Share

Badmi 5

Author: nura0484
last update Last Updated: 2022-01-03 20:35:29

Perbuatan Naila membuat mereka bertiga memandang bingung, Naila hanya diam dan merasa tidak enak terutama saat melihat ekspresi wajah Irwan yang menahan emosi.

“Maaf,” ucap Naila tidak enak “Bagi aku makanannya terlalu asin.”

“Asin?” ulang mereka bertiga bersamaan yang diangguki Naila.

“Apanya yang asin semua sudah sesuai bahkan mereka baik-baik saja.” Irwan menatap Naila tidak percaya dan mencobanya kembali dan mengambil milik Naila merasakannya juga “Nggak asin ini, Nay.”

“Gini aja gimana kalau kamu masak yang sama dan kasih tahu versi nggak asin kamu itu” Leo memberikan solusi.

“Memang boleh?” tanya Naila menatap Irwan takut.

“Lakuin apa yang menurut kamu baik.” Irwan mengatakannya dengan tenang dan memberikan senyuman pada Naila.

Melihat itu membuat Naila melangkah ke dapur, memulai apa yang tadi dilakukan Irwan. Beberapa bahan yang Irwan masukkan Naila kurangi sesuai takaran yang memang sudah dihitung sebelumnya, Naila tahu jika Irwan berada disampingnya menatap apa yang Naila lakukan. Tidak membutuhkan waktu lama akhirnya masakan milik Irwan versi Naila telah selesai, melihat itu Irwan membantu Naila membawanya ke meja makan. Naila menatap mereka bertiga dengan sedikit takut, pasalnya banyak bumbu yang Naila kurangi dan pastinya tidak sesuai dengan lidah mereka.

“Kamu mengurangi garam dan beberapa bumbu?” tanya Leo yang diangguki Naila “Ini sangat cocok buat orang-orang yang peduli dengan kesehatan, bukan?” sekali lagi Naila mengangguk “Menurut kamu makanan ini akan laku di hotel atau restoran dan cafe?”

“Cafe milik keluarga aku sudah melakukan itu, kami membuat juga bentuk seperti catering dengan harga terjangkau yang bisa dimakan setiap saat untuk mereka yang peduli kesehatan. Mereka nggak perlu datang ke cafe hanya untuk menikmati makanan sehat, meskipun semua menu di cafe ada juga yang nggak sehat tapi di daftar menu selalu kami tulis jumlah kalori dalam makanan itu.”

“Pantas papi membawa kamu ke hotel dan restoran ini.” Leo mengatakannya dengan tersenyum kecil “Berarti kalian akan menjadi saingan?” 

Naila menatap Irwan yang hanya diam “Nggak mungkin saingan, saat itu Mbak Lila bilang kalau akan menjadi partner.”

“Memang partner seperti apa? Partner hidup? Bukankah kalian sudah menjadi partner hidup? Lalu?” tanya Endi langsung.

“Kami akan menjadi partner yang hebat bukan hanya rumah tangga tapi juga kantor, kalian tunggu aja nanti.” Irwan mengatakan dengan percaya diri bersamaan tangannya membelai rambut Naila perlahan.

Melanjutkan makan yang tertunda atas kejadian yang Naila buat, kali ini mereka berbicara panjang lebar mengenai kondisi hotel. Sesekali Endi bertanya mengenai pernikahan mereka berdua, lebih banyak Irwan yang menjawabnya bukan Naila disebabkan tidak tahu harus menjawab apa atas semua pertanyaan mereka.

“Kamu akan kasih tahu Pak Wijaya atau Mbak Lila?” tanya Leo menatap Irwan dan Naila bergantian.

“Aku besok rencananya yang akan bicara sama mereka.” Irwan menjawab santai “Mungkin bisa dipertegas Naila saat masuk nanti.”

“Memang nggak ada aturan dilarang memiliki hubungan di kantor?” tanya Naila yang membuat ketiga pria tertawa.

“Papi bukan orang yang begitu jadi tenang saja.” Leo menjawab sambil tersenyum “Kamu nggak minta cuti?” mengalihkan pandangan ke Irwan.

Irwan menggelengkan kepala “Naila udah masuk lusa jadi sudah cukup aku ambil cutinya.”

“Opa tahu juga bakal disuruh bulan madu kalian berdua.” Endi mengatakannya dengan sangat yakin “Bulan madunya di Bali tempat kita biasanya itu.”

Naila sekali lagi hanya diam mendengarkan pembicaraan mereka bertiga, tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Menatap piring mereka yang telah kosong membuat Naila langsung membereskannya, langkah Naila terhenti dengan Irwan memegang tangannya.

“Panggil Bibi saja gunakan telepon yang di dinding itu, terus minta antar makanan dan minuman di ruang kerja.” Irwan menatap Naila lembut “Kita pindah ke ruang kerja aja.”

Menatap punggung mereka yang menjauh, melakukan perintah Irwan sesuai instruksi yang diberikan dan benar saja seorang wanita paruh baya keluar. Naila membantu dengan membuatkan minuman setelah bertanya apa yang biasanya mereka minum serta takarannya, menatap minuman yang ada dihadapannya dan kali ini bingung mengantarkan sendirin atau meminta Bibi yang mengantarkan.

“Biar Bibi saja yang bawa, Mbak.” Naila menatap bibi ragu dan anggukan kepala membuat Naila menyerah.

Memilih masuk kedalam kamar yang menjadi tempat tinggalnya ke depan, menatap luasnya ruangan membuat Naila terdiam. Kamar ini lebih besar dibandingkan dengan kamar di rumah orang tuanya, memilih masuk dalam kamar mandi membersihkan dirinya sebelum menuju ranjang. Memejamkan matanya terlalu lelah dengan apa yang terjadi secara tiba-tiba, semua secara tiba-tiba dan kejutan yang sangat mengejutkan membuat Naila bingung dengan sendirinya.

Ponsel Naila berbunyi dan terdapat nama Endi yang ada di layar, perasaan Naila menjadi tidak menentu antara mengangkatnya atau membiarkan begitu saja. Memilih memejamkan matanya tapi tetap tidak berhasil sama sekali, hanya bergerak tidak menentu di ranjang dan tidak tahu berapa lama Naila melakukan hal itu.

“Belum tidur?” tanya Irwan yang membuat Naila terkejut “Kamu yakin tidur disini?”

“Bagaimanapun pernikahan kita sah di mata agama dan negara, kalau pisah kamar pastinya aku dosa karena membiarkan suamiku tidur sendirian.”

“Berarti kamu sudah siap melayani aku selayaknya suami istri pada umumnya?” tanya Irwan menatap Naila dalam yang hanya mengangguk pelan “Tenang saja aku nggak akan minta itu sekarang, tubuhku benar-benar lelah dan pastinya membutuhkan istirahat.”

Menatap Irwan yang masuk dalam kamar mandi membuat Naila hanya diam, memikirkan semua sikap Irwan beberapa hari ini yang sangat berbeda dengan pria-pria Naila lainnya. Berbeda bukan berarti Naila bisa dengan mudah percaya pada Irwan, masa lalu Irwan sama sekali tidak diketahuinya terutama hubungannya dengan wanita. Ketakutan Naila adalah Irwan memiliki wanita lain yang tidak diketahui banyak orang, atau bisa juga sosok pria yang menakutkan dengan berbuat kasar pada wanita. Naila bergidik ngeri membayangkan itu semua, terlalu asyik melamun membuatnya tidak sadar jika Irwan menatap ke arahnya sambil tersenyum kecil.

“Kamu nggak lagi mikir kotor kan?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Badmilove 2   Badmi 49

    Melahirkan adalah hal yang membuat Naila merasakan perasaan tidak tenang selama beberapa hari mendekati waktunya, semua hilang dengan hadirmya keluarga baik dari pihak Naila sendiri dan juga Irwan. Memilih berada dirumah kedua orang tuanya dibandingkan hotel, membuat kebutuhan Naila tercukupi.Irwan sudah menjual rumahnya dengan mengganti membeli rumah tidak terlalu jauh dari hotel, lebih tepatnya rumah tersebut tidak jauh dari rumah kedua orang tua mereka. Langkah ini Irwan ambil agar memudahkan mereka menjaga Naila jika memang dibutuhkan, meskipun pada akhirnya Naila lebih banyak tinggal di rumah kedua orang tuanya.“Ma, kayaknya sudah waktunya ini.” Naila mengatakannya saat merasakan perutnya sakit.“Masih kuat jalan?” tanya Indira yang diangguki Naila.Berjalan perlahan dengan bantuan Indira menuju ke mobil, memasukinya dengan perlahan berkat bantuan sopir dan juga Indira. Mengatur nafas agar bisa melahirkan dengan tenang, meng

  • Badmilove 2   Badmi 48

    Tatapan Evan membuat Naila hanya diam, tidak bisa bergerak sama sekali. Keputusan menemui Evan sudah dipertimbangkan dari lama, meminta bantuan Bagas untuk bertemu dengan Evan tanpa sepengetahuan Irwan.“Selamat buat kehamilan kamu, agak tidak menyangka kehamilan kamu bisa sebesar ini.” Evan membuka suara membuat Naila hanya diam tidak tahu harus menanggapi seperti apa atas perkataan Evan “Aku tahu kamu merasa terbebani, beberapa minggu atau lebih tepatnya setelah aku tahu kamu hamil banyak hal yang aku pikirkan.” Naila menelan saliva kasar mendengar kata-kata Evan.“Aku nggak tahu harus menanggapi apa, Mas.” Naila membuka suara.Evan tertawa membuat Naila menatap bingung “Kayaknya kamu nggak harus menanggapi apapun, semua bermula dari aku yang nggak bisa membuat semuanya menjadi mudah. Aku seharusnya sadar kalau kita nggak mungkin bersama, tapi aku memaksa kamu sampai berbuat hal gila.”“Tempat

  • Badmilove 2   Badmi 47

    Suasana dalam kamar terasa panas, Naila melanggar perkataan Irwan dengan turun ke dapur hotel. Naila pikir Irwan akan keluar lama tapi nyatanya hanya beberapa menit, bertepatan dengan Naila sedang memeriksa kelayakan dari makanan yang akan dikeluarkan. Kehamilan diri sudah berjalan melewati trimester, tepatnya bulan kelima dan sangat diluar prediksi dimana Naila hamil kembar yang semakin membuat Irwan protektif dengannya.Hembusan nafas kasar terdengar membuat Naila memejamkan matanya “Berapa kali aku bilang kalau kamu jangan kesana, Nay.” Naila semakin menundukkan kepalanya “Aku khawatir sama kamu.” Irwan menghembuskan nafas kasar “Kalau kamu nggak mikirin aku nggak papa tapi setidaknya kamu mikirin anak yang ada dalam perut kamu itu.”Irwan keluar dari kamar dengan membanting pintu, Naila hanya diam dengan menundukkan kepalanya. Perbuatan Naila memang salah dan sangat salah, Irwan memang tidak suka jika dirinya turun ke dapur hotel

  • Badmilove 2   Badmi 46

    Pendekatan dengan mertua, Naila merasa anak yang tidak berguna sama sekali. Menikah dengan Irwan tidak pernah mencoba dekat dengan keluarganya, bukan hanya mertua tapi juga saudara Irwan yang lain kecuali Frida dan Awang tentunya. Naila tahu jika keluarga Irwan tidak jauh berbeda dengan keluarga lain, hanya saja pernikahan mendadak membuat Naila tidak tahu bagaimana harus bersikap pada mereka.“Nay, makanan udah siap.” Naila menatap Wati yang membuka pintu kamar mereka “Irwan bilang kalau kamu masih harus dalam kamar, dikira orang hamil itu penyakitan apa.”Naila tersenyum mendengarnya “Ibu sendiri udah makan?”“Udah tadi sama ayah, mau dibantu nggak berdiri dari ranjang dan melangkah ke dapur?” Naila menggelengkan kepala dan tahu jika ibu mertuanya sedang menggoda.“Mas Irwan itu terlalu takut aku kenapa-kenapa, Bu.” Naila menggelengkan kepala dan berjalan kearah Wati “Ibu kasih tahu supay

  • Badmilove 2   Badmi 45

    “Rumah ini mau aku jual.” Irwan membuka suara saat mereka sudah berada didalam kamar “Aku minta bantuan ke papa dan ayah.”Naila mengerutkan keningnya “Kenapa dijual?” Irwan terdiam “Dekat sama rumah Dona?” tembak Naila langsung “Mas masih nggak bisa melupakan Dona?”“Bukan masalah melupakan, tapi aku mau menghargai perasaanmu. Aku nggak enak aja punya rumah dekat sama dia.” Irwan menjelaskan “Lagian kita nggak selamanya tinggal di apartemen atau hotel, kita perlu rumah buat masa depan kita bersama anak-anak.” Irwan berkata dengan membelai perut Naila perlahan.“Aku nggak masalah sama rumah ini, ya...meskipun dekat sama Dona tapi bukan suatu hal yang perlu membuat kita harus pindah. Alasan Mas Irwan nggak masuk akal, suatu saat hubungan kalian pasti baik-baik saja, Dona wanita yang cerdas mungkin saat ini belum bisa menerimanya tapi aku yakin perlahan dia pasti bisa menerim

  • Badmilove 2   Badmi 44

    Naila menatap tidak percaya dengan kehadiran keluarga mereka berdua di rumah, Irwan membawa Naila pulang ke rumah yang sudah lama tidak mereka datangi. Kedatangan mereka membuat Naila mendapatkan pelukan hangat dari mereka semua, tidak tersenyum menerima pelukan dari mereka semua.Mrndengarkan para orang tua yang memberikan banyak nasehat tentang kehamilan, membuat Naila hanya bisa diam dan mengangguk. Bukan hanya Naila tapi Irwan juga mendapatkan banyak nasehat, tidak bisa menggambarkan dengan kata-kata perasaannya saat ini.“Makannya tetap yang sehat berarti?” tanya Wati yang diangguki Naila pelan “Bisa kamu buat, Mas?” menatap tajam pada Irwan yang hanya mengangguk “Jangan berbuat aneh-aneh lagi.”“Mas Irwan udah jago buatnya, Bu.” Naila mengatakan sebenarnya membuat Wati menggelengkan kepalanya mendengar pembelaan Naila.“Ibu lebih senang kamu yang sama Irwan.” Wati membelai wajah Naila pelan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status