Share

Pria misterius

"Revan maunya ngasih apa? Kalau Bunda, kan, dulu kalau ada teman yang ulang tahun ya kadonya buku sama pensil," terang Rania.

"Mau kado mobil-mobilan, Bunda mau kan anterin beli?"

"Jam berapa? Sekarang Bunda masih banyak kerjaan, sama Mbak Ami nggak bisa?" Rania melihat masih ada tiga kue yang harus ia hias. Acara ulang tahun anak seorang pejabat, jadi dia harus benar-benar teliti dalam menghias.

"Nggak pa-pa Bun, acaranya malem kok. Revan maunya sama Bunda aja, udah lama nggak jalan-jalan sama Bunda," ucap Revan yang membuat Rania kembali menoleh pada putranya.

Revan memang masih kecil, tapi soal sikap dan kata-kata romantis untuk sang ibu, ia jagonya.

"Ya udah kamu main aja dulu, Bunda selesein ini. Nanti kalau udah selesai Bunda panggil," ucap Rania.

Revan mengangguk lalu ia pergi menuju kamarnya, Revan memilih belajar daripada bermain. Ia bercita-cita menjadi orang sukses agar bisa membahagiakan sang ibu, jadi dia harus menjadi anak yang pintar.

Pergaulan yang terbatas semenjak ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status