“Kenapa berubah pikiran begitu cepat?” tanya Lucas curiga. Alexa menggeleng tidak bisa menjelaskan. Lucas meraih dagu Alexa dan mengangkat wajahnya agar keduanya saling menatap. Sudut bibir Lucas terangkat membentuk senyuman sinisnya. “Kenapa Alexa? Melukai harga dirimu lagi?” “Itu bukan uangku.” “Seharusnya kau berpikir itu jauh sebelum menggunakan kartuku.” “Aku belum menyadarinya, tapi sekarang aku sud_” Suara Alexa menghilang di udara, bibirnya sudah berada di bibir Lucas, Lucas menarik pinggang Alexa, merengkuh tubuh gadis itu begitu kuat. Karena terlalu sering berciuman dengan Lucas, hal ini membuat Alexa sempat membalasnya. Alexa Lupa jika sekarang tubuh mereka tidak tertukar. Lucas mengerang dengan suara yang dalam, rengkuhan pelukannya bergerak turun ke bokong Alexa dan masuk ke balik gaun gadis itu. Lucas sangat ingin menyentuhnya lebih jauh. Sentuhan Lucas yang berani membuat Alexa mulai tersadar, refleks gadis itu mendorong dada Lucas dan lepas dari pelukannya. Al
Alecas (jiwa Alexa dalam tubuh Lucas) LuXa (jiwa Lucas dalam tubuh Alexa) ----- Gemercing suara lonceng terdengar begitu pintu dibuka. Sebuah bayangan seseorang terlihat, derap langkah sepatu bergerak pelan menyusuri sebuah lantai ubin usang yang kini di hiasi darah segar. Langkah itu terhenti di antara darah yang bercucuran. Pemilik bayangan itu adalah Joe, pria tua yang telah Lucas bunuh di restaurantnya sendiri. Joe berdiri dengan wajah pucat terhiasi geratan hitam dengan lubang di dada yang masih menganga, menjatuhkan darah segar yang terus mengotori lantai. Joe tidak berkedip, matanya hitam pekat tanpa berkedip. Di hadapan Joe ada Lucas yang kini berdiri dengan belati di tangannya. Pria itu diam, mulut dan tubuhnya diam terkunci tidak bisa bergerak sedikitpun. Sekuat tenaga Lucas ingin mengangkat bibirnya dan bersuara, tapi ada sesuatu yang menahannya dengan kuat. Keheningan singkat yang tercipta di antara mereka mulai berubah. Gemercing suara lonceng di pintu kembal
Alecas (jiwa Alexa dalam tubuh Lucas) LuXa (jiwa Lucas dalam tubuh Alexa) ----- “Sudah,” ucap Alecas dengan ketus. Gadis menarik celananya ke atas dengan cepat, lalu mencuci tangan. “Lucas, kau tidak boleh menyentuh milikku, mengerti?” “Aku sudah melakukan banyak hal dengan tubuhmu Alexa. Jadi berhenti bersikap seperti orang suci.” “A-apa makudmu? Kau melakukan apa?” Alecas tergagap. LuXa tersenyum sinis, tanpa ragu dia menurunkan gaun tidur bagian atasnya. “Seperti ini” LuXa meremas payudara Alexa yang terbuka. Alecas berteriak menjerit. “Dasar cabul! Brengsek! Berhenti Lucas!” Alecas langsung memeluk tubuh LuXa, dia menarik tangan LuXa agar menjauh dari payudaranya. “Ouwwhh” suara Caroline dan William terdengar, mereka berdiri di ambang pintu toilet yang sejak tadi terbuka lebar. Kedua orang tua Lucas menganga, mereka tampak begitu kaget karena melihat Lucas memegang payudara Alexa dengan gaun acak-acakan. Alecas segera memeluk tubuh LuXa dengan erat, gadis itu berkaca-kac
Alecas (jiwa Alexa dalam tubuh Lucas) LuXa (jiwa Lucas dalam tubuh Alexa) ----- Shwan menutup pintu dengan hati-hati, pria itu segera berbalik dan melihat Alexa dengan Lucas bergantian. Ketenangan Shwan berubah menjadi sebuah kewaspadaan begitu melihat Alexa duduk di kursi kerja tuannya. Sementara Lucas memilih duduk di sofa merlihat merenung dalam kegelisahan. “Shwan,” kata LuXa dengan tenang. “Ya, Nona.” “Aku bossmu,” kata LuXa. Shwan terdiam beberapa saat, mencoba mencerna apa yang telah di katakan Alexa. Shwan segera melihat ke arah Lucas dan Alexa bergantian, “Maksud Anda? Saya tidak mengerti,” jawab Shwan kebingungan. “Aku bossmu Shwan. Apa kau masih tidak mengerti juga?” tanya LuXa dengan tegas. Shwan mengerjap bingung, bagaimana bisa Alexa mengaku sebagai bossnya? Boss Shwan adalah Lucas. Kebingungan di wajah Shwan seketika menghilang, tatkala pria itu melihat sorot tajam di mata LuXa dengan sebuah menyerigai jahat yang begitu khas milik Lucas. Shwan tercengang ka
