Share

13

Auteur: Mhammadtaufiq
last update Dernière mise à jour: 2021-02-02 11:28:18

Saking senangnya Aristela karena dapat membantu Pak  Raden bekerja, menimbulkan sesuatu yang akward, di mana gadis tersebut menabrak pria seumurannya yaitu Aderald karena tidak terlalu fokus ke depan.

"Sial, cokelat panasku!" desis Aderald melihat cokelat panasnya yang terbuang sia-sia karena Aristela yang menabraknya, tak hanya itu, dia pun merasa panas karena percikan air minumannya itu mengenai kaki Aderald.

"Ma-maafkan aku, aku terlalu gembira sehingga menabrakmu, ngomong-ngomong namamu siapa? Aku lupa." Aristela masih sempat bertanya di situasi tersebut dan Aderald memuta bola matanya malas lalu menatap Aristela dengan lekat + tajam.

"Namaku Aderald, lain kali hati-hati berjalan, dasar merepotkan, aku akan menuntutmu untuk menggantikan cokelat panasku, calon saudara tiri yang nakal," jawab Aderald dengan tambahan balasan yang agak jahil di akhit kalimatnya karena Aristela merinding begitu saja melihat kedipan mata pria di hadapannya.

"Baiklah akan aku ganti cokelat panasmu tetapi bisa kau menolongku untuk menuju dapur? Aku tidak tahu di mana letaknya," balas Aristela, kemudian menatap Pak Raden yang hanya tersenyum simpul, membuatnya cengengesan karena niat ingin membantu malah mendatangkan kerepotan untuk si Aderald.

"Non Aristela enggak apa-apa bantuin Den Aderald untuk gantiin cokelatnya, biar Bapak saja yang kerja, Nak," sahut Pak Raden sebelum meninggalkan Aristela dan Aderald, akan tetapi ... sebelum langkahnya benar-benar jauh, suara Aderald menghentikan langkah Pak Raden.

"Selesai membuatkanku cokelat panas, Aristela akan menyusuli Pak Raden."

Aristela hanya bisa menghela napas sembari menerima nasib dan membatin bahwa hari ini kesialannya begitu berlipat ganda.

Aderald menuntun Aristela menuju dapur dan mengawasi sembari memerhatikan Aristela yang sedang membuatkannya cokelat panas, selesai dengan pekerjaannya ... Arsitela pun memberikan cokelat tersebut ke yang punya sembari bertanya pula karena penasaran dengan Aderald. "Oh iya, kamu enggak kerja seperti abang-abangmu?"

Aderald menaikkan alis, lalu menjawabnya, "Tidak, aku masih kuliah, memangnya kenapa?" tanyanya balik dan Aristela langsung menunjukkan senyum lebarnya.

"Yes, mumpung kamu lagi kuliah aku mau nanya-nanya banyak he he, boleh kan? Sambil masa pendekatan juga biar kita makin deket dan enggak canggung pas saudaraan nanti," jawab Aristela yang semakin dekat dengan Aderald membuat pria tersebut merasa aneh serta salah tingkah sendiri dibuatnya, Aristela yang melihat Aderald sedikit menjauh langsung mengembuskan napas.

"Yah ... pasti kamu enggak mau atau enggak nyaman kan kalau aku seperti ini? Maaf, aku adalah orang agak sok akrab dan ingin sekali berkenalan dengan orang baru, terlebih lagi kita akan menjadi saudara, jadi menurutku memiliki inisiatif untuk saling berbincang itu bagus, tetapi nyatanya belum tentu," ujar Aristela dengan nada yang kecewa, tetapi tidak lama karena beberapa saat setelahnya, dia kembali tersenyum karena teringat dengan Pak Raden yang harus ia bantu.

"Heh, kamu mau ke mana?" tanya Aderald yang mengurungkan niat Aristela untuk pergi, Aristela pun berbalik dan menaikkan sebelah alisnya dan bertanya, "Mau nyusulin Pak Raden, emangnya kenapa?"

