Share

4. Ayah dan Anak

Livy membawa pulang Gave ke markasnya melewati jalan rahasia di bawah parkiran mall Elradz milik ayahnya. Arka pikir Livy bodoh? Livy tentu saja sadar jika dia diikuti sedari tadi oleh Arka dengan mobil biru cobaltnya. Dia pikir Livy tidak melihat mobilnya kemarin mentang-mentang Livy sedang terluka dan sok bergaya ingin membuntuti Livy? Lucu sekali, tepatnya sangat naif.

Gadis bermarga Synne itu sampai harus banyak berbelok dan mencari jalan raya yang ramai untuk menyamarn moblnya. Dia tak akan takut ketahuan jika Arka tahu dia sadar dibuntuti Arka saat dia kebanyakan berbelok, bukankah orang jahat sepert Livy memang sudah sewajarnya punya jalur pulang yang sulit? Tentu saja Arka akan memaklumi hal itu sekaligus terkecoh dengan tipuan Livy. Lihat saja, Arka sudah jauh tertinggal dan Livy kini baru saja memasuki gerbang 11 markas The Shdowup.

Livy turun dari mobilnya dengan memapah Gave dan menyeret sabitnya memasuki ruang eksekusi. Disana ayah dan para anak buahnya telah menunggu Livy.

“Wah wah, putriku sudah pulang,” Radz tersenyum hangat pada putrinya, “kepalamu kenapa?” tanyanya begitu menyadari perban yang masih membalut kepala putrinya.

“Berdarah,” jelas Livy singkat.

Radz menghela nafas, dia sudah tahu kalau Livy terluka, tapi sebab Livy terluka itu yang dia tanyakan, dasar putrinya ini, terlalu dingin mirip dengannya dulu saat masih muda. 

“Yaah, sudahlah, silahkan eksekusi dia semaumu putriku.”

“Baik ayah, kali ini aku akan mengeksekusi sambil bercerita,” Livy mengambil sabitnya.

“Hooo, menarik, lanjutkan.”

Senyum miring terlihat jelas di wajah Livy, para anak buah ayahnya itu berhasil dia buat terkejut karena pertma kalinya ini lah Livy akan bercerita panjang lebar kepada mereka semua. Radz yang duduk di atas kursi khususnya pun tak kalah penasaran dengan mereka semua. Sepertinya putrinya itu akan bercerita sesuatu yang menarik.

“Baiklah,” Livy mengangkat sabitnya tinggi-tinggi.

“Aku bertemu dengan seseorang yang akan menjadi pionku di dalam ujian akhir ini,” Livy kemudian mulai mengayunkan sabitnya kesana kemari di sekujur tubuh Gave yang masih tak sadarkan diri.

“Siapa dia putriku?”

Livy mengusap darah Gave yang terciprat ke wajahnya, “Seseorang yang sangat berguna, ketua dari mafia The Lightdown.”

“Bagus sekali, tangkapan yang mahal,” Radz bertepuk tangan.

“Terimakasih ayah,” tepat saat Livy berterimakasih, Gave dipenggal oleh Ruby alias sabit kesayangan Livy itu.

“Aku sudah boleh bermalas-malasan lagi ayah?” tanya Livy polos sembar mengusap Ruby.

“Tentu saja, hari ini kau sudah bekerja keras,” Radz tersenyum, “Istirahat sana.”

“Baik ayah,” Livy berbalik, dan mulai menjauhi kerumunan The Shadowup.

Radz menatap punggung putrinya yang kian menjauh, dipikir berapa kali pun tentu saja hasilnya akan sama saja, kenyataan bahwa ayah dan anak ini memang sangat mirip dari banyak hal. Ketua dari The Shadowup itu melamun sesaat, mencoba mengingat kapan terakhir kali dia menghabiskan waktu penuh kehangatan dengan kedua putrinya, dan ya, dia tak mengingatnya.

Karena yang di kepala Radz hanya ada sosok ibu dari anak kembarnya itu, Elle De Vyrnuez, wanita yang membawa kehangatan di tengah keluarga kecil mereka. Dan sejak penyerangan markas The Shadowup, keluarga kecil itu makin tenggelam dalam dinginnya dendam. Bahkan secercah kehangatan dari Kana pun kalah kuat dari pada dendam yang dimiliki Radz dan Livy.

