Share

BAB 8

-POV Darto-

Darto memegangi lututnya yang sakit sambil bergulingan, nafasnya tak beraturan, wajahnya menampakkan ketakutan yang amat sangat,

Dia hendak melarikan diri dari situ, dengan gemetar dan menahan sakitnya, dia berusaha berdiri, sebelum dia sanggup berdiri, posisinya masih duduk dengan lutut di dada, kembali dia dikejutkan sesuatu hal, dan diapun pingsan.

***

Kubuka mataku perlahan, tiba-tiba perutku berbunyi kriuk, tanda lapar, kuelus perutku perlahan, kukumpulkan nyawa yang serasa berseraak, aku sedikit linglung, ingatanku sedikit kembali  

‘Perasaan tadi aku ada di dapur, kapan aku tidur di sini di kamarku’ batinku

Aku sedikit terjengit, ingatanku kembali beberapa saat lalu, saat itu aku di ruang dapur, dan mau masak, ternyata sudah ada makanan diatas meja,

‘Siapa yang masak’ pikirku, aku mencari kesembarang tempat, setelah aku mencari-cari siapa gerangan yang masak, aku tidak menemukannya,

Setelah lelah mencari aku kembali duduk di kursi sambil menatap masakan yang terlihat enak dan menggoda,

Daripada bingung, kuputuskan menyapanya mengajak orang yang bersembunyi itu berkomunikasi, siapa tahu dia bersedia menampakkan dirinya

“Hay…. Siapa kamu, tampakkan dirimu, siapapun kamu, aku akan memaafkan kamu, dan menerimamu jika kamu memang ingin menumpang hidup di sini” kataku dengan intonasi yang lembut agar tidak menakuti orang tersebut

Hening, tidak ada sahutan apapun

“hay…. Keluarlah, gak usah malu, aku sudah capek main umpetan, mau kamu perempuan ataupun laki, ga apa-apa, keluarlah, mari makan bersama” sambungku lagi, dengan harapan dia segera menampakkan dirinya

Tiba-tiba piring didepanku terbalik, yang tadinya tengkurap jadi menengadah dan sendok garpu melayang mendarat tertata rapi di atas piring, seperti ada seseorang yang menata dan sedang melayaniku,

Tentu saja aku kaget bukan kepalang, secara spontan aku berdiri, berusaha lari menjauh dari tempat itu, aku sangat ketakutan hebat, aku terjatuh, saat aku belum bisa bangun, kembali lagi aku kaget bukan kepalang, tiba-tiba ada gelas berisi air melayang menuju bibirku, seperti seseorang yang hendak memberi minum padaku, dan lututku seperti ada yang memijit, dan akupun tak ingat lagi alias pingsan,

Dan sekarang aku di atas kasur kamarku, apa mungkin aku tadi di gendong sosok tak kasat mata itu

Bulu kudukku berdiri, dadaku berdebar keras, keringat mengucur, mataku nyalang mengedarkan pandangan kesekeliling ruangan, kalau-kalau ada penampakan,

‘hiiiii.... ‘gumamku merasa seram

Netraku tak sengaja menatap buku tulis di atas kasur di sampingku, dengan posisi terbuka dengan bolpoin di atasnya, seperti ada seseorang yang habis menulis di atasnya,

‘apa perbuatan makhluk itu’ pikirku

Kuambil buku itu, dengan tangan gemetar kuraih buku itu, kuletakkan di pangkuanku,  kucoba membaca tulisan diatasnya, tulisannya rapi seperti tulisan seorang cewek, yang jelas ini bukan tulisan Darmi adikku,

(jangan takut, aku tidak akan berbuat jahat padamu, aku hanya ingin tinggal di sini, aku bisa membantumu apa saja, mohon ijinkan aku tetap tiggal di sini, aku janji, tidak akan menyakitimu, kalo kamu ingin berjumpa denganku, sebut namaku Mayang sebelum tidur, maka aku akan hadir dimimpimu) bunyi tulisan itu

Aku sedikit linglung badan gemetar, keringat dingin keluar dengan deras, aku membaca tulisan itu, apa mungkin dia hantu penghuni rumah ini, dengan perasaan yang tidak karuan dan masih ketakutan aku berlari keluar rumah, langkahku kakiku terseok-seok tidak normal karena gemetar, aku melarikan diri dari rumah untuk menenangkan diri, saat kontak kumasukkan selalu gagal, tanganku tremor, setelah berhasil memasukkan kontak, aku starter motorku dan memacu menuju ke warung mbok Nah langganan yang ada di sebelah bengkelku, yang buka 24 jam

Sampai di warung mbok Nah aku memesan teh hangat dan makanan, kejadian dirumah tadi betul-betul membuatku shok, untuk menetralisir shokku aku minum teh hangat hingga tandas,  saat menyendok makananpun tanganku masih gemetaran, tapi kupaksakan diriku makan, untuk mengisi perut yang sedari tadi keroncongan

Sehabis makan, aku masih kongkow disitu sembari pesan secangkir kopi, kunyalakan rokok, dengan kopi tersaji di mejaku, kuhembus-hembuskan asap rokok dengan cara mendongakkan kepala dan mengerucutkan mulut, dengan teknik tertentu, sehingga membuat bulatan-bulatan asap, dan hal itu cukup menghibur diriku yang sedang kacau

Pikiranku terus dibayangi kejadian tadi, aku coba menenangkan pikiranku agar dapat solusi yang baik, kucoba buka Geogle, ku ketik dengan kata kunci cara mengusir hantu

Banyak sekali link-link dan artikel-artikel yang mengupas hal itu, dan semuanya serasa agak ribet kalo dilaksanakan, dan menurut sebuah artikel itu yang paling mudah dilaksanakan adalah menabur garam di sekeliling rumah untuk menghalau hantu

Walau agak ragu, tapi cara ini kurasa paling simple dan mudah untuk dilakukan, sebab bahannya khan mudah di dapat, kurasa cara ini patut dicoba.

Aku putuskan untuk tidur di bengkel malam ini, karena aku masih belum kuat mental kalo harus melawan hantu itu,

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status