공유

MEMBUNTUTI SUAMI

작가: Reinee
last update 최신 업데이트: 2021-06-08 06:48:44

"Sebenernya kita nih ngapain sih Ray disini? Yuk pulang yuk, gerah tauk siang-siang pake beginian." 

 

Mbak Luna mulai ngomel. Tadi memang aku memaksanya untuk mengantarku karena kebetulan dia sedang ada di tempat orang tua kami untuk berkunjung. 

 

Setelah menitipkan Keanu ke ibu, aku langsung mengirim pesan ke Mas Arman.

 

[Hari ini pulang jam berapa, Mas?]

 

[Biasa Ray, jam 5, kenapa?]

 

[Nggak papa. Cuma tanya kok.]

 

Dan aku harus sampai di sana sebelum Mas Arman pulang. Kuseret Mbak Luna untuk memboncengkanku motor ke kantor Mas Arman, bahkan aku pun belum sempat memberitahunya apa yang akan kami lakukan disana. 

 

Sesampainya di dekat kantor Mas Arman, aku mengajak Mbak Luna nongkrong di depan minimarket yang kebetulan berada tak jauh dari kantor suamiku itu. Sengaja aku menyuruh kakakku memakai jaket hoodie dan masker saat kami berangkat tadi.

 

Bisa dibayangkan betapa rewelnya dia kusuruh pake kostum begitu. Jiwa bebasnya sontak meronta-ronta. Tapi biarlah aku tak punya pilihan lain selain minta bantuannya. 

 

"Udah Mbak jangan rewel aja. Tolonglah adikmu ini sekali saja, pliss," pintaku memohon.

 

"Iya, tapi setidaknya bilang dulu lah ini kita mau ngapain? Kayak detektif gini di depan kantor suamimu. Kenapa sih Ray? Si Arman selingkuh?" todongnya.

 

"Sepertinya begitu, Mbak."

 

"Serius kamu, Ray? Kurang apa Kamu memangnya? Bisa bisanya ya dia. Tapi, Kamu tau dari mana dia selingkuh? Atau jangan-jangan perasaanmu saja?"

 

"Nggak mungkin, Mbak. Banyak hal aneh yang aku temui akhir-akhir ini dari Mas Arman."

 

"Kalau gitu ceritakan dulu. Baru aku mau bantu."

 

Akhirnya dengan mata terus tertuju ke gerbang kantor Mas Arman, aku ceritakan semuanya pada Mbak Luna. Mulai dari bayangan wanita di cermin saat kami sedang video call, lalu akun manajer dia yang memiliki mobil sama persis dengan yang dipakai Mas Arman saat ini, lalu dia membelikanku kalung mahal, ponsel mahalnya, sampai dia setengah menyanggupi untuk melunasi cicilan rumah.

 

"Bukankah itu aneh, Mbak?"

 

"Iya banget sih menurutku. Jangan-jangan suami kamu simpenannya boss-nya, Ray? Naudzubillahimindzalik." Mbak Luna menutup mulutnya setelah mengatakan kalimatnya. 

 

"Mbak, aku bukan mau su'udzon. Tapi aku juga menduganya begitu. Aku takut, Mbak."

 

"Dah nggak usah takut. Kita cari tau dulu. Kalo memang terbukti, kamu harus bertindak. Jangan diem aja."

 

"Bertindak bagaimana? Aku nggak punya apa-apa untuk melawan, Mbak."

 

"Kamu punya Keanu. Itu kekuatanmu, Ray. Jangan lemah. Pokoknya kita cari tau dulu. Perkara nanti gimana kita pikirkan nanti," tegas Mbak Luna.

 

Alhamdulillah, entah bagaimana aku berterima kasih padamu Ya Allah. Tapi ucapan kakakku adalah dukungan yang benar-benar tak ternilai. Aku memang tidak boleh lemah, aku harus berjuang. Jika tidak bisa menyelamatkan rumah tanggaku, setidaknya aku tidak boleh dibodohi dengan cara seperti ini. 

 

"Tuh dia Mbak mobilnya!" Aku terpekik saat sebuah mobil yang sudah kukenal keluar dari gerbang kantor. 

 

Tanpa banyak bicara, Mbak Luna segera menyeretku ke motornya. Kakakku yang satu ini memang tomboy. Dia cantik tapi tingkahnya dari kecil memang seperti lelaki, galak dan kuat. Teman-temannya juga dari kecil kebanyakan laki-laki. Dia sangat berbeda denganku yang sangat manja dan serba nggak bisa. 

 

Jam masih menunjuk pukul 4 dan Mas Arman ternyata sudah keluar dari kantor. Tepat seperti dugaanku. Dengan wajah dan tubuh kami yang tertutup, Mas Arman tidak akan tahu kalau kami yang sedang mengikutinya. 

 

Dan seperti yang kuperkirakan, suamiku tak langsung pulang ke arah rumah kami. Dia menuju ke sebuah rumah cukup besar di salah satu pinggir jalan utama di kota kami. Mobilnya diparkirkannya di halaman rumah itu dan saat dia turun, seorang wanita juga ikut turun dari mobil tadi. Tidak salah lagi, dia adalah wanita yang aku lihat di akun sosmed dengan nama Anggita Mardiana itu. Dia manajer pemasaran di kantor tempat Mas Arman bekerja. 

