-POV Darto-
Darto memegangi lututnya yang sakit sambil bergulingan, nafasnya tak beraturan, wajahnya menampakkan ketakutan yang amat sangat,
Dia hendak melarikan diri dari situ, dengan gemetar dan menahan sakitnya, dia berusaha berdiri, sebelum dia sanggup berdiri, posisinya masih duduk dengan lutut di dada, kembali dia dikejutkan sesuatu hal, dan diapun pingsan.
***
Kubuka mataku perlahan, tiba-tiba perutku berbunyi kriuk, tanda lapar, kuelus perutku perlahan, kukumpulkan nyawa yang serasa berseraak, aku sedikit linglung, ingatanku sedikit kembali
‘Perasaan tadi aku ada di dapur, kapan aku tidur di sini di kamarku’ batinku
Aku sedikit terjengit, ingatanku kembali beberapa saat lalu, saat itu aku di ruang dapur, dan mau masak, ternyata sudah ada makanan diatas meja,
‘Siapa yang masak’ pikirku, aku mencari kesembarang tempat, setelah aku mencari-cari siapa gerangan yang masak, aku tidak menemukannya,
Setelah lelah mencari aku kembali duduk di kursi sambil menatap masakan yang terlihat enak dan menggoda,
Daripada bingung, kuputuskan menyapanya mengajak orang yang bersembunyi itu berkomunikasi, siapa tahu dia bersedia menampakkan dirinya
“Hay…. Siapa kamu, tampakkan dirimu, siapapun kamu, aku akan memaafkan kamu, dan menerimamu jika kamu memang ingin menumpang hidup di sini” kataku dengan intonasi yang lembut agar tidak menakuti orang tersebut
Hening, tidak ada sahutan apapun
“hay…. Keluarlah, gak usah malu, aku sudah capek main umpetan, mau kamu perempuan ataupun laki, ga apa-apa, keluarlah, mari makan bersama” sambungku lagi, dengan harapan dia segera menampakkan dirinya
Tiba-tiba piring didepanku terbalik, yang tadinya tengkurap jadi menengadah dan sendok garpu melayang mendarat tertata rapi di atas piring, seperti ada seseorang yang menata dan sedang melayaniku,
Tentu saja aku kaget bukan kepalang, secara spontan aku berdiri, berusaha lari menjauh dari tempat itu, aku sangat ketakutan hebat, aku terjatuh, saat aku belum bisa bangun, kembali lagi aku kaget bukan kepalang, tiba-tiba ada gelas berisi air melayang menuju bibirku, seperti seseorang yang hendak memberi minum padaku, dan lututku seperti ada yang memijit, dan akupun tak ingat lagi alias pingsan,
Dan sekarang aku di atas kasur kamarku, apa mungkin aku tadi di gendong sosok tak kasat mata itu
Bulu kudukku berdiri, dadaku berdebar keras, keringat mengucur, mataku nyalang mengedarkan pandangan kesekeliling ruangan, kalau-kalau ada penampakan,
‘hiiiii.... ‘gumamku merasa seram
Netraku tak sengaja menatap buku tulis di atas kasur di sampingku, dengan posisi terbuka dengan bolpoin di atasnya, seperti ada seseorang yang habis menulis di atasnya,
‘apa perbuatan makhluk itu’ pikirku
Kuambil buku itu, dengan tangan gemetar kuraih buku itu, kuletakkan di pangkuanku, kucoba membaca tulisan diatasnya, tulisannya rapi seperti tulisan seorang cewek, yang jelas ini bukan tulisan Darmi adikku,
(jangan takut, aku tidak akan berbuat jahat padamu, aku hanya ingin tinggal di sini, aku bisa membantumu apa saja, mohon ijinkan aku tetap tiggal di sini, aku janji, tidak akan menyakitimu, kalo kamu ingin berjumpa denganku, sebut namaku Mayang sebelum tidur, maka aku akan hadir dimimpimu) bunyi tulisan itu
Aku sedikit linglung badan gemetar, keringat dingin keluar dengan deras, aku membaca tulisan itu, apa mungkin dia hantu penghuni rumah ini, dengan perasaan yang tidak karuan dan masih ketakutan aku berlari keluar rumah, langkahku kakiku terseok-seok tidak normal karena gemetar, aku melarikan diri dari rumah untuk menenangkan diri, saat kontak kumasukkan selalu gagal, tanganku tremor, setelah berhasil memasukkan kontak, aku starter motorku dan memacu menuju ke warung mbok Nah langganan yang ada di sebelah bengkelku, yang buka 24 jam
Sampai di warung mbok Nah aku memesan teh hangat dan makanan, kejadian dirumah tadi betul-betul membuatku shok, untuk menetralisir shokku aku minum teh hangat hingga tandas, saat menyendok makananpun tanganku masih gemetaran, tapi kupaksakan diriku makan, untuk mengisi perut yang sedari tadi keroncongan
Sehabis makan, aku masih kongkow disitu sembari pesan secangkir kopi, kunyalakan rokok, dengan kopi tersaji di mejaku, kuhembus-hembuskan asap rokok dengan cara mendongakkan kepala dan mengerucutkan mulut, dengan teknik tertentu, sehingga membuat bulatan-bulatan asap, dan hal itu cukup menghibur diriku yang sedang kacau
Pikiranku terus dibayangi kejadian tadi, aku coba menenangkan pikiranku agar dapat solusi yang baik, kucoba buka Geogle, ku ketik dengan kata kunci cara mengusir hantu
Banyak sekali link-link dan artikel-artikel yang mengupas hal itu, dan semuanya serasa agak ribet kalo dilaksanakan, dan menurut sebuah artikel itu yang paling mudah dilaksanakan adalah menabur garam di sekeliling rumah untuk menghalau hantu
Walau agak ragu, tapi cara ini kurasa paling simple dan mudah untuk dilakukan, sebab bahannya khan mudah di dapat, kurasa cara ini patut dicoba.
