Home / Romansa / Benih Sang CEO Muda / Menggoda Suami

Share

Menggoda Suami

Author: roxxi94
last update Last Updated: 2024-09-05 23:07:33

Malam ini, Cathy hanya menggunakan gaun malam untuk menyambut suaminya pulang, gaun malam berwarna hitam yang sangat menerawang dan memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sangat menggoda.

Wanita cantik berambut panjang itu menatap wajahnya di cermin dengan sangat percaya, oh betapa cantiknya istri dari Devan Sebastian Abimana ini. Dan kenapa juga laki-laki tampan itu harus mempunyai sifat super dingin yang membuat Cathy selalu uring-uringan dan mengelus dada. Dan jika bukan karena cinta, mungkin Cathy sudah pergi jauh-jauh hari meninggalkan Devan, buat apa punya suami tampan tapi dinginnya mampu mengalahkan es di kutub Utara.

"Sayang!" Panggil Cathy dengan nada sensual membuat Devan yang tengah melepas sepatunya langsung menoleh kearah sang istri.

"Hm?" Devan hanya melirik Cathy sesaat lalu kembali fokus ke sepatunya. Cathypun langsung memasang wajah kesal karena ia tampak diabaikan oleh sang suami. Padahal ia sudah berdandan semenantang ini namun suaminya malah mengacuhkannya, hello! Jika pria lain yang melihat penampilan Cathy saat ini pasti ia sudah mimisan dan pingsan karena tak kuat melihat keindahan tubuh gadis blasteran itu.

"Kamu kok malem banget sih pulangnya? Kalau latihan basket tuh jangan sampai lupa waktu dong! Nanti kalau kamu sakit gimana?" Ujar Cathy seraya menghampiri sang suami dan turut melepaskan sepatu Gucci miliknya.

"I can do-"

Cup

Cathy langsung melumat bibir suaminya dengan beringas, bahkan sampai Devan hampir kehilangan nafas, namun gadis seksi itu belum juga melepaskan ciumannya.

"I want you, now!" Pinta Cathy dengan penuh permohonan.

"No." Devan langsung menghempaskan tubuh istrinya dengan kasar karena ia benar-benar terkejut dengan kelakuan istrinya yang sungguh diluar dugaan.

Catherina Arabella, gadis terhormat sepertinya bisa bertindak layaknya jalang seperti ini membuat Devan semakin muak dengan tingkah laku sang istri.

"Kenapa sih?" Protes Cathy dengan wajah sedih dan memelas, suaminya ini, selalu saja menolak ketika ia ingin berhubungan badan dengannya.

"Saya capek, mau mandi." Jawab Devan sekenanya membuat Cathy merasa semakin kesal.

"Dev! Kamu tuh kenapa sih? Kita kan udah nikah, udah hampir setahun malah, sampai kapan kamu bakalan terus giniin aku ha? Sekalipun kamu nggak pernah ngasih nafkah lahir buat aku! Apa sih kurangnya aku?" Seru Cathy dengan nada tinggi, habis sudah kesabaran gadis cantik itu selama ini untuk menghadapi suaminya yang super dingin dan cuek itu.

"Kita ini cuma korban perjodohan, udah berulang kali saya bilang sama kamu, kalau kamu jangan pernah berharap lebih sama saya. Disini memang yang paling menginginkan pernikahan ini siapa? Kamu kan? Bukan saya."

Telak! Jawaban Devan barusan benar-benar telak, langsung menghunus ke jantung hati Cathy dengan begitu sadisnya. Suaminya ini, tega sekali berbicara seperti itu seolah tak mempunyai perasaan sama sekali terhadap dirinya.

Devan memang cuek, namun Cathy belum pernah mendengar kata-kata menyakitkan itu keluar begitu saja dari mulut sang suami. Selama ini Devan hanya diam dan menurut. Namun malam ini suaminya itu membuktikan, jika apa yang Cathy berikan pada Devan selama ini hanyalah sia-sia.

