同時に、強さもある。まさに僕が求めていたものなんだ」
最初の打ち合わせで、慎一郎はそう言った。夕夏の心は、その言葉で完全に捕らえられた。
それから五年。夕夏は慎一郎のビジネスを支えるため、週末も惜しまず彼のプロジェクトに協力した。会社の仕事が終われば、夜遅くまで慎一郎の資料作成を手伝った。彼が資金繰りに困れば、自分の貯金を躊躇なく差し出した。
そして今、結婚式の三日前。
夕夏は、スマートフォンの画面に映る一枚の写真を見つめていた。それは、彼女の親友――桜井由香里が送ってきたものだった。
写真には、慎一郎と由香里がホテルのラウンジで、親密に寄り添っている姿が写っていた。しかし、写真以上に夕夏を打ちのめしたのは、添えられたメッセージだった。
「夕夏、ごめん。どうしても言わなきゃいけないと思った。私、妊娠してるの。慎一郎さんの子供を」
夕夏の世界が、音を立てて崩れ落ちた。
由香里は、夕夏が大学時代から十年以上付き合ってきた親友だった。就職活動も一緒に乗り越え、恋愛の相談も互いにしてきた。夕夏が慎一郎と付き合い始めた時も、一番に喜んでくれたのは由香里だった。
いや、違う。あれは喜びではなく、獲物を見つけた時の笑みだったのだろうか。
夕夏は、震える指でスマートフォンを操作し、慎一郎に電話をかけた。三回目のコールで、彼が出た。
「もしもし、夕夏? どうしたの、こんな夜中に」
声は、いつもと変わらず優しかった。それがかえって夕夏の心を抉った。
「慎一郎さん、今すぐ会えない?」
「え? 今? 明日、大事なプレゼンがあるから、資料の準備してるんだけど――」
「今すぐ」
夕夏の声は、自分でも驚くほど冷たかった。
三十分後、夕夏のマンションに現れた慎一郎は、疲れた顔をしていた。スーツは皺だらけで、髪も乱れている。いつもなら夕夏が心配するところだったが、今は何も感じなかった。
「で、何の話?」
慎一郎は、リビングのソファに座りながら、少しイライラした様子で聞いた。
夕夏は、スマートフォンの画面を彼に見せた。
慎一郎の顔色が、みるみる変わった。驚き、そして――逃れられないと悟った時の、諦めの表情。
「これ、どういうこと?」
夕夏の声は震えていた。怒りではなく、まだ希望を持っていた。彼が否定してくれることを、何かの間違いだと言ってくれることを願っていた。
しかし慎一郎は、深いため息をついて、顔を手で覆った。
「ごめん」
その一言で、夕夏の最後の希望は消えた。
「いつから?」
「半年くらい前から」
半年。夕夏が、ウェディングドレスを選び、式場の手配をし、新居の家具を一緒に見て回っていた、その時から。
「なんで? なんで由香里なの?」
「わからない。でも、彼女といると楽なんだ。君とは違って、何も求めてこない。ただ僕を受け入れてくれる」
何も求めてこない? 夕夏は、自分の耳を疑った。
「私、あなたのために何でもしてきたのに。あなたの会社のために、自分の時間も、お金も、全部――」
「それが重いんだよ」
慎一郎の言葉は、ナイフのように夕夏の胸に突き刺さった。
「君は優秀だし、何でもできる。でも、それが僕にはプレッシャーなんだ。君の期待に応えなきゃいけない、君を幸せにしなきゃいけないって、ずっと思ってた。でも由香里は違う。僕がどんな僕でも、ただ笑ってくれる」
「じゃあ、結婚式は? 新居は? 私たちの五年間は、全部嘘だったの?」
「嘘じゃない。でも、君との結婚は、義務みたいに感じてたんだ。君が望むから、断れなかった」
夕夏は、立ち上がった。部屋が揺れているように感じた。
「出て行って」
「夕夏――」
「今すぐ、出て行って!」
夕夏の叫び声に、慎一郎は驚いたように立ち上がった。彼は何か言いかけたが、夕夏の表情を見て、言葉を飲み込んだ。
「本当にごめん。でも、これが僕の選択なんだ」
ドアが閉まる音が、夕夏のマンションに響いた。
それから、夕夏は床に崩れ落ちた。涙が止まらなかった。五年間の思い出が、走馬灯のように頭の中を駆け巡った。
初めてのデート。彼の会社のロゴを徹夜で仕上げた夜。彼が資金調達に成功した時の、喜びの抱擁。一緒に見た夕陽。プロポーズの言葉。
すべてが、嘘だったのだろうか。
いや、違う。嘘だったのは、彼の愛ではなく、夕夏が見ていた幻想だった。彼女は、慎一郎を愛していたのではなく、「慎一郎に必要とされる自分」を愛していたのかもしれない。
翌朝、夕夏は会社を休んだ。人生で初めての「心が折れたための休暇」だった。
スマートフォンには、由香里からの着信が十五件、メッセージが三十通以上来ていた。すべて無視した。
正午過ぎ、インターホンが鳴った。来客を示すモニターには、由香里の顔が映っていた。夕夏は、ドアを開けなかった。
「夕夏、いるのわかってる。お願い、話させて」
由香里の声は、ドア越しにも聞こえた。
しかし夕夏は、ソファに座ったまま、動かなかった。やがて由香里の声は遠ざかり、静寂が戻った。
夕夏は、リビングの壁に飾ってあった写真立てを見た。そこには、彼女と慎一郎と由香里の三人が写っていた。去年の夏、箱根旅行に行った時の写真。三人とも笑顔だった。
夕夏は、その写真立てを手に取り、ゴミ箱に投げ入れた。ガラスが割れる音が響いた。