Aku putuskan untuk tidur di bengkel malam ini, karena aku masih belum kuat mental kalo harus melawan hantu itu,
Kata orang hantu itu takut dengan matahari, alias kalau siang hantu itu kekuatannya melemah, Baiknya besok siang saja aku pulang dan mencoba cara tersebut, *** Alarm ponsel berbunyi keras mengganggu pendengaranku, kucoba meraih benda itu untuk kumatikan alrmnya, Mataku masih sangat berat, aku baru tertidur menjelang subuh, kududukkan badanku dengan susah payah, mencoba mengumpulkan nyawa, kugelengkan kepala kanan dan kiri hingga berbunyi krek….krek, regangkan tubuh dengan merentangkan tangan seluas mungkin, kuhirup udara yang terasa pengap, maklum udara dalam benkel tentu tidak sebagus di kamar rumah, kalo tidak terpaksa aku tidak akan tidur di bengkel, yang notebane banyak sekali bau-bau khas bengkel, Masih teringat kejadian malam tadi di rumahku aku masih merasakan kengerian, bulu kudukku kembali meremang, aku mengingat kembali rencanaku semalam, untuk mengusir hantu itu, Setelah ritual membersihkan diri, aku pakai kembali bajuku sem
Secepatnya aku memacu motornya kembali ke tempat kerja Sesampai di tempat bengkel, terlihatnya pak Yahya duduk di bangku panjang yang disediakan untuk pelanggan Kusalami pak Yahya, segera mempersilahkan ke tempat ruanganku, kupersilahkan duduk segera kuambilkan minuman dingin yang ada di show cash pendingin yang ada di ruangan itu, “Baik pak memangnya ada perlu apa?” Tanyaku sopan Nampak pak Yahya membenarkan posisi duduknya, kemudian berdehem “Begini dek, apa adek belum bisa menjawab tawaran saya dulu?” Tanya pak Yahya to the point, tapi dengan suara yang terlihat hati-hati Degg aku baru ingat, sekitar dua tahun lalu pak Yahya, yang satu kampung dengan ibuku ini menawarkan putrinya untuk kunikahi, tapi aku beralasan belum siap, aku ingin beli rumah dulu, dan sekarang beliau menanyakan kembali ikhwal itu, secara kan aku sekarang sudah punya rumah, tak kusangka pak Yahya kekeh menunggu diriku “Maaf dek, dengan tidak tahu
‘sepertinya aku pernah melihat kemarin,’batin Darto, dengan spontan Darto duduk, “Maaf mbak, kog mbak bisa masuk kamarku.?” Wanita itu tersenyum sambil beringsut mendudukkan bokongnya di pinggir ranjang menghadap Darto “Kenalkan namaku Mayang.” Ucap gadis itu sambil mengulurkan tangannya, yang terlihat putih mulus, tepatnya pucat Darto yang introvert itu dengan malu-malu menerima uluran tangan gadis itu “Namaku Darto, aku pemilik rumah ini, oh ya bagaimana cara mbak masuk tadi?” Gadis itu tersenyum, Darto terpesona dengan senyum gadis itu, tanpa di sangka-sangka gadis itu tiba-tiba sudah berada di pangkuan Darto, dan dengan agresif mencium bibir Darto, Darto yang terkejut dan terkesima dengan perbuatan gadis itu, badannya terpaku tak bergerak, dia tiba-tiba tak berdaya dan tak bisa menolak, karena dengan cepatnya tubuhnya memberikan reaksi, secara kan Darto sudah cukup usia untuk menikah dan merasakan surga dunia, dan karena sifa
‘Ah, aku segera mandi saja, nanti aku tanyakan bab ini ke pak Gino karyawanku yang sudah tua, umurnya kira-kira 55 tahun, dan sering cerita alam ghoib, secara kan dia berasal dari desa yang terkenal dengan keghoibannya’ Darto mempercepat mandinya, dan segera berganti pakaian kerjanya, dan bergegas pergi dari kamar itu, sebelumnya dia bermaksud untuk ke dapur dulu membuat kopi, agar badanya kembali segar oleh efek kafein Dengan masih ada debaran di jantungnya atas peristiwa yang dialaminya, Darto bejalan dengan langkah lebar, dan sedikit berlari saat di tangga, dengan agak tergesa dia menuju dapur “Auwh” darto sedikit berteriak kaget, matanya kembali melotot dan dadanya kembali berdebar lebih hebat, bibirnya terbuka, saking hebat rasa terkejutnya kakinya bergetar, lututnya serasa tak sanggup lagi menahan beban tubuhnya demi rentetan peristiwa yang dialaminya ini Bagaimana tidak kaget, peristiwa kemarin terulang kembali, di atas meja sudah tertata denga
