Share

Part 5

"Loh Ridho," ucap Mira yang terkaget melihat laki-laki dihadpannya.

Laki-laki berkulit putih, serta berhidung mancung tersebut, hanya melemparkan senyuman dari bibirnya, membuat Ridho terlihat semakin tampan dan manis.

"Kalian saling kenal," tanya pak Herman.

"Kita satu kelas saat SMA," timpal Mira yang diangguki dengan senyuman oleh Ridho.

"Bagus kalau begitu, jadi lebih memudahkan kalian untuk berkomunikasi satu sama lain," sahut pak Herman.

"Memang jodoh tak lari kemana," ujar pak Yudi sambil tersenyum.

Mira tak menyangka jika orang yang melamarnya adalah teman satu kelas yang paling diidolakan oleh satu sekolahnya. Pasalnya Ridho memang anak yang tampan dan juga pintar.

Ridho bahkan terpilih sebagai ketua osis terfavorit dibandingkan ketua osis yang sebelumnya. Hanya saja Ridho memang dikenal sebagai orang yang pendiam dan tidak banyak omong.

Saking populer dan tampannya ia saat sekolah, banyak siswa perempuan yang menyatakan perasaannya lebih dulu pada Ridho, tapi entah kenapa Ridho selalu menolaknya.

Ridho yang saat ini ada dihadapan Mira jauh lebih tampan dan gagah dibanding saat ia masih sekolah.

Malam itu terlihat kehangatan diantara dua keluarga tersebut.

"Mas Ridho, mau datang ke acara pernikahan mas Azam?" tanya Mira diantara sela-sela obrolan mereka.

Awalnya Ridho tak ingin membahas masalah tersebut, Ridho khawatir jika Mira akan kembali terluka.

"Entahlah, memangnya kamu mau hadir," tanya Ridho kembali pada Mira.

"Iya, aku pasti datang ke acara pernikahan mereka," jawab Mira tersenyum.

"Apa kamu yakin?" tanya Ridho meyakinkan kembali.

"Yakin, seratus persen yakin. Aku juga akan baik-baik saja," jawab Mira mempertegas.

"Kalau begitu biar aku temani, lusa aku jemput kamu untuk ke acara penikahanya Azam," timpal Ridho. Ia sesungguhnya khawatir jika Mira datang ke acara pernikahan Azam seorang diri.

Mira mengangguk setuju, memang lebih baik jika datang bersama Ridho ke acara pernikahan Azam. Satu hal yang harus Mira buktikan pada Azam dan keluarganya, jika Mira bisa mendapatkan orang yang jauh lebih baik dari pada Azam.

***

Mira memilih baju gamis terbaik untuk hadir ke acara pernikahan Azam, baju gamis yang berwarna hijau tosca dengan sedikit hiasan aksesoris di depannya dipadukan dengan warna kerudung yang senada membuat Mira terlihat sangat anggun.

Wajah cantiknya ia bubuhi makeup natural membuatnya terlihat semakin cantik dan anggun, matanya juga menggunakan soflens berwarna abu-abu menambah kesan tajam. Mira berjalan menggunakan high heels berukuran 5 cm membuatnya terlihat tinggi semampai.

Ridho datang menggunakan mobil toyota CH-R. Baju batik yang ia kenakan ternyata senada dengan baju gamis yang Mira kenakan membuat keduanya tampak serasi. Padahal mereka tak pernah janjian menggunakan baju senada seperti itu.

Ridho terpana kala melihat Mira berada di depannya. Begitu juga dengan Mira.

"Sudah mau berangkat," tanya pak Herman yang mengagetkan lamunan keduanya.

"Iya, pak. Biar tidak ke sorean," ujar Ridho yang sekalian berpamitan dengan pak Herman.

Tak lama setelah Ridho mengendarai kendaraannya. Mereka akhirnya sampai di depan gedung tempat pernikahan Azam. Terlihat janur kuning yang bertuliskan nama Azam dan juga Ayu.

Mira dan Ridho turun dari mobil, mereka berdua masuk ke dalam gedung. Semua mata tertuju ke arah Mira dan Ridho.

Azam yang sedang asik menyalami tamu undangan langsung terpaku kala melihat Mira datang bersama Ridho.

"Mira kok bisa datang sama Ridho," gerutu Azam pada dirinya sendiri.

Hati Azam merasa panas melihat keduanya jalan bergandengan dengan warna buju senada. Azam sengaja mengundang Mira karena rasa sakitnya tempo hari. Azam ingin melihat Mira menyesal dan terluka.

Namun sepertinya kini berbalik Azam yang dibuat panas oleh Mira dengan kedatangannya bersama Ridho.

"Hai Mir," sapa teman SMA nya dulu. Mira dan Ridho menoleh ke arah nya sambil melemparkan senyuman. "nggak nyangka yah. Aku pikir kamu bakal jadi pengantin disana bersama Azam, eh sekarang malah datang jadi tamu undangan," ujarnya meledek.

"Ngomong-ngomong kok kamu bisa barengan sama Ridho datangnya," tanyanya penuh selidik.

"Mira calon istri saya, sudah seharusnya kami datang bersama," jawab Ridho tanpa basa basi. Ridho menggenggam tangan Mira denga halus, hati Mira menjadi semakin berdebar kencang.

"Kalian serius," tanya wanita tersebut kaget.

"Apa diwajah kami terlihat bercanda," gerutu Mira ikut menimpali. Mira memberanikan diri bersuara.

Mata Azam nampak tidak suka saat melihat Ridho menggandeng tangan Mira dengan lembut saat berbincang bersama teman mereka. Nampak bu Nurma dengan wajah angkuhnya, ia terlihat tidak suka dengan kehadiran Mira di acara tersebut.

"Kamu kenapa si mas?" tanya Ayu heran dengan perubahan sikap Azam, seketika matanya tertuju pada Mira dan Ridho. "Oh ... itu mantanmu kan mas?" Azam hanya terdiam melihat mereka.

Ridho dan Mira berjalan ke arah pelaminan. Memberikan ucapan selamat kepada keduanya. Tersirat kepedihan di hati Mira yang ia tutupi semenjak tadi. Namun Mira bisa bersikap tegar dan anggun didampingi oleh Ridho.

Mira tak ingin berlama-lama ditempat tersebut. Dengan segera ia mengajak Ridho untuk pulang meninggalkan acara yang sedang berlangsung megah.

Tring tring tring

Banyak notif yang muncul di hp Mira dan Ridho. Rupanya di grup reuni SMA sudah banyak chat yang asik membicarakan Ridho dan juga Mira membuat Azam semakin cemburu dan geram.

Bersambung.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status