Tok....
Tok.....
Tok.....
Suara ketukan di pintu kamarnya membuat Adam menoleh ke arah pintu.
"Come in," Kata Adam dan tidak lama setelahnya pintu itu terbuka.
Ceklek....
Kini di depan pintu tampak kedua orangtuanya yang sedang berdiri di sana. Mama dan Papanya malam ini sudah menggunakan piyama tidur berwarna biru dongker masuk ke dalam kamarnya. Setelah berada di dalam, sang Papa menutup pintu itu.
Adam masih menatap kedua orangtuanya dalam diam hingga orangtuanya berhenti berjalan di depannya dan kini duduk di ranjang kamarnya yang berukuran King ini.
"Mama sama Papa ada perlu apa malam-malam begini ke sini?" Tanya Adam karena tidak biasanya orangtuanya akan masuk ke kamarnya malam hari seperti ini.
Gendhis Adiratna dan Suryawan Raharja saling berpandangan dan anggukan kepala dari Suryawan Raharja membuat Gendhis tersenyum lalu Gendhis memfokuskan kembali pandangannya kepad
Sudah tiga hari Adam dan Shara berada di Penang, Malaysia. Di hari pertama mereka tiba di Penang ini, Adam langsung mengajak Shara untuk mengunjungi Pantai Batu Ferringhi. Mereka menghabiskan waktu siang sampai sore hari di sana. Selesai itu, mereka kembali ke hotel tempat mereka menginap untuk beristirahat karena pagi harinya mereka harus melakukan medical check up di sebuah rumah sakit yang ada di sini. Jika doorprize pernikahan Angi dan Joe dulu bertabur hadiah mulai dari emas hingga sepeda motor, maka di pernikahan Robert dan Senja ini, hadiahnya adalah medical check up di rumah sakit yang ada di Penang. Bagi Adam hadiah ini cukup membuatnya senang karena toh ia yang paling malas untuk medical check up akhirnya mau tidak mau memeriksakan kondisi kesehatannya. Lagipula mulai saat ini dirinya harus berusaha menjaga kesehatannya karena dirinya memiliki anak yang harus ia dampingi hingga dewasa kelak. Untuk bisa melakukan semua itu, ia harus hidup sehat sejak saat ini. Apalagi umurnya
Acara kumpul keluarga serta teman-teman dekat setelah pemberkatan pernikahan Robert berjalan menyenangkan. Acara yang dikemas dengan santai dan banyak hiburan dari live music ini juga menjadi ajang kumpul-kumpul Robert dengan teman-teman sejawatnya. Meskipun Mama dan Papanya hadir kali ini, namun tak semeja dengan mereka pun Shara tetap menikmati acara. Entah kenapa ia merasa bersyukur karena jika ia satu meja dengan orangtuanya, ia seakan menjadi seorang yang tersesat di dalam hutan dan tak tahu arah pulang. Obrolan mereka begitu tidak nyambung karena ia bukan orang medis."Nyet, lo bilang dulu mau nyumbang lagu kalo Robert nikah. Buruan dong. Sudah dipersilahkan sama MC-nya," kata Nada yang satu meja bersama Adam dan Shara."Mau kasih lagu apa? Gue belum latihan piano apalagi suara.""Halah, Mas. Sefals-fals-nya suara lo, itu masih lebih enak didengar daripada suara Mbak Nada. Buruan sana maju," kata Caramel mempersilahkan Adam.Adam berpikir beberapa saat hingga akhirnya ia mencoba
