Share

Sedikit Ketus

Niken tak berani ikut makan siang bersama keluarga Brasco setelah tadi mendengar ucapan Bram. Niken cukup tau diri poisis dirinya hadir dikeluarga ini. 

Niken tak mau disangka perebut. Niken berada dirumah itu semata mata karena kebaikan kedua pasangan suami istri tersebut. 

"Niken mana, mengapa tak ikut makan bersama kit?" Tanya Dady Bras kepada istrinya. 

"Kata Niken dia makannya sebentar saja dia masih kenyang," jawab Mami Rena sambil menyendokan nasi dan lauk kepiring suaminya itu. 

"Seharusnya dia harus makan tepat waktu. Kasihan bayi dalam kandungannya nanti kekurangan asupan gizi," ujar Dady Bras lagi. 

Bram tersedak ketika mendegar ucapan Dadynya. "Pelan pelan dungk sayang," ujar Mami iren yang duduk disamping anaknya. 

"Mami memungut anak angkat dari tempat pelacuran?" tanya Bram dengan wajah serius. 

Bram tidak diberi tau kisah Niken mami Rena hanya menceritakan kepada anaknya itu bahwa ia mengangkat seorang wanita sebagai anak untuk menemani dirinya ketika anak dan suaminya tidak ada dirumah. 

"Bram..., jaga uccapan mu!" seru dady Bras penuh penekanan.

"Kenapa dia bisa hamil padahal dia belum menikah. Mami memelihara orang hamil yang tidak diketahui asal usulnya akata orang membuat kita sial," ujar Bram dengan penuh penekanan. 

Tanpa disadari oleh keluarga itu Niken mendengar percakapan mereka. Tiba tiba saja hatinya nyeri ketika mendengar kata sial. Ia kembali teringat akan ucapan yang pernah dilontarkan abangnya dulu. 

"Apakah benar aku pembawa sial," ucap Niken membatin. Niken menyeka air matanya yang tadi sempat menetes tanpa permisi. 

Niken kembali kekamarnya ia mengurungkan niatnya untuk mengambil air minum rasa haus dan lapar yang melandanya tiba tiba hilang. 

Niken membereskan pakiannya ia memasukan kedalam koper. Ia telah mantap untuk mengambil beasiswa yang ditawarkan oleh pihak yayasan ketika ia masih sekolah dulu. 

Niken telah menghubungi pihak yayasan yang pernah menawarkan beasiswa kepada dirinya kapan saja Niken siap. 

Seluruh urusan keberangkatan dam surat surat yang akan dibutuhkan disana pihak yayasan telah mengurusnya. 

Niken hanya akan menyiapkan diri dan belajar dengan baik untuk menjaga nama baik pihak Yayasan. 

Mami Rena menghampiri Niken yang seharian ini berdiam diri didalam kamar tak seperti biasanya. 

Mami Rena mengetuk pintu kamar Niken yang terkunci dari dalam. Mendengar suara ketukan dan suara Mami Rena yang memangil namanya Niken dengan malasnya bagun dari tempat duduknya untuk membukakan pintu. 

Niken tersenyum ramah menyembunyikan rasa sedih akibat mendengar ucapan anak Mami Rena. "Kamu belum makan sayang ini mam membawakan kamu makanan." ucap Mami Rena sambil menyodorkan makanan kepada Niken. 

"Mami kenapa repot sih, Niken bisa kok mengambil makanan itu sendiri,' ucap Niken tidak enak hati. 

"Mami senag melakukannya sayang. Jangan sungkan begitu dong," ujar Mami Rena santai. 

Niken menerima makan itu dan menyantapnya hingga habis. "Niken akan merindukan masakan Mami nantinya jika Niken pergi," ucap Niken tanpa sadar. 

"Memangnya kamu mau kemana sayang,? tanya Mami Rena penuh selidik 

Niken tak menjawab ia salah tingkah setelah menyadari ada yang salah dengan ucapannya barusan "eng..., enggak kok mami Niken tidak kemana mana," ucap Niken berbohong. 

Mami Rena mengamati wajah Niken uang kini sedikit bersisi. Namun ia menemukan keganjilan oleh sikap Niken yang tak seperti biasa.

Jika Dady Bras ada dirumah Niken akan melayani dan memanjakan dirinya dan suaminya itu layaknya seorang anak kandung kepada orang tuanya. Niken akan bayak bertanya kepada Dady Bras tentang banyak hal seputar bisnis. 

Namun hari ini Niken hanya mengurung diri dikamarnya tanpa menyapa Dady Bras. 

"Nik..., Dady memangil kamu. Kata Dady beliau mau dibuatkan kopi dan cake buatan mu," ujar Mami Rena setelah Niken menghabiskan makananya. 

"Baiklah Mami... Niken mebereskan ini dulu setelah itu Niken akan menyusul." ujar Niken sambil membereskan beberapa buku dan laptop nya. 

Niken berkutat di dapur membuatkan Daday Bras pancake coklat kesukaan Beliau  dan Mami Rena. 

Setelah berkuat beberapa menit akhirnya kue buatannya jadi. Niken membuatkan Dady Bras dan Mami Rena secangkir teh dan menguguhkan kepada pasangan suami istri yang tengah duduk diteras rumah menikmati udara sore di hari itu. 

"Tedeeet, sudah jadi silahkan dicicipi." ujar Niken sambil meletakan nampan yang berisi cemilan. 

Kedua pasang suami istri tersebut menerima dengan senag hati jamuan yang dibuat oleh Niken. 

"Terimakasih sayang," ucap Mami Rena dengan tersenyum. 

Niken berpamitan untuk menyiram tanaman yang ada dihalaman rumah itu. Meski ada pelayan yang berkerja khusus memelihara tanaman tersebut namun Niken tetap memaksa untuk membantu merawat tanaman tersebut. 

Bram ikut bergabung bersama Dady dan Maminya yang tengah bersantai 

Bram menyeruput teh yang dibuat oleh Niken untuk Maminya. Seteguk, dua teguk setelah itu ia meletakkan kembali minuman tersebut. "Mam tehnya enak sekali baru kali ini Bram menyukai teh. Khas melatinya sangat enak dan rasanya juga pas tidak manis ataupun pahit."

Bram kembali menyantap pancake yang dibuat oleh Niken. "wah... Rasanya enak sekali Mam. Besok tolong buatkan untuk Bram bekal kekantor," ujar Bram lagi sambil memasukan potongan makanan terakhirnya. 

Bram mengunakan kaos putih tanpa lengan dan celana pendek untuk joging disore itu. Tak sengaja ia menagkap bayagan Niken yang sedang menyiram tanaman sambil bersenandung. Suara Niken memang bagus meski dirinya tak pernah berlatih vokal sebelumnya. 

Diam diam Bram mengamati Niken dan tersenyum kemudian ia melanjutkan aktivitas. 

Ketika ia berpapasan mata dengan Niken ia melemparkan tatapan sengit tak terbaca kepada Niken. 

Jangan lupa tinggalkan jejek kalian yah jika suka dengan karya receh ini. Trimakasih 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status