それから、彼女は自分のMacbookを開いた。結婚式のウェルカムボードのファイルを開き、すべてを選択し、削除した。
画面が真っ白になった。
夕夏は、その白い画面を見つめながら、自分の人生もまた、真っ白になったのだと感じた。三十二年間生きてきて、積み上げてきたもの。信じてきたもの。すべてが、消えた。
しかし、白いキャンバスには、新しい絵を描くことができる。
その時はまだ、夕夏にはそう思える余裕はなかった。ただ、部屋の片隅で、膝を抱えて座っていた。
窓の外では、東京の街が、いつもと変わらず動いていた。人々は笑い、働き、恋をし、生きている。夕夏だけが、時間の流れから取り残されたように感じた。
夜になり、夕夏はようやく立ち上がった。キッチンに向かい、冷蔵庫を開けた。中には、慎一郎の好きなビールと、彼のために作ろうと思っていた食材が入っていた。
夕夏は、それらをすべてゴミ袋に入れた。そして、部屋中にある慎一郎の痕跡――彼が置いていった服、本、小物――をすべて集めた。
大きなゴミ袋が三つになった。
夕夏は、それらをマンションのゴミ捨て場に運んだ。夜風が冷たかった。十月の終わり、もうすぐ冬が来る。
部屋に戻ると、そこには何もなくなっていた。慎一郎の存在が、消えていた。
しかし、それでも夕夏の心は軽くならなかった。なぜなら、彼女自身もまた、消えてしまったように感じたから。
小暮夕夏という人間は、「望月慎一郎の恋人」という役割の中にしか存在していなかった。その役割が消えた今、彼女は何者なのか。
その問いに、夕夏はまだ答えることができなかった。
ただ、ベッドに横たわり、天井を見つめていた。目は乾いていた。もう涙も出なかった。
そして、夕夏は決めた。
明日から、会社には行かない。結婚式は中止にする。そして――自分が何者なのかを、もう一度、ゼロから見つけ直す。
それが、小暮夕夏の再生の始まりだった。
Sore itu Moza terlihat sedang termenung di atas tempat tidurnya. Bagaimana pun juga, dendam di dalam dadanya masih terus bergemuruh. Meskipun, ia sudah mulai nyaman dengan kehidupannya saat ini, tapi selama pembunuh orang tuanya belum ditemukan, dendam itu terus menantangnya untuk terus mencari tahu. “Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi, aku harus bergerak,” gumamnya dalam hati. Ia kemudian menghubungi Sembi, dan tidak perlu menunggu lama, terdengar Sembi mengangkat panggilannya. “Ada apa Moza?” “Sem. Kamu tahu, siapa komandan tentara kita yang di tugaskan di dalam kota?” Tanya Moza. “Iya, tahu. Namanya Reza. Nanti saya hubungkan dengan kamu. Tapi
Setelah acara makan itu selesai, ketiganya terlihat meninggalkan restoran dan kembali ke kampus.“Moza. Berapa nomor handphon kamu?” tanya Pak Mario pada Moza sambil menyetir mobilnya.“Saya belum sempat membeli handphon, Pak?”“Terus. Komunikasi dengan Pak Gamaliel, bagaimana?”“Tenang saja, Pak. Saya sudah tahu bagaimana berkomunikasi dengan beliau secara aman,” sahut Moza.“Ya. Kalian memang orang-orang cerdas. Otak kalian seperti ikan salmon yang tidak pernah lupa jalan pulang menuju tempat kelahirannya,” jawab Pak Mario.Mendengar percakapan kedua orang itu Lisa hanya diam, ia benar-benar tidak mengerti tentang apa sebenarnya yang sedang dibicarakan namun itu tidak terlalu ia pikirkan. Mobil itu kini sudah sampai di halaman kampus dan mereka kemudian turun dari dalam mobil.“Moza. Ini kartu nama saya, kalau sudah beli handphon, secepatnya hubungi saya, ya. Da
