Inicio / Mafia / Belenggu Cinta Sang Don Juan / Bab 70 Malam Pertama Kita

Compartir

Bab 70 Malam Pertama Kita

Autor: Silentia
last update Última actualización: 2025-12-01 07:41:33

Di kamar itu, cahaya lampu kuning jatuh lembut ke wajah Alessia. Jantungnya masih berdebar tak karuan. Ia tahu apa yang akan terjadi, namun yang membuatnya sulit bernapas bukan ketakutan, melainkan kenyataan bahwa ia akhirnya mengambil langkah besar dalam hidupnya.

Drazhan berdiri di depannya, tidak lagi membawa amarah perang atau aura predator yang selalu membuat orang bertekuk lutut. Malam ini, mata itu lebih tenang, lebih hangat, ada intensitas, ada keinginan, tapi dibungkus kendali yang kuat, demi dirinya.

“Kalau kamu merasa tidak siap, katakan saja,” ucap Drazhan pelan. “Aku tidak akan menyentuhmu sampai kamu benar-benar menginginkannya.”

Alessia menatapnya. “Aku sudah bilang aku siap.”

Drazhan mendekat beberapa langkah. Jemarinya menyentuh pipi Alessia. Namun, ia menyadari tubuh Alessia bergetar. “Takut?” tanyanya pelan.

“Cemas,” jawab Alessia jujur.

Drazhan menunduk sedikit, menempelkan dahinya ke dahi Alessia. Gerakan sederhana itu saja sudah membuat seluruh tubuh Alessia mele
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • Belenggu Cinta Sang Don Juan   Bab 92 Dia Tidak Akan Memilihmu

    Mobil melaju menembus malam Balkan yang dingin dan tanpa belas kasihan. Lampu-lampu kota berpendar seperti luka terbuka di kejauhan, sementara di dalam mobil, keheningan menekan lebih kuat daripada suara mesin.Drazhan duduk di kursi belakang, punggungnya tegak, tangan terlipat, wajahnya tenang, terlalu tenang. Sopirnya tahu lebih baik untuk tidak berbicara. Semua orang tahu, keheningan Drazhan bukanlah tanda damai, melainkan badai yang sedang mengumpulkan tenaga.Kata-kata Alexei berputar di kepalanya seperti pisau tumpul yang terus menggores.Cemburu? Kamu takut dia memilihku? Drazhan menghela napas perlahan, tidak berat, tidak terburu-buru. Ia membenci kata itu. Cemburu adalah penyakit orang lemah. Cemburu adalah milik pria yang takut kehilangan karena tidak punya kuasa. Dan seorang Drazhan tidak pernah takut kehilangan apa pun karena semua yang ia miliki, ia rebut dengan darah.Namun kali ini berbeda. Alessia tidak bisa ia rebut dan paksa. Tangannya mengepal tanpa ia sadari. Ia

  • Belenggu Cinta Sang Don Juan   Bab 91 Kamu Jatuh Terlalu Dalam, Drazhan

    Pertemuan itu berlangsung di ruang kaca yang menghadap taman belakang kediaman Alexei. Malam belum sepenuhnya turun, tapi cahaya senja yang tersisa memberi warna keabu-abuan pada wajah dua pria yang berdiri saling berhadapan, dua predator dengan cara berburu yang berbeda.Alexei berdiri santai, tangannya bersandar di sandaran kursi, senyum tipis terukir di sudut bibirnya. Drazhan tadi masuk tanpa pengawal, langkahnya tenang, tapi aura yang dia bawa membuat udara di ruangan itu terasa lebih berat.Alexei mengangkat alis. “Ini jarang terjadi,” katanya ringan. “Raja Balkan datang sendiri. Aku merasa tersanjung.”Drazhan tidak membalas senyum itu. Tatapannya dingin, datar, seperti mata seorang algojo yang belum memutuskan cara membunuh. “Aku tidak datang untuk basa-basi,” ucapnya pelan. “Aku datang untuk menyampaikan batas.”Alexei terkekeh kecil. Ia berjalan perlahan mendekat, menjaga jarak, cukup dekat untuk menantang dan cukup jauh untuk tidak dianggap ancaman langsung. “Batas?” ulangn