Adam menghela napas panjang kala melihat Galen yang sudah duduk di kursi penumpang depan mobil dengan penampilan rapinya. Shara yang melihat kelakuan Adam ini justru tersenyum. Sejak mereka menikah, dirinya tak pernah duduk di kursi penumpang belakang lagi tetapi kondisi kali ini begitu lain. Tidak mungkin ia memangku Marrel di depan dan membiarkan Galen serta Edel duduk di belakang tanpa penjagaan sama sekali. Karena itu pula ia mengutus Galen untuk menemani Adam duduk di depan sedangkan dirinya, Marrel dan Edel ada di kursi penumpang belakang mobil."Pakdhe, ayo kita berangkat," ajak Galen dengan suara penuh semangat."Kenapa kamu enggak di belakang aja sih, Gal? Biar Budhe Shara yang duduk di dekat Pakdhe.""Budhe Shara yang minta aku duduk di sini. Katanya biar aku enggak nangis kalo dinakalin Edel."Adam menutup kedua matanya sekejap lalu membukanya lagi. Memang dua keponakannya ini selain bisa akur juga tidak kalah sering menjadi musuh dan Galen adalah pihak yang selalu menangis
Matahari pagi ini cukup hangat menyapa rumah keluarga Raharja. Tidak hanya hangatnya sinar matahari di luar rumah namun juga hangatnya perasaan mereka semua karena salah satu orang terdekat mereka akan melepas masa lajangnya hari ini. Ya, hari ini adalah hari pemberkatan Robert dan Senja di gereja. Mengingat Adam dan Shara memiliki bayi, maka mereka hanya akan menghadiri acara makan-makan setelah pemberkatan ini di salah satu ballroom hotel yang ada di pusat kota.Mengingat Robert adalah salah satu orang yang penting di hidup Nada sejak SMA, maka Nada sudah sibuk sejak kemarin karena ia dan Deva menjadi orang yang bertanggungjawab mengurus tempat acara makan-makan ini sedangkan Salma sibuk membantu di gereja. Memang pernikahan Robert dengan Senja sekarang belum memasuki resepsi karena keluarga Senja yang berada di luar negri belum bisa kembali ke Indonesia sehingga acara itu ditunda terlebih dahulu. Lagipula menurut Robert dirinya baru mulai bekerja kembali di rumah sakit dan sedikit
Setelah mundur selama beberapa hari karena kondisi Marrel yang baru diperbolehkan pulang dari rumah saat berusia 7 hari, maka kini di usia Marrel yang ke 14 hari, acara akikah untuknya diselenggarakan. Kali ini Adam dan Shara memilih rumah mereka sebagai tempat berlangsungnya acara akikah. Sejujurnya Shara tidak ikhlas jika rambut Marrel yang hitam lebat dan sedikit gondrong ini harus dicukur habis sampai botak. Selama beberapa hari ia berjuang untuk meyakinkan Adam jika Marrel tidak harus sampai digundul namun hasilnya sia-sia saja. Adam tetap berpikir jika rambut Marrel sebaiknya digundul agar keluarga mereka tidak banyak berkomentar apa-apa. Mau merubah kebiasaan keluarga rasanya Adam sudah malas karena ia pasti akan menerima nasehat dari beberapa tetua keluarganya sampai telinganya pekak. Lagipula nantinya rambut Marrel akan tumbuh kembali. Adam meyakinkan Shara jika hanya sekali ini saja mereka menggundul Marrel. Nantinya terserah Shara jika ingin menggunakan gaya gondrong atau g
Isakan tangis Shara tengah malam ini seakan menjadi pisau yang mengiris hati Adam sebagai seorang suami dan ayah baru. Baru tadi pagi mereka berdua merasakan kebahagiaan yang tidak bisa digambarkan dengan apapun juga karena akhirnya setelah dua tahun lebih menjalani biduk rumahtangga, mereka akhrirnya dikaruniai seorang momongan. Tapi hasil tes bilirubin milik Marrel yang keluar beberapa jam lalu dan mengkonfirmasi jika dugaan Nada benar telah membuat rasa bahagia yang tengah mereka jalani berubah menjadi sebuah rasa khawatir. Kenyataan jika orangtua Shara yang menjadi dokter anak untuk menangani cucunya sendiri juga tidak membuat Shara jauh lebih tenang. Shara terus menyalahkan dirinya sendiri saat ini karena keadaan Marrel ini kemungkinan karena kurang minum asi dan golongan darahnya dengan Shara yang berbeda. Marrel bergolongan darah A sama dengan dirinya sedangkan Shara O. Bantuan Ayu, Sonny serta Nada untuk meyakinkan Shara jika tidak ada yang perlu dikhawatirkan nyatanya sampai