Pagi itu Moza, Sembi, Resta serta Pak Gandara dan Murry keluar dari sebuah perkampungan dengan mengendarai sebuah mobil warna silver. Setelah berada di jalan raya mobil yang dibawa Murry itu melaju dengan kencang.“Moza. Nanti kalau kamu sudah berada di kampus itu, kamu langsung temui Pak Mario, ia sudah tau akan kedatangan kamu dan kalau ada apa-apa, kamu tinggal bilang saja sama dia. Jangan khawatir, dia orang kita juga,” kata Pak Gandara.“Dan kamu Sembi. Kamu hubungi Master Chie-Tung, dia juga orang kita.”“Wah! Saya tidak menyangka, di universitas-universitas juga ternyata banyak orang-orang kita juga ya,” sahut Resta.“Ya. Kita sengaja menempatkan orang-orang kita di beberapa lembaga pendidikan dan pemerintahan, agar mereka bisa memasukan doktrin-doktrin kita pada para mahasiswa dalam pelajaran-pelajaran mereka. Karena selama ini, pemerintah hanya tahu kalau para pemberontak itu tempatnya di hutan-hutan rimb
Tiga pekan sudah Moza, Pak Gamaliel dan yang lainya berada dalam pelarian. Berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain yang dirasakan aman, karena mereka menyadari bahwa para tentara republik kini sedang gencar-gencarnya mencari dan menumpas para pemberontak yang telah banyak meresahkan masyarakat. Moza dan kedua rekanya Sembi dan Resta berada di sebuah kota, sedangkan Pak Gamaliel dan Pak Gandara, keduanya berada di sebuah daerah dekat perbatasan. Sedangkan Murry yang merupakan supir mereka bertugas menghubungkan satu dengan yang lainnya. Sesekali ia mengantarkan barang-barang yang mereka perlukan.Suatu pagi ketika mereka sedang berada di dalam sebuah rumah yang baru tiga hari mereka tinggali. Terlihat Moza dan Sembi sedang sibuk membersihkan beberapa handguns diantaranya Semi Otomatis seperti FN, Pistol Mesin seperti U21 , Revolver dan Deringer. Dari dalam sebuah ruangan Resta muncul dengan membawa dua senjata laras panjang atau Long Guns dan beberapa senapan serbu.






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
reviews