Share

Bab 7

Penulis: Levin Sergio
Suaranya begitu datar dan tidak terdengar arogan sama sekali.

Pria yang punya bekas luka dan juga beberapa pria kekar di belakangnya tertegun pada awalnya, kemudian mereka langsung tertawa terbahak-bahak.

"Hahaha .... Lucu sekali. Apa yang barusan dikatakan gigolo ini? Dia mau buat aku menghilang?"

"Bodoh. Sepertinya kamu terlalu banyak menonton drama idola, jadi sekarang kamu sok ingin menjadi pahlawan dan menyelamatkan gadis ini?"

"Bos, buat apa buang-buang waktu dengannya? Bunuh saja dia!"

Anak buah di samping pria bekas luka mengayunkan pipa baja di tangannya ke arah Nathan sambil bersiul. Apalagi, serangannya terlihat sangat brutal.

Regina menghela napas. Sepertinya dia harus mengambil tindakan untuk melindungi Nathan.

Keberanian Nathan memang patut dipuji, tetapi pria itu agak bodoh dan tidak bisa memahami situasi yang sedang mereka hadapi.

Tepat di saat itu, dia mendengar suara teriakan melengking.

Setelah itu, dia melihat pria kekar yang barusan berinisiatif menyerang itu terjatuh ke tanah, berguling, sambil memegang perutnya.

Entah bagaimana pipa baja yang dipegangnya barusan bisa berakhir di tangan Nathan.

Kemudian ....

Buk, bak, buk!

Dengan serangkaian suara teredam, pipa baja di tangan Nathan langsung diluncurkan ke depan.

Pria-pria kekar yang menyerbu itu bahkan tidak bisa mendekati Nathan sedikit pun. Semuanya terjatuh ke tanah sambil menjerit kesakitan.

Tidak seorang pun yang melihat bagaimana Nathan mengeluarkan serangannya.

Lantaran gerakannya terlalu cepat, seolah-olah seperti hantu!

Pria bekas luka itu meraung. Dia adalah orang terakhir yang menyerbu ke arah Nathan. Dia melompat tinggi dan mendaratkan sebuah tendangan cambuk yang dahsyat.

Nathan membuang pipa baja yang telah berubah bentuk di tangannya. Tanpa melihat ke arah pria yang punya bekas luka itu, dia langsung menendangnya.

Pria yang punya bekas luka itu mengerang kesakitan. Tubuhnya membungkuk seperti udang, terhempas mundur dengan kecepatan yang begitu menakutkan.

Dia mendarat tepat di atas mobil SUV. Darah muncrat keluar dari mulutnya. Tampaknya dia tidak bisa bangkit lagi.

Dia mengangkat kepalanya dengan sekuat tenaga dan menatap Nathan dengan takut. "Kamu ... kamu ...."

Nathan bahkan tidak meliriknya sedikit pun. Dia hanya berbalik dan mendekati Regina sambil berkata dengan tenang, "Ayo kita pergi, Nona Regina!"

Masih ada kilatan keterkejutan di mata indah Regina.

Dokter Nathan ini terlihat lembut dan anggun, tetapi ternyata dia seorang pria sejati.

Tak disangka, begitu bertarung, dia akan begitu hebat.

Kenapa ada orang yang mengatakan pria ini sebagai gigolo?

Keterampilan medisnya begitu tinggi dan seni bela dirinya juga memukau. Dia adalah sosok hebat yang tersembunyi!

Hati Regina tiba-tiba dipenuhi kegembiraan. Mungkin dia telah menemukan harta karun!

Dia memasang senyum menawan, lalu menyalakan mobil dan melaju menuju Gluton.

"Dokter Nathan, selain menyelamatkan Elin, sekarang kamu juga menyelamatkanku. Aku benar-benar nggak tahu harus bagaimana berterima kasih kepadamu."

Sembari mengemudi, Regina juga berbicara sambil tersenyum. Makin lama dia makin tertarik pada Nathan.

Nathan tersenyum tipis dan berkata, "Sebenarnya aku juga nggak melakukan apa pun. Tapi Nona Regina, sebaiknya kamu berhati-hati. Orang-orang ini mungkin sekomplotan dengan orang yang meracuni Elin!"

Wajah Regina berubah dingin. "Aku bisa menebak siapa pelakunya. Huh! Keluarga Suteja kami juga nggak bisa dianggap remeh. Aku pasti akan membuat mereka menanggung konsekuensinya!"