Pagi hari ini pukul delapan pagi adalah hari yang tidak pernah akan Adam lupakan seumur hidupnya. Bagaimana tidak, kini dirinya sudah berdiri di dekat Shara yang terbaring di atas meja operasi untuk menjalani SC. Meskipun Shara terlihat lebih tenang daripada dirinya, namun Adam yakin jika Shara tetaplah merasa cemas dan takut hanya saja tidak ia utarakan. Keberadaan Robert bersama beberapa orang tenaga medis di sekitar meja operasi nyatanya tetap tidak membuat Adam merasa jauh lebih baik. Kini bisa ia simpulkan bahwa apa yang dirasakan Juna dulu benar-benar menegangkan sehingga ia memilih untuk untuk tidak memberitahu keluarga besar terlebih dahulu hingga Nada selesai menjalani proses persalinannya."Sebentar lagi kita akan melihat hasil persilangan Babi dengan Monyet. Kira-kira bagaimana wujudnya?" ucap Robert pelan sambil menyayat perut Shara.Ocehan Robert yang sebenarnya dalam keadaan biasa bisa membuat orang tertawa, namun tidak saat ini. Adam benar-benar ngeri melihat perut Shar
5 bulan kemudian...Adam menatap koper yang sudah disiapkan Shara untuk mereka bawa ke rumah sakit siang ini. Hari ini kehamilan Shara sudah memasuki usia 38 minggu di mana keputusan Shara dan Adam untuk memilih jalur SC ketika Shara melahirkan sudah bulat. Beberapa pertimbangan mendasari keputusan Adam dan Shara ini. Dimulai dari usia Shara ketika hamil anak pertama ini sudah 36 tahun, posisi bayinya yang masih melintang di dalam rahim dengan satu lilitan tali pusar di leher membuat Adam dan Shara tidak mau berlama-lama. Untung saja keputusan mereka di dukung keluarga besarnya. Demi menjaga ketenangan Shara, Adam melarang keluarganya datang berkunjung ke rumah sakit. Ia ingin Shara bisa beristirahat dengan tenang dan nyaman. Bukan karena dirinya kejam, namun ia sudah terlalu mengenal keluarganya sebagai keluarga yang cukup berisik dan banyak instruksi. Jika tidak dituruti maka 'kata-kata mutirara' yang sepanjang jalan tol cipulang akan dengan senang hati diterima oleh Shara. Adam yak
Acara pengajian empat bulanan kehamilan Shara akan dilangsungkan hari ini. Cukup banyak tamu undangan yang hadir dari keluarga, teman hingga kolega mereka. Nada dan Juna sebagai keluarga tentu saja menjadi among tamu yang menyambut beberapa tamu yang baru saja hadir di ballroom hotel ini."Untung dulu acara empat bulanan Galen sama Edel enggak seperti ini ya, Jun. Kayanya aku bakalan capek banget nyalamin orang-orang yang datang.""Tenang, capekmu terbayar lunas karena dua teman kamu datang ke sini," ucap Juna sambil menunjuk Salma dan Deva yang datang bersama suami mereka.Juna hanya bisa tersenyum karena nyatanya energi Nada yang awalnya sudah low ini tiba-tiba terisi penuh kembali karena bertemu teman-temannya. Layaknya emak-emak tukang gosip, mereka langsung membicarakan hal-hal yang tengah panas di circle mereka. Terutama tentang kabar Robert yang sudah berhasil melamar Senja."Bulan lalu Mbak Shara buat komentar di instagramnya si Robert kalo dia doain Robert segera bisa meminan