Ia pikir suaminya itu sudah membuka pintu hatinya untuknya, ia pikir saat ini Devan sudah mulai bisa mencintainya, tapi kenyataannya usahanya selama sepuluh bulan ini belum bisa membuahkan hasil apapun.

Mungkin Devan selama ini hanya merasa kasihan, makanya ia mau memakan masakan Cathy, menerima setiap layanannya dan bersedia setiap Cathy melakukan segala hal untuknya.

"Jadi selama ini apa Dev? Perhatian, kasih sayang, cinta yang aku kasih ke kamu selama ini kamu anggap apa?" Tanya Cathy dengan tatapan terluka, kesabarannya benar-benar habis sekarang, susah payah ia berjuang sendirian selama ini, tapi inikah hasil yang ia terima?

"Apa saya pernah meminta itu semua dari kamu? Kamu sendiri yang memberikannya tanpa saya minta, jadi sekarang jangan menuntut apapun dari saya. Lagipula istri yang saya impikan selama ini adalah istri yang lemah lembut dan anggun seperti Mama saya, bukan wanita urakan, babar yang hobinya ke club malam seperti kamu." Jelas Devan membuat Cathy semakin sakit hati.

"Tapi selama ini aku udah berubah kan? Aku udah lakuin semua hal yang kamu inginkan. Aku udah bisa masak, udah tobat ke club, udah nggak keluar malam, udah bersikap anggun layaknya putri yang kamu impikan selama ini, apa masih kurang?"

"Udahlah saya capek, saya nggak mau berdebat lagi sama kamu. Saya mau mandi." Setelah mengatakan hal itu, Devanpun segera meninggalkan Cathy yang masih menatap kepergian sang suami dengan sorot terluka dan penuh akan kekecewaan.

Cathy menangisi Devan dalam diam seperti yang sering ia lakukan ketika suaminya itu sering menyakiti hatinya. Cathy merasa ditipu oleh sang ayah, ayahnya bilang ia akan bahagia bila menikah dengan Devan, pria yang sangat ia cintai dan ia gilai selama ini, tapi kenyataannya, sekeras apapun ia terus berusaha untuk membuat suaminya mencintainya, sekeras itu pula Devan akan terus menyangkal perasaannya.

"Lo lihat aja entar! Gue akan buat lo cinta mati sama gue, gue akan buat lo menyesal karena udah sering nyakitin gue. Lo pikir gue ini cewek lemah? Gue juga bisa balas dendam sama lo." Gumam Caty dengan penuh tekad. Lalu iapun segera menyambar kardigan yang ada di walk on closed miliknya, dan mengambil tas selempang serta kacamata hitam.

Hal itupun tak luput dari tatapan Devan yang seakan kesal dengan penyakit istrinya yang ternyata masih belum sembuh juga.

"Mau kemana kamu malam-malam begini?" Tanya Devan dengan nada tajam, namun Caty tak meresponnya, ia sudah tak peduli lagi dengan kemarahan Devan yang tak ada artinya lagi baginya. "Cathy! Kamu punya telinga kan? Kamu udah gila mau keluar cuma pakai lingerie kayak gitu? Cat!" Seru Devan dengan penuh emosi, namun Cathy tetap tak mempedulikannya, gadis cantik itu memutuskan untuk pergi ke rumah sepupunya Carol guna menenangkan dirinya yang tengah frustasi.

Devanpun kini hanya bisa mengalah, mungkin malam ini ia akan membiarkan istrinya pergi sesuka hatinya, mungkin juga Cathy butuh sendiri untuk menenangkan hatinya, dan Devan harus sadar jika dirinyalah penyebab utama dari kepergian sang istri.

Tapi bagaimana jika terjadi sesuatu dengan istrinya nanti? Padahal ayah Cathy sudah menitipkan anak gadis satu-satunya pada Devan, jika terjadi sesuatu dengan istrinya, pasti dirinyalah yang akan disalahkan.

