Entah mengapa, detak jantung LuXa menjadi berdetak tidak beraturan seolah kini dia telah melakukan sesuatu yang mendebarkan.Ada semu merah malu yang terlihat di wajah Alecas, suara lembut LuXa dan tatapannya yang lekat membuat dia merasakan sesuatu yang cukup berarti.“Aku juga mencintaimu" Alecas terdiam sejenak. “Lucas.”Keduanya saling mendekat dan mengecup bibir dalam waktu singkat.Ada suara dentuman yang mengganggu di kepala, degup jantung Alecas bergerak memompa dengan cepat hingga membuat gadis itu berpegangan tangan dengan LuXa yang kini merasakan hal yang sama.Tubuh mereka kembali...Apa yang diperintahkan oleh Armin memiliki efek yang cukup bagus.Alexa meringis dalam pelukan Lucas yang kini memeluknya dengan erat sejak jiwa mereka mulai kembali ke tubuh mereka masing-masing.Lucas dan Alexa saling tersenyum penuh dengan kelegaan, setelah sekian lama terjebak dalam tubuh orang lain, kini akhirnya mereka kembali normal seperti semula.***Lucas termenung beberapa saat, men
Alexa merasa hidup kembali, setelah sekian terjebak terus menerus dalam kehidupan Lucas, kini akhirnya bisa menikmati kehidupannya yang sesungguhnya. Berkumpul dengan teman-temannya dan juga Devon yang sudah lama dia rindukan.Ada sesuatu yang berbeda dengan Devon malam ini ketika mereka kembali bertemu, pria itu lebih banyak diam dan memperhatikan Alexa yang kembali berbeda di mata Devon.Devon tidak mengerti, beberapa hari terakhir ini dia merenungkan kesalahan apa yang telah dia perbuat karena akhir-akhir ini Alexa terus menghindar darinya dan terlihat seperti sedang marah kapadanya. Devon mencari-cari tahu dan bertanya-tanya, namun Alexa tidak pernah memberikan jawaban.Devon mencoba memahami gadis itu, namun semakin Devon mencoba memahaminya, Devon merasa asing dan berpikir bahwa Alexa adalah orang yang berbeda.Tidak hanya dari tindakannya, dari tatapannya yang tajam dan cara dia berbicara begitu berbeda.Malam ini, secara mengejutkan Alexa kembali bersikap manis kepadanya seaka
Alexa meneguk minumannya dengan cepat, gadis itu tertawa riang mendengarkan percakapan teman-temannya yang tengan berkumpul merayakan pesta ulang tahun.Percakapan Alexa dan Devon berjalan lancar dan mereka kembali bersikap seperti biasanya.Alexa sangat bersyukur karena Devon selalu mempercayai Alexa tanpa menimbulkan sebuah pertengkaran. Terkadang, memang selalu ada kejadian yang tidak bisa diceritakan, dan hal itu membutuhkan sebuah pengertian dan kepercayaan yang besar. Devon memilikinya.Alexa dan Devon pergi menari bersama di antara kerumunan. Kebebasan dan perasaan senang begitu Alexa rasakan, Alexa ingin menikmati moment malam ini sebaik-baiknya karena esok hari dia akan kembali pada dunia barunya yang penuh rintangan.Selesai menari, mereka kembali ke tempat duduk dan berisitrahat, sementara teman-temannya yang lain masih menari.Alexa mengambil gelasnya dan kembali minum untuk meredakan tenggorokannya yang kering.“Jangan terlalu banyak minum Alexa, nanti kau mabuk.”Alexa
“Dev” panggil Alexa dengan suara bergetar, air matanya terjatuh membasahi pipinya.Suara Alexa yang memanggil berhasil membuat Devon dan Melby berhenti bercinta.Bibir Alexa gemetar, desakan suara tangisan terasa kuat mendorong dadanya. Hati Alexa sakit, hatinya hancur melihat kekasihnya yang selama ini dia anggap sempurna, kini tengah bercinta dengan wanita lain di hadapannya.Alexa sampai tidak bisa berkata-kata apapun lagi, pemandangan di hadapannya begitu menjijikan hingga membuat Alexa ingin muntah.“Alexa,” bisik Devon memanggil dalam kecanggungan dan situasi yang bingung.Melby segera berdiri, wanita itu tidak mempedulikan reaksi Alexa maupun Devon yang saat ini terlihat linglung terpengaruh obat perangsang. Dengan sengaja, Melby memeluk Devon dan tersenyum melihat Alexa menangis.Ini adalah pemandangan yang harus Alexa lihat.Devon segera mendorong Melby agar menjauh darinya.“Tunggu Alexa, ini ini diluar kendaliku,” bisik Devon terbata-bata, mulai menyadari kesalahan apa yang