 

"Ray, kamu nggak papa kan? Jangan pingsan!" kata Mbak Luna menoleh ke belakang motor.

 

Meskipun jantungku berdebar sangat kencang saat melihat mereka bergandengan mesra memasuki rumah, tapi aku masih bisa mengendalikan diri.

 

"Aku nggak papa, Mbak." 

 

"Sekarang gimana? Kita langsung masuk saja atau ...?"

 

"Aku bingung, Mbak. Menurut Mbak gimana?"

 

"Aku sih nurut kamu. Kamu mau aku hajar suamimu disini sekarang ya boleh. Tapi kalau kamu punya rencana lain, ya nggak papa."

 

"Kita pulang saja, Mbak."

 

"Serius pulang?"

 

"Iya. Semuanya sudah jelas. Aku ingin berpikir dulu sekarang."

 

"Ya sudah kalau gitu." 

 

Mbak Luna kembali menstarter motornya. Diraihnya kedua tanganku untuk berpegangan pada pinggangnya dengan erat.

 

"Jangan pingsan ya? Pegangan yang kuat," katanya. Dan aku pun mengangguk. Dari balik kaca helmku aku yakin Mbak Luna tidak menyadari aku sudah meneteskan air mata.

 

 

Aku menarik tangan Mbak Luna saat kami berdua sampai di rumah bapak dan ibu.

 

"Kenapa?"

 

"Jangan ceritakan pada mereka dulu ya Mbak tentang masalahku. Kasian nanti ibu ikutan mikir," pintaku.

 

"Iya, tenang. Aku bantu pikirkan masalah ini nanti."

 

"Makasih, Mbak."

 

Aku memeluk kakak perempuanku itu erat-erat. Ternyata sudah sangat lama saat kami tak pernah lagi saling bicara serius. Dia masih tetap kakak yang menyayangi adiknya meskipun kami kini punya kehidupan masing-masing.

 

 

***

 

 

Rasanya sangat malas saat hari ini melihat Mas Arman pulang. Dia sampai di rumah wanita tadi sekitar jam 5. Dan sekarang ini sudah jam 8 malam dia baru sampai di rumah kami. Entah apa yang dia lakukan di rumah wanita itu tadi. Sesak dadaku membayangkannya. 

 

"Kenapa kamu Ray, tumben anteng?" katanya di sela-sela acara TV yang sedang kami tonton malam itu.

 

"Nggak papa, Mas. Lagi kurang enak badan aja."

 

"Marah?"

 

"Enggak," jawabku.

 

"Kirain marah aku pulangnya telat."

 

"Enggak. Pulang telat karena ada kepentingan kan?"

 

"Iya lah. Kalau nggak ada kepentingan ngapain aku pulang telat. Mendadak ada meeting tadi sama boss."

 

Hmm ... meeting di rumah boss kan Mas? Bukan di kantor. Perih sebenarnya. Ini pertama kalinya aku mengetahui bahwa suami yang aku percaya ternyata berkhianat. Tapi jika kali ini aku selesaikan dengan  cara bar-bar, apa yang akan aku dapatkan? Paling-paling dia juga akan mengelak seperti biasanya. Bukti-bukti yang aku miliki juga belum cukup kuat untuk membuatnya bungkam. 

 

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
chairul amri
bagus ceritanya
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   MIMPI YANG MENJADI NYATA (ENDING STORY/ AUTHOR'S P.O.V)

    Bagai mimpi yang menjadi nyata, Raya yang telah hampir sebulan menjadi istri seorang Galih Rengga Atmaja akhirnya merasakan juga membuka mata dalam pelukan lelaki yang beberapa waktu lamanya hanya ada di alam mimpinya itu.Rasanya bahkan wanita itu enggan beranjak dari tempat tidur agar bisa tetap menikmati wajah suaminya yang indah itu dalam lelap tidur.Galih yang tertidur pulas di depannya bagai malaikat tak berdosa yang jauh dari sifat sombong, angkuh, dan arogan yang selama ini ditunjukkannya pada Raya.Namun hari sudah beranjak siang, dan Raya tidak ingin terus terusan tidur di siang bolong seperti ini."Mas," panggilnya lirih sambil mengusap lembut pipi sang suami.Galih yang merasakan sentuhan tangan Raya membuka matanya dan melebarkan senyum pada wanita yang akhirnya bisa dia nikmati setelah dinikahinya hampir s

  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   AKU MENGINGINKANMU SEUTUHNYA, MAS! (AUTHOR'S P.O.V)

    "Mas, sebenarnya kita ngapain sih di sini?" Raya mendekati Galih yang baru saja mendudukkan dirinya dengan nyaman di sofa menghadapi layar TV setelah mengambil sekaleng minuman dingin dari minibar di kamar itu.Galih menoleh ke arah istrinya dengan senyuman remehnya seperti biasa."Menurut Kamu ngapain?""Nggak tau," Raya mengedikkan bahunya. Dia memang benar-benar nggak paham apa yang dilakukan Galih di tempat itu."Sekali kali Kamu tenang saja di dekatku, nggak usah banyak tanya, nurut aja, bisa kan?" tanya Galih kemudian. Kali ini wajahnya dihiasi senyum manis. Namun hanya sepersekian detik saja, pandangannya sudah beralih kembali menatap ke layar televisi datar di depannya.Raya yang menyadari usahanya bertanya hanya akan sia-sia saja, akhirnya hanya bisa diam di samping suaminya. Matanya dengan terpaksa ikut m

  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   KALAU MAU TINGGAL BILANG, APA SUSAHNYA?

