Home / Romansa / BIRAHI SANG DOSEN / Bab 1 Dilema Pengantin Baru (2)

Share

Bab 1 Dilema Pengantin Baru (2)

Author: Irbapiko
last update Last Updated: 2025-09-05 18:34:37

Ryan langsung berjalan lesu menuju kamarnya kembali untuk lanjutkan rebahan.

Sesampainya di kamar Ryan langsung membuka kaos dan celana pendeknya sehingga di ranjang ia hanya bercelana dalam saja namun sebelumnya ia menutup pintu kamar dahulu.

“Tok…tok…tok…! Mas Ryan, dah bobo yah?” tiba-tiba ada suara Tania dibalik pintu.

Ryan rada kaget karena dia pikir sang istri gak akan nyusul dia ke kamar.

“Owh, belum sayang. Sini masuk temenan aku bobo,” seru Ryan kegirangan.

“Buka dulu dastermu!” Pinta Ryan semangat

“Loh koq pake buka daster segala?” Tanya Tania bengong.

“Kan katanya minta ditemenin bobo?” sahut Tania lagi.

Ryan geleng-geleng kepala melihat istrinya itu yang nampak cukup lugu dalam menangkap sinyal keinginan sang suami.

“Ya sudah, sini rebahan sebelah aku sayang!” pinta Ryan

Tania langsung rebahan di sebelah suaminya sambil membuka ikatan rambutnya sehingga tergerai indah da panjang hingga melewati pundaknya.

Ryan segera memeluk sang istri namun belum bisa langsung merem karena Ryan pengen segera melancarkan aksinya. Kali-kali san istri nanti terangsang dan mau bercinta dengannya siang-siang gini.

Sambil membelai rambut sang istri Ryan bilang “kamu cantik banget say!”

Cuppp…ahhh…sambil kecup kening sang istri

“Ayo mas segera merem aja, aku bantu usap-usap perutmu yah!” kata Tania

“Ok deh say!” kata Ryan sambil tangannya memeluk sang istri.

Namun tangan dan jari-jemari Ryan ternyata tidak diam.  Melainkan malah bergerak meraba-raba dari rambut, leher, terus turun perlahan ke dada montok sang istri yang masih berdaster itu.

“Euhhh….” Tania sedikit mendesah karena diraba-raba oleh sang suami.

“Lohhh…lohh..koq malah Mas Ryan yang belai-belai aku?” seru Tania sedikit protes.

“Hmmm…gpp koq sayang aku cuma pengen merem sambil peluk dan raba-raba tubuhmu. Enak banget soale”,  jelas Ryan.

“Ya sudah..mas merem yahhhh…aku temani sampe mas Ryan bisa bobo siang ini”, jawab Tania

Ryan pura-pura merem sambil peluk sang istri. Padahall otak mesumnya terus berjalan dan berpikir utuk bisa menaklukkan Tania di ranjang siang ini.

Ryan seperti mendapat jalan untuk terus melancarakan serangannya sedikit demi sedikit. Sesekali Ryan mencium rambut dan leher Tania. Sang istri pun mulai merasa kegelian dengan belaian dan kecupan Ryan.

“Loh mas Ryan koq malah yang aktif belai aku?” Tanya Tania

“Kan katanya mas mo bobo ditemani aku!” kata Tania lagi.

“Hmmm…..aku merem tapi masih pengen belai kamu dulu sayang!” ucap Ryan sambil pura-pura memejamkan matanya. Padahal Ryan sedang berpikir untuk terus melancarkan serangan erotisnya ke Tania agar mau bercinta dengannya saat itu juga.   

Kini meski sambil merem tangan kanan Ryan mulai aktif lagi raba dada montok istrinya. Tania mulai terpancing karena rabaan Ryan begitu lincah dengan memutari dada dan sesekali menyentuh puting dadanya.  

Tiba-tiba Ryan mulai membuka kancing bagian atas daster sang istri satu per satu. Tania mulai memejamkan matanya sambil melenguh perlahan.

