Tania, wanita muda yang cantik menjadikan dirinya mengikuti lelang demi mendapatkan uang untuk biaya pengobatan Ayahnya. Siapa menduga, kalau ternyata yang menawar dirinya adalah Ryan. Pria yang pernah menjadi suaminya dalam pernikahan singkat, sebelum ia pada akhirnya diceraikan oleh Ryan. Dengan terpaksa Tania, menerima tawaran pernikahan kontrak yang ditawarkan Ryan kepadanya. Ia juga harus bersedia melahirkan keturunan untuk Ryan. Akankah, Tania bahagia menikah dengan Ryan? Sementara ia mengetahui, kalau pria itu begitu membencinya di masa lalu dan juga adanya wanita lain yang hadir dalam pernikahan mereka.
View More‘Apakah ini satu-satunya jalan bagiku untuk mendapatkan uang?’ batin Tania.
Tania terlihat gelisah, berulang kali, ia menggigit bibirnya untuk mengusir rasa gugup.
Ditariknya napas dalam-dalam, sambil memandangi pantulan dirinya pada cermin wastafel. Ia merasa risih dengan gaun ketat dan pendek, yang memperlihatkan belahan dada, serta kaki jenjangnya yang putih mulus.
“Tania! Mengapa lama sekali kamu berada di dalam toilet? Cepatlah keluar, pelelangan akan segera dimulai,” seru sebuah suara bernada bariton dari balik pintu toilet.
Tania memasukkan peralatan make-upnya ke dalam dompet besar. Dipejamkannya mata sebentar, sebelum pada akhirnya ia membulatkan tekad untuk keluar.
Dengan langkah yang pelan Tania berjalan keluar dari toilet, di mana seorang pria yang juga merupakan pemilik kelab malam tersebut sudah berdiri menunggunya.
Begitu melihat penampilan Tania, yang seksi pria itu langsung bersiul dan berkata, “Saya yakin kamu pasti akan memenangkan lelang ini dan mendapatkan uang yang banyak.”
“Kamu terlihat begitu seksi dan menggoda untuk disentuh. Sekarang cepatlah naik ke atas panggung hanya kamu saja yang belum.” ucap pemilik bar tersebut.
Tania menelan ludah dengan sukar keringat dingin, mulai bercucuran membasahi punggung dan keningnya. Tangannya pun berkeringat dingin, tetapi ia memaksakan juga kakinya untuk melangkah menaiki panggung tersebut.
Ryan memasuki bar dengan langkah panjang dan wajah yang dingin. Ia menghentikan langkah, ketika melihat seperti seorang Wanita yang ia kenal, dan juga ia mendengar suara seseorang menyebut nama yang ia kenali. Ryan berdiri diam, sambil memicingkan mata untuk melihat dengan jelas apakah wanita yang namanya tadi disebut memanglah wanita yang ada dalam pikirannya.
Dirinya berjalan dengan cepat ke arah pria yang tadi ia lihat bersama dengan Tania. “Saya akan menawar wanita tadi dengan harga tinggi! Jangan tawarkan kepada pria lain!” kata Ryan dengan arogan.
Pria itu mengamati Ryan dengan seksama. Senyum lebar tersungging di bibirnya. “Pelelangan akan tetap berjalan, sebagaimana mestinya, Tuan! Anda dapat mengajukan tawaran tertinggi Anda terhadap wanita yang Anda inginkan.”
Ryan membalas dengan tatapan dingin, yang terbit di sudut bibirnya. Ia mengabaikan uluran tangan dari pria itu. Ia membalikkan badan berjalan kembali menuju meja kursi bar yang kosong dan duduk di sana.
Pria yang merupakan pemilik bar hanya mengangkat pundak dengan sikap kasar, yang diperlihatkan oleh pengunjung barnya, yang terkesan misterius baginya. Selama pria itu menawarkan uang yang banyak ia tidak peduli dengan sikap buruknya.
“Buatkan wine!” perintah Ray kepada bartender, yang sedang meracik minuman.
“Baik, Tuan!” sahut bartender itu.
Dari arah panggung yang ada di depannya terdengar pengumuman, melalui pengeras suara. Ia mendengarkannya dengan acuh, sambil menyesap winenya yang sudah datang.
