Home / Romansa / Benih Sang CEO Muda / Devan Yang Tampan

Share

Benih Sang CEO Muda
Benih Sang CEO Muda
Author: roxxi94

Devan Yang Tampan

Author: roxxi94
last update Last Updated: 2024-09-05 23:01:04

Chaterina Arabella, gadis seksi dan penuh sensasi yang merupakan ratu kampus dari salah satu Universitas unggulan di Jakarta. Cathy begitu biasa ia disapa, merupakan istri sah dari Devan Sebastian Abimana, pria tampan berdarah Korea yang merupakan bintang kampus dan kapten basket yang mempunyai puluhan ribu fans dimana-mana.

Sudah bukan menjadi rahasia lagi jika Devan adalah suami dari Cathy, mahasiswi jurusan Sosiologi yang popularitasnya begitu tinggi di Universitas Indonesia.

Namun hubungan mereka berdua tak seperti hubungan suami istri pada umumnya, Devan yang kelewat dingin dan cuek seperti beruang kutub sedangkan Cathy yang enerjik serta agresif seperti kucing liar.

Cathy begitu mencintai suaminya, namun Devan selalu memandang istrinya sebelah mata. Pernikahan mereka terjadi karena atas dasar perjodohan bukan karena saling cinta. Devan yang masih ingin fokus pada pendidikan dan karirnya sebagai CEO menggantikan almarhum ayahnya harus rela menikah muda dengan wanita yang tak pernah ia cintai.

Meskipun banyak pria yang menginginkan Cathy, tapi tidak dengan Devan, karena wanita manja dan sok kecantikan seperti Cathy bukanlah tipe istri yang Devan idam-idamkan.

***

"Laki Lo tuh! Seksi banget kalau lagi keringetan." Ujar Tiffany, sahabat Cathy yang saat ini tengah menemani Cathy melihat suaminya latihan basket.

"Nggak usah lebay! Lo udah punya Delon, nggak usah muji-muji laki gue." Ujar Cathy dengan nada ketus.

"Iya beb iya..."

"Gue mau nyamperin Devan dulu, kesel gue lihat dia digelandotin si Tasya mulu, udah tau Devan laki gue, tapi dia nggak pernah mau sadar diri." Gerutu Cathy dengan wajah juteknya.

"Cewek sok lugu itu jaman sekarang lebih sadis dari pada cewek blak-blakan. Lo kudu musti waspada." Ujar Fany.

"Lagian Devan nggak mungkin naksir sama tuh cupu, dia bukan tandingan gue, cewek jelek kayak dia itu lebih pantes sama si Darmono, bukan cowok sekelas laki gue."

"Aje gile Darmono cowok nerd blasteran jawa-afrika yang suka ngejar-ngejar Lo itu? Wkwkwkwkwk..."

"Diem Lo Tuti! Udah ah! Gue mau ajak suami kesayangan gue makan, gue udah masak spesial, udah susah-susah gue belajar sama chef Juno cuma buat nyenengin perut laki gue."

"Gila! Chef Juno yang terkenal itu? Gue juga mau dong kapan-kapan ikutan belajar sama Lo, gue juga pengen pinter masak supaya Delon nggak makan di warung mulu."

"Hm! Nanti gue kabarin, udah ah! Nyerocos mulu gue bareng Lo."

"Emang dasarnya Lo aja yang bawel bego! Lakinya kayak es bininya kayak kaset rusak, berisik banget." Gumam Fany sembari tertawa ringan melihat kepergian Cathy menuju kearah suaminya.

***

"Tasya! Pergi nggak Lo! Nggak usah pegang-pegang tubuh Devan! Gue udah bilang berapa kali sih sama Lo?" Seru Cathy pada Tasya yang segera melepaskan tangannya dari tubuh Devan. Tasya langsung menunduk karena bentakan Cathy, sedangkan Devan hanya diam saja sambil menggelengkan kepalanya. "Ngapain Lo masih disini? Pergi sana!"

