Sekretaris itu baru berkata, "Baiklah!"Namun dalam hatinya, dia tetap merasa Regina kurang pertimbangan.Saat ini, seluruh manajemen Grup Suteja tidak optimis terhadap hubungannya dengan Nathan.Apalagi, Tuan Liam sendiri sangat membenci Nathan.Membawa masuk lelaki ini ke dalam perusahaan hanya akan mendatangkan masalah besar bagi Regina!Nathan bisa merasakan bahwa sekretarisnya Regina tidak menyukainya dan menolak kedatangannya, tetapi pria itu juga tidak mengatakan apa-apa.Nathan berinisiatif bertanya, "Nona Regina, kamu sudah kembali bekerja di perusahaan sekarang. Apa ada yang bisa aku bantu?"Regina menggigit tutup pulpennya, bergumam pelan, lalu berkata dengan nada menggoda, "Aku nggak tega membiarkan Dokter Nathan bekerja. Kamu hanya perlu tinggal di kantor dan menjadi sekretarisku saja."Nathan tentunya mengabaikan Regina yang mengedipkan mata padanya. 'Apa gadis ini benar-benar tidak takut aku akan kehilangan kendali dan menyerangnya?'Namun, Regina sangat teliti terhadap
Liam merapikan jasnya dan berkata dengan tenang, "Nathan, aku sudah cukup bersenang-senang, jadi aku nggak peduli lagi dengan karakter kecil sepertimu.""Tapi kamu harus berhati-hati. Kalau kamu masih nggak sadar diri dan berdiri di pihak Regina, aku mungkin akan menghancurkanmu bersamanya!"Didampingi oleh sekelompok eksekutif senior perusahaan, Liam berjalan memasuki perusahaan lebih dulu sambil memasang seringai menghina di wajahnya.Steward yang berdiri di belakang menatap Nathan dan berkata sambil tersenyum kecut, "Nathan, bukankah sudah kubilang, jangan datang menemui Nona Regina lagi?""Kamu bukan hanya datang ke sini secara terang-terangan, kamu juga berhadapan dengan CEO kami. Kamu nggak merasa dirimu ... sedang menggali liang kubur sendiri?"Teringat akan pembicaraan barusan, Nathan bahkan berani mengatakan dia akan merebut posisi CEO-nya Liam.Steward merasa bahwa Nathan masih belum berpengalaman dan tidak mengetahui seluk beluk dunia luar.Berdasarkan status Liam saat ini,
Seorang pria yang mengenakan jas rapi dan kacamata segera berdiri dan mencibir. "Biar aku jelaskan seberapa hebatnya CEO Grup Suteja kami.""Mulai sekarang, dia akan memegang keputusan akhir Grup Suteja. Kelak, Tuan Liam kami akan setara dengan kepala keluarga bangsawan."Eksekutif lainnya yang menyanjung Liam pun berlari keluar dan berkata pada Nathan dengan nada menghina, "Anak muda, kalau kamu nggak tahu apa-apa, sebaiknya jangan terlibat.""Kamu bahkan nggak tahu seberapa hebatnya CEO Grup Suteja kami. Ini menunjukkan kamu hanyalah pecundang kecil yang melihat dunia dari sudut pandang sempit. Di mata CEO kami, kamu hanyalah sampah yang nggak berguna!"Saat ini, Steward yang berdiri di belakang dan tampak rendah hati, berjalan keluar perlahan dan menengahi, "Pak Liam, rapat sudah akan dimulai. Wakil CEO juga ada di sini hari ini. Aku rasa kita harus naik dulu."Liam mendengus dingin. "Aku lupa kalau Regina akan datang ke perusahaan hari ini.""Baiklah, ayo kita pergi menemuinya. Tap
Menyadari masalah sudah hampir selesai dan Nayana tidak keberatan, Nathan pun bertanya, "Apa masih ada hal lain? Kalau nggak, aku sudah mau pulang!"Nayana teringat sesuatu, lalu berkata dengan nada dingin, "Nathan, meski Sirion-nya Simon sudah hancur, dia masih punya beberapa master, ratusan pengikut. Perlahan-lahan kekuatannya mulai tumbuh lagi!"Nathan berkata dengan nada datar, "Aku rasa kamu dan Arjun lebih baik dariku dalam hal menyingkirkan orang-orang seperti ini.""Kelak kalian nggak perlu menanyakan hal seperti ini padaku. Kalian hanya perlu diskusikan dan putuskan sendiri."Nayana tersenyum menawan. "Baiklah, itulah yang aku tunggu."Nathan menggelengkan kepalanya. Nayana memang pantas disebut Janda Hitam.Wanita itu begitu menawan dan penurut di hadapannya. Bahkan, ingin menghangatkan tempat tidur Nathan.Namun sebagai penguasa dunia bawah, pasti sudah banyak korban yang jatuh di tangannya.Apa boleh buat. Jika seorang janda cantik tidak kejam, bagaimana dia bisa mendapatka
Nayana meliriknya sekilas, lalu menoleh, dan berkata dengan penuh kebencian, "Dulu, aku terobsesi dengan kekuatan, bela diri, dan selalu ingin lebih unggul dari orang lain.""Tapi sekarang aku nggak mau lagi. Asalkan kamu setuju aku melayanimu, aku akan segera menyerahkan Analin pada orang lain."Nathan terkejut. "Kamu bilang apa?"Nayana berkata dengan marah, "Sudah kubilang, asalkan kamu mengizinkanku mengikutimu, aku nggak butuh apa pun lagi."Jantung Nathan berdebar kencang. Dia baru menyadari bahwa segalanya sudah berada di luar kendalinya.Sepertinya Nayana sudah jatuh cinta padanya.'Astaga! Apa aku benar-benar harus meniduri janda ini?'Nathan yang biasanya selalu bersikap tenang dan acuh tak acuh, kini tak kuasa menahan amarahnya!Tepat di saat ini, Nayana yang tadinya marah besar langsung tertawa terbahak-bahak dan melotot ke arahnya dengan puas. "Bodoh. Apa kamu nggak sadar aku sedang menggodamu?"Nathan tak kuasa menahan amarahnya. "Kamu pikir ini menarik?"Nayana membusung