“Selamat malam kami ucapkan kepada semua pengunjung bar ini. Pada malam ini kami akan mengadakan pelelangan, di mana penawar tertinggi akan mendapatkan seorang perawan untuk dibawa pulang!” ucap pembawa acara dengan bersemangat.
Badan Tania bergetar, begitu mendengar pembawa acara sudah mulai menawarkan dirinya. ‘Ya, Tuhan! Bagaimana, kalau tidak ada yang menawar diriku dan saya tidak bisa mendapatkan uang?’ batin Tania.
“Silakan berdiri untuk peserta lelang nomor tiga. Selamat Anda sudah mendapatkan penawar tertinggi malam ini,” seru pembawa acara kepada Tania.
Ia tidak dapat mempercayai pendengarannya, kalau dirinya dimenangkan oleh seorang pria dengan harga yang baginya fantastis 500 juta rupiah. Bagaimana ia tidak menjadi takut dan gugup, karena sekarang dirinya akan menjadi milik pria asing yang tidak ia kenal.
“Kepada Tuan, yang sudah memenangkan lelang kita pada malam, silakan naik ke atas panggung untuk menjemput wanita Anda,” panggil pembawa acara.
‘Ya, Tuhan! Ternyata memang benar dan bukan mimpi, kalau ada yang sudah menawarku dan diriku tidak bisa berubah pikiran membatalkan lelang ini. Diriku akan menjadi milik pria asing.’ batin Tania.
“Cepatlah turun, Tania! Pria yang sudah menawarmu dengan harga tertinggi menunggumu di sebuah apartemen. Kau sudah dipesankan taksi untuk mencapai tempat pria itu berada.
Tania menelan ludah dengan sukar mendadak tenggorokannya terasa kering, bulir-bulir keringat turun dengan deras membasahi wajah dan punggungnya. Diambilnya tissue untuk mengusap bulir keringat tersebut.
“B-baik, Tuan! Saya akan segera ke tempat pria itu,” sahut Tania dengan suara yang bergetar, karena gugup.
“Kau tidak perlu khawatir, Tania. Uang bagianmu akan segera saya transfer ke rekeningmu sesuai dengan kesepakatan kita.” Pria itu berjalan menjauh meninggalkan Tania.
Sementara itu, di tempatnya duduk jauh di sudut yang gelap Ryan mengamati, bagaimana Tania dengan pakaiannya yang seksi terlihat begitu menggoda membuat ia ingin langsung membawa Tania pergi dari tempat ini.
Ia, bahkan mengabaikan panggilan dari pembawa acara lelang yang berulang kali, memintanya untuk naik ke atas panggung sebagai pemenang lelang. Sampai pada akhirnya, pembawa acara itu berhenti memintanya untuk maju.
“Baiklah, ternyata tuan pemenang lelang kita tidak bersedia untuk memperlihatkan wajahnya. Acara akan kita lanjutkan dengan peserta lelang lainnya,” ucap pembawa acara lelang.
Tania turun dari atas panggung lelang, dengan langkah kaki gontai dan tangan yang terasa dingin.
Hingga Tania sudah berada di luar bar ia berdiri sebentar untuk mencari taksi yang dipesankan untuknya. Tak berapa lama berselang sebuah taksi berhenti di dekat Tania berdiri.
‘Kuharap pria yang sudah menawarku akan membiarkanku pergi begitu saja, tanpa menyentuh diriku,’ batin Tania.
Ia hampir saja melompat, karena terkejut. Pada saat ada sebuah taksi yang berhenti tepat di samping dirinya berdiri.
“Apakah Anda Nona Tania?” Tanya sopir taksi.
Dengan tubuh yang bergetar, karena mendadak ia dihantui perasaan takut. Dengan suara lemah Tania menyahut, “I-iya, saya Tania.”
Tania masuk taksi, yang sudah dipesankan oleh pemilik bar untuk dirinya tersebut. Duduk di dalam taksi perasaan gelisah dan cemas tidak hilang dari pikirannya, sehingga ia tidak menyadari arah yang diambil oleh sopir taksi. Ia larut dalam lamunannya.
“Nona, sudah sampai!” seru sopir taksi kepada Tania. Membuyarkan Tania dari lamunannya.
