"Hera!"
Setibanya Alpha Elios di Goldenmoon pack, pria itu langsung masuk kedalam kamar dan memeluk tubuh adiknya itu begitu erat.
Jesselyn yang semula masih tampak duduk dan sedang menyuapi Hera makanan, segera bergerak menyingkir untuk memberikan ruang pribadi Alpha Goldenmoon pack itu dengan adiknya.
"Kau tahu, aku hampir saja menghancurkan Goldenmoon pack karena tidak bisa mencarikan obat untukmu. Kau membuat seorang Alpha hilang kendali, Hera. Aku benar-benar seperti orang gila tadi."
"Itu terdengar terlalu berlebihan, Alpha."
"Tidak jika itu untukmu, Hera." Elios memegang kedua sisi wajah Hera dan menatap wajah pucat pasi adiknya itu dengan raut wajah cemas, "Kau adalah adikku Hera. Titipan ayah dan Ibu yang harus kujaga dengan nyawaku. Jika sampai sesuatu terjadi padamu, aku bersumpah, bukan hanya Goldenmoon pack, aku bahkan bisa menghancurkan seluruh
"Mohon ampun King Demon Zeus. Atas perintah dari Alpha Elios, Anda beserta Tuan Enrico dilarang memasuki wilayah Goldenmoon Pack lagi." "Lancang sekali kalian berdua melarang seorang penguasa kegelapan memasuki wilayah ini. Kalian berdua ingin dihukum mati hah?" "Ampun, Tuan Enrico. Kami benar-benar merasa sangat bersalah dengan apa yang tengah kami lakukan kali ini. Tapi kami hanya berusaha patuh dengan menjalankan perintah dari pemimpin kami. Wilayah Goldenmoon Pack telah dipasangi segel sihir dan semua makhluk immortal dari ras manapun tidak diijinkan memasuki wilayah kami tanpa seijin Alpha Elios itu sendiri. Mohon pengertiannya Tuan." "Peduli setan." PRANK! Enrico langsung menyentak halangan melintang dua bilah pedang dari tangan kedua orang warrior Goldenmoon Pack itu hingga tubuh mereka terhempas mundur beberapa langkah kebelakang. Dengan g
Hera terbangun di waktu tengah malam, mengamati sekeliling kamarnya dan tidak menemukan Alpha Elios di dalam kamarnya lagi. Sofa yang semula menjadi tempat tidur kakaknya itu juga telah rapi, pertanda jika pria setengah serigala itu sudah merapikannya sebelum pergi.Dengan riang, wanita itu lalu beranjak turun dari atas ranjang kamar dan berlari menuju kearah jendela, namun alangkah terkejutnya Hera ketika melihat jendela kamarnya telah di tutup secara permanen.Hera merasakan kedua matanya berkaca-kaca dan rasanya ingin menjerit marah."Jika sudah begini, apa yang harus kulakukan agar bisa keluar dari dalam sini?"Kedua bahu wanita itu tampak terkulai lemas, Hera menatap kearah fentilasi udara yang bahkan juga sudah ditutup rapat. Membuat Hera merasa menjadi seorang tahanan negara saja."Akh, Kenapa dengan tubuhku."Hera merasakan rasa panas di sekujur tubuhnya secara tiba-ti
Jesselyn duduk bersandar dibalik pohon yang cukup besar.Tubuhnya terasa sangat lemas. Dia meletakkan keranjang buah didekat kakinya dan memejamkan kedua mata.Bulan merah adalah siksaan bagi semua kaum immortal, bahkan untuk mereka yang belum memiliki pasangan sekalipun. Meski efeknya tidak separah ketika sudah menemukan pasangannya, tetap saja Jessy merasakan gairah yang cukup membuat kepalanya pening.Lama Jesselyn berdiam diri disana, gadis itu kemudian segera berdiri, meraih keranjang berisi anggur yang ia dapatkan dari kebun tak jauh dari bukit.Luna Alexa yang mengidam, sore tadi memintanya untuk mencari buah anggur namun yang masih segar.Alhasil, Jessy datang kemari untuk memetiknya secara langsung. Namun, karena efek bulan merah yang tiba-tiba terjadi tanpa dia duga, Jesselyn tidak bisa kembali ke Goldenmoonpack dengan cepat, perempuan itu berhenti berkali-kali karena tak kuat dengan
