MasukRyan langsung berjalan lesu menuju kamarnya kembali untuk lanjutkan rebahan.
Sesampainya di kamar Ryan langsung membuka kaos dan celana pendeknya sehingga di ranjang ia hanya bercelana dalam saja namun sebelumnya ia menutup pintu kamar dahulu.
“Tok…tok…tok…! Mas Ryan, dah bobo yah?” tiba-tiba ada suara Tania dibalik pintu.
Ryan rada kaget karena dia pikir sang istri gak akan nyusul dia ke kamar.
“Owh, belum sayang. Sini masuk temenan aku bobo,” seru Ryan kegirangan.
“Buka dulu dastermu!” Pinta Ryan semangat
“Loh koq pake buka daster segala?” Tanya Tania bengong.
“Kan katanya minta ditemenin bobo?” sahut Tania lagi.
Ryan geleng-geleng kepala melihat istrinya itu yang nampak cukup lugu dalam menangkap sinyal keinginan sang suami.
“Ya sudah, sini rebahan sebelah aku sayang!” pinta Ryan
Tania langsung rebahan di sebelah suaminya sambil membuka ikatan rambutnya sehingga tergerai indah da panjang hingga melewati pundaknya.
Ryan segera memeluk sang istri namun belum bisa langsung merem karena Ryan pengen segera melancarkan aksinya. Kali-kali san istri nanti terangsang dan mau bercinta dengannya siang-siang gini.
Sambil membelai rambut sang istri Ryan bilang “kamu cantik banget say!”
Cuppp…ahhh…sambil kecup kening sang istri
“Ayo mas segera merem aja, aku bantu usap-usap perutmu yah!” kata Tania
“Ok deh say!” kata Ryan sambil tangannya memeluk sang istri.
Namun tangan dan jari-jemari Ryan ternyata tidak diam. Melainkan malah bergerak meraba-raba dari rambut, leher, terus turun perlahan ke dada montok sang istri yang masih berdaster itu.
“Euhhh….” Tania sedikit mendesah karena diraba-raba oleh sang suami.
“Lohhh…lohh..koq malah Mas Ryan yang belai-belai aku?” seru Tania sedikit protes.
“Hmmm…gpp koq sayang aku cuma pengen merem sambil peluk dan raba-raba tubuhmu. Enak banget soale”, jelas Ryan.
“Ya sudah..mas merem yahhhh…aku temani sampe mas Ryan bisa bobo siang ini”, jawab Tania
Ryan pura-pura merem sambil peluk sang istri. Padahall otak mesumnya terus berjalan dan berpikir utuk bisa menaklukkan Tania di ranjang siang ini.
Ryan seperti mendapat jalan untuk terus melancarakan serangannya sedikit demi sedikit. Sesekali Ryan mencium rambut dan leher Tania. Sang istri pun mulai merasa kegelian dengan belaian dan kecupan Ryan.
“Loh mas Ryan koq malah yang aktif belai aku?” Tanya Tania
“Kan katanya mas mo bobo ditemani aku!” kata Tania lagi.
“Hmmm…..aku merem tapi masih pengen belai kamu dulu sayang!” ucap Ryan sambil pura-pura memejamkan matanya. Padahal Ryan sedang berpikir untuk terus melancarkan serangan erotisnya ke Tania agar mau bercinta dengannya saat itu juga.
Kini meski sambil merem tangan kanan Ryan mulai aktif lagi raba dada montok istrinya. Tania mulai terpancing karena rabaan Ryan begitu lincah dengan memutari dada dan sesekali menyentuh puting dadanya.
Tiba-tiba Ryan mulai membuka kancing bagian atas daster sang istri satu per satu. Tania mulai memejamkan matanya sambil melenguh perlahan.
“Euhhhh…” Desah Tania
Ryan sedikit membuka matanya ketika dengar lenguhan Tania.
“Hmmmm…mula terangsang dia..hehehe…!” gumam Ryan dalam hati.
Seketika Ryan bangun dari rebahan dengan menindih tubuh Tania yang sedang menggeliat dan mendesah itu.
Tanpa menunggu lama lagi tangan Ryan dengan cepat membuka semua kancing daster sang istri.
Terpampanglah dada indah itu dengan puting berwarna pink kecoklatan di sekelilingnya.
Tanpa babibu lagi Ryan langsung melahap buah dada Tania.
Jilatan, kecupan dan sesekali gigitan kecil di kedua puting susu sang istri membuat Tania makin belingsatan. “Emhhhh….massss….Ryan, eshhhh!” desah Tania
“Ahhh….mas Ryan koq jadi gini sih mas?” Tanya Tania tapi sambil mendesah dan memejamkan matanya.