"Ma-maaf kak..." Ungkap Tasya dengan takut-takut. Karena saking ngefansnya pada Devan, Tasya sampai tak mempedulikan status Cathy sebagai istri Devan. Tasya terlalu mencintai dan menggilai Devan, ia ingin selalu berada di dekat pria tampan bak malaikat itu.

Tasyapun akhirnya pergi meninggalkan lapangan basket.

Sedangkan beberapa teman Devan sepertinya sudah biasa melihat kelakuan Cathy si ratu kampus, mereka hanya bisa tertawa geli sembari menatap kepergian Tasya dengan tatapan kasihan.

"Aku nggak suka ada cewek lain sentuh-sentuh kamu, kamu jangan diem aja!" Ujar Cathy pada Devan, sedangkan Devan hanya menghendikkan bahunya.

"Dia maksa dan dia bilang cuma sekali. Ya udah." Jawab Devan cuek. Lalu iapun beranjak meninggalkan Cathy yang terus mengejarnya.

"Sayang aku udah masakin kamu tadi, kamu makan ya! Sekarang udah pukul sebelas sebentar lagi makan siang, tadi kamu cuma sarapan roti sama susu, kamu habis latihan pasti butuh energi." Ujar Cathy seraya terus berjalan mengejar Devan.

"Hm!" Devan hanya mengangguk karena ia memang sedang kelaparan, entah seperti apa masakan Cathy nanti ia tak peduli, yang penting bisa dimakan, bukan masalah baginya.

Cathypun tersenyum bahagia, Devan selalu begini, seolah cuek dan tak peduli padanya tapi aslinya Devan selalu peduli, yah meskipun belum cinta.

"Enak banget si bos punya bini kayak Cathy." Gerutu para teman-teman tim Devan.

"Udah cantik, seksi, perhatian bisa masak lagi, ngiri banget gue."

"Kalau gue jadi si bos, gue bakalan cinta sama Cathy dan akan selalu bahagiain dia selamanya. Cewek sempurna kayak dia, mana mungkin gue sia-siain."

"Ntar juga sadar diri si bos kalau Cathy nyerah terus pergi ninggalin dia, cinta sepihak itu sakitnya minta ampun dan nggak semua orang bisa bertahan sampai akhir."

"Ya semoga aja si bos nyadar."

***

Saat ini Devan dan Cathy sedang berada di kantin, jika mereka sedang terlihat berdua pasti akan banyak mahasiswa yang menyorakinya tapi pasangan itu tak pernah mempedulikannya.

"Udah minum vitamin kamu belum?" Tanya Cathy seraya mempersiapkan bekal yang ia bawa.

"Lupa." Jawab Devan singkat.

"Ck, kebiasaan." Decak Cathy dengan sedikit kesal, Devan selalu saja melupakan segalanya jika tidak ada Cathy yang selalu mengingatkannya.

Bisa dibilang jika Devan begitu bergantung pada Cathy, tapi Devan tak pernah menyadari akan hal itu.

"Makan dulu! Aku udah susah-susah belajar masak bareng chef Juno, pasti masakan aku kali ini nggak mengecewakan. Kamu makan ya sayang! Abis itu minum vitamin biar tambah kuat." Cathypun menyodorkan hasil masakannya kepada Devan, Devan menatap masakan tersebut dengan penuh nafsu. Kali ini masakan Cathy semakin ada kemajuan jika dilihat dari tampilannya.

Devan pun mulai memakan masakan Cathy, dan rasanya memang tak buruk, sejauh ini hasilnya semakin enak.

"Enak." Puji Devan dengan terang-terangan, Cathy yang mendengarnya benar-benar merasa sangat senang. Senyumnya begitu lebar dan terlihat sangat puas.

"Are you sure?"

"Hm." Angguk Devan dengan senyuman tipis, senyuman yang membuat Cathy semakin berbunga-bunga.

Hal kecil seperti ini saja sudah membuat Cathy begitu bahagia, apalagi jika Devan benar-benar membalas cintanya, mungkin Cathy akan sampai pingsan karena saking bahagianya.