"Hhh... Mulut sialan! Harusnya gue diem aja kayak biasanya. Kalau udah begini, masalah besar pasti akan segera datang. Dia pasti akan ngadu sama Papanya, lalu papanya akan ngadu sama Mama. Dasar childish! Benci banget gue punya istri kekanakan." Gumam Devan dengan nada sebal. Siap-siap saja masalah besar akan datang jika Cathy benar-benar mengadu pada orangtuanya, maka tamatlah sudah riwayat Devan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Benih Sang CEO Muda   Extra Part

    Devan menatap wajah kampusnya dengan penuh bangga, meski tak kuliah di luar negeri, namun ia cukup puas bisa kuliah di dalam negeri sendiri karena kualitas pendidikannya tak kalah bersaing dengan pendidikan luar negeri.Cowok itu hari ini sedang merayakan kelulusannya, ia menyelesaikan seluruh mata kuliahnya hanya dalam waktu tiga tahun dan akhirnya bisa lulus dengan predikat cumlaude. Banyak yang kagum dan bangga atas apa yang Devan raih saat ini, menjadi CEO di usia muda dan lulus kuliah lebih cepat karena otaknya yang jenius. Tak hanya keluarga, teman-temannya juga dibuat kagum atas prestasi yang ia torehkan di usianya yang masih menginjak dua puluh satu tahun."Sayang ayo!" Seru Cathy yang sudah menunggu di mobil sejak tadi. Kandungan cewek itu sudah hampir memasuki bulan ke sembilan, awalnya Devan melarangnya ikut ke kampus, namun karena ini adalah momen istimewa dan Cathy harus wajib datang untuk mendampingi suaminya. Perut Cathy semakin besar, jalannya juga sudah susah, apala

  • Benih Sang CEO Muda   Berakhir Bahagia

    Cathy sudah keluar dari rumah sakit karena kondisinya sudah membaik, ketika mengetahui jika adiknya baru saja mengalami kecelakaan, Andreas buru-buru datang ke rumah sakit bersama dengan istrinya, dan kini ia juga turut untuk mengantarkan Cathy pulang ke rumah Devan.Setibanya di rumah, Cathy dibuat terkejut dan bahagia tak terkira karena disana ada kedua orangtuanya dan juga Anne yang tengah berkumpul untuk menyambut kepulangannya.Cewek itu bahkan sampai menangis haru karena terlalu bahagia melihat orang-orang yang ia rindukan tengah berkumpul di rumahnya."Mama khawatir banget sama kamu makanya mama sama papa langsung pulang ke Indonesia." Ujar Melany pada sang putri sembari memeluk tubuh Cathy dengan erat."Cucu papa baik-baik aja kan?" Tanya papa Cathy sembari mengusap perut sang putri."Baik pa, kita berdua baik-baik aja. Devan selalu jagain Cathy sama baby." Jelas Cathy membuat papanya langsung tersenyum lega dan menatap Devan dengan penuh terimakasih. Tak sia-sia ia menjodohka

  • Benih Sang CEO Muda   Pernyataan Cinta

    Devan saat ini sudah sampai di rumah sakit, rasa cemas dan takut sudah menjadi satu sejak ia mendapatkan kabar buruk tentang istrinya tadi, cowok itu terus berlari menuju IGD hingga akhirnya sampai dan bertemu dengan Fany serta Delon disana."Cathy! Cathy gimana?" Tanya Devan dengan nada panik."Masih ditangani sama dokter, dia pendarahan hebat." Jawab Fany dengan nada bergetar, Devan pun semakin panik dibuatnya, demi Tuhan ia ingin sekali segera menemui istrinya."Gue bakalan selidikin orang yang udah nabrak bini Lo." Ujar Delon."Nabrak?" Tanya Devan tak mengerti."Iya, gue saksinya, itu bukan murni kecelakaan tapi itu disengaja, ada orang yang sengaja nabrak Cathy dan gue tadi sempet ngafalin nomor plat mobilnya." Jelas Fany.Wajah Devan pun langsung mengeras, aura hitam seketika langsung berkumpul disekelilingnya. Cowok itu langsung mengepalkan kedua tangannya, jika benar istrinya sengaja ditabrak oleh seseorang, maka ia bersumpah tak akan pernah memaafkan dan mengampuni orang itu