“Kamu tenang aja sayang. Nanti kamu akan merasakan kenikmatan yang sebelumnya belum pernah kamu rasakan Tania,” ucap Ryan sambil terus melanjutan serangan ke dua buah dada sang istri.
Tangan kanan Ryan mulai mejelajah bagian bawah perut Tania dengan jaria menelusup diantara CD warna pink milik Tania dan mencari serta mengusap bulu-bulu halus yang melingkari lobang goa kenikmatan milik sang istri.
Bulu-bulu halus yang biasa disebut jembut itu begitu membuat Ryan belingsatan penuh nafsu untuk segera mengarahkan mulutnya sekaligus ingiin mendapatkan aroma khas goa kenikmatan milik Tania yag sejauh ini belum pernah Ryan jamah bahkan belum pernah dimasuki kemaluan laki-laki. Masih perawan!
“Tania angkat pantatmu yah!” pinta Ryan penuh semangat.
“Mo ngapian mas?”selidik Tania.
“Itulohhh…aku mo narik CD mu supaya ga menghalangi…hehe!” kata Ryan sambil tertawa kecil.
“Tapi mas….” Belum selesai Tania berkata, tangan Ryan dengan cepat menarik CD pink itu dipelorotkan ke bagian bawah dan melewati kedua kaki Tania serta melemparnya begitu saja ke ubin kamar.
Terpampanglah bibir meki indah milik Tania berwarna coklat pink dengan kerut-kerut yang dihiasi bulu-bulu jembut hitam dan langsung tercium aroma khas goa kenikmatan itu.
“Ahhhh…indah sekali meki mu Sayang!” seru Ryan sambil menatap sang Istri yang Nampak mulai pasrah dengan apa yang sedang dilakukan sang suami.
Seketika Ryan menungging di ranjang untuk mengarahkan kepalanya ke selangkangan sang Istri.
“Hmhhhh…!”gumam Ryan begitu bibir dan hidung Ryan mulai mengarah ke jembut Tania, semakin tercium aroma khas meki sang istri berbau daun sirih.
“eshhhh…ahhh….mas Ryan mau apahhh?” Tania sedikit mendongakkan palanya kebagian bawah untuk meliihat apa yang sedang dilakukan sang suami.
“Aku takut mas!”seru Tania sambil memegang kepala dan rambut Ryan yang sedang bersiap menjulurkan lidahnya menuju bibir meki yang dikelilingi jembut halus berbau merangsang itu.
“Tenang ya sayang, tahan dan rasakkan ini, jangan takut!” Kata Ryan
Reflek kedua kaki Tania yang tadinya sebatas rebahan mulai bergerak untuk menutup bagian kewanitaannya itu. Namun, Ryan menahan dengan kedua lengannya agar dengkul Tania berposisi seperti mengangkang selayaknya seorang ibu hamil yang akan melahirkan.
“Slurrpppp…ahhhh!’ Tiba-tiba lidah Ryan sudah mulai menjilat jembut halus dipinggiran meki Tania.
‘Eshhh…massss….geli masss….ahhhh….!” seru Tania sambil menggerakkan pantatnya ke kanan dan kekiri begitu juga kepalanya sambil memejamkan matanya Tania mulai merasakan hal aneh dan merasa rada takut tapi koq nikmat? Dalam hati Tania berpikir demikian.
“Slurrppp….slurppp….sleppppp…!” Lidah Ryan makin aktif bekerja menjamah setiap jengkal meki dan paha serta pantat Tania yang makin blingsatan bergerak menahan geli.
“Ahhhh…mas Ryanii…aku geliiii!” seru Tania sambil mendesah pelan
Tanpa di duga tiba-tiba kepala Ryan berpindah ke atas untuk kembali menjamah dan menciumi, menjilat dan mengecup serta kadang menggigit kecil puting dada montok sang istri.
Sementara jari jemari kanan Ryan tetap menjamah wilayah bawah Tania dengan menggelitik dan meraba jembut bulu-bulu halus Tania. Sambil terkadang menyentil sedikit bagian tengah meski terutama di bagian kacang kecil atau itil sang istri.
Hal itu membuat sang istri mendesah berteriak kecil.
“Auwww…mas Ryanii..eshhhh…aahhhh, geli masss…!” seru Tania
Belum selesai Tania mendesah bibir Ryan sudah melumat bibir Tania.
“Mmmppphhh…muahhh…ahhh…cuppp!” Bibir Ryan mencium bibir Tania dengan penuh nafsu dan cinta.
Awalnya bibir Tania terasa kaku menerima ciuman sang suami. Karena kelihaian Ryan yang juga memainkan lidahnya saat berpagutan. Lama-lama Tania mulai ikut memainkan lidahnya.