Meskipun selama ini Devan sering ketus dan menganggap jika hubungan mereka berdua tak pernah berarti baginya, tapi Cathy akan terus berjuang dan berusaha untuk membuat Devan mencintainya. Mengagungkan namanya dan memperlakukan Cathy layaknya seorang istri seperti yang selama ini Cathy impi-impikan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Benih Sang CEO Muda   Extra Part

    Devan menatap wajah kampusnya dengan penuh bangga, meski tak kuliah di luar negeri, namun ia cukup puas bisa kuliah di dalam negeri sendiri karena kualitas pendidikannya tak kalah bersaing dengan pendidikan luar negeri.Cowok itu hari ini sedang merayakan kelulusannya, ia menyelesaikan seluruh mata kuliahnya hanya dalam waktu tiga tahun dan akhirnya bisa lulus dengan predikat cumlaude. Banyak yang kagum dan bangga atas apa yang Devan raih saat ini, menjadi CEO di usia muda dan lulus kuliah lebih cepat karena otaknya yang jenius. Tak hanya keluarga, teman-temannya juga dibuat kagum atas prestasi yang ia torehkan di usianya yang masih menginjak dua puluh satu tahun."Sayang ayo!" Seru Cathy yang sudah menunggu di mobil sejak tadi. Kandungan cewek itu sudah hampir memasuki bulan ke sembilan, awalnya Devan melarangnya ikut ke kampus, namun karena ini adalah momen istimewa dan Cathy harus wajib datang untuk mendampingi suaminya. Perut Cathy semakin besar, jalannya juga sudah susah, apala

  • Benih Sang CEO Muda   Berakhir Bahagia

    Cathy sudah keluar dari rumah sakit karena kondisinya sudah membaik, ketika mengetahui jika adiknya baru saja mengalami kecelakaan, Andreas buru-buru datang ke rumah sakit bersama dengan istrinya, dan kini ia juga turut untuk mengantarkan Cathy pulang ke rumah Devan.Setibanya di rumah, Cathy dibuat terkejut dan bahagia tak terkira karena disana ada kedua orangtuanya dan juga Anne yang tengah berkumpul untuk menyambut kepulangannya.Cewek itu bahkan sampai menangis haru karena terlalu bahagia melihat orang-orang yang ia rindukan tengah berkumpul di rumahnya."Mama khawatir banget sama kamu makanya mama sama papa langsung pulang ke Indonesia." Ujar Melany pada sang putri sembari memeluk tubuh Cathy dengan erat."Cucu papa baik-baik aja kan?" Tanya papa Cathy sembari mengusap perut sang putri."Baik pa, kita berdua baik-baik aja. Devan selalu jagain Cathy sama baby." Jelas Cathy membuat papanya langsung tersenyum lega dan menatap Devan dengan penuh terimakasih. Tak sia-sia ia menjodohka

  • Benih Sang CEO Muda   Pernyataan Cinta

    Devan saat ini sudah sampai di rumah sakit, rasa cemas dan takut sudah menjadi satu sejak ia mendapatkan kabar buruk tentang istrinya tadi, cowok itu terus berlari menuju IGD hingga akhirnya sampai dan bertemu dengan Fany serta Delon disana."Cathy! Cathy gimana?" Tanya Devan dengan nada panik."Masih ditangani sama dokter, dia pendarahan hebat." Jawab Fany dengan nada bergetar, Devan pun semakin panik dibuatnya, demi Tuhan ia ingin sekali segera menemui istrinya."Gue bakalan selidikin orang yang udah nabrak bini Lo." Ujar Delon."Nabrak?" Tanya Devan tak mengerti."Iya, gue saksinya, itu bukan murni kecelakaan tapi itu disengaja, ada orang yang sengaja nabrak Cathy dan gue tadi sempet ngafalin nomor plat mobilnya." Jelas Fany.Wajah Devan pun langsung mengeras, aura hitam seketika langsung berkumpul disekelilingnya. Cowok itu langsung mengepalkan kedua tangannya, jika benar istrinya sengaja ditabrak oleh seseorang, maka ia bersumpah tak akan pernah memaafkan dan mengampuni orang itu

