Share

Bab 3

Penulis: SanSan954
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-28 22:05:25

Tempat praktek dr. Dira. Sp.Og belum terlalu ramai, Amy dan Tesla memutuskan untuk datang lebih awal, agar tidak terjebak dalam antrian.

"Selamat sore Pak Tesla, senang akhirnya bisa bertemu dengan Anda," dr. Dira menangkupkan kedua telapak tangan di depan dada, saat Amy dan Tesla memasuki ruang kerjanya.

Tesla tersenyum, dan mereka pun duduk di kursi berhadapan dengan dr. Dira, sebuah meja menjadi pemisah jarak antara mereka, dan dokter cantik itu.

dr. Dira memeriksa data Tesla sebentar, dan kini dia menatap lelaki tampan itu. Selanjutnya terjadi tanya jawab antara sang dokter dengan Tesla.

"Bapak Tesla, Anda tidak merokok?"

"Tidak, Dok." Jawab Tesla

"Apakah minum alkohol?"

"Kerap begadang?"

"Kalau begadang, iya Dok. Minum Alkohol bisa dikatakan tidak pernah." jawab Tesla.

"Baiklah, saya rasa untuk Pak Tesla cukup. Sekarang saya akan periksa Bu Amy, Bapak mau tetap di sini boleh." ujar dr. Dira.

"Kalau saya tunggu di luar, bagaimana Dok?" tanya Tesla.

"Boleh juga, tidak masalah," jawab dr. Dira.

Tesla kemudian pergi ke luar, tinggallah Amy berdua dengan dr. Dira. Jantungnya berdetak kencang menanti apa diagnosa sang dokter terhadap suaminya.

"Melihat riwayatnya, saya rasa tidak ada masalah dengan suami Anda. Namun, untuk memastikannya. Anda bisa tampung sperma beliau, dan besok serahkan kepada saya. Kita akan periksa sperma Pak Tesla di lab," saran dr. Dira.

"Baik Dok," jawab Amy.

Sepulang dari praktik dokter Amy mengajak Tesla makan malam romantis, mereka makan seafood di sebuah restoran tepi pantai. Satu jam bercengkrama mesra, sambil menikmati terpaan angin pantai yang menimbulkan sensasi romantis. Amy dan Tesla bergandengan tangan menuju tempat parkir.

Tidak sabar ingin segera sampai di rumah, membayangkan hangatnya peraduan. Sepanjang jalan Amy terus membelai lengan Tesla. Lelaki itu paham kode alam yang dikirimkan sang istri tercinta.

"Sabar, Sayang. Di rumah nanti aku tunaikan semuanya, sampai kamu puas dan kehabisan tenaga," goda Tesla mesra.

Amy tersenyum semringah, Tesla memang lelaki perkasa yang tidak pernah gagal menuntunnya sampai ke puncak hasrat. Karena itu dia yakin, dan percaya kalau Tesla baik-baik saja. Belum hadirnya anak di antara mereka, semata hanya karena Tuhan punya rencana sendiri. Itulah yang Amy yakini sampai kini.

Selesai membersihkan diri, Amy membalut tubuhnya dengan pakaian tidur yang seksi. Tesla datang menghampiri, sekali angkat saja badan Amy berpindah tempat. Kini dia terbaring pasrah di ranjang cinta, Tesla mulai membawanya berkelana menyusuri awan kenikmatan di antara desah napas yang berirama.

Sesekali terdengar jerit Amy tertahan merasakan nikmat, yang tidak terbilang. Tetes keringat membasahi badan bercampur cairan, yang keluar dari tempat terlarang. Berulang kali dia merintih kala Tesla berhasil menembus rongga rahasianya.

"Cukup ya, Sayang," desah lelaki perkasa itu, sambil mengecup mesra puncak kepala istrinya.

Amy tersenyum puas dan mengangguk. Tesla mengecup mesra bibirnya sebelum berguling ke samping, rebah di samping tubuh sang istri. Detik berikutnya suara dengkur Tesla terdengar berirama, Amy bergegas menuju kamar mandi.

