Share

Polisi

Author: Ayri Aster
last update Last Updated: 2025-07-18 18:58:49

"Ada apa mbak?" Ayra memberanikan diri untuk bertanya. Dia takut jawaban yang didengar adalah sesuatu yang tidak diinginkannya.

"Kita ketemu aja dulu. Bisa kan? Nggak enak kalo diomongin lewat telepon. Bentar lagi Arzha dan Zetha pulang sekolah, mbak tunggu disana ya." Fujia tidak menjawab pertanyaan Ayra. Membuat Ayra semakin khawatir dan penasaran.

"Iya, Mbak. Aku jalan kesana sekarang. Tapi sabar ya, aku agak telat. Lokasiku sekarang agak jauh." Ayra menyanggupi.

"Oke. Mbak tunggu." Fujia langsung menutup sambungan teleponnya.

Ayra langsung kembali ke tempat Abrar berada. Rasa khawatir tidak dapat disembunyikan oleh wajahnya. Abrar mengerutkan dahi melihat itu.

"Ada masalah?" Abrar langsung bertanya saat melihat Ayra sudah berdiri di dekatnya.

"Iya. Aku ada urusan mendadak. Bolehkah aku balik dulu? Pembicaraan kita bisa dilanjut lain waktu kalo memang masih ada yang harus dibahas. Aku bakal kabari kapan waktu pertemuan selanjutnya." Ayra berkata dengan sangat hati-hati. Bagaima
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Babak Belur Pernikahanku   Tugas

    "Jadi, intinya mereka minta kantorku jadi konsultan hukum untuk beberapa proyek yang akan mereka jalani." Nesya berkata sambil membaca lembaran kontrak yang baru saja dikirim oleh assistennya. "Agak lucu." Ayra menanggapi santai. "Iya, aku juga mikir begitu." Nesya melempar asal map yang dipegangnya ke atas meja dan bersandar pada sofa. Dia menyilangkan tangannya di depan dada dan mengerucutkan bibir. "Perusahaan sebesar Bimantara Group pasti sudah punya departemen hukum yang kuat. Dan kenapa malah baru sekarang mengajukan ini ke kantormu?" Ayra menatap Nesya. "Padahal ada kantor papa, dan juga kantor hukum lain yang lebih besar dari ini. Jadi makin aneh kalo dipikirin." Nesya menatap sinis map milik Bimantara Group di atas meja tersebut. "Gimana kalau kamu minta pendapat Om Doni aja? Mungkin dia bisa paham dan kasih saran yang baik buat masalah ini." "Huh, papa pasti menyindirku. Mentang-mentang kantorku kecil dibanding perusahaanmu, emang aku bakalan mau ketipu sama rencana

  • Babak Belur Pernikahanku   Alot

    Ayra tertegun sejenak memandang Revan. Lelaki yang masih berstatus suaminya itu juga menatap ke arahnya. Lalu berjalan mendekat dan duduk di kursi sebelah Ayra. Ayra langsung mengalihkan pandangannya lurus ke depan. Dia menegakkan tubuhnya menghadap hakim yang telah siap memulai persidangan. Setelah itu, Ayra tidak pernah menoleh ataupun melirik lagi ke arah Revan. "Baik, selamat pagi. Kita mulai persidangan hari ini." hakim mengetuk palu. Selanjutnya hakim membacakan isi gugatan yang telah diajukan oleh pihak Ayra dengan jelas. Merinci semua sebab yang menjadi alasan Ayra untuk mengajukan perceraian. "Saudara tergugat, apakah benar yang dituduhkan oleh saudara penggugat, bahwa anda telah melakukan perselingkuhan dan juga kekerasan dalam rumah tangga?" hakim ketua bertanya dengan tegas kepada Revan. "T-tidak pak. Itu saya khilaf. Untuk kekerasan, saya tidak melakukannya pak." Revan mencoba menyangkal. "Saudara penggugat, apa anda mempunyai bukti untuk menguatkan tuduhan anda?" h

  • Babak Belur Pernikahanku   Sidang

    "Dadah mami." Arzha dan Zetha kompak melambaikan tangan pada Ayra yang mengantar mereka ke sekolah hari ini. Mereka berjalan ceria masuk ke halaman sekolah. Ayra membalas lambaian tangan mereka dengan tersenyum lebar sampai kedua anaknya tidak terlihat lagi. Lalu Ayra berbalik dan berjalan ke tempat mobilnya terparkir. Setelah masuk, dia mencari ponselnya dan melakukan panggilan pada Fujia."Halo dek, Assalamu'alaikum." tak perlu menunggu lama, terdengar suara Fujia di seberang. "Wa'alaikumsalam. Mbak, aku sudah dapat rumah kontrakan buat mbak. Kalo mbak ada waktu kita bisa ketemu langsung disana sekarang. Gimana?" Ayra langsung mengutarakan maksud dan tujuannya. "Beneran? Iya, boleh. Kamu kirimkan aja alamatnya, biar mbak langsung berangkat kesana sekarang." Fujia terdengar sangat antusias. "Oke, aku chat ya. Kita ketemu disana. Mumpung aku juga udah di jalan ini.""Iya, Dek."Ayra segera menutup telepon. Dia menuliskan sebuah pesan berisikan sebuah alamat kepada Fujia lalu memas