Elin yang duduk di kursi belakang berkata, "Kak, Kak Nathan sudah banyak membantu kita. Bukankah seharusnya kita membalas budi padanya?"

Regina setuju. "Elin benar. Kita harus berterima kasih kepada Dokter Nathan."

Elin memutar matanya dan berkata dengan nada nakal, "Kak, aku punya saran."

"Apa itu?"

"Hmm, karena Kak Nathan nggak menginginkan kartu emas Keluarga Suteja kita, bagaimana kalau Kakak memberinya hadiah sekali saja?"

"Hah? Dasar bocah! Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Aku akan merobek mulutmu ...."

Obrolan kakak beradik itu membuat Nathan terdiam.

Wajah cantik Regina memerah, tetapi dia masih sangat bermurah hati. Dia buru-buru berkata kepada Nathan, "Dokter Nathan, jangan dianggap serius. Adikku memang seperti ini. Dia suka sembarangan bicara."

Nathan hanya tersenyum tak berdaya untuk mengungkapkan bahwa dia mengerti.

Namun detik berikutnya, Regina berkata, "Tapi aku nggak keberatan dengan apa yang disarankan Elin. Semuanya tergantung pada pendapatmu, Dokter Nathan."

Nathan benar-benar tidak berdaya.

Memang benar, Regina adalah wanita cantik yang sangat menggoda.

Lahir di keluarga bangsawan, anggun budi pekertinya, apalagi parasnya begitu cantik dan menawan.

Gadis itu juga punya lekuk tubuh yang indah. Tidak seperti Emilia, yang lebih memberikan kesan wanita cantik yang dingin dan sulit didekati.

Bisa dikatakan, Regina memiliki kepribadian yang berbeda 180 derajat dengan Emilia. Gadis ini penuh daya tarik, bibir kecilnya begitu merah dan juga dada yang seksi. Membuat orang terpesona kepadanya.

Nathan telah melihat banyak wanita cantik, tetapi pesona yang dimiliki Regina terlalu kuat. Membuatnya kesulitan untuk menolak.

Melalui kaca spion, Regina bisa menyadari bahwa Nathan tampak agak malu. Gadis itu menutup mulutnya dan terkikik.

Pria ini sangat menarik. Bisa-bisanya dia malu mendengar perkataan itu.

Ada banyak pria yang mengejarnya, apalagi segala macam tipe pria juga ada, tetapi ini pertama kalinya Regina bertemu dengan pria yang begitu menarik.

Bagaimana kalau dia menaklukkan yang satu ini dulu?

Panti Asuhan Gluton terletak di bagian selatan Beluno dan memiliki area yang luas.

Tanah luas yang belum dikembangkan itu selalu menjadi komoditas yang didambakan oleh seluruh komunitas bisnis Beluno.

Melalui acara penggalangan dana ini, panti asuhan akan menyerahkan tanahnya. Jadi, akan melibatkan keluarga-keluarga terpandang di Beluno, juga kelompok bisnis besar dan kecil, untuk ikut ambil bagian.

Malam sudah tiba. Lampu menyala.

Area depan Panti Asuhan Gluton sudah ditutupi karpet merah. Orang-orang sukses dari Beluno datang bersama partner mereka untuk bersosialisasi.

"Nona Regina, selamat datang!"

Kepala panti asuhan langsung datang menyambut Regina.

Tepat di saat Regina hendak berbicara, kepala panti asuhan membetulkan kacamatanya yang miring. Dia kemudian melirik pria di samping Regina dan berkata dengan heran, "Dokter Nathan, kamu juga datang ke sini? Astaga. Aku dan anak-anak semuanya sudah nggak sabar untuk bertemu denganmu."

Beberapa anak dari panti asuhan mengelilingi Nathan dengan gembira. Semuanya terus-terusan memanggil namanya.

Regina terkejut. Melihat Nathan asyik mengobrol dengan kepala panti asuhan, dia tidak menyangka dirinya yang notabene seorang gadis bangsawan dari Keluarga Suteja akan kalah populer dibandingkan seorang dokter kecil.

Beberapa tamu terhormat yang lewat datang dan menyapa Regina.

Regina tersenyum dan berpikir dalam hati, 'Akhirnya aku mendapatkan kembali harga diriku.'

"Dokter Nathan, mari aku kenalkan beberapa bos padamu!"

Regina tersenyum dan bersiap untuk memamerkan koneksi Keluarga Suteja pada Nathan.