Tanpa sadar kedua tangan Tania mulai memeluk tubuh sang suami sedangkan kedua kakinya sedikit terangkat ke atas sambil menjepit pinggang dan pantat Ryan yang sedang menindihnya.
Rudal Ryan yang masih terbungkus CD berwarna biru gelap itu mulai berontak seolah ingin mencuat keluar dari sangkarnya. Sejenak Ryan melepaskan tindihannya pada tubuh sang istri. Ryan merangkak mundur diatas ranjang untuk selanjutnya dengan bergegas berdiri di pinggir ranjang.
Tangan Ryan dengan secepat kilat memelorotkan CD birunya dengan sigap melewati kedua kakinya dan melemparnya ke pinggir ranjang sehingga tergeletak di ubin kamar.
Rudal besar ngaceng berurat sudah tegak berdiri dan bergerak-gerak atau berkedut-kedut pelan tanda nasfu Ryan sudah tak tertahankan lagi.
Tania mendongkakkan kepalanya melihat ke pinggir kasur melihat Ryan mulai merayap naik keranjang lagi ke arahnya dan cukup kaget melihat Rudal sang suami yang sudah tegak berdiri dan bergerak-gerak itu.
“Aduh..mas Ryan…koq gede banget ya mas?” gemetar suara Tania bertanya.
“Aku takut mas….!” Kata Tania lagi
“Buka Dastermu sayang!” pinta Ryan ke istrinya
Tania bangun dan duduk di Kasur sambil tangannya membuka daster yang sudah tersingkap di bagian dadanya tadi. Seketika daster terlepas dan langsung diambl Ryan dan dilemparnya ke ubin kamar.
Kini tubuh Tania dan Ryan sudah sama-sama telanjang bulat.
Ryan sudah lama menantikan momen indah ini bersama istrinya yang cantik dan montok itu.
Secepat kilat Ryan langsung menindih lagi tubuh Tania langsung menyerang bibir sang istri.
Tania yang mulai terbiasa menerima ciuman sang suami mulai melayani permainan bibir Ryan.
“Mmmphhhh…..slurppp…mmmuach…ahhhh” keduanya mendesah sambil terus berpagutan memainkan bibir dan lidah mereka berdua.
Tangan Ryan aktif meraba buah dada sang istri. Sementara kedua tangan Tania memeluk Ryan yang sedang menindihnya.
Rudal besar milik Ryan bergesekan dengan perut bagian puser Tania. Terasa begitu hangat bagi Tania
Sambil berpikir dalam hati apakah Tania mampu menerima Rudal besar milik sang suami untuk memasuki liang surgawi miliknya?
Ara Sukma dan teman-temannya, Raffi, Dendy, dan Sinta, akhirnya berhasil menyelesaikan perjalanan kuliah mereka dengan sukses. Sidang skripsi mereka menjadi penanda akhir dari masa-masa indah di perguruan tinggi. Kini, terbuka di depan mereka dengan berbagai pilihan dan impian yang siap dikejar.Saat mereka berkumpul di salah satu kafe kesayangan mereka untuk merayakan pencapaian ini, perbincangan pun beralih ke masa depan."Kalian sudah punya rencana setelah ini?" tanya Raffi, ekspresi penuh semangat.Dendy memandang keluar jendela, merenung sejenak. "Aku berencana mencari pekerjaan terlebih dahulu. Keluargaku telah memberikan dukungan besar selama kuliah, dan sekarang saatnya aku berkontribusi."Sinta mengangguk setuju. "Aku juga akan mencari pekerjaan. Selain itu, ada beberapa kursus pendek yang ingin kucoba untuk meningkatkan keterampilanku."Semua mata tertuju pada Ara, yang
Di tengah kehangatan keluarga, Ara Sukma merasa bahwa inilah saat yang tepat untuk membicarakan sesuatu yang telah lama mengganjal hatinya. Ia duduk di ruang keluarga bersama kedua orangtuanya, Ryan dan Tania, sambil memegang secangkir teh hangat."Ayah, Ibu, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan," ucap Ara dengan nada serius.Ryan dan Tania saling pandang, lalu mengangguk. "Tentu, Nak. Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Ryan.Ara menarik nafas dalam-dalam sebelum memulai. "Jadi, seperti yang kalian tahu, aku dekat dengan Raffi dan Dendy di kampus. Tetapi, belakangan ini aku merasa seperti dihadapkan pada situasi yang sulit."Ryan dan Tania mendengarkan dengan penuh perhatian, memberi Ara kesempatan untuk berbicara."Aku menyadari bahwa baik Raffi maupun Dendy memiliki perasaan khusus terhadapku," lanjut Ara. "Dan, aku merasa sangat bingung. Aku suka Raffi, tetapi di saat yang s
Hari-hari di kampus semakin membawa kedekatan di antara Ara, Sinta, Dendy, dan Raffi semakin mendalam. Mereka menjadi sahabat-sahabat yang tidak hanya bersama di dalam kelas, tetapi juga berbagi waktu di luar kampus. Setiap akhir pekan, mereka sering menghabiskan waktu bersama, entah itu untuk belajar bersama atau sekadar jalan-jalan.Namun, di tengah persahabatan yang begitu akrab, perasaan yang lebih dalam mulai tumbuh di antara beberapa dari mereka. Terutama di antara Ara dan Raffi. Mereka menjadi semakin dekat, saling menemani saat lembur mengerjakan tugas kuliah, berbagi cerita di taman kampus, hingga mendukung satu sama lain dalam kesulitan akademis.Ara merasa kenyamanan yang berbeda saat bersama Raffi. Matanya, senyumnya, dan suaranya mampu membuat hatinya berdebar lebih kencang. Namun, ia tidak menyadari perasaan Raffi yang semakin tumbuh untuknya. Di sisi lain, Dendy juga memiliki perasaan terhadap Ara, meskipun lebih diam-diam.
