Home / Romansa / Bodyguard-Ku Ternyata Mafia / 08. Apakah Aku Kurang Menggoda

Share

08. Apakah Aku Kurang Menggoda

Author: Mima Rahyudi
last update Huling Na-update: 2023-12-03 12:05:49

Wajah Naka masih bersemu merah ketika duduk bersama Anindito dan istrinya di ruang keluarga. Bagaimana tidak malu kalau Naka yang tengah berciuman dengan Orin, justru ketahuan oleh mertuanya.

“Besok kalian akan berangkat ke Bali. Nikmati liburan kalian,” kata Anindito

“Harus ya, pi?” tanya Naka

“Ya, harus!” jawab Sonia, “Supaya pulang lekas bawa cucu untuk kami.”

“Cu-cucu!?” tanya Naka menjadi lebih gugup lagi

“Sebentar, Pi,” kata Orin, “Sepertinya keberangkatan ke Bali harus diundur 2 atau 3 hari lagi. Bukannya Bang Naka besok sidang skripsi?”

“Ya, Tuhan! Iya aku lupa, besok sidang skripsi,” balas Naka sambil menepuk dahinya sendiri.

“Bisa tetap berangkat besok. Sidang skripsi kan pagi, kalian bisa berangkat sore harinya,” kata Anindito, “Ya, sudah sana kamu belajar buar persiapan besok! Orin, jangan ganggu suamimu, biar dia belajar dulu.”

“Aku juga mau keluar, pi,” balas Orin

“Mau kemana kamu?” tanya Sonia

“Nge mall, daripada bosan dirumah,” jawab Orin sambil berlalu pergi.

“Naka, sabar ya kalau sama Orin,” kata Sonia

“Iya, Mam,” balas Naka

Naka akhirnya masuk kekamarnya, dia membuka laptopnya untuk membuat power point juga belajar. Sidang skripsi adalah langkah akhirnya untuk menyelesaikan pendidikan S1 nya yang selama ini dia jalani dengan penuh perjuangan.

Orin tengah berada di mall bersama Ulin dan Rara sahabatnya. Mereka tengah berada disebuah toko lingiere.

“Kamu mau cari yang model apa?” tanya Ulin

“Entahlah, aku juga bingung,” jawab Orin, “Masalahnya Bang Naka ketika lihat aku kemarin pakai lingiere yang merah itu malah seperti takut dan gugup, giliran mulai bisa mengatasi kegugupannya, malah papi tiba-tiba masuk kamar mergokin bang Naka lagi nyium aku. Apa nggak bikin bête seketika.”

“Makanya, kamarnya dikunci mulai sekarang!” kata Rara sambil terkekeh, “Udah tahu sekarang ada suami, masih aja berasa kayak anak gadis.”

“Berarti, kamu…. Kamu belum dijebol gawang sama Naka?” tanya Ulin

“Ya, belom lah!” seru Orin, “Gimana mau jebol gawang? Sekarang aja dia lagi sibuk belajar, besok dia sidang skripsi.”

“Deritamu punya suami berondong, mana masih kuliah,” balas Ulin, “Pasti setelah ini papimu bakalan suruh Naka lanjut S2 sekalian. Ya kali Naka yang bakal dijadikan CEO hanya lulusan S1, beberapa bawahanmu kan juga banyak yang udah S2.”

“Rin, sepertinya yang ini cocok buat kamu,” kata Rara sambil menunjuk sebuah lingiere warna ungu tua dengan model sangat transparan.

“Ya ampun, masa yang kayak gitu?” tanya Orin tidak percaya

“Kemarin dikasih yang merah saja Naka tidak tertarik, kasihlah yang lebih menantang,” jawab Rara

Akhirnya Orin membeli tujuh lingiere untuk dia bawa ke Bali. Meskipun Orin belum mencintai Naka, tetapi dia tetap berusaha untuk menumbuhkan cinta Naka. Bukan soal mudah menakhlukkan hati Naka yang kadang dingin kadang hangat, terlebih mudah gugup jika sudah berhadapan dengan Orin ketika tampil seksi.

Orin baru pulang dari mall sore harinya. Terlihat Naka tertidur diatas meja belajarnya dengan laptop menyala dan beberapa lembar kertas serta buku berserakan diatas meja. Orin tidak berniat membangunkan Naka terlebih dahulu, dia bergegas masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri, lalu keluar dengan jubah handuknya, kemudian duduk disebelah Naka yang masih terlelap.