    "Rayaaa!!!" teriak Galih menggelegar dari lantai atas.Pak Farhan yang sedang berbicara dengan Mbok Yem di dapur pun sampai kaget dibuatnya. Apalagi Raya yang pagi itu sengaja menemui Gilang untuk mengambil masakan titipan Mbak Luna untuk Raya yang di titipkan padanya.Gilang nampak tersenyum lucu saat melihat wajah Raya yang tegang karena mendengar teriakan suaminya yang sangat keras tadi, yang menggegerkan seisi rumah."Ya, Mas!" sahut Raya menjawab teriakan suaminya itu. Lalu cepat-cepat mengembalikan rantang ke tangan Gilang."Mas, tolong Mas bawain ke dapur dulu ya?" kata Raya cepat, lalu buru-buru berlari menaiki tangga rumah. Gilang terpingkal menyaksikan kekonyolan sepasang suami istri itu."Ada apa sih, Lang?" tanya Pak Farhan yang masih keheranan berjalan dari arah dapur mendekati Gilang.

  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   HUKUMAN UNTUK PARA PENGACAU

    "Kalian ini benar-benar manusia-manusia menjijikkan!!"Aku kaget saat mendengar Mas Galih berbicara sangat keras."Kalian semua dipecat!!" lanjutnya kemudian, membuat semua orang yang berada di ruangan itu membelalak. Tak terkecuali tiga orang tersangka kekacauan yang tadi hanya duduk sambil menundukkan wajah di depanku dan Mas Galih."Pak, tapi bukan saya yang salah, Pak Galih. Dia yang menyerang saya lebih dulu." Lagi-lagi Anggita membela dirinya menunjuk ke arah Mirna.Belum sempat kudengar apa yang akan dikatakan suamiku untuk menjawab pembelaan Anggita, tiba-tiba wanita bernama Mirna itu bangkit dan dengan gerakan cepat menghambur ke arahku, bersimpuh di depan kakiku. Aku yang kaget sontak beringsut lebih mendekat ke Mas Galih yang juga kulihat sama kagetnya denganku."Mbak, Mbak Raya, tolong Mbak, jelaskan pada Pak

  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   PERTENGKARAN ANGGITA SI PELAKOR DI KANTOR

    "Kenapa Kamu? Bosan?" Mas Galih menatapku jengah dari kursi kerjanya. Mungkin dia risih melihatku dari tadi menggeser-geser dudukku di sofa dengan tak beraturan.Saat aku balik menatapnya dan menggeleng, dia pun segera kembali ke pekerjaannya menekuri laptop di depannya. Aku yang bingung harus melakukan apa dari tadi memang hanya duduk bersandar men-scroll layar ponselku naik turun nggak jelas dari tadi. Mungkin raut kebosanan terlihat sangat jelas di wajahku hingga membuatnya terganggu."Tidur saja kalau ngantuk. Nanti aku bangunkan kalau aku sudah selesai," katanya.Kenapa orang ini tiba-tiba jadi ribet begini? Harusnya tadi dia biarkan saja aku pulang bersama Mas Gilang. Jadi dia bisa fokus bekerja dan aku bisa tenang menunggunya di rumah. Kalau seperti ini kan justru jadi tidak nyaman buat kami berdua?"Tidur?" Keningku berkerut memandang sekeliling.

  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   CEMBURUNYA MAS GALIH

    "Mau kemana, Raya?"Kudengar suara Papa Farhan dari arah serambi saat aku sedang melangkah tergesa melewati ruang tengah. Saat aku menoleh, kulihat papa mertuaku itu sedang berbincang dengan Mas Gilang di kursi serambi. Lalu kusempatkan diri untuk menghampiri mereka sebentar."Kok buru-buru mau kemana?" tanya orang tua itu lagi saat aku sampai di tempat mereka."Ini Pa, mau ke kantor," ucapku sambil menunjukkan lunch bag yang sedang kutenteng."Apa itu?" Lelaki tua itu membulatkan mata ke arahku."Makan siang buat Mas Galih, Pa," kataku malu-malu. Terdengar Papa Farhan terkekeh, sementara Mas Gilang menutupi mulut menyembunyikan senyumannya."Kenapa? Apa tidak boleh mengantarkan makanan ke kantor ya, Pa?" tanyaku keheranan. Melihatku kebingungan papa pun menghentikan tawanya. 

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status