Dia mengambil cairan kental berwarna putih susu yang mengalir di pangkal paha, dan memasukkannya ke dalam wadah pemberian dr. Dira. Besok cairan itu akan diserahkan untuk diperiksa di laboratorium.

****

*Beberapa hari Kemudian*

Amy keluar dari ruang konsultasi dengan langkah gontai, dan wajah lesu. Pikirannya kalut, perasaannya gundah, dan dia terkejut ketika melihat di tempat parkir Tesla berdiri sambil tersenyum ke arahnya.

Lelaki itu menghampiri dan merangkul mesra pinggang Amy.

"Bagaimana hasilnya?" tanya Tesla.

"Amy haus, Sayang," rengeknya tanpa menjawab pertanyaan sang suami.

"Ya sudah kamu tunggu di mobil, biar aku belikan minuman sebentar," jawab Tesla.

Amy mengangguk dan melangkah menuju mobil, sedang Tesla berlari ke minimarket yang berada persis di sebelah praktek dokter.

"Ini," sodor Tesla lima menit kemudian.

"Makasih, Sayang," ucap Amy mesra, sambil membuka tutup botol dan meneguk hampir setengah isi botol tersebut.

Perempuan itu berharap, dinginnya air mineral dapat melegakan perasaan. Namun nyatanya tidak, beban yang mengganjal di hati tetap saja bertahta menekan jiwa.

"Sayang, malam ini kita makan di rumah ibu aja ya," ajak Amy pada Tesla, sesat setelah lelaki itu masuk ke mobil dan duduk di belakang kemudi.

Amy merasakan badannya lelah sekali sore ini, dan tiba-tiba dia rindu kepada ibunya. Tidak sabar ingin bertemu wanita itu dan memeluknya, lalu merebahkan kepala di pangkuannya.

Berbeda dengan Tesla yang menjadi anak tunggal bagi orang tuanya, Amy adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Dia memiliki seorang Abang yang sudah menikah dan punya sepasang anak kembar. Adiknya juga telah menikah dan memiliki anak pula.

Kedatangan Amy dan Tesla disambut riang anak-anak itu, mereka berlarian menghampiri. Masing-masing langsung bergelayut manja pada Tesla, setelah menyalami ayah dan Abang iparnya, Tesla langsung asyik bermain dengan anak-anak. Melihat itu hati Amy iba, sungguh dia mengerti Tesla sangat menginginkan hadirnya anak, sebagaimana juga yang dia rasakan.

Amy mencari ibunya ke dapur, wanita yang berumur lima puluh tahun lebih itu tampak asyik meracik bahan untuk teman ayahnya ngopi sore.

"Eh, ada Kanjeng Ratu," goda Mien Hessel ketika melihat sang kakak muncul.

Adiknya memang begitu, memanggil Amy dengan sebutan kanjeng ratu. Ulah dari kebiasaan Amy yang sedari kecil hingga menikah, tidak pernah mengerjakan tugas rumah.

Begitu melihat ibunya, tangis Amy langsung pecah. Sang ibu cepat memeluk anak keduanya itu, membelai lembut punggung sang anak adalah hal yang selalu beliau lakukan bila anaknya menangis sedih.

Setelah puas menangis, Amy mulai mengendurkan pelukannya.

"Ceritakan pada Ibu, apa yang terjadi?" bisik lembut ibunya.

Alih-alih bercerita tangis Amy malah semakin menjadi, air matanya tidak mau berhenti seirama dengan sesak yang masih menghimpit dada.

"Adek keluar ya, kalau kakak gak mau adek tau," timpal Mien Hessel, dia mengira sang kakak mungkin habis bertengkar dengan Tesla.

Amy cepat menarik tangan wanita muda itu, menahannya agar tidak pergi. Dengan suara pelan dan terisak-isak, dia mengatakan hal yang sangat mengganjal di hatinya kepada mereka berdua.

Namun sepertinya mereka masih tidak mengerti maksud Amy, karena wanita muda itu bercerita sambil menangis.

Mien Hassel memberikan segelas air putih, dan menyuruh Amy minum. Berharap tangis perempuan itu reda, lalu dapat bercerita lebih jelas tentang hal apa yang membuatnya sangat tertekan dan menderita.

