Share

Bab 12

"Saya mau ajak Lina ke dokter, Besan. Saya gak enak nih udah bikin anak orang celaka," ucap Mama, aku hanya berdiri di belakangnya. Lebih tepatnya di depan pintu yang terbuka.

"Nggak usah, Besan. Biar saya aja. Lagian, Besan itu gimana, sih? Kenapa Lina malah jadi kaya gini? Kalau nggak niat, mending nggak usah aja sekalian," sahut Ibu ketus.

"Kok Besan kayak marah banget gitu, sih?"

"Eh? Ehm... Ya kan Lina ini keponakan saya. Kalau nanti Mama Papanya marah, gimana?" tanya Ibu.

"Ya makanya, saya mau ajak Lina ke dokter. Besan jangan ngeyel, deh. Saya kan cuma niat mau ngobatin dia sekaligus nebus kesalahan saya. Jangan dihalangi. Ayo, Lina!" Mama menerobos masuk lebih dalam lagi ke kamar Mama, lalu mengamit lengan Lina.

Aku berjalan mengekori Mama. Ketika melewati Mas Arga, ia langsung berdiri melihat kami akan ke luar.

"Mau ke mana, Ma? Itu Lina kok dibawa?" tanyanya sambil melipat koran. Jika hari libur, ia memang lebih suka membaca koran daripada bermain ponsel.

"Mau ke klini
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status