Alecas (jiwa Alexa dalam tubuh Lucas) LuXa (jiwa Lucas dalam tubuh Alexa) -- Wajah Lee Yeung Kin terlihat memerah, suara napasnya terdengar kasar dan ngos-ngosan, menghabiskan waktu beberapa menit berjalan sudah merontokan banyak tenaganya. Beruntungnya kini mereka sudah sampai, jika Lee Yeung Kin harus berjalan lebih jauh dan kehilangan semua tenaganya, bisa-bisa dia kehilangan muka di hadapan Lucas. “Tuan Lucas, Anda mau ke mana? Kita bicara di sini,” kata Lee Yeung Kin menunjuk sebuah restaurant sushi di depannya. Alecas yang sudah memegang gagang pintu kaca toko Ice cream segera menengok. “Kita bicara di sini.” Lee Yeung Kin terdiam kaget dan bertanya-tanya di dalam hatinya, mengapa anak keturunan yakuza kotor itu memilih toko Ice cream yang hanya di penuhi anak-anak? Apa dia sedang ingin mengolok-olok Lee Yeung Kin seperti seorang anak kecil? “Tuan Lucas, Anda tidak salah kan?” tanya Lee Yeung Kin. Alecas menggeleng menatap polos. “Apa gigi Anda sudah tidak kuat lagi mema
Alecas (jiwa Alexa dalam tubuh Lucas) LuXa (jiwa Lucas dalam tubuh Alexa) --- Kepergian Lee Yeung Kin yang kabur membuat Alecas khawatir, Alecas masih belum tahu apakah Lee Yeung Kin adalah orang baik atau sebaliknya. Dari cara Lee Yeung Kin berbicara, nampaknya dia tidak memiliki hubungan yang baik dengan Lucas William. Alecas kembali ke dalam mobilnya, namun belum sempat Alecas masuk ke dalam mobilnya, sebuah kendaraan lain datang menghampirinya. Rupanya LuXa datang menyusul karena hari ini mereka memiliki janji pertemuan dengan Armin. Ada sebuah tempat yang harus mereka kunjungi. Alecas yang sempat marah dan bertengkar, tanpa keraguan kini gadis itu berlari menghampiri LuXa. “Lucas, tadi aku bertemu dengan kakek tua rekaan kerjamu, dia membicarakan saham, aku meneraktirnya Ice cream, tapi gigi palsunya lepas dan dia kepedasan, sepertinya aku membuat kesalahan,” cerita Alecas terdengar panik. Alih-alih marah, LuXa menyeringai jahat, kilatan di matanya menunjukan banyak kebang
Alecas (jiwa Alexa dalam tubuh Lucas)LuXa (jiwa Lucas dalam tubuh Alexa)--Berada di dalam tempat sauna membuat Alecas sempat kebingungan karena dia lupa bahwa kini jiwanya masih terjebak dalam tubuh Lucas.Secara tidak langsung Alecas tidak boleh pergi bergabung dengan sauna perempun dan mandi di sana.Dengan terpaksa akhirnya Alecas pergi masuk ke ruangan khusus pria dengan bantuan Shwan.Hari ini suasana tempat pemandian terlihat tidak begitu ramai, pandangan Alecas mengedar melihat beberapa orang pria muda yang bertubuh professional dan berwajah tampan dengan tinggi yang sama bergerak disekitarnya.Wajah mereka cukup familiar untuk jiwa Alexa, tidak berapa lama gadis itu tersadar jika kemungkinan sekarang ada sebuah pemotretan para model begitu Alecas melihat ada kru pekerja dan kameramen yang pergi membawa barang-barang mereka menuju ruangan khusus.“Apa Dev ada di sini juga?” bisik Alecas bertanya-tanya.Tanpa menunggu waktu lama Alecas segera pergi ke ruangan ganti untuk mele
Alecas (jiwa Alexa dalam tubuh Lucas) LuXa (jiwa Lucas dalam tubuh Alexa) ---“Apa yang kau lihat?” Devon menggertak kesal. “T-ti-tidak,” jawab Alecas terbata-bata, namun jantungnya mulai berdegup kencang dan perutnya terasa bergejolak panas. Tanpa sadar gadis itu menggerakan kakinya tidak nyaman, “Ya ampun.” Alecas berlari melesat sambil menutupi milik Lucas yang menegang di balik handuk yang dikenakan. Kaki Alecas terseok-seok melangkah selebar mungkin mencari keberadaan Lucas. Alecas merasa tidak nyaman dan terganggu dengan sesuatu yang ada di bawah telapak tangannya. Alecas membuka pintu ruangan wanita dengan kasar, mengedarkan pandangannya mencari keberadaan LuXa, Alecas menghiraukan jeritan wanita yang terkejut melihat kedatangannya ke ruangan khusus wanita. Alecas berlarian masuk tidak menghiraukan makian beberapa orang wanita yang marah. “Lucas!” Alecas berteriak mencari-cari. Sementara itu, Lucas yang terjebak dalam tubuh Alexa itu kini tengah berendam dalam air hanga