"Emang aku suruh untuk pergi?" tanya Aderald balik dengan pandangan yang datar.

"Memang kamu enggak suruh, tetapi liat kamu yang enggak nyaman sama aku untuk berkenalan, ya udah, lebih baik aku aja yang pergi, soalnya kamu enggak asik, beda sama Adnan yang mudah diajak akrab," jawab Aristela panjang lebar hingga membanding-bandingkan antara Aderald dengan adiknya.

"Huft ... aku dan ketiga abangku itu perlu beradaptasi terlebih dahulu, jadi jangan samakan dengan Adnan, mengingat umurnya juga yang masih 17 tahun, tentu dia pun juga masih labil dan mencari jati dirinya, jangan heran dengan hal itu, berbeda dengan kita yang sudah dewasa," balas Aderald yang sama panjang lebarnya, membuat pikiran Aristela terbuka dan mulai memaklumi sifat mereka yang seperti lalu-lalu itu.

"Baiklah, lalu sekarang apa tujuan kamu manggil aku tadi?"

"Pas selesai bantuin Pak Raden, nanti kamu ke aku, kita bisa cerita-cerita atau membahas seputar hal yang ingin kamu tanyakan," jawab Aderald lalu meninggalkan Aristela yang ingin membalas ucapan Aderald dengan terima kasih, tetapi tidak jadi.

Untuk apa Aristela ada niatan untuk berterima kasih? Karena dia hanya ingin saja, apalagi dia pun ingin bertanya pula, itu pun tidak sedikit juga.

Namun sekarang, tujuannya adalah untuk membantu Pak Raden bekerja.

Di sisi lain, Aderald sedang duduk bersantai di tepi kolam berenang sembari menyeruput cokelat hangatnya. Sembari menikmati minuman tersebut, Aderald berfokus pada pikirannya yang melayang-layang mengenai Aristela, yah ... gadis itu tadi terlalu dekat dengannya, sehingga parfum Aristela sedikit membekas di ingatan pria itu, dan Aderald ingin mengatakan bahwa, "Teruslah mendekat, karena aku suka dengan baumu," gumamnya.

Aderald menghela napas bingung, jantungnya terus berdebar saat dia dan Aristela mendekat tadinya, maka dari itu, dirinya memutuskan untuk menjauh, bahkan berlalu begitu saja agar detak jantungnya dapat dinetralkan.

Di sudut lain pula, Pak Raden sedang menggunting dedaunan pohon dan bunga, Aristela ikut bergabung dengan menyabut dedaun-daunan liar.

"Ish, agak susah nyabutnya, ini akar atau apa sih?" gumam Aristela, Pak Raden yang mendengar keluhan Aristela sedikit tertawa dan langsung menghampiri gadis tersebut.

"Sini Bapak bantu, mumpung gunting daunannya udah selesai," ucap Pak Raden dan Aristela pun mengangguk.

"Oh iya, Pak. Bibi Malika kan pulang, kalau Bapak biasanya pulang kampung di hari-hari apa?"

"Eum, Bapak enggak pulang, Nak. Bapak tinggal di sini terus, he he, orang tua Bapak juga semuanya udah meninggal, terus rumah di kampung juga udah enggak ditinggali, karena Bapak engga bisa bayar uang kontrakannya biasa, jadi ... Bapak mengabdi aja di sini," jawab Pak Raden.

"Istri sama anak Bapak?"

"Bapak belum menikah," jawab Pak Raden dan Aristela sedikit terkejut mendengarnya, tetapi tidak bertahan lama Aristela segera meminta maaf karena mengira perkataannya sedikit menyinggung Pak Raden.

"Enggak apa-apa kok."

"Maaf Aristela lancang, Pak."