"Kakak kenapa sih? berantem sama Mas Tesla?" selidik Mien Hasel.

Amy menggeleng lemah, sambil menyusut air mata yang terus mengalir di pipi.

Mien Hassel dan ibunya saling pandang sejenak, "Lalu, ada masalah apa?" tanya ibunya lagi.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Belang si Janda Kembang   Bab 42

    Sabtu sore sepulang dari AmyDecafe, Amy segera bersiap pergi ke rumah ibunya, Tesla juga bersiap mengikuti sang istri berkumpul di rumah mertua. Malam ini keluarga Amy, akan memberikan kejutan untuk Ade, mereka akan merayakan ulang tahun si tomboy yang ke tiga puluh.Para karyawan AmyDecafe juga diberitahu, mereka yang menyiapkan kue untuk si tomboy. Ibunda Amy dan Mien Hassel sudah sibuk sejak siang menyiapkan menu untuk dimakan bersama, semua itu mereka lakukan tanpa sepengetahuan si tomboy.Ade sendiri diberitahu untuk datang ke rumah orang tua Amy, karena malam ini adalah perayaan ulang tahun pernikahan ayah dan ibu.Ade sengaja mengajak Yuda untuk datang bersama ke acara tersebut, ada sebuah rencana yang tersusun di benak si tomboy.Pukul delapan malam, rumah orang tua Amy telah ramai oleh keluarga dan anak-anak cafe. Selain mereka juga ada keluarga inti dan kerabat terdekat orang tua Amy, seperti para besan. Kebetulan ulang tahun Ade bertepatan juga dengan tanggal dan bulan per

  • Belang si Janda Kembang   Bab 41

    Lelah menghadapi segala permasalahan di kafe hari ini, membuat Amy berkhayal sampai di rumah nanti dia akan langsung mandi dan tidur. Namun khayalannya punah kala sampai di rumah didapatinya Tesla telah kembali dari luar kota, lebih menyebalkan lagi bagi Amy ketika pria itu memintanya untuk memasak."Kenapa gak telpon sih tadi, kan bisa aku bawakan makanan dari kafe," protes Amy."Ya sudah kalau kamu gak mau masakin aku, gak apa-apa." Jawab Tesla sedikit ketus.Amy menghela napas, mau tidak mau dia harus berurusan dulu dengan wajan dan kompor, demi untuk memuaskan "kampung tengah" suaminya.Sebelum adzan maghrib berkumandang, Amy telah selesai dengan urusan dapurnya. Kini hanya menunggu nasi yang di rice cooker matang sempurna. Sembari menunggu nasinya matang, Amy masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan lagi badannya, dengan cara menyiramkan air dingin ke seluruh tubuh, memijatnya dengan kelembutan busa sabun, lalu menyiramkan air ke wudhu. Perempuan itu menunaikan tiga rakaatnya, set

  • Belang si Janda Kembang   Bab 40

    Setelah Ade menutup panggilan telepon untuk kedua kalinya, Amy hanya bisa tercengang sendiri sambil berpikir apa yang sebenarnya telah terjadi di cafe. Karyawan manakah yang dimaksud oleh si tomboy. Semalaman Amy jadi sulit tidur memikirkan hal itu, saat pagi menyapa wanita itu bergegas mendatangi AmyDecafe.Dia sangat penasaran, apa yang telah terjadi tadi malam di kafe? Mengapa Ade sampai murka, dan kepada siapa si tomboy itu melampiaskan kemarahannya? Beragam pertanyaan itu memenuhi pikiran Amy, selama dirinya berada dalam perjalanan menuju AmuDecafe."Dita tolong kamu datang lebih cepat ya, ada yang mau kakak lihat di rekaman Cctv." Tulis Amy pada pesan singkat yang dikirimkan kepada Dita.Tak lama Amy sampai Dita pun tiba, gadis itu segera membuka rekaman Cctv seperti yang diminta atasannya"Buka bagian kitchen antara pukul 9.00 sampai 10.00 malam" Perintah Amy, Dita menurut berdua mereka melihat kejadian yang terekam cctv semalam. Dari pukul 21.00 WIB sampai 21. 30 WIB, takada