Beberapa tahun telah berlalu sejak perjalanan panjang Ryan dan Tania dalam membangun kehidupan bersama. Ara Sukma, putri semata wayang mereka, telah tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik, cerdas, dan penuh semangat. Hari itu, di sebuah gedung yang megah, mereka berkumpul untuk merayakan momen penting dalam hidup Ara: wisuda SMA.Ryan dan Tania duduk di antara para tamu yang hadir, wajah mereka berbinar-binar penuh kebanggaan dan harap-harap cemas. Mereka tak sabar ingin melihat Ara di panggung, mengenakan toga dan topi wisuda. Hati mereka penuh kebahagiaan, karena mereka tahu betapa kerasnya Ara bekerja selama ini untuk mencapai prestasi yang gemilang.Suasana di ruangan itu penuh dengan semangat. Musik berhenti saat pembawa acara mengumumkan tiba-tiba, "Dan sekarang, mari kita sambut para siswa lulusan terbaik dari angkatan ini!" Sorak-sorai dan tepuk tangan riuh mengiringi para siswa yang berjalan dengan bangga menuju panggung. Dan di a
Pukul 4 pagi, suara adzan subuh bergema lembut di udara. Di dalam kamar yang tenang, Maya merasakan pelukan hangat Setyo yang masih lelap. Meskipun matahari belum menyinari langit, namun Maya sudah merasa segar dan terjaga. Ia memutuskan untuk bangun perlahan, tak ingin mengganggu Setyo yang masih tidur nyenyak.Maya menggeser perlahan tangan Setyo yang terletak di pinggangnya dan beranjak dari tempat tidur. Cahaya bulan yang redup menyinari kamar, menciptakan suasana tenang. Dengan langkah hati-hati, Maya berjalan menuju jendela dan membukanya sedikit. Udara segar subuh menyapa wajahnya, membuatnya merasa lebih segar.Ia menatap langit yang masih gelap, dipenuhi oleh gemerlap bintang-bintang. Pemandangan seperti ini selalu membuatnya merasa dekat dengan alam dan semesta. Ia menghela nafas dalam, merasa bersyukur atas segala kebahagiaan dan kedamaian yang ia miliki saat ini.Saat ia berbalik untuk kembali ke tempat tidur
Disaat Tania merengkuh kebahagiaan dengan telah berhasil mendapatkan kembali Ryan yang sesungguhnya, di tempat lain Maya pun merasakan hal yang tak jauh beda ditambah lagi dengan kehadiran bayi Raffi di tengah-tengah keluarga mereka. Setyo nampak makin sayang kepada Maya yang telah memberinya anak kedua setelah Tasya dari istrinya yang pertama.Hari-hari berikutnya diisi dengan momen-momen indah bersama Maya dan Setyo bergantian merawat dan menjaga bayi Raffi kecil ini. Meskipun ada tantangan dan keterbatasan, mereka merasa begitu bahagia dengan keluarga yang mereka bangun bersama.Kehadiran Raffi semakin memperkuat hubungan Maya dan Setyo. Mereka bekerja sama dalam merawat dan mendidik anak-anak mereka dengan penuh kasih sayang. Tania dan Ryan, yang juga telah memiliki bayi mereka sendiri, sering berkunjung dan bertukar cerita tentang peran sebagai orang tua.Suatu hari, di tengah canda tawa anak-anak yang r







