Home / Romansa / BIRAHI SANG DOSEN / Bab 1 Dilema Pengantin Baru (1)

Share

BIRAHI SANG DOSEN
BIRAHI SANG DOSEN
Author: Irbapiko

Bab 1 Dilema Pengantin Baru (1)

Author: Irbapiko
last update Last Updated: 2025-09-05 18:33:51

Setiap laki-laki pasti mengharapkan dapat pasangan atau istri yang sempurna semisal istri yang cantik parasnya dan tubuh yang bagus. Karena tak dapat dipungkiri mata dan pikiran laki-laki secara naluriah seneng banget liat tubuh wanita cantik dan seksi.

Begitu pula dengan Ryan yang secara tidak terduga berhasil mendapatkan seorang istri yang begitu cantik dan memiliki tubuh yang proporsional. Hal itu sudah dibayangkan sejak Ryan duduk dibangku SMA dan mencapai puncak impiannya kala di bangku kuliah dimana Ryan selalu memimpikan dapat menikah denga wanita cantik dan menggairahkan hasratnya.

Bahkan, dikarenakan libido yang sangat tinggi sejak di SMA Ryan sudah sering bermaen sendiri alias onani sambil membayangkan hubungan suami istri apalagi setiap Ryan selesai membaca cerita dewasa di internet.

Saat memasuki bangku kuliah Ryan semakin tertarik dengan sosok wanita, apalagi ia berkuliah di perguruan tinggi yang di kampusnya lebih banyak teman wanitanya dibanding laki-laki.

Bahkan Ryan sempat beberapa kali dekat dengan beberapa diantara mereka meski baru sebatas teman jalan, teman makan, mengerjakan tugas kuliah dan lain-lain yang masih sangat wajar seperti halnya pertemanan akrab biasa.

Nah, balik lagi ke saat ini dimana Ryan baru dua hari yang lalu menikah dengan seorang wanita cantik yang bernama Tania. Padahal, sebelum menikahi Tania, Ryan harus bersaing dengan sekitar 4 laki-laki lainnya yang jelas-jelas juga mengharapkan Tania jadi istri mereka. Namun, bagai dapat durian runtuh dan bagai sebuah keajaiban kala Tania pada akhirnya menjatuhkan pilihan kepada Ryan yang saat ini sudah jadi seorang pengajar di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta.

Namun demikian ada hal yang bikin Ryan lumayan bingung dan kesal adalah sampai dengan hari kedua pernikahannya ini dia belum berhasil meniduri Tania sejak malam pertama. Padahal, otak ngeresnya sudah sampe ke ubun-ubun untuk bisa bercinta sampe puas dengan sang istri.

Entah mengapa sang istri yaitu Tania masih gamang atau sedikit takut dengan sentuhan dan rayuan dari Ryan yang jelas-jelas sudah sah menjadi suaminya. Tania sendiri punya impian yang sebenarnya setara dengan Ryan. Namun, impian Tania tentunya dari kacamata seorang perempuan yang mengharapkan dapat laki-laki yang baik perangainya dan bertanggung jawab serta penuh pengertian. Juga sebagai perempuan Tania berharap selalu disayangi dan diperhatikan oleh sang suami.

Anehnya sejak malam pertama kala mereka sudah masuk kamar pengantin Tania masih belum yakin untuk bercinta dengan Ryan, padahal Ryan sudah begitu menggebu-gebu untuk menyetubuhi istrinya yang cantik itu. Ada semacam ketakutan dari Tania jika ia mau melakukannya, bayangan Tania akan terasa sakit di bagian kewanitaannya karena memang Tania masih perawan sampe hari kedua pernikahannya dengan Ryan. Dah gitu Tania termakan info bahwa jika melakukan pertama kali kabarnya sakit sehingga Tania merasa agak ngeri-ngeri sedap gitu untuk melakukannya.

“Taniaaa…, dimana kamu sayang?” panggilan Ryan mengagetkan lamunan Tania yang sedang di dapur.

Tania yang sedang menyiapkan masakan untuk suaminya di dapur memakai daster putih motif bunga setinggi lututnya. Dasternya begitu ngepas ketat ke bodinya yang yahud itu sehinga terlihat cantik dan seksi. Belahan dadanya juga cukup terlihat sehingga  dua buah gunung kembarnya seolah tidak mampu tertampung sehingga menyembul keluar sebagian. Menambah gairah Ryan yang melihatnya.

