Share

Part 6

Pov Azam.

Azam tak menyangka jika Mira akan datang dengan Ridho. Setelah Mira mempermalukan Azam di warung depan kantornya. Kini Mira kembali membuat ulah dengan datang bersama Ridho.

Siapa yang tak kenal Ridho. Setiap wanita ingin menjadi kekasihnya. Tidak hanya tampan dan pintar, ia juga cukup kaya raya. Berniat hati ingin membuat Mira sakit hati dan nangis meraung meminta Azam membatalkan pernikahannya bersama Ayu.

Mira malah datang bersama Ridho, dengan balutan baju yang anggun ditambah warna baju yang senada dengan Ridho membuat mereka terlihat makin serasi. Azam menjadi bahan buly di grup reuni SMA.

[Pantas saja Mira merelakan Azam, gandengan barunya Ridho.]

[Dari dulu juga Mira emang cocoknya sama Ridho, cuma keduluan aja sama si Azam]

[Hebat si Mira, ibarat ditendang dari rumah gubuk. Sekarang malah punya istana dan jadi ratunya]

[Pake pelet apa si Mira, bisa dapetin Ridho]

[Istri Azam biasa aja, kirain cantik eh lebih cantikan Mira rupanya]

Bukannya mendapat ucapan selamat karena pernikahan Azam dan Ayu. Ia malah banyak mendapat sindiran dari teman-temannya.

'Awas kau, Mira. Sudah dua kali kamu mempermalukan aku, akan ku balas semua sakit hatiku' batin Azam terus menggerutu penuh kebencian pada Mira.

Azam merasa cemburu melihat kedatangannya bersama Ridho, Azam pikir Mira tak akan pernah bias move darinya. 'Bagaimana bisa seorang Mira bisa datang bersama Ridho. Apa benar yang dikatakan orang-orang dalam grup wa kalau mereka berdua memiliki hubungan?' Lagi-lagi batinnya berpraduga.

Lamunan Azam seketika buyar saat Ayu menghampirinya ke dalam kamar.

"Mas ngapain, pake acara undang mantan ke acara pernikahan kita," celetuk Ayu dengan wajah kesal.

"Memangnya kenapa?" tanya Azam dengan enteng.

"Kok malah bilang kenapa," jawab Ayu yang semakin kesal.

Ayu memberikan setumpuk kertas pada Azam. "Ini Mas, semua hutang yang harus Mas bayar,"

"Hutang ... hutang apa? Aku tak pernah pinjam uang pada siapapun," tanya Azam bingung dengan yang dikatakan Ayu.

"Hutang bekas resepsi pernikahan kita lah Mas,"

"Kenapa jadi aku yang harus bayar, keluargamu sudah bersedia membiayai semua acara resepsi pernikahan kita. Harusnya keluargamu yang membayar semua hutang itu."

"Kamu itu sudah jadi suamiku, Mas. Sudah sepatutnya kamu membantu aku membayar semua hutang-hutang ini. Lagi pula hutang ini juga dipakai untuk acara pernikahan kita bukan yang lain." Azam terperangah mendengar penjelasan Ayu.

"Ya nggak bisa seperti itu dong yu," sanggah Azam yang tak dihiraukan Ayu.

Malam pengantin Azam dan Ayu tak seindah malam pengantin pada umumnya. Mereka ribut masalah hutang setelah digelarnya resepsi pernikahan mewah mereka.

Azam tak menyangka jika dirinya yang harus membayar semua itu. Padahal sudah kesepakatan bahwa keluarga Ayu akan membayar semua biaya pernikahan mereka.

Azam duduk termenung menikmati secangkir kopi yang telah dibuatkan oleh Ayu. Pikirannya menerawang jauh pada masa lalunya.

Pemikirannya tentang Ridho sepertinya memang benar. Jika Ridho memang memendam rasa pada Mira sedari mereka duduk dibangku sekolah.

Setiap kali Azam bersama Mira, Ridho diam-diam mencuri pandang pada Mira dan pernah tertangkap oleh Azam.

"Arghhhhh ...!" Azam mengusap kasar wajahnya. Hidupnya terasa berantakan setelah gagal menikah dengan Mira.

.

Sudah akhir bulan, seperti biasa bu Nurma selalu meminta jatahnya dari gaji Azam. Namun yang ditunggu-tunggu tak kunjung memberikan haknya seperti biasa. Bu Nurma yang sudah tak sabar lagi menunggu akhirnya menghubungi Azam.

Tut ... tut ... tut ...!

"Assalamualaikum bu," jawab Azam saat mengangkat telpon dari Ibunya.

"Walaikumsalam, Zam. Kamu kok belum transfer jatahnya Ibu, dari tadi Ibu tungguin loh," dumal bu Nurma pada Azam.

"Maaf bu, Azam nggak bisa kasih jatah buat Ibu lagi." Belum selesai Azam berbicara sudah dipotong oleh bu Nurma.

"Kenapa memangnya, baru juga menikah sikapmu sudah seperti itu sama Ibu," tukasnya bu Nurma.

"Bukan begitu bu, Azam harus bayar hutang yang dipakai untuk acara pernikahan kemarin."

"Loh, kenapa jadi kamu yang harus bayar semua hutangnya, itukan sudah jadi kesepakatan kalau keluarga Ayu yang akan membayar semuanya. Jangan bodoh kamu jadi suami, diinjak-injak istri mau saja," gerutu bu Nurma panjang lebar, sementara Azam hanya terdiam.

"Pokoknya Ibu tunggu kamu transfer jatah buat Ibu dan nggak mau dengar alasan apapun!" gertak bu Nurma pada anaknya.

"Arghhh." Azam mengacak kasar rambutnya.

"Nggak Ayu, nggak Ibu dua-duanya bikin aku pusing," dumal Azam pada dirinya sendiri.

Bersambung.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status