“Bang, kok malah tidur disini? Kalau capek tidur di kasur,” kata Orin berusaha membangunkan Naka.

Seketika Naka terlonjak kaget, untuk saja dia tidak sampai terjungkal dari kursinya. Naka melihat Orin yang baru saja mandi, dan masih mengenakan jubah handuknya.

“Mandi dulu biar seger,” kata Orin dengan suara berbisik ditelinga Naka, “Jelek banget sih suamiku kalau belum mandi.”

Naka hanya diam saja dan berjalan kekamar mandi. Didalam kamar mandi Naka justru tidak mandi-mandi, malah duduk kloset sambil melamun. Pikirannya jelas kacau dan bercabang, disatu sisi dia masih harus menghapalkan beberapa materi dari skripsinya, disatu sisi dia memikirkan bagaimana menjalani kehidupan kedepan bersama Orin.

“Membayangkan dia setiap kali berpakaian kantor seksi saja aku sudah bingung, apalagi memikirkan dia setiap kali mau tidur pakai lingiere yang menggoda seperti itu,” gerutu Naka, “Aku bukannya tidak mau, tapi aku terlalu gugup untuk menjamahnya. Ah!!! Begini amat menikahi anak si bos! Coba kalau nikahnya sama gadis biasa saja, pasti nggak bakalan kayak gini. Sudah aku pastikan aku bakal menerkamnya tanpa kenal waktu, masalahnya ini anak bos. Ya Allah, kenapa juga aku dikasih jodoh yang kayak gini!”

Naka akhirnya keluar dari kamar mandi setelah menyelesaikan mandinya. Meja belajar Naka tampak lebih rapi karena sudah dibereskan Orin, dan terlihat ada dua piring steak tergeletak diatas meja.

“Makan dulu, jangan terus-terusan belajar. Otak juga butuh nutrisi untuk mikir,” kata Orin

Naka hanya menganggukkan kepala saja, lalu duduk dikursi dan melahap steak buatan koki dirumah itu. Orin juga ikut duduk dan sama-sama memakan steak miliknya.

“Besok perlu aku temani saat sidang?” tanya Orin

“E, nggak usah,” jawab Naka, “Kamu dirumah saja mempersiapkan untuk kita ke Bali sore.”

“Sudah disiapkan semua, sudah beres,” kata Orin, “Aku temani saja, ya! Biar kamu tambah semangat sidangnya!”

“Ya, terserah kamu,” balas Naka

Selesai makan, Naka membereskan kedua piring itu, lalu membawanya keluar dan meletakkan di wastafel dapur, dan hendak mencucinya.

“Mas Naka, udah nanti biar bibi yang cuci, sana mas Naka balik aja kekamar,” kata Yani, salah satu pembantu dirumah itu.

“Gakpapa, Bi. Biasanya aku juga cuci sendiri,” balas Naka

“Eh, sekarang kan kondisinya udah beda, mas,” kata Yani, “Udah sana! Balik ke kamar! Besok katanya sidang skripsi kan!? Belajar yang bener, biar jadi sarjana, jadi bisa seimbang sama Non Orin.”

Naka akhirnya hanya mengambil air mineral didalam lemari es lalu membawa ke dalam kamarnya. Orin tampak tengah duduk dipinggiran ranjang, dan yang membuat mata Naka melotot sempurna adalah Orin sudah mengenakan lingiere ungu transparan, kali ini bahkan sangat terlihat dalaman model bikini dan celana dalam yang hanya seperti tali saja menutupi sebagian segitiganya.

“Orin…..”

Naka masih berdiri terpaku, antara kaget, gugup juga bingung, sementara yang dibawah sana tentu saja meronta-ronta minta dikeluarkan karena mata sang pemiliknya sudah melihat pemandangan yang indah.

Orin berjalan mendekati Naka, lalu mengalungkan kedua tangannya di leher Naka, sedikit berjinjit kemudian mencium Naka, melumat bibir Naka dengan liar, karena Naka masih saja berdiri kaku, tangan Orin lalu meraih kedua tangan Naka dan meletakkannya dikedua sisi pinggulnya, Naka masih saja kaku memegang pinggul seksi itu.

“Non, eh maksudnya Orin, kenapa pakai baju beginian, nanti masuk angin,” kata Naka kebingungan.