Ryan langsung mendekap mesra sang istri dari belakang sambal mencium tengkuk belakang Tania.

“Cuppp….ahhh, saya kira kamu pergi ke warung, ternyata kamu di dapur. Hehe…!”seringai Ryan

“Aihhh…mas Ryan geli tauuu…” seru Tania sambil geliat leher dan tubuhnya.

Ryan seolah tidak peduli. Dia lanjut pererat pelukannya dari belakang tubuh Tania sambil raba dua buah dada indah milik istri cantiknya itu.

“Aduh, mas Ryan akukan lagi motong bawang ini. Nanti pisaunya kena jariku gimana?” Seru Tania merajuk manja.

“Aku gak tahan sayang, belum bercinta denganmu sejak kita nikah dua hari lalu!” Ryan berbisik mesra di kuping istrinya itu.

“Nanti aja ya Mas!’ sebab sekarang badan saya masih bau lagian kan mau masak untuk mas Ryan untuk makan siang nanti.

“Bener ya, kamu mau layani aku malam nanti!” Ryan seolah meminta jaminan layanan sang istri.

“Ehmmm…iyya mas..insya Alloh ya!”, jawab Tania setengah ragu.

Yah koq, insya Alloh? Ya haruslah! Kan kita sudah sah jadi suami istri!” seru Ryan penasaran dengar jawaban ragu sang istri.

Tania tidak merespon omongan suaminya itu. Dia malah makin sibuk dengan bumbu dapur di tangannya itu.

“Heuhhh….!” Ryan menghela napas agak dalam melihat istrinya Nampak tidak bergairah dengan ajakan Ryan untuk bercinta malam nanti.

Perlahan Abi melepas pelukannya dan berjalan menuju kamar untuk nonton youtube di smartphonenya di ranjang pengantin. Sebuah Ranjang yang belum pernah acak-acakan karena pertempuran sepasang suami istri.

Hari minggu ini memang liburan yang pas untuk bersantai dan berbulan madu bagi pasangan pengantin baru itu.  Apalagi rumah mereka tidak terlalu berdekatan dengan tetangga di kiri kanannya. Karena kawasan rumah mereka cukup berjarak antar rumah di komplek perumahan tempat mereka tinggal. Sehingga jika mereka bermesraan sehingga Ryan terutama Tania tidak perlu merasa khawatir atau cemas untuk terdengar oleh para tetangga.

Sambil menunggu Tania yang masih sibuk di dapur, Ryan membuka-buka g****e dan mencari situ dewasa yang memang sudah sering ia buka dan ia tonton. Menurut Ryan kebiasaan menonton tayangan dewasa itu bisa menambah gairah untuk bercinta dan bahkan menambah pengetahuan beberapa alternatif gaya dalam berhubungan suami istri nantinya.

Tanpa terasa CD Ryan mulai basah di bagian depan karena bacaan cerita dewasa yang ia baca benar-benar menghanyutkan dirinya sekaligus seolah mewujudkan fantasi gairah seksual Ryan yang tak tertahankan lagi dua hari ini. Ryan bertekad agar malam nanti bisa menaklukkan istri cantiknya itu. Aku harus meniduri Tania sampe dia juga ketagihan. Hehe…begitulah dalam hati Ryan berbicara dengan dirinya sendiri.

“Mas Ryan…, makanan telah siappp!” Teriak Tania dari dapur.

“Iya sayangggg…!” Ryan langsung bergegas ke meja makan dimana telah tersaji beberapa menu kesukaannnya Ryan yang memang sudah dihapal oleh Tania.

“Ayo mas..dimakan. nanti keburu dingin gak enak!” seru Tania

“Iya sayang, perut mas sudah keruyukan dari tadi nih!” Jawab Ryan sambil memakan beberapa makanan yang sudah tersaji.

“Wahhh…nikmat banget ini masakanmu Tania! Makasih sayang!” Kata Ryan sambil cium kening istrinya sebagai tanda terima kasih.

Tania cuma tersenyum puas melihat sang suami makan dengan lahap semua masakannya.

“Dihabiskan ya mas!” Pinta Tania

“Ya iyalah… pasti kuhabiskan. Sebelum kuhabiskan tubuhmu malam nanti..hehe!” seru Ryan tersenyum nakal sambil memandang buas ke istrinya itu.

Tania langsung menunduk mendengar perkataan Ryan.

“Aduh..gimana yah! Nanti malam aku siap gak yah?” Gumam Tania dalam hati sambil ikut makan masakan dia sendiri. 