“Euhhhh…” Desah Tania

Ryan sedikit membuka matanya ketika dengar lenguhan Tania.

“Hmmmm…mula terangsang dia..hehehe…!” gumam Ryan dalam hati.

Seketika Ryan bangun dari rebahan dengan menindih tubuh Tania yang sedang menggeliat dan mendesah itu.

Tanpa menunggu lama lagi tangan Ryan dengan cepat membuka semua kancing daster sang istri.

Terpampanglah dada indah itu dengan puting berwarna pink kecoklatan di sekelilingnya.

Tanpa babibu lagi Ryan langsung melahap buah dada Tania.

Jilatan, kecupan dan sesekali gigitan kecil di kedua puting susu sang istri membuat Tania makin belingsatan. “Emhhhh….massss….Ryan, eshhhh!” desah Tania

“Ahhh….mas Ryan koq jadi gini sih mas?” Tanya Tania tapi sambil mendesah dan memejamkan matanya.

“Kamu tenang aja sayang. Nanti kamu akan merasakan kenikmatan yang sebelumnya belum pernah kamu rasakan Tania,” ucap Ryan sambil terus melanjutan serangan ke dua buah dada sang istri.

Tangan kanan Ryan mulai mejelajah bagian bawah perut Tania dengan jaria menelusup diantara CD warna pink milik Tania dan mencari serta mengusap bulu-bulu halus yang melingkari lobang goa kenikmatan milik sang istri.

Bulu-bulu halus yang biasa disebut jembut itu begitu membuat Ryan belingsatan penuh nafsu untuk segera mengarahkan mulutnya sekaligus ingiin mendapatkan aroma khas goa kenikmatan milik Tania yag sejauh ini belum pernah Ryan jamah bahkan belum pernah dimasuki kemaluan laki-laki. Masih perawan!

“Tania angkat pantatmu yah!” pinta Ryan penuh semangat.

“Mo ngapian mas?”selidik Tania.

“Itulohhh…aku mo narik CD mu supaya ga menghalangi…hehe!” kata Ryan sambil tertawa kecil.

“Tapi mas….” Belum selesai Tania berkata, tangan Ryan dengan cepat menarik CD pink itu dipelorotkan ke bagian bawah dan melewati kedua kaki Tania serta melemparnya begitu saja ke ubin kamar.

Terpampanglah bibir meki indah milik Tania berwarna coklat pink dengan kerut-kerut yang dihiasi bulu-bulu jembut hitam dan langsung tercium aroma khas goa kenikmatan itu.

“Ahhhh…indah sekali meki mu Sayang!” seru Ryan sambil menatap sang Istri yang Nampak mulai pasrah dengan apa yang sedang dilakukan sang suami.

Seketika Ryan menungging di ranjang untuk mengarahkan kepalanya ke selangkangan sang Istri.

“Hmhhhh…!”gumam Ryan begitu bibir dan hidung Ryan mulai mengarah ke jembut Tania, semakin tercium aroma khas meki sang istri berbau daun sirih.

“eshhhh…ahhh….mas Ryan mau apahhh?” Tania sedikit mendongakkan palanya kebagian bawah untuk meliihat apa yang sedang dilakukan sang suami.

“Aku takut mas!”seru Tania sambil memegang kepala dan rambut Ryan yang sedang bersiap menjulurkan lidahnya menuju bibir meki yang dikelilingi jembut halus berbau merangsang itu.

“Tenang ya sayang, tahan dan rasakkan ini, jangan takut!” Kata Ryan

Reflek kedua kaki Tania yang tadinya sebatas rebahan mulai bergerak untuk menutup bagian kewanitaannya itu. Namun, Ryan menahan dengan kedua lengannya agar dengkul Tania berposisi seperti mengangkang selayaknya seorang ibu hamil yang akan melahirkan.

“Slurrpppp…ahhhh!’ Tiba-tiba lidah Ryan sudah mulai menjilat jembut halus dipinggiran meki Tania.