“Bang, buat asupan nutrisi kamu, supaya sidang skripsi besok bisa lebih semangat,” bisik Orin

“Tapi… tapi… aku,”

Naka belum selesai dengan kegugupannya, tiba-tiba kembali disambar bibirnya oleh Orin.

“Apakah aku masih kurang menggoda dimata kamu, sayang?” tanya Orin dengan suara manjanya, “Bahkan milikmu saja sudah meronta-ronta minta dikeluarkan, tapi mata dan mulut kamu kenapa mengingkari.”

“Kam-kamu seksi, aku, aku bingung harus memulai dari mana,” kata Naka masih berusaha mengatasi kegugupannya, “Aku mohon, jangan mala mini, aku janji akan melakukannya besok setelah kita di Bali.”

“Aku maunya malam ini, supaya besok di Bali tinggal menikmati lanjutannya,” bisik Orin sambil menciumi dada Naka.

“Astaga…… aku harus melakukannya malam ini?” tanya Naka dalam hati

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Bodyguard-Ku Ternyata Mafia   46. Bahagia Bersamamu (TAMAT)

    Kiyo duduk di teras depan rumahnya, memandangi dedaunan yang jatuh berantakan di depannya. "Kenapa harus menikah sekarang? Aku masih harus menyelesaikan kuliah dan membangun karirku," gumamnya dalam hati."Tapi, Kiyo, aku ingin kita menikah. Supaya Daddy nggak ribut melulu. Aku juga mulai mencintaimu, dan aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu," ucap Kin sambil menatap Kiyo, pria itu terlihat duduk di sampingnya.Kiyo menatap Kin dengan wajahnya yang pucat. "Aku juga mencintaimu, Kak Kin, tapi aku tidak siap untuk menikah. Aku masih ingin menyelesaikan kuliahku dan membuat karirku.""Mungkin aku bisa mengerti perasaanmu, Kiyo," sahut Kin setelah memikirkannya sejenak. "Bagaimana kalau kita bertunangan saja untuk sementara waktu dan menikah setahun kemudian ketika kau sudah siap?"Kiyo terdiam sejenak. Usulan Kin terdengar masuk akal, dan setidaknya itu memberinya lebih banyak waktu untuk mengejar tujuannya. "Baiklah, kalau begitu kita akan bertunangan untuk sementara waktu," ja

  • Bodyguard-Ku Ternyata Mafia   45. Permintaan Naka

    Kin duduk di bar dengan segelas whiskey di tangannya, sambil menatap kosong ke arah botol yang kosong di dekatnya. Naka, ayah Kin, masuk ke dalam bar dan melihat kondisi putranya yang terlihat buruk."Kin, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Naka dengan nada cemas."Oh, Daddy. Apa yang kamu lakukan di sini?" Kin menoleh dan tersenyum kepada ayahnya."Aku khawatir tentangmu, Kin. Kamu minum terlalu banyak akhir-akhir ini. Kenapa kamu tidak membicarakan masalahmu denganku?" Naka duduk di sebelah putranya.Kin mengambil segelas lagi dan menyatukan kedua telapak tangannya di atas meja. "Daddy tidak akan mengerti. Aku merasa sangat kesepian setiap kali Lona tidak ada di sisiku. Tidak ada yang bisa mengganti kehadirannya.""Daddy mengerti, Kin. Tapi, kamu tidak bisa terus minum dan kehilangan kendali dirimu. Kita harus mencari jalan keluar dari situasi ini." Naka mengambil nafas dalam-dalam."Jalan apa yang bisa kita lakukan, Dad?" tanya Kin, memandang ayahnya.Naka menggelengkan kepalany

  • Bodyguard-Ku Ternyata Mafia   44. Kepergian Dalam Senyum

    Lona terkejut, tapi segera wajahnya berubah menjadi bahagia dan ia memeluk Kin dengan erat."Benarkah? Aku tidak menyangka!" kata Lona dengan suara lirih, merasa sangat tersentuh."Ya, benar," jawab Kin, sambil merangkul Lona kembali. "Aku sudah mempertimbangkan hal ini cukup lama, dan aku tahu bahwa kamu adalah orang yang benar-benar aku mau bersama selamanya. Aku tidak ingin menunda-nunda lagi."Lona terharu, menyadari bahwa ini adalah keputusan yang sangat berani dari Kin. Dia merasa sangat beruntung memiliki seseorang seperti Kin yang begitu mencintainya."Terima kasih,tapi apa yang bisa aku berikan untukmu? Aku sudah tidak bisa apa-apa?"tanya Lona, "Kamu akan menyesal menikahi aku, Kin."Kin tersenyum dan menatap Lona dengan lembut. "Tidak ada yang harus kamu berikan untukku. Aku mencintaimu apa adanya, Lona. Kamu memberikan kebahagiaan dan arti pada hidupku, dan itu adalah hadiah yang tak ternilai bagi ku."Lona merasa terharu dengan pernyataan Kin. Dia tahu bahwa Kin benar-bena

