Share

Bab 6A

BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 6.

Hai, Kak jangan lupa subscribe dan like ya 🙏

**

POV RAISA.

"Raisa, kamu jangan kasar sama Liana!" kata Mas Emran tak suka.

Aku mencibirnya. Sekarang terang-terangan dia membela gundiknya.

"Kamu bela dia? Kamu gak suka kalau dia tersakiti?" kataku g e r a m.

"Bukan gitu, Raisa."

"Sekarang kamu jujur aja, Mas. Kamu bisa kan jujur. Nggak perlu ke rumah segala. Apa hubungan kamu sama dia?!" kataku dengan kilatan amarah.

"Raisa. Ini masalah pribadi nggak mungkin kita menceritakannya di Rumah Sakit. Apalagi kita harus menghormati anak kita yang sedang sakit!" Mas Emran berkilah.

Menghormati? Bukankah Rindu sakit juga ulah mereka.

"Kamu menghormati Rindu yang sedang sakit? Kamu tahu nggak apa yang terjadi sama Rindu ini sebenarnya perlu dilaporkan ke pihak yang berwajib. Kamu nggak lihat lebam-lebam di badannya dan juga tiba-tiba dia itu terbentur. Seharusnya sebagai orang tua kamu udah melakukan tindakan tegas. Tapi apa yang kamu lakukan? Kamu bahkan nggak beritahu aku kalau anak kita itu sakit!" kataku sengit sambil memegang kasar tangan Liana agar dia tak kabur.

"Sayang, Mas tahu kalau salah. Makanya kita jelaskan saja di Rumah."

"Sini kunci rumah!" kataku ke Mas Emran.

Mas Emran menatapku beberapa saat tapi akhirnya dia memberikan juga kunci rumah kepadaku.

"Reyhan. Bunda akan berbicara dengan Ayah. Sebaiknya Reyhan bersama Tante Lastri dulu," kataku lembut ke Reyhan.

Aku tidak ingin anakku diintimidasi oleh siapapun. Jadi lebih bagus bersama Lastri dulu. Kayaknya Reyhan juga belum makan. Aku akan suruh Lastri membeli makanan untuk anakku dan pakaian layak untuknya.

"Reyhan nggak mau, Bunda. Reyhan takut. Reyhan mau sama Bunda aja. Jangan tinggalkan lagi. Aku mau sama Bunda," katanya memelukku.

Aku mengelus kepala anak aku kayaknya Reyhan mengalami trauma besar. Ya Allah, ada benjol di kepala anakku. Dia meringis kesakitan.

"Sayang, ini kenapa?" tanyaku marah. Perilaku apa yang mereka lakukan? Saat ini juga, kupandangi Liana dan Mas Emran sebagai pelaku utama. Reyhan melirik Liana dengan wajah ketakutan.

"Kamu apakan anakku!" kataku mengambil wajah Liana dengan kasar ku cengkram.

"Raisa, kamu jangan kasar gitu!" kata Mas Emran gak terima.

"Kamu marah, aku kasar sama p e r e m p u a n ini. Tapi kamu nggak melakukan apa-apa saat anakku disakiti! Di mana pikiran kamu dan di mana perasaan kamu sebagai seorang laki-laki!" kataku sengit.

"Makanya lebih bagus kita menjelaskan baik-baik. Mas akan menjelaskan baik-baik sama kamu, Raisa," katanya.

"Oke, ini udah sangat keterlaluan buat aku. Aku akan mendengarkan penjelasan kamu tapi di Rumah Pak RT karena ini udah menyangkut kekerasan dan aku nggak mau anakku tersakiti!" kataku lagi dengan amarah memuncak.

"Kenapa harus menjelaskan di rumah Pak RT? Bukankah kita punya rumah, kita menjelaskan di rumah kita saja," Mas Emran berusaha membujuk.

"Kenapa aku harus mendengarkan kamu, Mas? Kamu nggak lihat bagaimana Rindu yang udah berada di ruang ICU dan bagaimana Reyhan yang terlihat kurus dan mengenaskan. Kenapa aku harus percaya sama kamu. Kamu aja gak bisa jagain anakku!"

"Tapi, Ini masalah keluarga kita dan tidak seharusnya orang lain ikut campur dalam masalah keluarga kita. Lebih bagus kamu lepaskan dulu Liana dan kita bicarakan baik-baik di Rumah." Mas Emran masih berupaya merayuku.

"Nggak semudah itu, Mas. Sekarang juga aku akan membawa dia ke kantor polisi. Kau pikir aku bukan perempuan yang kuat. Selama ini aku bekerja di luar negeri mengasuh orang sakit. Bahkan aku menggendong orang sakit itu untuk dimandikan, didudukan ke kursi roda. Pekerjaanku berat tapi aku nggak tahu kalau kamu bahkan nggak perhatian sama anak ku dan entah kamu gunakan untuk apa uang itu yang ku kirimkan ke kamu. Aku nggak pernah main-main dengan ucapanku. Sekarang juga aku nekat akan membawa dia ke kantor Polisi karena sudah menyakiti anakku!" kataku ke Mas Emran.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sarti Patimuan
Suka dengan ketegasan Raisa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status