“Hemmm..kenyanggg…! Makasih ya Sayang! Aku koq tiba-tiba mengantuk ini? Hoammm…!” seru Ryan setelah selesai menghabiskan masakan Tania.

“Ya udah, mas Ryan bobo duluan aja ya!” Seru Tania. “Aku mo beres-beres dulu di dapur!” Lanjut Tania

“Yah koq gituh? Kamu gak mau temenin mas Bobo siang?” Ryan memelas

“Bukan gak mau mas! Tapi kerjaanku masih banyak”, kata Tania lagi.

“Sekali ini yuk sayang bobo siang bareng!” rayu Ryan. “Temenin aku. Aku pengen merem tapi sambil dielus-elus kamu Tania, Hehe! “ kata Ryan lagi.

Tanpa persetujuan Ryan, Tania langsung angkat pantatnya dari kursi beranjak menuju dapur untuk beres-beres.

Ryan langsung menghela napas dalam-dalam. Karena untuk kesekian kalinya ia harus menelan kekecewaan terhadap sang istri.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 31 Rencana Liburan (3)

    Setelah berbicara dengan papa Sudono, Ryan tidak sabar untuk menghubungi mama Tyas.Tuuut... tuuut... tuuut...Mama Tyas: (menjawab telepon) Halo, Ryan sayang?Ryan: (gembira) Halo, mama! Apa kabar?Mama Tyas: Kabar baik, Nak. Ada yang bisa mama bantu?Ryan: Aku berencana mengajak papa dan mama berlibur ke Bali akhir pekan ini. Kita bisa kumpul bersama-sama.Mama Tyas: Oh, itu akan menjadi liburan yang menyenangkan, sayang. Papa sudah memberitahuku juga.Ryan: Iya, papa setuju untuk berangkat Jumat sore dan kembali Minggu malam. Aku juga ingin mbak Isti dan kang Dimas ikut. Mereka kan bagian dari keluarga kita juga.Mama Tyas: Tentu saja, sayang. Aku senang mereka bisa ikut serta.Ryan: Makasih, mama! Aku sudah sangat bersemangat untuk liburan ini.Mama Tyas: Aku juga bersemangat, Nak. Kita akan punya waktu yang indah bersama.Percakapan itu membawa kebahagiaan bagi Ryan. Dia tahu bahwa keluarga adalah anugerah yang luar biasa dan setiap momen yang dihabiskan bersama sangat berarti ba

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 31 Rencana Liburan (2)

    Perasaan Robi sungguh berkecamuk saat itu mendengar bagaimana Tania memposisikan dirinya sebagai istri yang bertanggungjawab untuk mengurusi suaminya. Sebuah kecemburuan berat merasuki hati Robi namun ia tak bisa berbuat apa-apa karena itu memanglah hal yang wajar bagi seorang istri yang wajib melayani sang suami.“Ehhmm...sekarang bagaimana kondisi suamimu?” tanya Robi“Mesti harus terus dipantau khawatir saat sedang berkerja di kampusnya kalo-kalo nge-drop lagi. Makanya aku selalu kontak suami beberapa kali untuk sekedar pastikan kondisinya,” balas Tania dengan nada keprihatinan.Untuk beberapa saat mereka saling terdiam seolah tak tau harus membicarakan apa di telpon itu. Namun, akhirnya Robi lah yang memulai lagi pembicaraan mereka.“Ehmm...Tania, aku sebenarnya masih pengen bertemu kamu,” ucap Robi lirih.“Ehmm....kan mas Robi lagi Bandung, aku khawatir mas ngedrop lagi kondisinya kalo sekedar hanya untuk mengejar pertemuan kita di kota ini!” timpal Tania“Maksudku nanti saat aku

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 31 Rencana Liburan (1)

