BAYI SIAPA?Part 18Sebulan telah berlalu sejak malam di mana Ami memilih memaafkan Aldo dengan syarat tidak akan berjumpa lagi. Yang aku dengar dari Angga, Aldo pindah sekolah. Syukurlah. Masalah Ami sudah beres.Kupandangi wajah bayi mungil yang berusia 40 hari itu. Dia berada dalam gendonganku sekarang, matanya yang bulat memandangku dengan tatapan yang sulit di jelaskan. Membuatnya semakin manis.Kuciumi pipi tembem Aqila. Meskipun belum mandi, tapi dia tetap wangi. Aqila menggeliat karena ciuman bertubi-tubi dariku, membuatku semakin gemas dengan bayi mungil itu."Bun, strollernya udah siap," ucap Amran."Iya, bawa ke sini. Kita ajak jalan-jalan Aqila."Rencana aku akan mengajak jalan-jalan Aqila kesekitar perumahan tempat kami tinggal. Untuk mengenalkan pada tetangga pu
BAYI SIAPA?Part 19"Yah, apa kamu sudah mengurus surat-surat untuk adopsi Aqila?" tanyaku."Belum, Bun. Di toko lagi banyak pesanan.""Secepatnya kita harus ke dinas sosial untuk mengurus surat adopsinya. Setelah itu baru kita kepengadilan.""Iya, Bun. Setelah urusan di toko selesai, Ayah akan secepatnya untuk mengurus semuanya.""Jujur saja aku takut, Yah!""Takut apa?""Takut orang tua kandung Aqila datang dan mengambilnya dari kita.""Jangan cemas, Sayang. Tidak ada yang bisa mengambil Aqila darimu."Mas Abi langsung memelukku, mencoba untuk menenangkan diri ini. Jujur saja aku sangat ketakutan jika Aqila di ambil orang tuanya. Aku sudah menyayangi bayi mungil itu lebih dari anakku.
BAYI SIAPA?Part 20Pov AnggaKulihat bunda tengah menangis. Kuhampiri beliau yang tengah menyusui Aqila. Air mata terus mengalir dari kedua matanya."Sudahlah, Bun jangan menangis lagi," ucapku.Bunda tidak menjawab pertanyaanku dia malah menatap Aqila. Aku tahu perasaannya seperti apa. Jujur saja aku pun menyayangi Aqila seperti adikku."Yang bunda takutkan terjadi," ucap Bunda."Apa bunda yakin jika Aqila anak Lita?" tanyaku."Iya, asisten rumah tangga Bu Lilis yang cerita ke Mbok Iin kalau dia melihat Lita melahirkan.""Bisa saja mereka berbohong?""Untuk apa?""Ya, bisa saja karena gemas melihat Aqila. Mereka jadi pengen gitu.""Sudah
BAYI SIAPA?Part 21Pov Angga"Apa kamu sudah yakin?" tanya Bang Amran."Tentu saja, omongan Mia sepertinya bisa di percaya," jawabku."Apa dia mau jadi saksi?" tanya Bang Amran lagi."Entahlah, aku belum bertanya sejauh itu.""Gue rasa gak, soalnya Mia dan Lita tuh sahabatan banget," ucap Ami."Lantas kita harus apa sekarang? Dan apa motif mereka mengakui Aqila sebagai anak Lita?" tanyaku."Desas-desus yang beredar memang Lita melahirkan siang hari dan itu dibenarkan oleh Mia," ucap Ami.Aqila ditemukan dini hari sementara Lita melahirkan siang hari dan anaknya meninggal. Penuturan pembantu rumah tangga mereka, ka
BAYI SIAPA?Part 22Pov AnggaPerdebatan sengit terus terjadi, kami dan keluarga Lita saling menunjukkan bukti kuat. Hingga akhirnya bang Amran menyarankan untuk tes DNA agar lebih akurat.Wajah keluarga Lita memucat mendengar apa yang dikatakan oleh Bang Amran. Mereka semua terdiam. Sepertinya akan menolak untuk tes DNA sebab Aqila memang bukan anak Lita."Bagaimana, Pak? Tes DNA adalah cara terbaik untuk mengungkapkan identitas Aqila sebenarnya," ucap bang Amran."Iya, jika itu memang sangat diperlukan," jawab Bu Lilis.Keputusan yang diambil malam ini adalah tes DNA Aqila dan Lita. Selama prosesnya berlangsung, Aqila akan tetap tinggal di rumah kami. Bunda terlihat senang sebab masih bisa bersama Aqila sampai seminggu ke
BAYI SIAPA?part 23Pov AmranAku menarik tangan Siti. Dia terlihat sangat ketakutan. itu terasa dari tangannya yang begitu dingin. Aku membawanya ke depan Bunda."Jangan takut, bicarakan yang sebenarnya," ucapku.Siti hanya terdiam. Bulir bening mulai mengalir dari kedua matanya. Artinya ini benar."Dari mana kamu tahu, Ran?" tanya Ayah."Potongan-potongan kebenaran yang aku satukan. CCTV, ucapan Bu Dea dan rumah sakit.""Maksudnya?" tanya Angga."Gambar di CCTV memang Siti dia yang membawa Aqila dan meletakkannya di depan rumah ini. Sementara anak dari Lita lahir prematur dan meninggal. Aku bertanya langsung kepada Bu Dea dan dia juga bersedia menja
BAYI SIAPA?Part 24Alhamdulillah, akhirnya kami mengetahui siapa orang tua kandung Aqila. Selama ini aku salah mencurigai orang. Ternyata, Mbok Iin tahu segalanya. Pantas saja dia memintaku untuk merawat Aqila. Semua telah berakhir, Siti juga menyerahkan hak asuh Aqila sepenuhnya padaku. Ini adalah akhir yang menyenangkan.Pagi ini kami telah bersiap untuk berangkat mengantar Siti pulang kampung. Dia sangat antusias sebab merindukan keluarganya. Aku baru tahu jika dia punya suami dan anak. Sudah setahun ini tidak pulang sebab tak mendapat izin serta gaji sebagaimana ongkos.Sebenarnya aku ingin Siti bekerja di rumahku untuk mengurus Aqila, tapi dia menolak sebab ingin tinggal di kampung saja. Bekerja di sawah, meski gajinya kecil, dia bilang bahagia karena dekat dengan keluarganya.Apa pun
Romansa Cinta Amran Ami"Ba ... Ba," ucap Aqila yang tiba-tiba saja masuk ke dalam kamarku.Aku yang tengah berbaring tidak terkejut lagi ketika batita itu masuk ke dalam kamar. Aku memang sengaja tidak pernah mengunci pintu setelah Aqila bisa berjalan. Anak itu sering menggedor-gedor saat pintu di kunci. Kasihan melihat tangan mungilnya memukul pintu, lebih baik tidak usah di kunci."Ba," ucapnya lagi."Iya, ada apa?" tanyaku."Mam."Di usia Aqila yang sudah setahun lebih, dia lancar berjalan dan berlari, tapi untuk bicara dia masih terbata-bata. Ba, itu adalah panggilannya kepadaku sebab belum bisa bilang Abang."Aqila makan apa?" tanyaku.Sebuah biskuit ada di tangannya dan dia menyod