Share

Bab 3

Author: Seli
Seluruh tubuhku bergetar karena marah, aku menggertakkan gigi dan berkata tajam.

"Kamu pikir bisa mengancamku dengan cara ini? Kamu salah. Aku pasti akan memberitahu Ronan!"

"Saat itu tiba, kamu pasti akan menerima balasannya!"

Sophie sama sekali tidak takut. Dia menyeringai sambil berkata.

"Silakan, katakan saja. Menurutmu, Ronan akan memercayaimu? Di matanya, aku hanyalah wanita lemah dan rapuh, sedangkan kamu adalah wanita kejam tanpa hati.

"Aku ingin tahu, apakah Ronan akan percaya padamu, atau padaku."

Setelah mengatakannya, Sophie tiba-tiba menangis tersedu-sedu, sambil terus meronta ingin turun dari tempat tidur.

"Ronan, maafkan aku. Aku seharusnya nggak mengandung anakmu dan mengganggu hubungan kalian. Aku akan menggugurkan anak ini sekarang, hiks... hiks..."

Aku menatapnya dengan terkejut, belum juga sempat bereaksi, pintu kamar tidur langsung terdorong terbuka, Ronan masuk dengan wajah cemas.

"Sophie, ada apa denganmu? Apa perutmu sakit lagi?"

Sophie langsung menerjang ke pelukan Ronan sambil menangis pilu.

"Ronan, Mollie nggak menyukai anak kita. Dia bahkan menyuruhku menggugurkan anak ini, hiks.. hiks..."

Wajah Ronan seketika mengeras. Dia menatapku dengan dingin, sorot matanya penuh ketidakpuasan.

"Mollie, bagaimana bisa kamu kamu sekejam ini? Sophie sedang hamil, bagaimana bisa kamu menyuruhnya menggugurkan anaknya?"

Aku buru-buru menjelaskan.

"Ronan, jangan dengarkan kebohongannya. Tadi, dia sama sekali nggak berkata begitu. Bahkan dia sendiri mengaku anak ini bukan anakmu..."

"Mollie, aku tahu sejak dulu kamu nggak menyukai Sophie. Tapi nggak kusangka kamu sampai sekejam ini, berani menodai kehormatannya. Tahukah kamu, bagi seorang wanita, kehormatan adalah hal yang paling penting!"

"Aku memperingatkanmu, jangan lagi menyulitkan Sophie. Setelah dia melahirkan, aku akan menyerahkan anak itu kepada ayah dan ibu untuk dibesarkan. Saat itu tiba, aku akan menepati janji menikah denganmu."

Sophie bersandar di pelukan Ronan, bibir merahnya terangkat membentuk senyum penuh kepuasan, sementara sepasang matanya berkilat dengan tawa dingin.

Dia berpura-pura lemah dan berkata pelan.

"Ronan, jangan salahkan Mollie. Ini salahku, membuatmu berada dalam kesulitan. Setelah anak ini lahir, aku akan pergi, aku pasti nggak akan mengganggu kalian lagi."

Ronan memeluknya dengan penuh kasih, lalu menenangkan dengan suara lembut.

"Sophie, jangan berkata begitu. Untuk saat ini, fokuslah menjaga kandunganmu. Soal Mollie, akan kuingatkan dia agar memperlakukanmu lebih baik."

"Mollie, kamu dengar, 'kan? Beberapa waktu ke depan, perlakukan Sophie dengan baik. Jangan sampai aku mendapati kamu menyakitinya lagi."

Aku menatap mereka, dadaku terasa perih seakan tergores pisau tumpul. Ronan, kamu benar-benar membuatku kecewa.

Namun, mengingat aku sebentar lagi akan pergi, aku tidak ingin berdebat lagi. Aku hanya diam dan menghapus air mata di sudut mataku.

Ronan, ketika kamu tahu bahwa anak yang dia lahirkan bukan anakmu, sedangkan demi seorang wanita jahat dan anak yang bukan darah dagingmu, kamu mengusirku bersama anak kandungmu sendiri. Saat itu, akankah kamu menyesal?

Melihat aku terdiam, Ronan mengira aku mengalah. Ekspresinya membaik, lalu dia kembali membicarakan persiapan pernikahan kami.

