Share

Part 37

"Ada apa ribut-ribut?!" Bunda tiba-tiba muncul sambil menatap sinis wajahku.

"Ini loh, Bun. Mas Azis maksa pengen ketemu sama Safaras."

Oh, jadi mereka memberi nama anakku Safaras. Tega sekali mereka memberi nama putraku tanpa izin ataupun persetujuan dari diriku. Padahal. Aku ini ayah biologisnya. Orang yang paling berhak atas anak itu.

"Nggak. Nggak bisa! Faras sedang tidur dan tidak sedang menerima tamu!" sungut wanita berhijab panjang itu dengan sombongnya.

"Tapi dia itu anak saya, Bunda."

"Lah, memangnya siapa yang bilang kalau dia anak Hamzah atau Dimas. Yang selalu berkata seperti itu 'kan kamu sama ibu kamu. Yang menganggap anak Rania bukan darah daging kamu juga 'kan kalian berdua. Aneh!" Ibu Rania melipat tangan di depan dada seraya mencebik bibir.

Benar-benar keluarga ini. Berhijab semua akan tetapi tidak ada yang memiliki akhlak bagus. Suul adab semuanya. Penampilan dengan sifatnya tidak seimbang.

"Saya sudah melakukan tes DNA dan hasilnya DNA saya dan anaknya Rania cocok.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status