  • Belang si Janda Kembang   Bab 39

    *Seminggu Kemudian*Semenjak pertemuan di warung Soto Betawi hari itu, Tesla menjadi lebih sering mengirimi Ade pesan singkat. Awalnya lelaki itu meminta maaf berulang-ulang soal tuduhannya kepada si tomboy, setelah itu Tesla lebih banyak menceritakan keluhannya tentang keinginan mamanya untuk segera menimang cucu."Sejujurnya, De. Aku sama sekali tidak berniat menikah lagi, aku ingin sehidup semati dengan Amy, ada atau tanpa anak di antara kami. Tapi mamaku, De. Aku kasihan dengan mamaku." Begitulah Tesla kerap mengeluh, dan entah bagaimana alam bawah sadar Ade bisa memaklumi kegalauan hati lelaki itu. "Kenapa kalian tidak mencoba program bayi tabung saja?" tanya Ade suatu hari menanggapi keluhan Tesla yang dikirim lewat pesan singkat."Percuma saja, De. Dokter sudah memvonis Amy mandul," balas Tesla.Ade pun terdiam dibuatnya, selama ini dia tidak pernah menanyakan perihal kesuburan Amy, selain merasa itu bukan wewenangnya, dia juga tidak mau menyinggung perasaan sahabatnya itu.Se

  • Belang si Janda Kembang   Bab 38

    Pagi hari selepas sarapan, Ade dan Amy pergi meninggalkan rumah. Ade mengantarkan Amy ke cafe, setelah itu dia pergi tapi bukan ke hotel karena hari ini jadwalnya dia libur. Si tomboy mendatangi kantor provider telepon seluler, untuk menonaktifkan nomor ponselnya yang dicuri oleh Wulan. "Mbak saya mau minta tolong nonaktifkan nomor ini," Ade menyodorkan selembar kertas, yang bertuliskan beberapa digit angka kepada petugas di ruang pelayanan pelanggan."Maaf Kak, ada KTP dan SIM-card dari nomor yang akan dinonaktifkan?" Tanya petugas cantik tersebut.Ade menyodorkan kartu identitas miliknya, "Sim-card nomornya hilang, Mbak, maka itu saya minta segera dinonaktifkan agar tidak disalah gunakan," Jelasnya."Baiklah, tunggu sebentar ya, Kak." Pinta si petugas, lalu ia pun sibuk dengan layar komputernya."Nomor sudah kami nonaktifkan, Kak. Kami pastikan nomor ini tidak akan digunakan sampai dengan 24 bulan kedepan, selanjutnya kemungkinan nomor ini akan kembali dijual sesuai aturan perusah

  • Belang si Janda Kembang   Bab 37

    Setelah mengakhiri panggilannya, Ade buru-buru meletakkan kembali ponsel Wulan pada tempatnya. Tampak gadis bertubuh tinggi semampai itu melangkah ringan menghampirinya."Kak, Teriyaki sauce chicken satu porsi." Wulan berkata sambil menyerahkan nota pemesanan kepada Ade "Oke," Jawab Ade santai, si tomboy segera berdiri dan melangkah ke arah dapur menuju meja kerjanya.Wulan mengikuti di belakang, saat Ade sibuk meracik bumbu di atas perapian, Wulan terus memandangi si tomboy dengan tatapan mesra. Ade tidak memperdulikan dia tetap fokus dengan pekerjaannya, selain itu benaknya juga dibebani sebuah pertanyaan, mengapa nomor teleponnya bisa berpindah ke ponsel Wulan?"Woi biasa aja ngeliatnya!" Sorak Dona—asisten Ade, sambil mengibaskan tangannya yang basah ke muka Wulan. Dona baru saja mencuci tangannya, setelah selesai menyiapkan semua bahan yang dibutuhkan Ade."Apaan sih rese Lo!" Wulan menggerutu, sambil menyeka wajahnya yang terkena percikan air dari tangan Dona.Ade mengabaikan k

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status