  • Bodyguard-Ku Ternyata Mafia   43. Aku Akan Menikahi Kamu

    Kin, tentu saja merasakan sesak didalam jiwa, menghadapi kekasihnya Lona yang ternyata mengindap kanker otak stadium empat. Siapa mengira wanita cantik itu menanggung beban begitu berat sendirian selama ini.Kin duduk di samping tempat tidur Lona di ruang perawatan rumah sakit. Dia memegang tangan Lona lembut dan mengobrol dengannya. "Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Kin.Lona tersenyum lemah. "Aku sedikit merasa lelah dan pusing, tetapi aku bersyukur masih bisa berbicara denganmu," jawabnya.Kin mengelus rambut Lona dengan lembut. "Aku akan selalu ada di sampingmu, Lona. Kita akan melawan kanker ini bersama-sama, sampai kamu sembuh sepenuhnya," ucapnya dengan tegas.Lona tersenyum, merasa terhibur dengan kata-kata Kin. Mereka terus berbicara sepanjang malam, berbagi cerita mengenai masa lalu mereka. Kin bercerita tentang kejadian-kejadian lucu saat mereka bertemu pertama kali. Lona tertawa mendengarkan ceritanya, merasa terhibur."Aku tidak akan pernah sembuh, Kin," kata Lona, "

  • Bodyguard-Ku Ternyata Mafia   42. Aku Tidak Mau Kamu Pergi

    Menghadapi Kin sama saja menghadapi Iblis. Itulah yang sekrang tengah dirasakan Willy. Willy bukannya tidak tahu siapa Kin, sebagai salah satu mantan karyawannya, tentu dia tahu bagaimana sepak terjang Kin selama ini. Masih untung saja kemarin Kin hanya memecat dirinya, tapi uang memang telah membutakan mata seorang Wiily, dia tetap menginginkan menguasai perusahaan yang tengah dipegang Kin. Sungguh mimpi yang sangat diluar jangkauan sebenarnya, karena Kin bukanlah orang yang mudah untuk di takhlukkan. Niatnya menggunakan Lona sebagai alatnya selama ini dengan cara mengancam Lona, nyatanya juga tidak membuahkan hasil. "Jadi selama ini Lona menikmati setiap malam bersamamu ketika tidak aku, karena ancamanmu," kata Kin."Lona saja yang murahan," balas Willy"Wanita manapun akan mendesah dan menjerit ketika dibuai dengan lidah dan jemari kita, Wil!" sentak Kin, "Hanya saja dia mendesah dalam keadaan menangis atau bahagia, dia sendiri yang tahu.""Kin! Nggak usah cerewet terus kenapa?"

  • Bodyguard-Ku Ternyata Mafia   41. Lona Meminta Tolong

    Pertanyaan Kin tentu membuat Kiyo sedikit kaget. Bisa-bisanya pria itu menanyakan hal yang pribadi."Kalau aku masih virgin, lalu kenapa?" tanya Kiyo sambil melotot jengkel pada Kin.Kim hanya terkekeh saja mendengar pertanyaan Kiyo, Padahal dia hanya bertanya saja. Mereka akhirnya tiba di kampus dan suasana kampus terlihat sangat ramai karena memang sedang ada acara daftar ulang mahasiswa baru."Jangan jauh-jauh dari aku aku takut kamu tersesat," kata Kin.Tidak ada orang yang tidak kenal dengan Kin, karena pria itu memang pengusaha muda yang saat ini tengah banyak disukai oleh banyak wanita. Adanya Kiyo yang tengah bersama Kin membuat orang-orang bertanya Siapakah wanita yang tengah bersama dengan Kin."Kenapa semua orang memperhatikan kita?" tanya Kiyo, "Aku jadi malu, Kak."" karena akulah yang sebenarnya menjadi pusat perhatian mereka, jadi mungkin mereka Tengah bertanya-tanya Siapa wanita cantik yang sedang bersamaku ini," jawab Kin.Kiyo tersenyum sambil menggigit bibirnya. Dia

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status