Lucas tersenyum puas, pria itu melihat ke jalanan yang di lewatinya dengan perasaan lega. Ada sebuah kepuasan di dalam hatinya memikirkan jika hubungan Alexa dan Devon kini berada dalam ambang kehancuran.Melby sudah berhasil menjalankan tugas dan kini Alexa sedang patah hati.Apa yang telah Lucas lakukan mungkin terdengar kejam, namun bukan kesalahan Lucas jika Devon termakan godaan.Jika memang Devon pria baik-baik dan benar-benar mencintai Alexa, pria itu bisa dengan tegas menolak godaan Melby.Senyuman Lucas memudar. “Sialan!” teriak Lucas tiba-tiba, pria itu terkejut bukan main hingga harus membanting stir dan mengerem dadakan karena melihat kuku-kukunya menyala seperti kunang-kunang ketika berada dalam kegelapan.Wajah Lucas memucat dengan napas memburu melihat kuku-kukunya yang hanya berkilau saat terkena cahaya dan menyala seperti neon ketika berada dalam kegelapan.Lucas baru tersadar, dia belum sempat membersihkan kuku yang telah Alexa cat tadi siang.“Alexa, sialan! Dia ben
Alexa menegak segelas anggur untuk kesekian kalinya, gadis itu tidak mempedulikan rasa mual dan panas di lambungnya akibat terlalu banyak minum alcohol.Beberapa kali pandangan Alexa mengabur, namun amarah di dalam hatinya membuat Alexa tidak mau berhenti minum. Bayangan-bayangan pengkhianatan Devon terhadap dirinya membuat Alexa sangat frustasi.Suara deringan telepon masuk dari Devon terdengar berdering beberapa kali. Alexa memilih mengabaikannya.Tidak ada sebuah pintu maaf untuk seseorang yang sudah berselingkuh. Itu ada adalah kesalahan yang tidak termaafkan.Alexa membanting gelas kosong di meja, gadis itu tertunduk mengusap keningnya dengan kuat mencoba untuk tidak kembali menangis.Lucas muncul di ambang pintu, berjalan mendekati Alexa dan meneliti raut kesedihan Alexa. “Kau terlihat kacau Alexa.”“Bukan urusanmu,” jawab Alexa dengan bentakan. Dia butuh sendiri, tanpa gangguan siapapun.Lucas tersenyum miring, pria itu segera duduk di sisi Alexa dan menunjukan kedua tangannya
Alecas (jiwa Alexa dalam tubuh Lucas) LuXa (jiwa Lucas dalam tubuh Alexa) Teriakan Devon yang memanggil dan membuat keributan memancing amarah jiwa Lucas. Tanpa pikir panjang LuXa langsung pergi dengan langkah lebarnya. Gigi LuXa mengatup rapat-rapat, ada senyuman jahat bercampur amarah yang terlukis di bibirnya mengingat jika kini jiwa Lucas sedang terperangkap di dalam tubuh Lucas. LuXa berbelok dari tangga menuju dapur, tanpa terduga di ambilnya sebuah pisau buah yang tergeletak di atas meja. Tidak ada kompromi lagi baginya untuk kehidupan Devon, Devon harus di singkirkan secepatnya agar benar-benar jauh dari Alexa. LuXa segera keluar dari rumahnya, dari kejauhan dia dapat melihat keberadaan Devon yang menangis memanggil-manggil nama Alexa terlihat seperti seseorang yang sangat menyedihkan. LuXa melangkah lebih cepat, menyembunyikan sebilah pisau di belakang punggungnya. Suara decitan gerbang terdengar lemah, Devon berusaha membuka gerbang itu meski kini di hadapannya ada beb
Warna darah terlihat begitu cerah memenuhi sebuah kolam, Lucas yang masih muda tengah berdiri di pinggiran kolam itu, menatap penuh kegetiran dan tubuh gemetar hebat meluruhkan semua kekuatannya.Dengan mata kepalanya sendiri, Lucas melihat seorang perempuan kini tengah mengapung di permukaan kolam, wanita itu meninggal dengan cara yang menyedihkan.Lucas menangis, dia berteriak histeris memanggil meminta pertolongan..Tidak ada yang datang, tidak ada yang bisa membantunya.Lucas melompat turun ke dalam kolam, baju seragam sekolahnya langsung berubah merah ternoda oleh darah.Beberapa kali Lucas tenggelam, namun dia tidak bisa berhenti begitu saja.Lucas bergerak begitu berat, semakin dia mendekat, semakin dia melihat seberapa menyedihkannya perempuan itu yang telah memilih mengakhiri hidupnya dalam keputus asaan. Lucas merengkuh tubuh perempuan itu dan menangis memeluknya dengan erat, membawanya ketepian.Suara napas kasar terdengar dari mulut LuXa, pria itu bergerak gelisah dan berk