‘Eshhh…massss….geli masss….ahhhh….!” seru Tania sambil menggerakkan pantatnya ke kanan dan kekiri begitu juga kepalanya sambil memejamkan matanya Tania mulai merasakan hal aneh dan merasa rada takut tapi koq nikmat? Dalam hati Tania berpikir demikian.

“Slurrppp….slurppp….sleppppp…!” Lidah Ryan makin aktif bekerja menjamah setiap jengkal meki dan paha serta pantat Tania yang makin blingsatan bergerak menahan geli.

“Ahhhh…mas Ryanii…aku geliiii!” seru Tania sambil mendesah pelan

Tanpa di duga tiba-tiba kepala Ryan berpindah ke atas untuk kembali menjamah dan menciumi, menjilat dan mengecup serta kadang menggigit kecil puting dada montok sang istri.

Sementara jari jemari kanan Ryan tetap menjamah wilayah bawah Tania dengan menggelitik dan meraba jembut bulu-bulu halus Tania. Sambil terkadang menyentil sedikit bagian tengah meski terutama di bagian kacang kecil atau  itil sang istri.

Hal itu membuat sang istri mendesah berteriak kecil.

“Auwww…mas Ryanii..eshhhh…aahhhh, geli masss…!” seru Tania

Belum selesai Tania mendesah bibir Ryan sudah melumat bibir Tania.

“Mmmppphhh…muahhh…ahhh…cuppp!” Bibir Ryan mencium bibir Tania dengan penuh nafsu dan cinta.

Awalnya bibir Tania terasa kaku menerima ciuman sang suami. Karena kelihaian Ryan yang juga memainkan lidahnya saat berpagutan. Lama-lama Tania mulai ikut memainkan lidahnya.

Tanpa sadar kedua tangan Tania mulai memeluk tubuh sang suami sedangkan kedua kakinya sedikit terangkat ke atas sambil menjepit pinggang dan pantat Ryan yang sedang menindihnya.

Rudal Ryan yang masih terbungkus CD berwarna biru gelap itu mulai berontak seolah ingin mencuat keluar dari sangkarnya. Sejenak Ryan melepaskan tindihannya pada tubuh sang istri. Ryan merangkak mundur diatas ranjang untuk selanjutnya dengan bergegas berdiri di pinggir ranjang.

Tangan Ryan dengan secepat kilat memelorotkan CD birunya dengan sigap melewati kedua kakinya dan melemparnya ke pinggir ranjang sehingga tergeletak di ubin kamar.

Rudal besar ngaceng berurat sudah tegak berdiri dan bergerak-gerak atau berkedut-kedut pelan tanda nasfu Ryan sudah tak tertahankan lagi.

Tania mendongkakkan kepalanya melihat ke pinggir kasur melihat Ryan mulai merayap naik keranjang lagi ke arahnya dan cukup kaget melihat Rudal sang suami yang sudah tegak berdiri dan bergerak-gerak itu.

“Aduh..mas Ryan…koq gede banget ya mas?” gemetar suara Tania bertanya.

“Aku takut mas….!” Kata Tania lagi

 “Buka Dastermu sayang!” pinta Ryan ke istrinya

Tania bangun dan duduk di Kasur sambil tangannya membuka daster yang sudah tersingkap di bagian dadanya tadi. Seketika daster terlepas dan langsung diambl Ryan dan dilemparnya ke ubin kamar.

Kini tubuh Tania dan Ryan sudah sama-sama telanjang bulat.

Ryan sudah lama menantikan momen indah ini bersama istrinya yang cantik dan montok itu.

Secepat kilat Ryan langsung menindih lagi tubuh Tania langsung menyerang bibir sang istri.

Tania yang mulai terbiasa menerima ciuman sang suami mulai melayani permainan bibir Ryan.

“Mmmphhhh…..slurppp…mmmuach…ahhhh” keduanya mendesah sambil terus berpagutan memainkan bibir dan lidah mereka berdua.

Tangan Ryan aktif meraba buah dada sang istri. Sementara kedua tangan Tania memeluk Ryan yang sedang menindihnya.