Gerakan ini sontak membuat Darto terpaku, tidak bisa bergerak, Darto diam saja membeku, tiba-tiba otaknya menjadi kosong, dan entah bagaimana kejadiannya, Darto secara tidak sadar telah melingkarkan tangannya ke pinggang obyek tak kasat mata itu, kalau di lihat oleh orang lain Darto seperti merangkul benda kosong, tapi tidak bagi Darto, dia bisa merasakan dan menyentuh seorang gadis, Meski Darto seorang pemalu tapi dia seorang pria normal, dan akan bereaksi kalau menerima godaan dahsyat semacam ini. Darto terbawa arus, menikmati gairahnya, dan kembali merasakan sensasi gairah seperti semalam, tanpa disadari dua insan yang sedang di puncak gairah itu sudah berada di atas sofa, Darto bergerak menggila di puncak gairahnya, dan akhirnya Darto kembali puas Darto tertelungkup di sofa panjang itu, dengan rasa lemas dan puas, kalau saja ada yang melihat posisi Darto, pasti merasa heran dan bertanya-tanya, bagaimana bisa darto tertelungkup dengan sedikit mengamb
Darto tersenyum lalu dia merangkul tubuh Mayang, tentu saja Darto merespon, dan tubuhnya kembali bergairah, Mungkin bisa di samakan dengan kemantin baru, setiap saat penuh gairah, dia kembali menegang, mereka kembali berpelukan dengan rapat, DERRRT DERRRRT Hand Phon Darto bordering, mereka menghentikan aktifitas panasnya, Darto mengambil gawainya di dalam sakunya, “Halo…!” suara Darto agak keras, karena dia sedikit merasa terganggu karena terputus kegiatan menyenangkan tadi “Halo Bos, ini ada pak Eka ingin bertemu, bapak datang apa tidak, ini sudah hampir jam 10 lho bos,” Cerocos Agung, karyawan kepercayaan Darto ‘Ah sial… aku sampai lupa kalau ada janji dengan pak Eka’ “Ok Gung suruh tunggu ya, aku OTW” *kebiasaan orang kita, padahal belum juga berangkat, “Mayang, aku berangkat dulu ya,” pamit Darto Tentu saja tidak ada jawaban, “aku pulang sekitar jam lima, kamu baik-baik dirumah”
Hari masih siang, jam satu saat matahari sangat terik Sampai di depan rumah, dengan tergesa Darto membuka pagar, memasukkan sepeda dan memarkirkan dengan asal, Saking tergesanya sampai mengabaikan sapaan pak Ustad tetangga depan rumahnya, pak ustad mengernyitkan dahi, dengan expresi rumit Setelah masuk kedalam rumah, Darto memanggil-manggil seseorang “Mayang…Mayang…!” Tiba-tiba tangan darto ada yang menggenggam menandakan kehadiran Mayang Darto terenyum, lega tatkala Mayang merespon panggilannya Tangan kasat mata itu membimbingnya ke sofa Darto mengerti maksud dari makhluk itu, yang artinya dia di suruh duduk di sofa Darto menghempaskan tubuhnya di sofa seperti keinginan Mayang, pikirannya sudah berkelana ‘apakah Mayang ingin mengajakku bercinta kembali di sofa?’ batin Darto sambil seulas senyum terbit di wajahnya Dia menunggu apa lagi gerakan yang akan dilakukan Mayang, Darto mendengar suara lan
Kini sudah satu tahun Darto menjalani kehidupan menyimpang seperti itu. Hari ini Hari minggu, Darto libur, sampai jam sembilan pagi dia belum juga bangun, tentu saja seperti sebelum-sebelumnya, semenjak ada wanita tepatnya Hantu yang berperan sebagai isrinya itu, Darto selalu saja minta dilayani, usianya menginjak tiga puluh tahun, dan selama ini tenang-tenang saja dalam menangani hasratnya, tapi semenjak mengenal nikmatnya bercinta dengan ada patnernya, dia jadi selalu menginginkannya, kata orang itu namanya masih hangat tai kucing, masih menggebu-nggebunya seperti kemantin baru, Mayang bekerja selayaknya seorang istri, memasak, mencuci, menyetrika, membersihkan rumah, tentu saja hanya dalam rumah yg bisa dia kerjakan, sebab di luar khan tidak mungkin, bias heboh kampung ini jikalau ada yang melihatnya hingga jam sebelas baru kelar pekerjaanya, Darto terbangun, saat perutnya terasa lapar, dia mengelengkan kepalanya hingga berbunyi kretek-kretek… setelah itu