  • Benih Sang CEO Muda   Kecelakaan

    Kecewa, tentu saja, cewek mana yang tidak kecewa ketika ia tiba-tiba diabaikan seperti ini saat tengah menanyakan tentang perasaan kepada suaminya sendiri, bukannya langsung menjawab namun Devan malah langsung mematikan sambungan teleponnya begitu saja. Tentu saja Cathy merasa sangat sedih sekali, apalagi hormon kehamilannya selalu saja membuat ia menjadi cewek mellow yang sangat cengeng, sungguh bukan Cathy sekali. "Kamu denger sendiri bapak kamu kayak gimana? Bahkan dia nggak mau peduli sama perasaan mommy, dia cuma bertindak sesuai keinginannya aja, dia cuma sayang sama kamu. Dia perhatian selama ini cuma karena kamu doang, bukan karena mommy, puas kan kamu sekarang?" Cathy rasanya ingin sekali memukuli perutnya namun ia benar-benar tak sanggup melakukannya. Cewek itu sudah mulai sayang dengan calon bayinya, tapi juga terkadang merasa kesal jika Devan memperlakukannya seperti ini, akibatnya ia malah melampiaskannya pada calon bayi tak berdosa itu. "Mending ke salon aja ngajak Caro

  • Benih Sang CEO Muda   Rasa Kecewa

    Beberapa hari kemudian, Cathy akhirnya masuk kampus meskipun harus berdebat terlebih dahulu dengan Devan, entah kenapa, cowok itu merasakan firasat yang buruk tentang istrinya, akhir-akhir ini ia sering mimpi buruk, Devan sering bermimpi kehilangan calon buah hatinya karena terjadi sesuatu dengan istrinya, dan hal itu benar-benar membuatnya sangat gelisah."Baik-baik di kampus, kalau meeting ini nggak begitu penting sa-""Sayaaang... Kan kamu udah janji mau aku kamu, kamu tuh formal banget tauk orangnya, kayak kaku gitu... Padahal sama istri sendiri juga." Ujar Cathy dengan nada manja sambil mengalungkan kedua tangannya dileher sang suami, banyak para mahasiswa yang melihat adegan mereka berdua dan itu semua benar-benar membuat mereka iri."Iya... Maaf aku lupa." Devan mengusap kepala Cathy dengan gemas, lalu mencium kening istrinya itu dengan sayang. Cowok itu sudah tak malu lagi mengumbar kemesraan didepan umum, ia ingin menunjukkan pada semua orang jika Cathy adalah miliknya. "Aku

  • Benih Sang CEO Muda   Milikku

    Setelah kepulangan para sahabatnya, Cathy terlihat begitu lesu. Setelah Delon menjelaskan segalanya tentang Alan kepadanya, cewek itu tampak terlihat murung dan merasa bersalah. Cathy masih tak percaya, Alan yang menurutnya baik dan perhatian bisa berbuat picik seperti itu padanya. Suaminya pasti sekarang sedang kesal padanya karena terus membela Alan, buktinya sampai sekarang Devan belum juga datang menghampirinya, padahal waktu sudah hampir menunjukkan pukul sebelas malam."Bapak kamu tuh kemana sih? Demen banget kalau cemburu kayak gitu, tapi anehnya sampai sekarang belum bilang cinta juga sama mommy, hmmhhh..." Cathy pun berjalan gontai menuju kamarnya untuk mencari sang suami, kali aja Devan ada disana, tapi sayangnya dugaannya salah, suaminya tak ada disana. Cathy pun akhirnya mulai mencari, mencari di ruang kerja tidak ada, di dapur tidak ada, di kolam renang juga tidak ada, akhirnya iapun mencari suaminya di rooftop. Cathy bahkan sampai berhenti sejenak ketika menaiki tangga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status