  • Benih Sang CEO Muda   Kecelakaan

    Kecewa, tentu saja, cewek mana yang tidak kecewa ketika ia tiba-tiba diabaikan seperti ini saat tengah menanyakan tentang perasaan kepada suaminya sendiri, bukannya langsung menjawab namun Devan malah langsung mematikan sambungan teleponnya begitu saja. Tentu saja Cathy merasa sangat sedih sekali, apalagi hormon kehamilannya selalu saja membuat ia menjadi cewek mellow yang sangat cengeng, sungguh bukan Cathy sekali. "Kamu denger sendiri bapak kamu kayak gimana? Bahkan dia nggak mau peduli sama perasaan mommy, dia cuma bertindak sesuai keinginannya aja, dia cuma sayang sama kamu. Dia perhatian selama ini cuma karena kamu doang, bukan karena mommy, puas kan kamu sekarang?" Cathy rasanya ingin sekali memukuli perutnya namun ia benar-benar tak sanggup melakukannya. Cewek itu sudah mulai sayang dengan calon bayinya, tapi juga terkadang merasa kesal jika Devan memperlakukannya seperti ini, akibatnya ia malah melampiaskannya pada calon bayi tak berdosa itu. "Mending ke salon aja ngajak Caro

  • Benih Sang CEO Muda   Rasa Kecewa

    Beberapa hari kemudian, Cathy akhirnya masuk kampus meskipun harus berdebat terlebih dahulu dengan Devan, entah kenapa, cowok itu merasakan firasat yang buruk tentang istrinya, akhir-akhir ini ia sering mimpi buruk, Devan sering bermimpi kehilangan calon buah hatinya karena terjadi sesuatu dengan istrinya, dan hal itu benar-benar membuatnya sangat gelisah."Baik-baik di kampus, kalau meeting ini nggak begitu penting sa-""Sayaaang... Kan kamu udah janji mau aku kamu, kamu tuh formal banget tauk orangnya, kayak kaku gitu... Padahal sama istri sendiri juga." Ujar Cathy dengan nada manja sambil mengalungkan kedua tangannya dileher sang suami, banyak para mahasiswa yang melihat adegan mereka berdua dan itu semua benar-benar membuat mereka iri."Iya... Maaf aku lupa." Devan mengusap kepala Cathy dengan gemas, lalu mencium kening istrinya itu dengan sayang. Cowok itu sudah tak malu lagi mengumbar kemesraan didepan umum, ia ingin menunjukkan pada semua orang jika Cathy adalah miliknya. "Aku

  • Benih Sang CEO Muda   Milikku

    Setelah kepulangan para sahabatnya, Cathy terlihat begitu lesu. Setelah Delon menjelaskan segalanya tentang Alan kepadanya, cewek itu tampak terlihat murung dan merasa bersalah. Cathy masih tak percaya, Alan yang menurutnya baik dan perhatian bisa berbuat picik seperti itu padanya. Suaminya pasti sekarang sedang kesal padanya karena terus membela Alan, buktinya sampai sekarang Devan belum juga datang menghampirinya, padahal waktu sudah hampir menunjukkan pukul sebelas malam."Bapak kamu tuh kemana sih? Demen banget kalau cemburu kayak gitu, tapi anehnya sampai sekarang belum bilang cinta juga sama mommy, hmmhhh..." Cathy pun berjalan gontai menuju kamarnya untuk mencari sang suami, kali aja Devan ada disana, tapi sayangnya dugaannya salah, suaminya tak ada disana. Cathy pun akhirnya mulai mencari, mencari di ruang kerja tidak ada, di dapur tidak ada, di kolam renang juga tidak ada, akhirnya iapun mencari suaminya di rooftop. Cathy bahkan sampai berhenti sejenak ketika menaiki tangga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status