    Robi duduk di tepi ranjang kamarnya dengan perasaan campur aduk. Ia menatap kosong ke arah jendela, mencoba merenungkan situasi yang tengah ia hadapi. Hatinya dipenuhi rasa penasaran yang sulit diungkapkan, namun juga diikuti kegelisahan yang mendalam.Sejak Tania datang mengunjunginya di kamar hotel, segala rencananya hancur berantakan. Selama ini, Robi berharap bisa berbicara berdua dengan Tania, mengenang masa lalu mereka di SMA. Namun, sayangnya, Robi tiba-tiba sakit beberapa hari belakangan ini dan belum bisa keluar dari kamar hotel itu.Robi berusaha mencari tahu apa yang membuatnya jatuh sakit, dan selama prosesnya itu, ia tak bisa melepaskan kenangan tentang Tania. Mereka adalah sahabat terbaik semasa SMA, dan dalam hati Robi, perasaan itu tak pernah berubah. Setelah lulus, Tania telah menikah dengan Ryan, sementara Robi belum bisa melepaskan memori cinta lamanya."Hari ini rasanya begitu aneh," gumam Robi pada dirinya sendiri. "Tania datang, dan aku sakit. Apa ini pertanda da

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 29 Dilema Tania (6)

    Tania merasa lega mendengar kabar itu, tapi di balik leganya, rasa bersalahnya semakin menggelayut di hati. Ia merasa semakin tak tega untuk menyembunyikan rahasia dari Ryan."Hmm, itu bagus kalau tidak serius. Tapi kamu harus lebih berhati-hati, ya?" kata Tania dengan nada khawatir.Ryan mengangguk, tapi matanya tetap curiga saat melihat reaksi istrinya. "Tania, ada sesuatu yang sedang kamu sembunyikan dari ku, kan?"Tania terdiam sejenak, lalu dengan berat hati, ia memutuskan untuk tidak mengungkapkan kebenaran kepada Ryan. Ia hanya tersenyum dan menggeleng, mencoba mengalihkan perhatian suaminya."Enggak kok, Ryan. Aku tidak menyembunyikan apa-apa," jawab Tania.Ryan mencoba percaya pada ucapan istrinya, tapi kecurigaannya tetap ada. Ia merasa ada yang berbeda dengan Tania, namun tidak dapat memastikan apa.Hari berikutnya ketika Robi di kamar hotel dan membeitahukan Tania bahwa Robi sudah mulai pulih namun demikian Robi memutuskan untuk kembali menginap satu hari lagi di hotel Bun

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 29 Dilema Tania (5)

    Robi mengangguk, meskipun dalam hati ia merasa teriris mendalam. "Ya, aku tahu itu. Tapi rasanya sulit untuk melupakan perasaan ini, Tania. Aku masih mencintaimu, sejak dulu hingga sekarang."Hatinya Tania berkecamuk antara rasa bahagia dan perasaan bersalah. Ia tahu bahwa ini bukan saat yang tepat untuk membahas hal seperti ini, namun dia juga tidak bisa menyangkal bahwa ada perasaan yang tak terucapkan dalam hatinya."Robi, kita harus berbicara tentang hal ini nanti. Saat kamu sudah sembuh dan kita berdua tenang," ucap Tania dengan hati-hati.Robi mengangguk, mengerti bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk membahas perasaan mereka. Dia tidak ingin membuat Tania bingung atau bahkan menyakiti perasaannya lebih jauh.Hari itu, Tania menemani Robi hingga sore hari karena Tania sudah dapat kabar dari Ryan kalo suaminya itu bakal pulang telat karena ada rapat hingga malam di kampusnya.. Mereka tertawa dan berbicara seperti dulu, seolah-olah tak ada yang berubah. Namun, dalam hati masing-m

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 29 Dilema Tania (4)

    Di pagi yang cerah itu, sekitar pukul 6 pagi Tania masih dengan penuh semangat sedang menyiapkan sarapan pagi untuk suaminya, Ryan. Aroma masakannya yang harum dan hangat mengisi dapur mereka. Ryan adalah seorang dosen pengajar di Universitas Bakti Bangsa dan setiap harinya dia harus berangkat ke kampus untuk melaksanakan tugasnya. Tania selalu berusaha memberikan dukungan dan kebahagiaan bagi suaminya.Setelah dirasa masakannya sudah lengkap untuk persiapan menu sarapan paginya, Tania kembali ke kamar untuk melihat apakah sang suami sudah terbangun atau belum. Ternyata sampe saat itu Ryan masih terlelap tidur di ranjang kamar mereka.“Hemmm...benar-benar ini suamiku, semalem sih abis-abisan menggempurku, jadinya gini deh!” ucap Tania dalam hati sambil menghela nafasnya dan menggeleng-gelengkan kepalanya.Tania duduk di pinggir kasur dan membelai rambut Ryan.“Masss....masss....Mas Ryan, bangun mas! Sudah siang ini!” ucap Tania dengan lembut sambil mengecup pipi sang suami.“Ehmmm....

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status