Share

BAB 3 – Kekecewaan

“Berhenti menyebut nama putriku dari mulut kotormu itu! Kau tidak berhak menemuinya lagi karena kalian akan bercerai besok! Sudah cukup putriku hidup sengsara karenamu! Jadi berhenti mencarinya! Dasar pengemis tak tahu malu!”

Hinaan demi hinaan dilontarkan nyonya Jacky pada Alan yang berusaha berdiri dari genangan air kotor di tanah. Wajahnya setengah berlumpur karena terjatuh tadi. Penampilannya benar-benar terlihat seperti seorang pengemis yang menyedihkan di tengah guyuran hujan.

Namun, pria itu tidak memedulikan semua hinaan itu. Yang ia pikirkan hanya menemui istrinya untuk berbicara. Ia pun berlutut di tanah menghadap nyonya Jacky, menangis dan memohon agar diizinkan untuk bertemu dengan Riana.

“Aku mohon kepadamu, Bu. Izinkan aku bertemu dengan Riana. Aku harus mendengarnya langsung dari Riana mengapa ia menceraikanku? Tolong izinkan kami bertemu, Bu!”  

Alan mengabaikan tubuhnya yang mulai menggigil karena kedinginan. Ia terus berteriak memanggil nama Riana dengan air mata yang terus mengalir. Matanya sesekali memandang ke atas, ke arah jendela kamar Riana yang berada di lantai dua. Berharap dapat melihat gadis itu. Namun, ia tidak melihat apapun bahkan siluet gadis itu.

 “Tidak ada yang perlu kalian bicarakan! Dia menceraikanmu karena kau miskin! Riana juga tidak mau bertemu denganmu lagi! Jadi, pergilah! Jangan mengotori rumahku! Dasar pengemis!” Selena—ibunya Riana—langsung memerintahkan bodyguardnya untuk memukuli Alan dan mengusirnya menjauh dari rumah mewah itu.

Dua orang berbadan kekar lainnya ikut keluar dari dalam pos jaga dan langsung memukulinya.

“Pulang dan tunggulah surat cerai dari putriku!” kata Selena sebelum pergi. Setelah puas melihat Alan dipukuli, Selena berjalan masuk kembali ke dalam rumah meninggalkan pria muda yang babak belur itu

Dari balik tirai kamarnya, Riana menyaksikan semua hal yang dilakukan suaminya. Ia menangis sesegukan menyaksikan bagaimana Alan diperlakukan. Ingin rasanya ia berlari menghampiri pria itu dan membawanya pulang, namun ia tidak bisa melakukannya. Ia harus menahan diri jika tidak ingin Alan terlibat dengan keluarganya lagi.

Ia terduduk di lantai dan menangis dengan menahan suaranya hingga tersedak. Ia benar-benar merasa tidak tega melihat Alan, pria yang ia cintai disiksa seperti itu. Ibunya benar-benar keterlaluan. Padahal dia sudah memohon agar tidak melukai Alan, tapi mengapa ibunya begitu tega?

Dalam hati ia berharap Alan baik-baik saja dan mampu melewati hari-hari tanpa dirinya. Ia berharap Alan dapat hidup dengan lebih baik setelah berpisah dengannya. Meskipun ia masih belum bisa mengharapkan Alan memiliki wanita lain, tapi Riana tetap berharap pria itu bisa bahagia meskipun ia dianggap buruk dan Alan membencinya.

Tubuh babak belur Alan dilempar begitu saja di luar gerbang masuk rumah elit itu. Setelah berbicara dengan satpam, para bodyguard keluarga Jacky itu pergi meninggalkannya.

Alan terbatuk dengan tubuh yang bergetar hebat akibat kedinginan dan juga rasa sakit di sekujur tubuhnya. Ia memuntahkan seteguk darah yang berkumpul di tenggorokannya setelah terbatuk, lalu mencoba berdiri dengan susah payah.

Riana, apakah ini benar-benar yang kau inginkan? Apa kau benar-benar tidak mau bertemu denganku lagi?’ batin Alan dengan lirih.

 Alan terus menangis dengan matanya yang memerah memandangi pagar besi tinggi di hadapannya. Sesekali ia mengusap matanya yang basah akibat air hujan hingga menutupi pandangannya. Beruntung hujan begitu deras saat ini hingga tidak ada yang menyadari bahwa ia sedang menangis.

Kedua satpam yang bertugas berjaga di pos keamanan hanya terdiam memandangi Alan dengan prihatin. Mereka sudah mendengar kondisinya dari para bodyguard tadi bahwa pria itu adalah menantu miskin yang baru saja diceraikan oleh putri keluarga Jacky. Jadi, mereka tidak dapat membantunya.

Setidaknya pria itu beruntung karena sempat menikahi salah seorang putri dari keluarga konglomerat di Kota Pekanbaru ini.

Dengan langkah terseok Alan berjalan meninggalkan rumah itu dan mengendarai motornya kembali untuk pulang dalam keadaan babak belur dan basah kuyup. Sebelah tangannya sesekali memegang perutnya yang terasa sakit akibat pukulan keras yang ia terima tadi. Namun, itu tidak sebanding dengan rasa sakit di hati akibat penghinaan ibu Riana dan juga kekecewaannya terhadap sang istri.

Untuk pertama kali dalam hidupnya, Alan merasa begitu putus asa. Ia kehilangan arah seolah tidak tahu harus bagaimana menjalani hidupnya tanpa Riana.

Setibanya di depan rumah Alan. Seorang wanita tua berusia lima puluhan berlari keluar dari rumah menghampiri Alan yang penuh lebam di wajahnya. Kondisi pria itu terlihat begitu menyedihkan.

“Astaga! Alan! Apa yang terjadi padamu, nak? Dimana istrimu yang tidak berguna itu?! Kau juga dari tadi tidak bisa dihubungi!”

“Ibu...” Alan terdiam menatap ibunya, tidak tahu harus berkata apa mengenai luka lebam di wajahnya.

Ibunya pasti tidak akan senang mendengar ia dipukuli oleh bodyguard keluarga Riana. Terlebih ibunya juga mulai tidak menyukai Riana semenjak gadis itu keguguran.

 “Ada hal yang harus kukatakan pada ibu, bisakah kita bicara di dalam?” Alan mencoba menenangkan ibunya dan membujuk wanita itu untuk masuk ke dalam rumah. Ia tidak ingin ibunya juga basah kuyup terkena hujan. Meskipun hujan di rumahnya saat ini tidak sederas sebelumnya, namun tetap saja ini mampu membuat siapapun basah dan terkena flu. Terlebih tubuhnya sudah menggigil kedinginan saat ini.

Ada perasaan gelisah di lubuk hati Alan mengenai reaksi ibunya jika tahu bahwa Riana menceraikannya. Ibunya pasti akan sangat marah dan semakin membenci Riana.

Awalnya ibunya begitu senang ketika mengetahui Alan menjalin hubungan dengan Riana yang merupakan putri dari keluarga pengusaha kaya raya di sana, karena itu ia sangat mendukung keduanya. Namun, setelah mengetahui Riana hamil dan lebih memilih menikah dengannya, keluarga Jacky memutus hubungan dengan Riana dan tidak memberikan apapun, membuat Ibu kecewa dan menganggap Riana tidak berguna.

Ia bahkan berulang kali menyalahkan Riana karena Alan harus bekerja di dua tempat seharian hanya untuk mencari nafkah untuk persiapan melahirkan Riana dan juga menafkahi keluarganya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status