Share

Berpindah Tubuh Menjadi Istri CEO
Berpindah Tubuh Menjadi Istri CEO
Penulis: Prunuserrulataa

PROLOG

“Oh? Bagaimana ini?”

“Darahnya banyak sekali!”

“Kenapa mobil itu melaju dengan kecepatan setinggi itu?”

“Ini mengerikan!”

Hah, orang-orang sialan! Tidakkah mereka tahu aku perlu bantuan?! Panggillah ambulans dan jangan hanya berdiri diam sembari memperhatikan saja!

Ah, aku pasti membuat kalian bingung. Maaf, mari aku jelaskan kembali apa yang sebenarnya sedang terjadi dari awal.

*Beberapa saat yang lalu*

“Eve! Kau sudah bisa pulang! Waktunya berganti shift!” seru seorang pemuda—Jacob namanya—sembari menatap ke arahku yang sedang sibuk membereskan meja kafe tempatku bekerja.

“Oke!” balasku singkat. Selagi diriku berjalan kembali dengan nampan berisi piring dan gelas kotor, bel yang berada di atas pintu kafe bergemerincing, membuatku menoleh. “Selamat datang di café bueno ….” Aku tercenggang, terpaku di tempatku berdiri ketika melihat wanita yang baru saja masuk ke dalam kafe. “Wah, cantiknya,” batinku, “Artis?”

Mendadak, sebuah tepukan mendarat di punggungku. “Hei!” Jacob menegurku, “Jangan terbengong di tengah jalan, kau terlihat bodoh,” candanya. “Cepatlah pulang dan istirahat.”

Mendengar hal itu, aku pun hanya tertawa kecil dan bergegas pergi ke belakang, meletakkan piring dan gelas kotor itu di tempat cuci piring. Kemudian, selesai berbenah, aku pergi meninggalkan kafe dengan bersemangat. 

Sembari berjalan menuju perempatan jalan raya, kulihat lampu merah sedang menyala, menandakan para pejalan kaki bisa menyeberang. Namun, jarakku begitu jauh, jadi aku pun berjalan dengan santai. Aku berjalan dengan tenang sampai tatapanku teralihkan kepada seorang perempuan yang berlari melewati diriku. Wanita itu berlari dengan kencang dan bergegas menyeberang jalan, sepertinya dia begitu terburu-buru.

Tiba-tiba, wanita tersebut terjatuh di tengah jalan, tepat ketika lampu hijau menyala. Saat itu banyak orang yang ada di lokasi kejadian tetapi tidak ada satu pun yang bergerak untuk menolongnya. Orang-orang di sekitarku hanya panik dan berteriak kepada perempuan itu agar segera berdiri sementara suara klakson mobil terus bersahutan, pengemudinya jelas tak sabar menunggu wanita itu untuk bangkit dan menyingkir dari jalan mereka.

Akhirnya, terdorong rasa simpati, aku pun mempercepat langkahku untuk membantu perempuan itu. Saat tanganku meraih lengannya, dia menoleh, dan kusadari bahwa perempuan itu tidak terlihat asing di mataku. 

Mengesampingkan perasaanku, kutarik tangannya. “Mari kubant—”

“Awas!!” 

Sebuah teriakan terngiang di telingaku, membuatku menoleh ke arah rentetan mobil yang menunggu. Namun, telingaku yang lain menangkap deru mesin yang mendekat, memaksaku untuk menoleh ke arah yang berlawanan. Hal yang pertama kali kulihat … adalah sinar yang membutakan.

Benturan keras diiringi dengan suara retakan tulang yang memuakkan membuat jantungku berhenti sesaat. Rasa sakit yang kurasakan tak bisa digambarkan dengan kata-kata, begitu pula dengan ketakutan yang perlahan menyelimuti diriku. 

Pandanganku buyar, tapi bisa kulihat secara samar genangan darah yang mengalir menyusuri jalanan. Tidak jauh dari tempatku berada, kulihat gadis yang sempat kutolong tadi juga terbaring tak bergerak.

Teriakan di sekeliling mengenai betapa mengenaskannya kecelakaan yang baru saja terjadi membuat kepalaku pening. “T-tertabrak?” batinku. Aku berusaha membuka mulutku, mencoba mengucapkan kalimat minta tolong. Namun, aku tak berdaya. 

Rasa sakit yang tubuhku rasakan tak bisa digambarkan. Yang jelas, kurasakan napasku tercekat, dan tak ada sedikit pun tenaga yang bisa kukerahkan. 

Perlahan, pandangan samar itu ditelan oleh kegelapan. Hanya ada keheningan dan juga kesendirian.

“Apa aku … akan mati?”

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status