Hera menutup kedua matanya, lelah.Dia kelelahan ketika silau matahari dari celah jendela kamar terpaksa membuatnya terbangun. Tubuh kecilnya terasa begitu letih namun turut merasakan rasa ringan.Diliriknya kearah Zeus yang ternyata masih tidur dengan tubuh telungkup diatas ranjang kamar mereka.Hera mengerjapkan kedua bola matanya yang indah, mengamati wajah damai Zeus yang begitu tenang terlelap dalam tidurnya.Guratan tatto dipunggung serta tengkuknya membuat Hera tanpa sadar mengelurkan jemari tangannya disana, mengusap pelan tatto kecil dengan gambar seorang perempuan dengan tubuh setengah ikan dibagian tengkuk kiri.Hera mengernyit, mengamatinya lebih dekat. Rasa cemburu tiba-tiba menghinggap didada karena pikirannya mulai berkelana.Siapa sosok perempuan setengah ikan itu?Apakah king Demon Zeus sangat mencintainya hingga harus membuat ta
Hera tidak tahu kenapa dia merasa begitu sensitif hanya karena makanan.Dan lagi sejak kapan dia menyukai daging hewan mentah, membayangkannya saja sudah membuat perut Hera bergolak seakan mau muntah.Tapi itu dulu.Hera baru menyadari perubahan nafsu makannya itu hari ini. Entah sejak kapan wanita itu tidak menyukai olahan daging kelinci, tapi kenapa Hera kini malah tertarik pada daging hewan mentah.Aish! Memikirkannya saja sudah membuat Hera kian kesal.Dia itu kan bukan Dracula ataupun Vampir?Tapi King Demon Zeus juga bukan Dracula maupun Vampir?Tapi Dia itu Iblis!Otak Hera seakan terpecah menjadi dua dan mulai berdebat didalam kepalanya.Hera menghela napas.Wanita itu duduk dikursi taman sembari mengusap perutnya yang keroncongan, bodohnya dia yang pergi begitu saja tanpa menyantap sedikit
"Apakah sudah ada jawaban dari, King Demon Zeus, Alpha""Hm."Alexa merenggut.Memilih membuang muka karena jawaban singkat Alpha Elios membuatnya sakit hati.Seraya menahan tangis, Alexa memilih menyusui bayi kecil mereka yang baru saja dia lahirkan, yang telah mereka beri nama Alexandre."Apa dia memang serakus itu. Kau sudah menyusuinya lebih dari tiga kali hanya dalam kurun waktu satu setengah jam Alexa?"Alexa hanya diam membisu.Biarkan saja pria setengah serigala itu merasakan seperti apa rasanya diacuhkan oleh pasangannya sendiri.Menyadari Alexa yang ikut merajuk dan membalas perbuatanya, membuat Elios diam-diam tersenyum geli dari dalam hati. Dengan jahil pria itu mendekat, menyentuh satu buah dada Alexa yang masih menganggur.PLAK!"Apa yang kau lakukan?" Alexa melotot panik. Memukul tangan Alpha Elios yang baru saja menyentuh satu
Pintu ruang kerja Zeus terbuka secara tiba-tiba. Anastasya muncul dengan kedua langkah kakinya yang terdengar menghentak keras.Sesampainya di hadapan Enrico, Anastasya langsung menarik kerah pakaian Enrico yang sedang duduk dikursi kerja milik king Demon Zeus dengan tenangnya."Ana, kenapa masuk kemari, sayang?""Enrico! Kenapa kau malah diam saja disini! Cepat selamatkan Ratu Hera dari tempat mengerikan itu! Kau tidak dengar suara teriakannya tadi."Enrico malah berkedip dengan wajah polosnya."Kenapa harus aku?""Tentu saja harus kau! Hanya kau bisa kumintai pertolongan" Ana bahkan sudah meneteskan air matanya. Perempuan itu takut memikirkan keadaan Hera yang suara jeritannya bahkan sudah tidak lagi terdengar."Bagaimana ini? Aku takut terjadi sesuatu yang buruk pada Queen Hera."Ana tidak mau mendengar kabar bahwa Hera mati dan tubuhnya menjadi santapa
Jesselyn menatap kosong kearah cermin dihadapannya. Wajahnya yang sayu terlihat pucat pasi dan tanpa perona di bibir.Tepat dibelakang tubuhnya, ada dua orang perempuan dengan sebagian sisik di wajah mereka tengah menyisir rambut panjang Jesselyn."Ratu Hanna, apakah rambut anda perlu kami hias. Atau kami perlu mengikatnya jika anda mau."Jesselyn tidak menjawab.Terlalu malas baginya untuk sekedar membuka suara. Hingga tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang terdengar mendekat, menghentak lantai memasuki ruangan penuh dengan kaca itu.Jessy dapat melihat sosok King Darius melalui kaca cermin dihadapannya."Salam dari kami, King Darius.""Pergilah!"Kedua dayang tersebut segera membungkuk dan pamit undur diri secepat mungkin.Jesselyn meremas kasar kedua tangannya dengan tubuh menegang kaku. Kedua bola matanya ter