Batal Nikah Membawa Berkah

Batal Nikah Membawa Berkah

last updateHuling Na-update : 2023-06-06
By:  Shirin MaulaniKumpleto
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 Mga Ratings. 2 Rebyu
16Mga Kabanata
2.1Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Synopsis

Herman membatalkan pernikahan anaknya karena calon besan hanya memberi uang dapur satu juta. Sedangkan besannya ingin pesta yang megah dan meriah.

view more

Kabanata 1

Part 1

"Satu juta ...!" Herman melongo saat calon besannya memberikan uang dapur untuk keperluan pernikahan kedua anak meraka.

"Iya, saya rasa itu sudah cukup." Nurma terlihat tak suka dengan reaksi Herman yang menurutnya terlalu berlebihan.

"Uang satu juta memang cukup untuk apa bu Nurma? untuk biaya dapur saja tentu sangat kurang, belum lagi biaya tenda dan yang lainnya, sedangkan bu Nurma sendiri ingin pernikahan yang mewah." Herman menggelengkan kepalanya. Bahu bidangnya terlihat naik turun menahan emosi.

"Pak Herman tak terima dengan pemberian uang dapur dari kami? seharusnya Bapak itu bersyukur karena Azam masih mau menikahi Mira dan kami masih mau memberikan u*ng dapur kepada kalian."

"Saya lebih bersyukur kalau anak saya tidak jadi menikah dengan Azam."

"Jaga bicara anda, pak Herman! Azam itu anak laki-laki kami yang sempurna dengan paras yang tampan. Azam juga sudah punya pekerjaan tetap di Bank swasta. Berbeda dengan Mira, bisa-bisanya dia melayani lelaki yang bukan muhrimnya saat akan menikah dengan Azam."

"Cukup bu Nurma! anda sudah terlalu banyak menghina keluarga saya, Mira bukan orang yang seperti anda tuduhkan. Kalau memang Azam sudah mapan mana mungkin hanya memberi uang dapur sebesar satu juta." Herman melihat ke arah Azam yang hanya tertunduk tanpa mengeluarkan satu patah kata pun. Sementara Mira menangis dalam pelukan Ibunya. "Pintu sudah terbuka lebar kalian juga tahu jalan pulang bukan?"

 "Anda mengusir kami?" teriak Nurma yang menggema di dalam ruangan. "Cih, sombong sudah miskin sombong, Ayo Zam kita pulang." Nurma berdiri hendak meninggalkan rumah tersebut.

Tangis Mira sudah tak terkendali dalam pelukan Ibunya, matanya terasa berkunang-kunang, perlahan kesadarannya mulai hilang.

"Mira, Mira, sadar Mira" Sartinah menggoyang tubuh anaknya. "Pak, Mira pingsan Pak."

Azam yang hendak meninggalkan rumah tersebut terhenti dengan teriakan Ibunya Mira, ada rasa khawatir pada matanya. Ketika Azam berbalik dan ingin membantu Mira, dengan cekatan bu Nurma menarik tangan Azam dan membawanya pergi. Sebelum bu Nurma benar-benar pergi meninggalkan rumah tersebut, ia berpesan.

"Untuk cincin tunangan dan seserahan dari Azam tolong segera dikembalikan kepada kami." Bu Nurma langsung meleos pergi meninggalkan rumah Mira dengan langkah yang panjang diikuti oleh Azam.

Pak Herman nampak kesal, ia tak menyangka ada manuisa seperti keluarga Azam, akan tetapi ia benar-benar bersyukur jika Mira tak jadi menikah dengan Azam.

Pak Herman membopong tubuh Mira ke kamarnya yang diikuti langkah sang istri.

"Gimana ini Pak," ujar Sartinah yang nampak khawatir dengan anaknya.

"Nggak apa-apa bu, sebentar lagi juga Mira sadar. Coba dioleskan minyak angin pada perut dan juga hidungnya." Bu Sartinah langsung mengambil minyak angin dan mengoleskan pada putrinya.

"Mira sadar neng," ujar Ibunya sembari memijat-mijat tangannya.

Kepala Mira terasa berat, iya sudah sadar, Mira bisa mendengar suara bu Sartinah memanggil namanya, namun badannya masih sangat lemas untuk merespon.

Bulir-bulir air mata Mira kembali menetes mengingat kejadian tadi.

"Bu," Hanya itu yang terucap dari bibir mungilnya sambil menangis tersedu.

Herman melangkahkan kaki mencoba mendekati anaknya.

"Maafkan Bapak karena telah membatalkan pernikahanmu, tapi percayalah itu semua demi kebaikanmu." Herman pergi meninggalkan Mira bersama bu Sartinah yang kini semakin menangis tersedu.

"Yang sabar ya nak, yang kuat." Sartinah berusaha membuat Mira tegar dan kuat menghadapi kenyataan pahit.

"Ibu yakin yang dilakukan Bapakmu itu demi kebaikanmu. Tidak ada orang tua yang tega membuat anaknya menderita." Mira mengangguk mengerti perkataan Ibunya.

Mira hanya kecewa pada Azam, laki-laki yang telah bersamanya, semasih mereka duduk dibangku SMA. Laki-laki yang telah berjanji akan memperjuangkan cintanya apapun yang terjadi, seolah sirnah begitu saja saat membiarkan keluarga Mira dihina oleh Ibunya Azam.

Bersambung.

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

user avatar
Coni Manoppo
ceritanya bagus..santai tapi bikin penasaran
2024-03-30 19:23:32
0
user avatar
Shirin Maulani
Next penasaran
2023-05-27 19:59:33
0
16 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status