Rudal besar milik Ryan bergesekan dengan perut bagian puser Tania. Terasa begitu hangat bagi Tania

Sambil berpikir dalam hati apakah Tania mampu menerima Rudal besar milik sang suami untuk memasuki liang surgawi miliknya?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 31 Rencana Liburan (3)

    Setelah berbicara dengan papa Sudono, Ryan tidak sabar untuk menghubungi mama Tyas.Tuuut... tuuut... tuuut...Mama Tyas: (menjawab telepon) Halo, Ryan sayang?Ryan: (gembira) Halo, mama! Apa kabar?Mama Tyas: Kabar baik, Nak. Ada yang bisa mama bantu?Ryan: Aku berencana mengajak papa dan mama berlibur ke Bali akhir pekan ini. Kita bisa kumpul bersama-sama.Mama Tyas: Oh, itu akan menjadi liburan yang menyenangkan, sayang. Papa sudah memberitahuku juga.Ryan: Iya, papa setuju untuk berangkat Jumat sore dan kembali Minggu malam. Aku juga ingin mbak Isti dan kang Dimas ikut. Mereka kan bagian dari keluarga kita juga.Mama Tyas: Tentu saja, sayang. Aku senang mereka bisa ikut serta.Ryan: Makasih, mama! Aku sudah sangat bersemangat untuk liburan ini.Mama Tyas: Aku juga bersemangat, Nak. Kita akan punya waktu yang indah bersama.Percakapan itu membawa kebahagiaan bagi Ryan. Dia tahu bahwa keluarga adalah anugerah yang luar biasa dan setiap momen yang dihabiskan bersama sangat berarti ba

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 31 Rencana Liburan (2)

    Perasaan Robi sungguh berkecamuk saat itu mendengar bagaimana Tania memposisikan dirinya sebagai istri yang bertanggungjawab untuk mengurusi suaminya. Sebuah kecemburuan berat merasuki hati Robi namun ia tak bisa berbuat apa-apa karena itu memanglah hal yang wajar bagi seorang istri yang wajib melayani sang suami.“Ehhmm...sekarang bagaimana kondisi suamimu?” tanya Robi“Mesti harus terus dipantau khawatir saat sedang berkerja di kampusnya kalo-kalo nge-drop lagi. Makanya aku selalu kontak suami beberapa kali untuk sekedar pastikan kondisinya,” balas Tania dengan nada keprihatinan.Untuk beberapa saat mereka saling terdiam seolah tak tau harus membicarakan apa di telpon itu. Namun, akhirnya Robi lah yang memulai lagi pembicaraan mereka.“Ehmm...Tania, aku sebenarnya masih pengen bertemu kamu,” ucap Robi lirih.“Ehmm....kan mas Robi lagi Bandung, aku khawatir mas ngedrop lagi kondisinya kalo sekedar hanya untuk mengejar pertemuan kita di kota ini!” timpal Tania“Maksudku nanti saat aku

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 31 Rencana Liburan (1)

    Robi duduk di tepi ranjang kamarnya dengan perasaan campur aduk. Ia menatap kosong ke arah jendela, mencoba merenungkan situasi yang tengah ia hadapi. Hatinya dipenuhi rasa penasaran yang sulit diungkapkan, namun juga diikuti kegelisahan yang mendalam.Sejak Tania datang mengunjunginya di kamar hotel, segala rencananya hancur berantakan. Selama ini, Robi berharap bisa berbicara berdua dengan Tania, mengenang masa lalu mereka di SMA. Namun, sayangnya, Robi tiba-tiba sakit beberapa hari belakangan ini dan belum bisa keluar dari kamar hotel itu.Robi berusaha mencari tahu apa yang membuatnya jatuh sakit, dan selama prosesnya itu, ia tak bisa melepaskan kenangan tentang Tania. Mereka adalah sahabat terbaik semasa SMA, dan dalam hati Robi, perasaan itu tak pernah berubah. Setelah lulus, Tania telah menikah dengan Ryan, sementara Robi belum bisa melepaskan memori cinta lamanya."Hari ini rasanya begitu aneh," gumam Robi pada dirinya sendiri. "Tania datang, dan aku sakit. Apa ini pertanda da