"Enggak usah dipikirin, Nak. Kemungkinan kamu penasaran apa alasan Bapak enggak nikah, alasannya adalah: Bapak udah merasa nyaman sendiri, karena waktu Bapak muda, Bapak tuh pernah mau menikah, malah kami udah tunangan, cuman tunangan Bapak itu ketahuan selingkuh, malahan udah hamil tiga minggu, jadi di situlah Bapak mati rasa karena terlalu trauma," balas Pak Raden yang berusaha tegar menyeritakan masa lalunya, sementara Aristela mengatakan, "Tunangan Bapak pasti enggak bahagia karena nyelingkuhin Pak Raden, kesal aku loh, Pak."

"Kamu kok tahu, Nak?" tanya Pak Raden dan Aristela tersenyum puas jika ucapannya benar.

"Pak, karma itu selalu berlaku untuk mereka yang berbuat jahat, membuat orang patah hati dia pun akan merasakan hal itu, lambat atau tidaknya semua akan terbalaskan dalam waktu yang tepat," jawab Aristela mengingat kejadian yang dialaminya tadi pagi, di mana dia sudah terlalu lelah untuk menerima perbandingan dari bos toko roti yang bernama Bapak Syahrul itu.

"Kalau Bapak sih sedih, Nak. Karena yang menanggung itu semua tuh anak kecil yang enggak tau apa-apa."

"Iya juga yah, Pak. Sedih jadinya."

"Udah, udah ... kita lanjut kerjanya, Nak."

"Siap, Pak!"

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Commentaires (1)
goodnovel comment avatar
Kartini Tambunan
thor lanjut ceritanya mana ya , di aplikasi ini banyak cerita yang tdk selesai jd malas untuk membaca aplikasi ini
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Be My Princess Adibrata   EKSTRA CHAPTER

    Aristela resmi akan menikah bersama Zahair, para saudaranya jelas mendukung terutama Adnan yang hampir menangis pula ketika melihat sang kakak terharu, di moment itu, August tak henti-hentinya ilfeel dengan sang adik."Lebay amat, lu.""Hadeuh, udah nikah nanti, pasti enggak ada Kak Aristela di sini, yang ada malah keempat orang jomlo yang sering gangguin gue," balas Adnan dan mendapatkan jitakan dari Agam."Kalau ngomong suka bener lo.""Iyalah," sebal Adnan.Abraham sendiri bagaimana? Dia juga ikut bahagia, selama ini banyak yang menyangkanya benar-benar cemburu karena menyukai Aristela, tidak! Setelah Abraham menutup hati, dia tidak tertarik ke lawan jenis pada Aristela, tetapi sudah menyukainya dalam artian adik yang sesungguhnya. Dia hanya cemburu jika Aristela lebih akrab ke saudaranya yang lain di bandingkan dia sendiri, dan kini, sang adiknya itu akan menikah, mendahului para kakak

  • Be My Princess Adibrata   73

    Orang yang ditunggu-tunggu sudah tiba, Zeline senang sekali karena papahnya sudah datang, anak itu berlari dan menarik tangan sang papah untuk bergabung bersamanya juga bersama Aristela dalam acara makan buah."Mamah boleh kupasin apel ini buat Aristela?" pinta Zeline."Boleh," jawab Aristela, kemudian mengupaskan apel tersebut dengan cutter berukuran kecil, bukan hanya mengupasnya, tetapi juga memotongnya menjadi beberapa bagian, membuat Zeline semakin gembira.Ketika Aristela memberikan buah tersebut kepada Zeline, Zeline menolaknya, membuat dua orang menjadi keheranan."Kenapa Zeline?""Zeline enggak mau makan kalau Mamah enggak nyuapin Papah dulu," jawab Zeline cemberut dan Aristela hanya bisa menuruti permintaan anak kecil ini. Aristela mengambil satu bagian dari apel, kemudian menyuapi Zahair, walau ia sedikit malu karena Zahair terus menatapnya."Nah udah, sekarang

