Share

CHAPTER 33

       Seketika otak Lisa membeku, tak bisa berpikir apapun kecuali satu kata spontan yang telah keluar dari mulutnya sejenak setelah mendengar apa yang barusan dikatakan Didit. Antara percaya dan tidak, beberapa detik semua kata menghilang.

       Didit mengangguk, lalu, "Aku sudah bertemu bapak dan ibu kamu sebelum kencan kita yang kedua. Saat kuutarakan maksudku, ibumu menangis dan bertanya, apakah kamu hamil. Ibumu sangat mudah panik dan menangis dan menelepon kakak lelaki kamu, Mas Setya. Aku jelaskan bahwa kamu baik-baik saja, tak ada yang hamil dan tak terjadi apa-apa di antara kita." 

       Lisa mengangkat tangannya sebagai tanda agar Didit berhenti bicara. 

       "Kamu ke rumah orang tuaku? Are you insane?" 

       "Tidak. Aku memikirkan semuanya, Lisa."  

       Lisa bangkit dari duduk, berdiri gelisah sambil memegang
Ri

Dear readers, Menikah adalah kisah baru yang lebih sakral , mudah untuk menikah tapi butuh komitmen besar dalam menjalaninya. Jadi, siapkah Lisa menerima Didit? Siapkah Didit dalam komitmennya? ❤ Ri

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status