"Eh! Bukankah ini Dokter Nathan dari Rumah Sakit Perdana? Halo, halo. Saya Dimas Perwiro. Berkat pengobatan dari Anda, saya sekarang sudah bisa berjalan!"

"Halo, Dokter Nathan. Anda masih ingat saya, 'kan? Dulu, saya kesulitan untuk hamil. Berkat bantuan Anda, anak saya sudah berusia satu tahun. Akhirnya saya punya keturunan juga!"

"Dokter Nathan, senang bertemu denganmu hari ini. Aku ingin bersulang untukmu. Kalau bukan karena bantuanmu, aku yang baru berusia enam puluhan mungkin sudah harus meninggalkan dunia ini. Sekarang kondisiku masih kuat!"

Regina tercengang.

Tanpa perlu dia perkenalkan, para tamu terhormat itu telah bergegas menghampiri Nathan dan bertegur sapa.

Pria ini punya koneksi dan kemampuan bersosialisasi yang luar biasa.

Padahal, dia hanya seorang dokter kecil. Siapa yang akan percaya?

Hati Regina dipenuhi dengan berbagai emosi. Untuk pertama kalinya, dia merasa bahwa pria ini tidak boleh dianggap remeh!

Setelah berhasil mengusir para tamu terhormat, Nathan memandang Regina dan berkata, "Maaf, Nona Regina. Mereka semua adalah pasienku. Tapi sejujurnya, aku benar-benar nggak ingat lagi."

Regina tersenyum penuh arti. "Dokter Nathan, ternyata kamu punya bakat terpendam."

Namun, Regina sama sekali tidak tahu bahwa Nathan benar-benar tidak mengingatnya, meskipun orang-orang barusan semuanya adalah tokoh terkenal di Beluno.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Hussin Bin md salleh
.........
goodnovel comment avatar
Lys Viss
wahhh makin mantap
goodnovel comment avatar
gigikkelana
keren alur ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 412

    Tiara makin tidak menyukai Tuan Edgar. Dia pun berkata dengan wajah dingin, "Tuan Edgar, wakil kepala rumah sakit kami memintaku untuk menyampaikan pesan padamu."Tuan Edgar sangat cemas. Kekhawatirannya terhadap nyawanya membuatnya bersedia membayar berapa pun harganya saat ini."Menyampaikan apa? Cepat katakanlah!"Karena terlalu antusias, Tuan Edgar muntah darah lagi.Setelah itu, dia mengatupkan mulutnya rapat-rapat dan memutuskan untuk tidak terlalu banyak berbicara. Jika memungkinkan, dia juga tidak perlu berbicara lagi, agar darah yang keluar lebih sedikit.Tiara berkata, "Wakil kepala rumah sakit kami nggak bisa kembali tepat waktu. Jadi Tuan Edgar, kamu harus mempersiapkan mentalmu lebih dulu.""Penyakitmu yang tiba-tiba kambuh ini kemungkinan besar akan berakibat fatal."Sebagai malaikat berjubah putih, Tiara masih termasuk sangat baik. Tentu saja, dia tidak akan mengulang pesan yang disampaikan Nathan untuk menyerang Tuan Edgar.Namun, maknanya hampir sama. Yang penting, dia

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 411

    Pengawal wanita terkejut. "Tuan Edgar, Anda kenapa? Jangan bercanda."Sembari mengelilingi Tuan Edgar dan berteriak, mereka juga buru-buru mengulurkan tangan untuk mengambil cerutu dari selangkangan tuan mereka.Tuan Edgar memegang dadanya dengan kedua tangannya. Wajahnya penuh kesakitan. "Dadaku nyeri sekali.""Aduh! Kepalaku juga sakit. Cepat bawa aku ke rumah sakit!"Dalam sekejap, Tuan Edgar merasakan nyeri di bagian dada, kepala, dan kakinya. Terakhir, nyeri itu menjalar ke seluruh tubuhnya. Dia langsung terjatuh ke bawah, tubuhnya bergetar hebat, dan mulutnya juga mengeluarkan banyak busa putih.Seakan-akan dia telah minum racun dan hampir mati.Kedua pengawal itu tampak cemas. Mereka buru-buru menggendong Edgar dan bergegas keluar pintu menuju rumah sakit.Nayana berkata dengan ragu-ragu, "Se ... sebelum kamu selesai menghitung, penyakit lelaki tua ini sudah kumat!"Dia tak kuasa menahan rasa takjub dalam hatinya dan juga makin kagum dengan kemampuan Nathan!"Dia sendiri yang me