  • Be My Princess Adibrata   72

    "Astaga Bapak!" Aristela mendorong Syahrul sekuat tenaga, matanya memerah dan sedikit berlinang karena kaget serta kecewa kepada pria itu, bukan hanya matanya, tetapi wajah Aristela pun memerah juga karena terlanjur emosi."Aristela saya ha-""Hanya apa? Memberikan tanda di leher saya? Apakah itu pantas dikatakan sebagai 'hanya?' jangan membuat saya terlihat murahan untuk yang kedua kalinya, Pak!" Aristela menatap tajam Syahrul."Aristela dengarkan aku, a-""Aku tidak peduli lagi, mau Bapak bunuh keluarga saya, saya enggak peduli! Saya sudah capek dengan semuanya dan saya akan memutuskan untuk mengakhiri hidup saya sendiri dan mumpung Bapak ada di sini, jadi Bapak bisa menyaksikannya secara langsung," potong Aristela dan berujar dengan nada yang tidak main-main lagi. Keseriusannya untuk mengakhiri semuanya sudah berada di ujung tanduk, karena dia ingin mengakhir semua masalah dalam hidup, sekalian nyawanya jug

  • Be My Princess Adibrata   71

    Seminggu telah berlalu, seminggu pula Aristela menanti kepastian dari seorang Zahair dan seminggu juga harus diganggu oleh puluhan nomor asing yang selalu meneleponnya, sudah dapat ditebak bahwa pria yang menelepon adalah si Syahrul itu, dia masih saja mengejar Aristela dan tidak mau berhenti, Aristela heran dengan pria itu dan kali ini dia memutuskan untuk bertemu dengannya agar dapat menegaskan bahwa sudah jengah, kesal, dan marah pada pria pengganggu itu.Di mana Aristela akan bertemu dengannya? Di toko pria itu sendiri sekaligus memberi kejutan padanya di pagi hari pada jam 9.Aristela telah sampai di sana, disambut oleh Asma, Pita, dan teman-temannya yang lain."Maaf teman-teman, aku ada urusan penting dulu sama bos kalian, kalau sudah selesai aku akan bergabung untuk menuntaskan rasa rindu bareng-bareng," ujar Aristela begitu tidak enak hati ketika dia membalas pelukan mereka begitu singkat. Namun, semuanya mengerti karena aura Aristela kali ini berbeda di ba

  • Be My Princess Adibrata   71

    Seminggu telah berlalu, seminggu pula Aristela menanti kepastian dari seorang Zahair dan seminggu juga harus diganggu oleh puluhan nomor asing yang selalu meneleponnya, sudah dapat ditebak bahwa pria yang menelepon adalah si Syahrul itu, dia masih saja mengejar Aristela dan tidak mau berhenti, Aristela heran dengan pria itu dan kali ini dia memutuskan untuk bertemu dengannya agar dapat menegaskan bahwa sudah jengah, kesal, dan marah pada pria pengganggu itu.Di mana Aristela akan bertemu dengannya? Di toko pria itu sendiri sekaligus memberi kejutan padanya di pagi hari pada jam 9.Aristela telah sampai di sana, disambut oleh Asma, Pita, dan teman-temannya yang lain."Maaf teman-teman, aku ada urusan penting dulu sama bos kalian, kalau sudah selesai aku akan bergabung untuk menuntaskan rasa rindu bareng-bareng," ujar Aristela begitu tidak enak hati ketika dia membalas pelukan mereka begitu singkat. Namun, semuanya mengerti karena aura Aristela kali ini berbeda di ba

  • Be My Princess Adibrata   70

    Aristela telah pulang, dirinya mencari di mana keberadaan Adnan tetapi dia tidak menemukan pria itu, hanya ada Agam dan Abraham saja di rumah, dirinya pun menghampiri kakak tertua dan menanyakan keberadaan bocah itu."Kak Abraham, Adnan ke mana, yah?" tanyanya."Di rumah kamu, dia bermalam di sana sama Aderald dan August, juga mamah sama papah," jawab Abraham."Yah ... padahal mau kuajak nonton bareng malam ini," kecewa Aristela kemudian meninggalkan Abraham."Nonton bareng? Kenapa tidak mengajak kami berdua saja?" sahut Abraham tiba-tiba, mendengar kalimat itu membuat Aristela sedikit meragu, tidak biasanya sang kakak ingin menemaninya menonton film horor bersama, biasanya hanya August, Aderald, dan Adnan saja."Eum, boleh," jawab Aristela, bibirnya pun tersenyum gembira dan segera menyalakan televisi dan memutar flm yang telah ia download di telegram melalui smart tv agar ponselnya bisa terhu