Selesai membayar ongkos taksi Tania berjalan memasuki gedung apartemen mewah tersebut, dengan langkah pelan. Semakin mendekati apartemen pria yang sedang menunggunya. Perasaan gugup itu semakin menjadi saja.
Berdiri di depan pintu apartemen Tania diam sebentar. Ia memejamkan mata, rasanya ia ingin berbalik pergi saja meninggalkan pria asing yang sedang menunggunya. Dikumpulkannya segenap keberaniannya yang hanya tersisa sedikit.
Ditariknya napas dalam-dalam, kemudian dipencetnya bel pintu apartemen, tersebut dengan tangan yang gemetaran. Didengarnya suara langkah kaki mendekat dan tak lama berselang pintu pun terbuka.
“Selamat datang kembali, Tania.” Ujar pria bertubuh tinggi tegap dengan rahang yang tegas, membukakan pintu untuk Tania.
Deg! Jantung Tania terasa berhenti berdetak. Ia merasa mengenali suara pria itu. Suara yang tidak ingin ia dengar lagi.
Tania menatap tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ia pun berbisik kepada Ryan. “Sekarang kamu harus mengatakan kepadaku siapa sebenarnya pria itu?”Ryan mengikuti arah tatapan Tania dengan tenang, ia pun berkata, “Dia adalah pria yang memang seharusnya bertangggung jawab kepada Ades karena ia ayah dari bayi yang dikandungnya.”Ia juga menambahkan kalau dirinya memang menyewa orang untuk mencari keberadaan pria itu. Dan pencariannya hampir saja gagal, tetapi beberapa jam sebelum acara ini berlangsung dirinya berhasil mendapatkan informasi tentang keberadaan pria itu.“Sungguh suatu keberuntungan ia datang tepat waktu dan membebaskanmu dari keharusan menjadi pasangan Ades,” sahut Tania.Suara tawa lolos dari bibir Ryan, ia mengatakan keberuntungan baginya. Akan tetapi, ia tidak mengatakan kepada istrinya ada harga yang harus ia bayar agar pria itu mau menikahi Ades. Namun, demi menjaga harga diri pria itu, ia tidak akan menceritakan kepada siapa pun juga termasuk Tania.Keduanya me
“Ryan, apa yang kamu lakukan? Bukankah seharusnya yang kau selipkan cincin di jari wanita itu,” desis Marsya menahan marah.Ryan hanya melirik sekilas ia kembali melihat ke tamu undangan yang hadir. Senyum tipis terbit di sudut bibirnya saat ia melihat seseorang yang ia cari. Ia memberikan kode kepada orang tersebut untuk berjalan naik ke atas panggung.Ryan mengangkat tangan Tania memperlihatkan jari yang tersemat cincin kawin. “Wanita cantik ini adalah istri saya kami telah menikah selama beberapa bulan lamanya. Istri saya bernama Tania dan sekrang ini ia sedang mengandung anak kami.”Tania sangat terkejut mendengar penuturan Ryan. Ia tidak mengira kalau pria itu akan mengumumkan pernikahan mereka. Hal yang selama ini hanya ia bayangkan saja dan tidak pernah terpikir akan terwujud.“Ryan! Ka-kamu tidak menyesal, bukan dengan mengumumkan hal ini?” Tanya Tania dengan wajah bahagia penuh haru.Ryan mengangguk, ia mengecup kening Tania sekilas. Kemudian menoleh kepada Ades yang terlihat
“Jangan dipikirkan apa yang kukatakan! Percayalah seetelah malam ini semua akan menjadi berbeda untuk kita semua. Memang akan ada yang terluka dan berseddih pada malam ini tetapi itu semua sudah menjadi resiko yang harus diterima.” Ryan menggamit tangan Tania keluar kamar.Tania hanya bisa terdiam saja, tetapi tidak dengan hati dan pikirannya. Ia tidak mengatakan kepada Ryan kalau ia merasa dirinyalah yang akan sakit hati dan bersedih itu. Sementara, untuk Ades ia akan tertawa bahagia di atas lukanya.Ryan menggenggam erat tangan Tania yang dingin dan berkeringat. Ia mencoba untuk memberikan ketenangan kepada Tania, tetapi istrinya itu rupanya masih saja gugup dan tegang.“Santailah, Tania! Yang bersama denganku adalah kau, bukan Ades.” Bisik Ryan.Tania melirik suaminya itu sekilas dengan wajah terlihat tegang, “Untuk saat ini kau memang bersama denganku, tetapi bisa saja situasinya berubah. Kau membuatku berada dalam situasi tanpa kepastian.”Keduanya masuk mobil pribadi Ryan dan dud
