Share

Belum Siap Patah Hati
Belum Siap Patah Hati
Penulis: Lavender

00. Prolog

“Yang waktu itu hanya kesalahpahaman. Tolong, jangan dimasukin ke dalam hati, ya? Maaf, bercandaku kelewatan. Semoga kamu tidak berfikir macam-macam tentang diriku, aku benar-benar malu,” ucap seorang gadis berseragam SMA itu kepada seorang lelaki yang sekarang berdiri tepat di hadapannya, menatapnya dalam serta penuh keseriusan. Kedua tangannya terkepal erat dengan perasaan yang tidak karuan. Hatinya seperti dipatahkan dan rasa kecewa seakan menyelinap pada relung hatinya tanpa diminta. Ia tidak tahu kenapa yang jelas perkataan yang baru saja terlontar dari mulut Alexa benar-benar menghancurkan hatinya.

Alexa, membeku di tempatnya dengan netra yang tidak lepas dari manik elang Kafka. Ada sedikit perasaan lega setelah mencetuskan sebuah klarifikasi yang menjadi bahan gosip akhir-akhir ini. Namun, ada sebuah perasaan tidak rela saat ia mengatakannya. Ada rasa takut yang Lexa sendiri tidak paham apa artinya.

Alexa dan Kafka masih terus memandang dalam, tatapan tajam Kafka seakan menusuk Lexa dan mengacak-acak perasaannya. Lexa berfikir Kafka marah kepadanya.

“Gue minta maaf,” Alexa kembali membuka suara namun hal serupa di dapatnya. Kafka tidak kunjung berbicara, lelaki itu terus bungkam dengan netra elang yang menghunusnya. Angin berhembus perlahan menyapu wajah cantik Lexa membuat gadis itu memejam untuk sepersekian detik.

Kafka menikmati pemandangan di depannya. Hatinya terus bertanya-tanya kenapa ia seperti tidak rela padahal seharusnya ia bahagia terlepas dari rumor yang menganggunya.

“Jika sudah tidak ada kepentingan, gue pergi,” Kafka akhirnya membuka suara memecahkan keheningan diantara dirinya dan Alexa. Gadis itu membuka mata lantas mendapatkan Kafka yang sudah berlalu menjauh darinya.

Sekujur tubuh Alexa terasa lemas, lelehan kristal dengan tanpa diminta menembus pelupuk mata indah Alexa tiba-tiba, seiring dengan jaraknya dan Kafka yang tercipta. Perasaan sesal menyelimuti hatinya. Rasanya Alexa begitu tidak rela ini terjadi kepadanya.

"Kenapa harus sedih?" Batin Alexa sembari mengusap kasar air mata yang menganak sungai di pipinya. “This is what I want!” imbuhnya.

Alexa lantas memutar tubuhnya, berlalu meninggalkan halaman belakang yang tiba-tiba terasa menyesakkan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status