  • Be My Princess Adibrata   69

    Aristela kembali ke kamar untuk melanjutkan masa bermainnya bersama Zeline, tidak lama kemudian, Zahair pun ikut masuk untuk sekadar menanyakan, siapa pria yang menelepon gadis tersebut."Aristela, mohon maaf, bukannya saya menguping atau ingin tahu tadinya, hanya saja kebetulan saya mendengar percakapan kamu bersama seorang pria yang terdengar sedikit berdebat, kalau boleh tahu, siapa dia?" tanya Zahair.Sebenarnya, Aristela ogah membahas Syahrul, tetapi karena si duren yang bertanya, dia pun rela menjawabnya dengan pasrah. "Dia pria yang paling Aristela benci, Om. Karena dia, semuanya hancur, dan aku enggak mau membahas pria itu lagi, maafkan aku, Om." Sepertinya Aristela memang tidak bisa menjawabnya, walau sebelumnya dia ingin, tapi entah kenapa dia refleks menjawab seperti itu."Maafkan saya yang terlalu ingin tahu," balas Zahair. Zahair tentu ingin tahu siapa nama pria itu, hanya itu saja jika memang Aristela tidak ingin melebihkannya, karena dia sedikit tida

  • Be My Princess Adibrata   68

    Happy Reading.Aristela membuat sebuah status di snap wa-nya dengan foto punggung Zahair yang menjauh lalu fotonya bersama Zeline."Aristela, itu anaknya si om-om ganteng itu, yah?" tanya teman Aristela menunjuk Zeline."Halo, Tante," sapa Zeline, memanggil teman Aristela yang seumuran dengan Aristela sendiri.Aristela mengangguk dan tertawa ketika mendengar panggilan tante untuk Cica yang merupakan salah satu karyawan tetap di toko bunga."Jangan Tante dong, panggil Kakak yah, Kakak masih muda, namanya siapa nih Adik cantik?" tanya Cica kemudian menyubit pipi Aristela dengan pelan."Zeline Kakak," jawab Zeline dan Cica tersenyum gemas dan ingin sekali membawa Zeline pulang ke rumahnya bersama ayah anak ini. Namun, Cica mengurungkan niatnya karena pasti si om-om itu jatuh hati pada Aristela, lalu dia? Sebelum jatuh hati, pria tampan itu akan mun

  • Be My Princess Adibrata   67

    "Adnan, semongko ulangannya, yah!" teriak Aristela sebelum Adnan berangkat ke sekolah."Siap, Kak!" balas Adnan yang berada di mobil sembari melambaikan tangan seiring mobil mulai berjalan.Aristela pun siap ke bagasi untuk mengeluarkan motornya, dibantu oleh Agam yang juga ingin mengeluarkan kendaraan yang sama karena hari ini dia malas bermobil untuk berangkat kerja."Makasih Kak Agam gantengku.""Helleh, baru ngakuin kalau Abang memang ganteng, padahal dari dulu udah maksimal ganteng gue," balas Agam dan Aristela mengembuskan napasnya dan membalas pula perkataan kakaknya yang mulai narsis, "Mulai lagi, pasti tertular Adnan, bener, kan?""Enak aja, malah Adnan yang ngikutin gue, cuman gue enggak seaktif dia kalau ngomong, seperlunya aja mah, tapi enggak dingin kek Bang Abraham," jawab Agam dan nama yang disebut pun berbalik menatap mereka, Aristela tersenyum ketika tatapan mereka bertemu.

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status