"Mollie, aku sudah meminta orang menyiapkan pernikahan kita. Setelah Sophie melahirkan, kita akan menikah."

"Besok kamu ikut aku mencoba gaun pengantin, pilihlah yang paling cantik. Aku pasti akan memberimu sebuah pernikahan yang sempurna."

Aku menundukkan kepala, menyembunyikan tatapanku yang dingin, lalu menjawab pelan.

"Oke."

Hanya saja, Ronan, kamu tidak akan pernah tahu, aku tidak akan menunggu hingga hari pernikahan itu tiba.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bayangan Pengantin yang Terlupakan   Bab 10

    Kupikir, aku akan menghabiskan sisa hidupku bersama Aidan, menjalani hari-hari sederhana dan hangat seperti ini.Namun, aku tidak menyangka Ronan tiba-tiba muncul di hadapanku.Hari itu, saat aku baru saja keluar dari kafe, aku melihat sosok yang begitu familier berdiri di depan pintu.Itu adalah Ronan.Dia mengenakan mantel hitam, wajahnya tampak tirus dan letih, tetapi sorot matanya begitu membara, seakan hendak melahapku habis."Mollie!"Begitu melihatku, dia bergegas mendekat, menggenggam tanganku erat, lalu menarikku ke dalam pelukannya."Mollie, aku sangat merindukanmu. Bagaimana bisa kamu meninggalkanku? Bagaimana bisa kamu membiarkan pria lain menyentuhmu!"Suara Ronan dipenuhi hasrat untuk memiliki yang membuatku gemetar.Aku meronta untuk melepaskan diri dari cengkeramannya, tetapi genggamannya justru makin kuat."Ronan, lepaskan aku!"Aku berteriak marah, tetapi dia seakan tidak mendengar. Ronan malah makin menguatkan pelukannya.Ronan menatapku, matanya dipenuhi kegilaan da

  • Bayangan Pengantin yang Terlupakan   Bab 9

    Setelah berpisah dengan Ronan, aku pindah dan menetap di sebuah kota kecil di Swesia.Udara di sini segar, tempo hidupnya sangat lambat, sangat cocok untuk menyembuhkan luka.Aku menggunakan tabungan sebelumnya untuk membuka sebuah kafe milikku sendiri.Setiap hari, aku sibuk memilih bahan, menggiling biji, dan menyeduh kopi. Hari-hariku padat sekaligus terasa penuh makna.Begitulah, aku menjalani dua minggu dengan tenang di kota kecil ini.Hari itu, ketika aku sedang mengelap meja di kafe, lonceng angin di pintu berbunyi, seseorang melangkah masuk.Aku mendongak dan melihat seorang pria bertubuh tinggi dengan wajah tampan, dia sedang menggendong seekor kucing kecil di pelukannya."Permisi, apakah ini kucingmu?" tanya pria itu sambil menunjuk si kucing.Aku memperhatikan dengan saksama, lalu menyadari bahwa itu kucing liar yang pernah kuberi makan."Bukan, itu kucing liar," jawabku.Pria itu mengangguk, kemudian meletakkan anak kucing itu di lantai. Kucing itu segera berlari ke arahku

  • Bayangan Pengantin yang Terlupakan   Bab 8

    Sophie sama sekali tidak menyangka Ronan akan muncul, seketika dia menjadi panik."Ro... Ronan, kamu... bagaimana bisa ada di sini?"Travis Stevens juga terkejut, dia sampai terjatuh bersama kursinya.Begitu sadar, dia segera bangkit dan menyodorkan secangkir teh kepada Ronan, lalu buru-buru menjelaskan."Pak Ronan, aku memang pernah punya hubungan dengan Nona Sophie, tapi aku sudah memberinya empat miliar sebagai uang untuk menggugurkan kandungan.""Kehidupan pribadi Nona Sophie memang kacau, aku pun nggak tahu anak ini anak siapa. Yang jelas, mustahil anak itu anakku.""Begitu tahu dia hamil, aku langsung memberinya empat miliar agar dia menggugurkan kandungannya. Nggak kusangka, dia justru mempermainkan kedua pihak!"Di akhir kalimatnya, Travis melotot tajam ke arah Sophie, suaranya penuh kebencian."Di kalangan kami, Sophie sudah lama terkenal gemar bersenang-senang. Kalau Pak Ronan nggak percaya, silakan cari tahu sendiri."Wajah Ronan sangat muram. Dia tidak pernah menyangka, Sop