  • Belenggu Cinta Sang Don Juan   Bab 90 Cinta yang Akan Aku Kendalikan

    Drazhan duduk sendirian di balik dinding batu tebal, di ruang yang hanya ia kunjungi ketika pikirannya terlalu bising untuk ditenangkan oleh darah orang lain. Lampu temaram menggantung rendah, menciptakan bayangan panjang di lantai seolah ruangan itu penuh hantu yang berdiri diam, menunggu pengakuan.Di tangannya, terdapat segelas minuman keras berwarna gelap. Ia tidak menghitung gelas keberapa. Ia tidak perlu menghitungnya. Alkohol baginya bukan pelarian, melainkan alat untuk membuka pintu-pintu yang biasanya ia segel rapat.Drazhan meneguk perlahan minuman itu. Ia merasakan sensasi seperti api membakar tenggorokan, tapi pikirannya tetap dingin.Selama hidupnya, Drazhan tidak pernah bertanya mengapa. Ia hanya bertanya siapa dan kapan. Siapa yang harus mati. Kapan perintah dijalankan. Dunia selalu sederhana seperti itu.Sampai Alessia datang, semua kini berubah. Ia menyandarkan kepalanya ke kursi, menatap langit-langit batu. Bayangan wajah Alessia muncul tanpa diundang. Tatapan matan

  • Belenggu Cinta Sang Don Juan   Bab 89 Sebagai Pengingat Untukku

    Malam turun perlahan di kediaman Balkan, membawa dingin yang menusuk lebih dalam dari sekadar cuaca. Drazhan berdiri di ambang pintu ruang pribadinya, menatap Alessia yang tengah duduk di sofa dekat jendela besar. Di tangannya, masih ada mawar putih itu. Mawar dari Alexei.Kelopaknya ada beberapa mulai sedikit layu ujungnya karena udara lembap dan kering yang masih melekat di tanah Balkan. Namun Alessia masih menggenggamnya, seolah bunga itu bukan simbol provokasi, melainkan sesuatu yang tak sempat ia pahami maknanya.Rahang Drazhan mengeras. Ia sudah membunuh pria hanya karena tatapan yang terlalu lama. Ia memerintahkan pembantaian hanya karena satu pengkhianatan kecil. Namun kini, ia berdiri diam, dikalahkan oleh benda rapuh bernama bunga.Tangannya mengepal kuat. Harusnya satu perintah saja, bunga itu bisa berubah menjadi abu di perapian. Tapi saat ia melangkah mendekat, matanya menangkap sesuatu yang jarang ia lihat pada Alessia, ia melihat kesedihan yang sunyi. Bukan ketakutan, b

  • Belenggu Cinta Sang Don Juan   Bab 88 Tenang, Kamu Belum Akan Mati

    Alexei berdiri di ruang kerja bawah tanahnya, dikelilingi layar-layar gelap yang menampilkan peta Balkan, Montenegro, pelabuhan-pelabuhan tua, dan jalur penyelundupan yang seharusnya sudah mati. Titik-titik merah yang biasanya muncul, pergerakan uang, senjata, atau orang, kini kosong. Terlalu bersih.“Tidak ada apa pun,” lapor Viktor dengan suara tertahan. “Rekening mati, kontak hilang, dan pelabuhan yang disebut Katerina kosong sejak dua hari lalu seolah mereka tidak pernah ada.”Alexei menyandarkan punggungnya ke kursi, jemarinya bertaut di depan wajah. Mata hitamnya tidak menunjukkan frustrasi, hanya ketenangan berbahaya yang biasanya muncul sebelum seseorang lenyap dari dunia.“Orang seperti Seraphine,” katanya pelan, “tidak menghilang. Dia bersembunyi di balik orang lain.”Mikhail meletakkan map tebal di meja. “Kami memerikaa semua jalur lama Ivan Korolev. Tidak ada satu pun yang bergerak. Bahkan nama Sergei tidak lagi disebut. Para broker utara memilih bunuh diri daripada bicara

  • Belenggu Cinta Sang Don Juan   Bab 87 Kamu Terlalu Lancang

    Taman belakang kediaman Balkan sore itu diselimuti senyap yang aneh. Setelah perang, keheningan tidak lagi terasa damai, suasa justru terasa mencekam karena bayang-bayang kematian masih sangat terasa. Mawar-mawar hitam di sepanjang jalan setapak masih basah oleh embun sore. Di tengah taman, Alessia berdiri sendiri. Gaun gelapnya berkibar pelan tertiup angin, wajahnya pucat namun tenang, seolah ia sedang memaksa dirinya menghirup udara segar meski faktanya, udara sore itu masih berbau mesiu dan darah. Ia tidak tahu bahwa sepasang mata sudah mengamatinya sejak beberapa menit lalu.Alexei berdiri di dekat pilar besar, mantel hitamnya kontras dengan bunga mawar putih yang ia genggam. Mawar itu bersih, terlalu bersih, seperti simbol yang sengaja ia pilih untuk hadiah kemenangan, kemurnian palsu, dan niat yang tidak pernah sederhana. Ia melangkah keluar tanpa suara mendekati Alessia. “Sendirian?” suara Alexei terdengar rendah di belakang Alessia.Hal itu membuat Alessia terkejut dan menol

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status