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 29 Dilema Tania (6)

    Tania merasa lega mendengar kabar itu, tapi di balik leganya, rasa bersalahnya semakin menggelayut di hati. Ia merasa semakin tak tega untuk menyembunyikan rahasia dari Ryan."Hmm, itu bagus kalau tidak serius. Tapi kamu harus lebih berhati-hati, ya?" kata Tania dengan nada khawatir.Ryan mengangguk, tapi matanya tetap curiga saat melihat reaksi istrinya. "Tania, ada sesuatu yang sedang kamu sembunyikan dari ku, kan?"Tania terdiam sejenak, lalu dengan berat hati, ia memutuskan untuk tidak mengungkapkan kebenaran kepada Ryan. Ia hanya tersenyum dan menggeleng, mencoba mengalihkan perhatian suaminya."Enggak kok, Ryan. Aku tidak menyembunyikan apa-apa," jawab Tania.Ryan mencoba percaya pada ucapan istrinya, tapi kecurigaannya tetap ada. Ia merasa ada yang berbeda dengan Tania, namun tidak dapat memastikan apa.Hari berikutnya ketika Robi di kamar hotel dan membeitahukan Tania bahwa Robi sudah mulai pulih namun demikian Robi memutuskan untuk kembali menginap satu hari lagi di hotel Bun

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 29 Dilema Tania (5)

    Robi mengangguk, meskipun dalam hati ia merasa teriris mendalam. "Ya, aku tahu itu. Tapi rasanya sulit untuk melupakan perasaan ini, Tania. Aku masih mencintaimu, sejak dulu hingga sekarang."Hatinya Tania berkecamuk antara rasa bahagia dan perasaan bersalah. Ia tahu bahwa ini bukan saat yang tepat untuk membahas hal seperti ini, namun dia juga tidak bisa menyangkal bahwa ada perasaan yang tak terucapkan dalam hatinya."Robi, kita harus berbicara tentang hal ini nanti. Saat kamu sudah sembuh dan kita berdua tenang," ucap Tania dengan hati-hati.Robi mengangguk, mengerti bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk membahas perasaan mereka. Dia tidak ingin membuat Tania bingung atau bahkan menyakiti perasaannya lebih jauh.Hari itu, Tania menemani Robi hingga sore hari karena Tania sudah dapat kabar dari Ryan kalo suaminya itu bakal pulang telat karena ada rapat hingga malam di kampusnya.. Mereka tertawa dan berbicara seperti dulu, seolah-olah tak ada yang berubah. Namun, dalam hati masing-m

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 29 Dilema Tania (4)

    Di pagi yang cerah itu, sekitar pukul 6 pagi Tania masih dengan penuh semangat sedang menyiapkan sarapan pagi untuk suaminya, Ryan. Aroma masakannya yang harum dan hangat mengisi dapur mereka. Ryan adalah seorang dosen pengajar di Universitas Bakti Bangsa dan setiap harinya dia harus berangkat ke kampus untuk melaksanakan tugasnya. Tania selalu berusaha memberikan dukungan dan kebahagiaan bagi suaminya.Setelah dirasa masakannya sudah lengkap untuk persiapan menu sarapan paginya, Tania kembali ke kamar untuk melihat apakah sang suami sudah terbangun atau belum. Ternyata sampe saat itu Ryan masih terlelap tidur di ranjang kamar mereka.“Hemmm...benar-benar ini suamiku, semalem sih abis-abisan menggempurku, jadinya gini deh!” ucap Tania dalam hati sambil menghela nafasnya dan menggeleng-gelengkan kepalanya.Tania duduk di pinggir kasur dan membelai rambut Ryan.“Masss....masss....Mas Ryan, bangun mas! Sudah siang ini!” ucap Tania dengan lembut sambil mengecup pipi sang suami.“Ehmmm....

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status