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 410

    "Bocah, ini membuktikan kamu sembarangan bicara dan hanya mencoba menakut-nakutiku saja.""Tahukah kamu seberapa besar konsekuensi yang harus kamu tanggung?"Tanpa menunggu Nathan berbicara, Tuan Edgar telah menunjuk Nayana dan memerintahkan, "Nayana, kesabaranku sudah habis.""Bocah ini orangmu. Dia begitu nggak sadar diri dan berani menyinggungku. Jadi, kamu yang harus menggantikannya menerima hukuman!"Nayana berkata dengan marah, "Tuan Edgar, kapan kami menyinggungmu?""Kalau kamu sungguh nggak ingin menyerahkan Teratai Sembilan Warna, kami juga nggak menginginkannya lagi."Tuan Edgar mencibir. "Kamu kira asalkan kamu bilang nggak menginginkannya lagi, aku akan terima begitu saja? Kamu pikir aku mudah dipermainkan olehmu? Apa aku nggak punya harga diri?""Sekarang aku nggak peduli kalian menginginkannya atau nggak. Kamu harus menemaniku satu malam, apalagi harus membuatku puas!""Kalau nggak, aku pasti akan menguliti anak ini hidup-hidup, lalu datang ke Analin untuk membuat perhitu

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 409

    Tuan Edgar mengembuskan asap cerutunya sambil tertawa, "Nak, kamu masih muda dan belum mengalami banyak hal yang menakjubkan.""Lantaran suasana hatiku baik hari ini, aku akan mengobrol denganmu sebentar. Sebaiknya kamu dengarkan bagus-bagus.""Mengenai perempuan, makin cantik tentu saja makin bagus. Tapi kalau dia terlalu muda, juga kurang bagus. Karena selain kelembutan, ada indikator lain, yaitu teknik.""Janda seperti Nayana punya dua sifat tersebut. Dia lembut dan juga masih awet muda. Lihatlah kulitnya yang putih dan kencang seperti gadis berusia 18 tahun.""Lihatlah pesonanya lagi. Lalu, bayangkan dia menjadi istimu. Sudah pasti keahliannya sangat hebat. Jadi, janda seperti Nayana sudah pasti yang terbaik di dunia. Apalagi, dia punya kecantikan yang langka!"Perkataan yang tidak tahu malu ini membuat wanita berpengalaman seperti Nayana pun tak kuasa menyembunyikan kecanggungannya.Nathan benar-benar salut dengan Tuan Edgar. Pria tua ini benar-benar haus seks.Pernyataan tidak ta

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 408

    Walau mulut Liya mengatakan dirinya ingin melihat seberapa hebat penampilan Nathan, yang mana seperti yang dikatakan Regina.Namun, dia merasa jijik dalam hatinya. Dia tidak percaya ada sosok hebat yang tersembunyi di Beluno ini. Dia lebih percaya bahwa Nathan hanyalah seorang bocah biasa saja.Sementara itu, hari ini merupakan hari dimana Nathan sepakat untuk bertemu dengan Tuan Edgar.Dia harus mendapatkan Teratai Sembilan Warna hari ini.Tuan Edgar bukan hanya tidak mau mendengar perkataannya, tetapi dia juga melakukan segala macam kejahatan dan menindas orang lain dengan memanfaatkan kekuasaannya.Jadi, Nathan juga tidak perlu segan kepadanya lagi.Terkadang, orang jahat memang butuh orang jahat untuk menghadapi mereka.Sebaliknya Nathan, putra dari keluarga kerajaan Anggoro, masih bisa bertahan hidup hingga hari ini, juga bukannya orang yang mudah ditindas.Nathan mengemudikan G-Class miliknya dan langsung menuju Analin.Yang mengejutkannya, Tuan Edgar telah sampai di sana. Dia ta