Tubuh Tnia bergetar hebat seandainya tidak dipegangi leh Ryan, ia akan jatuh ke lantai. “Kau sukses membuat saya terkejut. Apakah begitu penting kehadiranku di sana? Di saat posisiku hanyalah sebagai upik abu selama ini.”Ryan memegang dagu Tania untuk menatap matanya, biar wanita itu melihat kesungguhan di sana. “Kehadiranmu sangat penting! Kau bukanlah upik abu, tetapi istriku. Dan tidak ada yang akan bisa mengubah kenyataan itu.”Denyut nadi di leher Tania bergerak naik turun dengan cepat. Ia merasa sulit untuk menelan ludah karena tatapan yang begitu intens dari Ryan mempengaruhinya.“Baiklah, saya akan ikut denganmu. Semoga saja kau tidak akan membuatku menyesali keputusan ini,” sahut Tania.Rasa lega terpancar di wajah Ryan, ia begitu senang Tania bersedia juga ikut. Sekarang ia hanya tinggal mengurus ijin keluar dari rumah sakit. Semoga saja dokter mengijinkan kalau tidak ia akan membawa Tania dengan cara apa pun juga untuk pergi bersama dengannya.Beberapa jam berlalu Tania ke
Suara Ryan lamat-lamat dapat ditangkap oleh telinga Tania. Ia membenarkan apa yang dikatakan oleh suaminya. “Katakanlah apa yang kau maksud jangan buat aku menjadi penasaran.” Perlahan Tania membuka mata.Ryan terkejut, ia tidak menduga kalau Tania akan terbangun dari tidurnya. Namun, ia juga merasa senang karena tidak perlu menunda apa yang harus dikatakannya.“Kau akan ikut besok malam untuk menghadiri acara pertunanganku dengan Ades! Kau ikuti saja apa yang kukatakan dan berdiri di sampingku. Apapun yang terjadi kita akan tetap bersama setelah malam itu,” ucap Ryan.Ia memandangi Tania dengan matanya yang menyorot lembut. Ada ketulusan juga janji kesetiaan di sana yang membuat Tania tertegun.“Jujur, Ryan permintaanmu begitu mengejutkan! Bagaimana mungkin kau bisa menawarkan ide yang begitu tidak berperasaan itu kepadaku? Kau memintaku untuk hadir dalam pesta pertunanganmu sebagai apa? Karena kau tidak pernah mengenalkanku secara resmi sebagai istrimu.” Tania menatap Ryan dengan so
“Akh! Mengapa sulit bagimu untuk mendengarkan permintaan maaf dan penjelasan dariku? Apakah kamu tidak tahu kalau meminta maaf bukanlah sesuatu yang mudah buatku?” Ryan melihat Tania dengan sorot kecewa.Tania memandangi langit-langit kamar, ia tahu kalau suaminya itu tidak berbohong. “Aku ingin istirahat,” sahut Tania setelah selama beberapa saat ia terdiam.Ryan mendesah dengan keras, ia sadar kalau Tania sedang menghindari dirinya. Dan dirinya tidak ingin mendesak Tania lebih jauh lagi.Ia berjalan ke arah pintu dan berhenti sebentar, sebelum keluar. “Saya akan pergi ke kantin apakah kau ingin menitip sesuatu?”“Terima kasih, untuk saat ini tidak ada,” sahut Tania.Semua keperluannya sudah disediakan oleh Jordan. Ia tidak mau membuat Ryan kecewa dan marah mengetahui hal itu.Ryan mengangguk, tetapi raut kecewa di wajah tidak ia tutupi. Ia merasa sebagai seorang suami kehadiran dan bantuannya tidak dibutuhkan Tania. Ia merasa tidak berharga sebagai lelaki di mata wanita itu.Berjala
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments