Bab 2 Asing
Karina meneguk salivanya berat. Gadis itu bingung dan juga takut . Bagaimana bisa pria itu menyebutnya istri? Bahkan Karina baru saja melihatnya. Saling mengenal pun, tidak. Pikir KarinaTapi, jika dia menjawab ‘tidak’ maka ayah tirinya pasti akan kembali memaksanya dan, membawanya ke rumah bordil laknat itu lagi. Jadi, dengan sangat terpaksa. Karina mengikuti permainan pria itu. Mungkin saja ini adalah cara pria asing itu untuk menolongnya.“I-Iya, dia suamiku,” jawab Karina gugup, entah keputusannya benar atau salah. Yang ia tahu, ia ingin lepas dari Sandi yang tak waras itu.“Apa!" pekik Sandi, semakin kaget. Lalu, ia pun menyeringai, dan menatap licik pada pria asing tersebut."Bayar dia dulu! Baru kamu bisa membawanya pergi!” ucapnya tanpa memiliki rasa malu, Sandi menengadahkan tangan, meminta uang pada pria asing itu.Pria asing itu terlihat dingin. Tidak ingin panjang lebar, dia melempar semua lembaran merah yang ia ambil dari dalam dompetnya, ke wajah Sandi.Sandi tersenyum puas. Pria paruh baya itu silau dan segera memunguti lembaran-lembaran uang yang berserakan di atas aspal yang hitam dan panas itu.“Bahkan, harga itu terlalu mahal hanya untuk membawanya,” gumam pria asing itu, yang Karina tak mendengarnya. Karena terlalu lirih, juga Karina yang fokus menatap Ayah tirinya, yang sudah beringsut pergi setelah mengutip semua uang itu.Dengan aura gelap, pria asing itu menarik tangan Karina. Kemudian, mendorong kasar tubuh Karina masuk ke dalam mobil di bagian sebelah kemudi. Kepala Karina sampai terbentur. Ingin dia menarik diri untuk keluar dari kendaraan mewah itu. Tapi, aura mengerikan pria asing itu, justru membuatnya semakin membeku.“Te-Terimakasih. Aku, tidak tahu apa yang akan terjadi padaku jika, Anda tidak menolongku," gugup Karina, tanpa berani memandang wajah pria asing, yang sudah duduk di sebelahnya menggenggam kemudinya, melajukan kendaraan.Pria itu diam selama perjalanan. Tapi, tangannya mencengkeram stir sangat kuat, sampai buku-buku jarinya memutih. Lalu, kakinya menginjak dalam pedal gas, yang membuat laju kendaraan tersebut sangat kencang.“A-anda mau membawaku, kemana? A—apa bisa turunkan saya di sini saja?” ucap Karina dengan tubuh yang mulai gemetaran."Apa dia akan menculikku? Apa dia akan melecehkanku?" pikir Karina, yang tiba-tiba semua itu mulai menggerayangi otaknya. Tapi, pria itu tetap diam dan dingin dengan wajah yang memerah menahan amarah.Hingga sampailah mereka di sebuah rumah mewah dengan gaya eropa. Pagar yang menjulang tinggi, dengan patung-patung kuda di sana sini. Air mancur menghiasi taman halaman mansion tersebut. Karina hanya tercengang, dalam bingung dan ketakutannya.“I-ini rumah siapa?” tanya Karina, dengan mata yang terus melihat ke depan. Lalu memindai sekeliling.“Turun!” suara pria itu menggelegar, membuat Karina terjingkat kaget, dan menambah ketakutannya.Karena wanita di depannya hanya terdiam, pria itu menarik tangan Karina dan berjalan dengan langkah lebarnya. Tubuh Karina yang kecil dibuat kesulitan mengikuti. Hingga kakinya terseok-seok mengimbangi langkah pria tersebut.“Tuan, aku mohon biarkan aku pergi,” pinta Karina, di tengah langkah cepatnya mengikuti gerakan kaki pria asing itu.Namun, pria itu terus menyeret tangan Karina, hingga mereka sampai di tengah sebuah ruangan yang begitu luas.BUGG!Pria itu melempar tubuh Karina, hingga wanita itu tersungkur di atas lantai."Auw!" pekik Karina, dengan wajah sangat ketakutan. Bagaimana tidak, dia lepas dari Ayah tirinya. Tapi, justru dibawa oleh pria yang tak dia kenal. Dan di perlakukan dengan sangat kasar.Dengan aura semakin gelap, pria asing itu melangkah mendekat perlahan. Wajahnya tampak buas dengan mata tajam menyeramkan.🍁 BERSAMBUNG 🍁Bab 38 Balas Dendam Yang SalahSensitifAlvis menghela nafasnya panjang. Dia tak bisa membantah kata-kata dari sang nenek. Wanita yang telah membesarkannya seorang diri. Dia lantas berdiri dengan terus menggandeng erat tangan sang istri."Baiklah, perlahan akan aku buktikan sama Nenek. Kalau wanita ini bukanlah, Andini. Dan Nenek akan melihat, betapa wanita sangat luar biasa di banding Andini. Nenek akan jatuh cinta padanya jika Nenek sudah mengenalnya. Sepertiku yang kini sangat terikat olehnya. Dan enggan untuk jauh darinya. Walau sekejap waktu," jelas Alvis panjang.Stella mencebik kesal dengan wajah memerah menahan amarah. Dia benci sekali ucapan sang cucu yang sedang di mabuk cinta itu. Apalagi pikirnya Karina adalah wanita yang sama yang telah hampir membuatnya meninggal dunia."Halah, saat kamu sadar bahwa dia adalah wanita ular itu. Saat itu kamu akan menyesal sebab tak mendengar nasehat dariku." Nenek Stella dengan penuh keyakinan mengatakan itu. Membuat Alvis tersenyum menang
Bab 37 Balas Dendam Yang SalahKebencian Nenek StellaAlvis mendekati sang nenek dengan tangan yang masih menggenggam erat tangan Karina. "Usir dia sekarang juga! Aku muak melihatnya! Apa kamu lupa dengan yang dia lakukan padaku, Al!" amuk Nenek Stella dengan dada yang bergemuruh.Karina kian menunduk, tubuhnya menggigil dalam diam. Dia tidak berpikir sikap sang nenek akan semurka ini padanya. Iya, dia belum lupa saat Alvis memperlihatkan video saat Andini mendorong Nenek Stella hingga membuatnya koma. Tapi, dia pikir Alvis sudah menjelaskan tentangnya dan pernikahan mereka itu. Lalu, ingatannya kembali ke kata-kata Antini tadi sewaktu mereka sarapan pagi. Dia sedikit melirik suaminya, yang terlihat tenang dan santai."Nek, dia bukan Andini. Memang sangat mirip bahkan nyaris tak berbeda. Tapi, percayalah, dia bukan Andini." "Mana mungkin! Lihatlah, wajahnya, rambutnya, tinggi badannya. Tidak ada yang berbeda. Kamu jangan mau tertipu dengan wajah sok lugunya itu, Al. Dia itu ular! Pe
Bab 36 Balas Dendam Yang SalahNenek StellaKarina dan Alvis kini sudah berada di dalam hotel. Karina tiada henti memandangi wajah suaminya yang terlelap memeluknya. "Kenapa sekarang aku sangat mengagumimu, Milo. Aah, lucu sekali aku memanggilmu dengan nama itu. Padahal namamu itu panjang dan bagus. Tapi, kenapa aku menyapa dengan sebutan itu. Hmmm, aku ingin mengganti dengan sebutan sayang saja. I love you sayang," biaknya lirih.Alvis mengeratkan pelukannya, dan berbisik. "I love you too, sayang.""Hai, kau belum tidur?""Mana bisa aku tidur kalau kamu terus mengganggu, hmm," sahut Alvis. Yang gegas menggelitik pinggang sang istri. Karina tergelak, menerima serangan yang membuat tubuhnya gelinjangan sebab merasa geli. Sampai dia memohon ampun, dan Alvis menghentikan tangannya. Dia memeluk Karina yang nafasnya terengah-engah sebab lelah menahan geli."Kita akan pulang besok, atau kamu masih ingin disini, sayang?" tanya Alvis."Bolehkan tinggal beberapa hari lagi, disini. Aku ingin b
Bab 35 Balas Dendam Yang SalahDibalik Sikap Manis Welly Karina tergelak, dan mencubit pinggang Welly. Lantas meraih tangan suaminya dan ia genggam dengan sangat erat."She's all yours, Welly. Be happy, you deserve it." Karina mencium lembut pipi Welly, lantas beranjak pergi dari tempat itu. Sejenak, saat langkahnya sampai di ambang pintu. Dia menoleh dan menatap kedua pasangan pengantin baru itu. Lantas mengerling sekejap dan berlalu. Meninggalkan Richard yang seakan pilu melepaskan kepergiannya."Are you oke, honey?" tanya Welly, seraya menyentuh bahu Richard.Pria itu menggeleng dan lantas membawa istrinya keluar dari tempat itu. Apapun yang terjadi, kini Welly--lah istrinya. Jadi, dia membawa wanita itu ke hotel malam ini. Meninggalkan kamar pengantin mereka, yang sudah dihias sedemikian rupa.Sementara itu, Karina menyandarkan kepalanya ke bahu sang suami. Entah mengapa, dia merasa sangat lega. Meski kecewa mendera, tapi lebih pada rasa nyaman dan seolah beban yang selama beber
Bab 34 Balas Dendam Yang SalahRindu Yang MenggebuRichard, memeluk erat tubuh Karina. Wanita itu menengadahkan wajahnya. Tatapannya pilu. Membuat Richard merasa sangat bersalah. Ingin sekali dia menceritakan semua kejadian yang menimpanya. Tapi, apa yang akan terjadi dengan Alvis.Bisa-bisa suaminya itu akan mati terbunuh oleh orang-orang suruhan Richard. Dia tahu siapa kekasihnya itu. Sebab itu, semua ia tutupi sedemikian tapi."Maafkan aku Ric, aku sungguh ceroboh," sahutnya penuh sesal."Kau sangat cantik sekarang. Bisa kita berkencan malam ini?" bisiknya Richard, seraya mencium leher jenjang Karina.Karina menoleh dan merenggut bibir tebal itu. Memagutnya dengan buas. Dia sungguh merindukan lelaki ini. Lelaki yang telah menyelamatkan hidupnya dulu. Saat pertama kali dia kabur ke negara ini. Karina melepaskan ciumannya. Senyum merekah di wajahnya. "Kau masih milikku, sayang," bisik Karina. "Tapi, kau pria terhormat. Kau istimewa bagiku. Aku bangga telah mencintai dan mendapatkan
Bab 33 Balas Dendam Yang SalahMelepas RinduAlvis merengkuh tubuh Karina. Wanita itu gemetaran hebat dalam pelukan sang suami. Pria di ujung sana, yang baru saja menyematkan cincin perkawinan pada jari manis si wanita. Berdiri terpaku menatap Karina."Karina," lirihnya.Pria itu berlari, mendekati Karina. Tapi, Alvis memasang badan. Menghalanginya dengan tegap. "What are you doing here!" ucap Richard dengan dada naik turun. Dengan kuat dia menyingkirkan tubuh Alvis. Lantas menarik tubuh Karina, dan mendekapnya erat. Dan Karina pun memeluk tubuh pria itu erat. "Karina, why? Why have you come now. Where have you been for the past 3 months? Where to?" cecar pria tampan dengan setelan jas putih yang tampak tampan dan berwibawa.Karina tergugu, mencengkram kuat tubuh pria itu. Alvis mengatupkan bibir dan menutup rapat matanya. Membiarkan istrinya meluapkan emosinya. "I'm sorry, Richard. I'm sorry it took so long. I, I can't go back. Because my bag is lost. And I can't reach you at all.