"Sebenarnya, masalah nggak seburuk yang Tuan Edgar pikirkan," ucap Nathan."Kamu bisa kembali ke kediaman Santoso di ibu kota provinsi dan beristirahat dengan tenang selama beberapa tahun. Dengan mengonsumsi berbagai suplemen dan tonik, aku yakin tubuhmu pasti akan pulih cepat."Tuan Edgar terbujuk dan mengangguk berulang kali. "Ya, ya, kamu benar. Aku memang lemah sekarang, tapi nggak mungkin selamanya aku seperti ini. Aku hanya perlu beristirahat sebentar dan pasti akan pulih dengan cepat.""Tapi ada satu hal yang harus diperhatikan oleh Tuan Edgar. Jangan pernah menyentuh wanita lagi kelak," ucap Nathan memperingatkannya.Tuan Edgar tampak sengsara, seolah-olah kehilangan barang berharganya. Ekspresi wajahnya berubah menjadi tidak yakin.Dia mungkin bisa mengendalikan mulutnya dan tidak minum-minum lagi, tetapi dia tidak mampu mengendalikan hawa nafsunya."Tuan Edgar, jangan kira aku sembarangan bicara. Dilihat dari kondisi fisikmu, begitu kamu menyentuh wanita, semua energi yang su
Merasakan kondisi tubuhnya membaik, Tuan Edgar yang wajahnya memar itu memperlihatkan senyum bahagia.Dia meraba seluruh tubuhnya dan memastikan bahwa dirinya baik-baik saja. Dia tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Aku hidup kembali. Akhirnya, nyawaku terselamatkan juga."Kedua pengawal memandangnya dengan tatapan tidak percaya, lalu berbalik menatap Nathan.Padahal bocah ini hanya sembarangan menginjak Tuan Edgar beberapa kali dan nyawanya terselamatkan kembali? Apa bocah ini reinkarnasi tabib legendaris zaman dulu?"Ada beberapa titik akupunktur utama di tubuh Tuan Edgar yang tersumbat. Membuat darahnya nggak berjalan lancar. Begitu terjepit di meridian, titik-titik itu pun dipaksa menyembur keluar.""Tendanganku barusan membuka meridian yang tersumbat dalam tubuh Tuan Edgar hingga darahnya bisa mengalir lancar lagi. Sekarang tentu saja dia sudah sembuh."Begitu mendengar penjelasan Nathan, Tuan Edgar dan bawahannya baru merasa lega.Tuan Edgar menutupi kepalanya dan bertanya dengan
Nathan menggelengkan kepalanya dan bertanya sambil mendesah, "Tuan Edgar, kamu sekarang seharusnya percaya dengan apa yang aku katakan sebelumnya, 'kan? Apa aku membohongimu?"Suasana hati Tuan Edgar sangat buruk sekarang. Bahkan, sempat terbersit keinginannya untuk membunuh orang. Dia sudah hampir mati, tetapi anak ini masih ingin mengajarinya di sini.Sayangnya, tidak ada sedikit pun kekuatan yang tersisa di tubuhnya. Darah yang terus-menerus menyembur keluar sudah hampir menguras habis tenaganya.Saat ini, dia hanya bisa berkata dengan suara pelan, "Aku sudah buta sebelumnya dan salah menilai kemampuan Saudara Nathan.""Sekarang aku sudah yakin sepenuhnya. Aku mohon pada Saudara Nathan, sebagai seorang dokter yang baik hati, agar menyelamatkan nyawaku!"Nathan mengangguk dengan enggan dan berkata, "Baiklah, karena Tuan Edgar sudah menyadari kesalahanmu, aku akan menyelamatkanmu."Tuan Edgar sangat gembira. Kilatan di matanya tiba-tiba menjadi cerah. Dia seolah-olah melihat harapan u
Tiara makin tidak menyukai Tuan Edgar. Dia pun berkata dengan wajah dingin, "Tuan Edgar, wakil kepala rumah sakit kami memintaku untuk menyampaikan pesan padamu."Tuan Edgar sangat cemas. Kekhawatirannya terhadap nyawanya membuatnya bersedia membayar berapa pun harganya saat ini."Menyampaikan apa? Cepat katakanlah!"Karena terlalu antusias, Tuan Edgar muntah darah lagi.Setelah itu, dia mengatupkan mulutnya rapat-rapat dan memutuskan untuk tidak terlalu banyak berbicara. Jika memungkinkan, dia juga tidak perlu berbicara lagi, agar darah yang keluar lebih sedikit.Tiara berkata, "Wakil kepala rumah sakit kami nggak bisa kembali tepat waktu. Jadi Tuan Edgar, kamu harus mempersiapkan mentalmu lebih dulu.""Penyakitmu yang tiba-tiba kambuh ini kemungkinan besar akan berakibat fatal."Sebagai malaikat berjubah putih, Tiara masih termasuk sangat baik. Tentu saja, dia tidak akan mengulang pesan yang disampaikan Nathan untuk menyerang Tuan Edgar.Namun, maknanya hampir sama. Yang penting, dia