Radz menghela nafas, “Andai aku membunuhnya lebih dulu, pasti Elle masih ada disini walau dia akan membenciku,” batinnya.

Putrinya yang sekejam dirinya juga paham betul kenapa dia sangat mirip dengan ayahnya. Karena mereka berdua... sangat menyayangi Elle, dan salah satu prinsip mereka ialah, siapa pun yang berani melukai Elle harus dibalas berkali-kali lipat walau itu harus membahayakan nyawa mereka sendiri.



***



 Gemuruh suara penyerangan terdengar riuh sampai ke rumah utama The Shadowup, penyerangan dadakan yang dilakukan oleh mafia yang sama tenarnya dengan The Shadowup, geng mafia milik Lecra De Vyrnuez, kakak laki-laki Elle.


Lecra yang baru saja sadar dari komanya tak terima dengan berita bahwa adiknya menikah dengan Radz kini menyerang secara membabi buta markas The Shadowup dan mengincar Radz.

 “RADZ! KELUAR LO BRENGSEK!!” teriak Lecra ditambah dengan bantingan kursi di taman depan rumah utama.

 Tak disangka, Elle lah yang keluar menemui kakanya itu, dia berlari kecil keluar dari rumah utama, “Abang kenapa ada disini?” tanyanya tenang.

 “MANA COWOK LO?!” Lecra berusaha masuk lebih dalam lagi ke rumah utama.

 Elle terkejut begitu sadar kakakny itu membawa pedangnya, “A-abang mau ngapain ketemu Radz?” tanyanya menahan gemetar, wanita berambut cokelat itu tak berani mendekat ke kakaknya lebih lagi.

 “Ya jelas mau bunuh dia lah, jadi ini rencana busuknya?! DIA BIKIN GUA KOMA BUAT NIKAHIN ELO?! BRENGSEK!! Dia di dalam kan?!!”

 “I-ibu, om itu siapa?” Kana dan Livy muncul di balkon kamar mereka di lantai atas dan melihat langsung ibu mereka di bawah sana.

 Elle mendongak dan memaksa senyumannya untuk menghilangkan ketakutan Kana yang tadi tergagap, “Dia paman-“

 “KALIAN SUDAH PUNYA ANAK HMM?! BAHAGIA LO SAMA DIA IYA?” Lecra menodongkan pedangnya.

 Elle ketakutan, tubuhnya yang mungil itu terlihat gemetar hebat, Livy menggandeng Kana untuk menemui ibu mereka begitu melihat kejadian tadi. Livy berniat memarahi pamannya itu dan Kana akan menenangkan ibu mereka.

 Tapi, seolah benar-benar tak memihak, semesta justru membuat Radz muncul dari pintu rahasia di dekat Lecra, Radz tadinya berniat untuk menyembunyikan keluarganya. Namun detik itu kemudian menjadi momen yang tepat bagi Lecra menebas kepala orang yang memakai cara licik hanya demi cintanya pada Elle.

 Lecra melesat cepat mendekati Radz yang tengah lengah dengan aura membunuhnya. Tepat sekali dengan kedatangan Kana dan Livy di depan pintu rumah utama. Elle bahkan tak sempat memperingati Radz.

 Dan... “JREB!” pedang Lecra menusuk tepat di jantung orang yang salah, Elle menghadang Lecra persis di hadapan Radz yang tersadar bahwa ada penyusup alias kakak iparnya yang mengincarnya.


Lecra menusuk Elle di depan mata kepala anak-anaknya dan suaminya yang langsung menembakan peluru ke kepala Lecra, membalasnya sebelum Lecra punya kesempatan untuk membunuhnya dan anak-anaknya.

 Kejadian itu berlalu begitu cepat, dan semua itu terjadi di depan mata Kana dan Livy sendiri. Kejadian yang terlalu kejam untuk dilihat langsung oleh kedua anak kecil yang baru saja menginjak umur mereka yang kelima tahun. Radz bahkan terpaksa harus melakukan kekerasan di depan putrinya demi keselamatan mereka.

 Tubuh Elle yang makin pucat ambruk ke pelukan Radz, di hari itu ada dua hal yang terbentuk yakni, kesedihan Kana, dan dendam di hati Livy dan Radz. Dendam yang masih tertanam kuat hingga kini.









- Bersambung -

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status