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 407

    Air mata jatuh ke sudut mulutnya dan terasa sedikit asam.Sayangnya, Regina telah bertekad. Dia menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Nggak, kalau aku mengikuti kata-katamu sekarang, aku pasti akan menyesal kelak.""Aku sudah berkali-kali bilang pada kepala keluarga kalau Nathan bukanlah orang biasa. Dia jelas-jelas menyembunyikan kekuatan sebenarnya. Dia pantas untukku. Bahkan, layak untuk wanita hebat mana pun di dunia ini!"Kelembutan yang baru saja muncul di mata Liya langsung menghilang. Dia berkata dengan nada dingin, "Jadi, kamu masih nggak mau menyerah?"Tubuh Regina bergetar. Penghalang di antara mereka yang baru saja mulai menyempit, tiba-tiba terkoyak menjadi lebih lebar.Dia perlahan menyeka air matanya dan berkata tanpa ekspresi, "Kamu boleh bilang aku keras kepala, nggak mau bertobat, ataupun orang yang hina. Apa pun yang terjadi, aku tetap harus bersama Nathan."Liya mencibir dan berkata, "Selama ini, sepertinya kamu selalu bilang bocah itu sangat luar biasa.""Aku ma

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 406

    Suasana hati Regina yang tadinya baik langsung hancur dalam sekejap. Wajah cantiknya pun berubah muram. "Kenapa dia nggak memberi perintah untuk membunuhku sekarang juga?"Liya bertanya dengan marah, "Apa yang kamu katakan?"Regina menarik napas dalam-dalam. Menghadapi ibu yang sudah kasar padanya sejak masih kecil. "Kamu sekarang bahkan mengatur kebebasanku, mengapa kamu nggak menyuruh orang membunuhku langsung? Dengan begitu, kamu juga nggak perlu khawatir lagi!"Liya mengangkat tangannya dan bersiap menampar Regina. Namun, dia berakhir menahan diri dan berkata dengan nada dingin, "Regina, aku nggak bisa mengaturmu, tapi kamu harus ingat satu hal. Kamu itu nona besar Keluarga Suteja. Kamu bukan wanita sembarangan.""Kalau kamu terus-terusan berhubungan dengan Nathan, kamu bukan hanya akan melukai dirimu sendiri, tapi juga akan mencelakainya!"Jantung Regina berdebar kencang. Dia kemudian mencibir, "Ibu, aku sudah bilang, kamu bisa mengambil jabatan CEO-ku dan mengurungku di dalam rum

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 405

    "Nathan, sekalipun aku gagal atau bertemu jalan buntu, seorang gigolo sepertimu nggak akan pernah bisa dibandingkan denganku."Dengan penuh kebencian, Alice berkata dengan nada dingin, "Nayana dan Arjun sudah terhipnotis olehmu. Mereka sudah memilih untuk mendukungmu.""Katakan pada mereka, aku nggak akan membiarkan kematian Simon berlalu begitu saja. Kalau mereka nggak mengembalikan dua triliun milikku, aku juga nggak akan melepaskan mereka!"Nathan berkata dengan nada datar, "Alice, aku ingatkan kamu sekali lagi. Ini Beluno, bukan Naroa. Di sini juga bukan Keluarga Sebastian kalian.""Saat kamu berada di luar, tunjukkan sikap rendah hatimu. Kalau nggak, apa kamu kira semua orang itu seperti ayah atau ibu kandungmu, yang akan mengalah padamu dan memberimu muka?""Kalau kamu mau cari masalah dengan Arjun dan Nayana, aku bisa memberitahumu langsung. Pada akhirnya kamu akan menghancurkan dirimu sendiri!"Emilia mencibir. "Nathan, dari kata-katamu barusan, sepertinya kamu bisa mewakili du

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 404

    Nathan kebingungan. "Kekasihku?"Tiara mendengus. "Benar, si Emilia, CEO Grup Sebastian dan Alice, wanita menyebalkan itu."Nathan pergi ke lobi rumah sakit dengan ragu.Tamara terbaring di ranjang rumah sakit. Dia dilarikan ke rumah sakit. Dia menangis dan meratap, tampak sangat sedih."Uangku. Uang hasil jerih payahku, tabungan masa tuaku, semuanya habis.""Mengapa Langit tega memperlakukanku seperti ini?"Jeritan itu membuat banyak orang yang mendengarnya merasa simpati.Nathan tak kuasa menahan tawa. Tampaknya Tamara tidak sanggup menerima kenyataan kehilangan uang, jadi dia pun dilarikan ke rumah sakit!Wanita tua yang sangat mencintai uang ini sungguh tidak beruntung dan menyedihkan!Wajah Emilia dan Alice tampak muram. Keduanya merasa sangat malu dan terhina.Melihat Nathan muncul, Alice segera mengerutkan kening dan melangkah maju."Nathan, aku tanya padamu. Kemarin kamu bilang Sirion akan segera hancur. Menginvestasikan uang di saat seperti ini seakan menjerumuskan diri ke dal

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status