  • Babak Belur Pernikahanku   Puzzle

    Abrar telah sampai rumah pada saat hampir gelap. Dia langsung masuk dan berjalan ke arah kamarnya. Keadaan hatinya sedang sangat baik hari ini. Dia hanya ingin pulang dan beristirahat dengan cukup. Nenek Wanda sedang duduk membaca buku di ruang tengah saat Abrar datang. Dia memperhatikan tingkah cucunya yang tidak biasa. Bibirnya ikut tersenyum. Abrar sejak kecil diasuh sendiri oleh Nenek Wanda. Kedua orang tua Abrar meninggal bersamaan dalam kecelakaan saat dia masih berusia 7 tahun. Saat itu bisnis yang dijalankan mereka sedang dalam keadaan sangat baik. Tapi takdir malah menginginkan yang lain. Akhirnya sejak saat itulah Nenek Wanda yang mengurusnya. Nenek sudah menjadi sosok ibu dan ayah untuk Abrar. Nenek yang paling paham semua kondisinya. Jadi tidak heran, hanya nenek yang bisa langsung menebak bagaimana suasana hati Abrar saat ini."Tumben sudah pulang?" Nenek menyapa setelah meletakkan kacamata dan bukunya di meja. "Nenek? Maaf aku nggak sadar ada nenek disini." Abrar sed

  • Babak Belur Pernikahanku   Ganteng

    Abrar membawa Arzha dan Zetha masuk ke dalam mobil. Sebelum ikut masuk, dia menoleh ke belakang dan melihat Ayra masih berdiri mematung di tempatnya. Sudut bibirnya sedikit terangkat. "Sebentar ya, tunggu disini." Abrar menunduk dan meminta Arzha dan Zetha menunggu. Lalu dia berjalan kembali ke tempat Ayra."Mereka mau kuantar kemana? Atau aku bawa kerumahku aja?" Abrar bertanya untuk menyadarkan Ayra dan Fujia yang masih kompak melamun. "Hah? Oiya, ke rumah orang tuaku." Ayra tersadar setelah mendengar pertanyaan Abrar. "Eh, tapi mereka beneran naik mobilmu? Gapapa?""Udah, cepet. Kasian mereka nunggu." Abrar langsung berjalan ke arah mobilnya dan masuk di kursi belakang bersama Arzha dan Zetha. Ayra juga segera berlari menyusul dan menaiki mobilnya sendiri setelah berpamitan pada Fujia. Kedua mobil itu beriringan dengan posisi mobil Ayra di depan.Hati Ayra bercampur aduk. Dia senang, kaget dan bingung. Matanya terus-menerus melirik ke kaca spion, memastikan mobil Abrar tetap men

  • Babak Belur Pernikahanku   Polisi

    "Ada apa mbak?" Ayra memberanikan diri untuk bertanya. Dia takut jawaban yang didengar adalah sesuatu yang tidak diinginkannya. "Kita ketemu aja dulu. Bisa kan? Nggak enak kalo diomongin lewat telepon. Bentar lagi Arzha dan Zetha pulang sekolah, mbak tunggu disana ya." Fujia tidak menjawab pertanyaan Ayra. Membuat Ayra semakin khawatir dan penasaran. "Iya, Mbak. Aku jalan kesana sekarang. Tapi sabar ya, aku agak telat. Lokasiku sekarang agak jauh." Ayra menyanggupi."Oke. Mbak tunggu." Fujia langsung menutup sambungan teleponnya.Ayra langsung kembali ke tempat Abrar berada. Rasa khawatir tidak dapat disembunyikan oleh wajahnya. Abrar mengerutkan dahi melihat itu. "Ada masalah?" Abrar langsung bertanya saat melihat Ayra sudah berdiri di dekatnya. "Iya. Aku ada urusan mendadak. Bolehkah aku balik dulu? Pembicaraan kita bisa dilanjut lain waktu kalo memang masih ada yang harus dibahas. Aku bakal kabari kapan waktu pertemuan selanjutnya." Ayra berkata dengan sangat hati-hati. Bagaima

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status