  • Bayangan Pengantin yang Terlupakan   Bab 7

    "Jangan keras kepala?"Sophie seakan tersulut, suaranya tiba-tiba meninggi dan terdengar histeris."Ronan, kenapa kamu selalu seperti ini? Jelas-jelas akulah yang lebih dulu mendekatimu, akulah yang selalu berada di sisimu, tapi mengapa di matamu hanya ada Mollie?""Memangnya apa bagusnya dia, sampai-sampai kamu begitu terikat padanya? Sekarang, dia sudah tiada, mengapa kamu nggak bisa melepaskannya dan melihatku?"Di akhir ucapannya, suara Sophie sudah bercampur tangis, dengan nada yang dipenuhi ketidakrelaan dan kebencian.Ronan menatapnya dingin, lalu berkata dengan nada sedingin es."Sejak awal hingga akhir, satu-satunya orang yang kucintai hanyalah Mollie. Menikah denganmu pun hanya demi Thomas.""Keluarga Leach bisa mengakui anakmu, tapi posisi Nyonya Leach selamanya hanya milik Mollie."Setelah mengatakannya, dia berbalik meninggalkan ruang rawat.Memandang punggung Ronan yang penuh ketegasan, hati Sophie terasa tercabik. Dia tidak mampu menahan diri lagi dan menangis pilu.Enta

  • Bayangan Pengantin yang Terlupakan   Bab 6

    "Kenapa? Ulangi sekali lagi!"Seluruh darah di tubuh Ronan seketika membeku, ponselnya jatuh ke lantai dengan suara keras.Ronan terpaku di tempat, telinganya berdengung. Ucapan asistennya setelah itu, tidak satu pun masuk ke telinganya.Mollie... mengalami kecelakaan pesawat?Tidak!Ronan tidak berani membayangkan, apa jadinya dirinya bila Mollie benar-benar mengalami kecelakaan pesawat.Mata Ronan memerah, dia berulang kali menenangkan dirinya sendiri."Nggak mungkin, Mollie nggak mungkin mengalami kecelakaan pesawat. Dia pasti masih hidup, dia masih hidup!"Saat itu, rumah sakit menelepon dan mengatakan bahwa Sophie tidak sengaja terjatuh, mereka meminta Ronan untuk segera datang.Tubuh Ronan menegang, dia menekan perasaan sedihnya dan segera menuju rumah sakit.Di ruang rawat, Sophie terbaring lemah di atas tempat tidur, wajahnya pucat pasi. Begitu melihat Ronan, matanya langsung memerah."Ronan, kenapa baru datang sekarang?"Ronan melangkah dengan cepat dan langsung memeluknya, la

  • Bayangan Pengantin yang Terlupakan   Bab 5

    Saat kembali membuka mata, aku sudah berada di rumah sakit.Dokter memeriksa kondisiku, lalu menghela napas lega."Luka lecet di tubuh Anda nggak serius, kedua bayi dalam kandungan juga baik-baik saja.""Dua?" ujarku dengan terkejut. Awalnya, aku mengira hanya ada satu, tidak disangka ternyata sepasang.Kehadiran anak-anak itu sedikit mengikis perasaanku terhadap Ronan.Tanpa sadar, aku meraba perutku yang masih rata, tetapi di dalamnya tengah tumbuh dua kehidupan baru."Ya, kembar laki-laki dan perempuan. Mereka sehat."Mendengar penjelasan dokter, aku pun lega. Rasa syukur selamat dari bencana memenuhi hatiku.Syukurlah anak-anak baik-baik saja.Tiba-tiba, dari kamar sebelah terdengar suara yang begitu familier. Tubuhku seketika menegang.Itu suara Ronan.Sambil menahan rasa sakit di tubuh, aku turun dari tempat tidur dengan langkah terhuyung, lalu berjalan menyusuri lorong hingga sampai di depan kamar sebelah.Pintu yang tidak tertutup rapat membuatku bisa melihat ke dalam melalui c

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status