Share

Chapter 4 Salah paham

~Aku bukanlah orang yang kau kira akan melakukan hal sebodoh itu~ Maulana.

*****

Hujan deras mengguyur sekolah pagi ini,  para siswa datang dengan jas hujan dan payung yang mereka bawa.

Terlihat Agustin dan Khikmah tengah duduk di halte sekolah.

"Kok atika jam segini belum berangkat?" ucap Agustin.

"Iya tumben banget tuh anak!" ucap Khikmah.

Saat mereka tengah menunggu atika, tiba-tiba sebuah mobil berhenti dihadapan mereka.

"Itu atika kali ya?" ucap Agustin.

"Masa sih? itukan bukan mobilnya kak akhtar?" ucap Khikmah.

Atika keluar dari mobil itu, dia tersenyum dan melambaikan tangannya pada seorang laki-laki dari dalam mobil.

"Eh atika sama siapa tuh? kok aku kayak baru liat tuh cowok?" ucap Agustin.

"Palingan juga sepupu atau saudara nya yang lain!" ucap Khikmah.

Setelah mobil itu pergi, atika menghampiri khikmah dan agustin yang tengah duduk menunggunya.

"Maaf ya lama, macet tadi di jalan!" ucap Atika.

"Iya gak papa!" ucap Agustin.

"Barusan siapa tik?" ucap Khikmah.

"Ohh dia temen kecil aku, rendy!" ucap Atika.

"Temen kecil? kok kamu gak pernah cerita sama kita?" ucap Khikmah.

"Yee, aku juga baru inget dia kemaren pas pulang sekolah!" ucap Atika.

"Kemaren kamu pulang sama dia juga?" ucap Agustin.

"Iyaa, dia baru pulang dari amrik!" ucap Atika.

"Ohhh!" ucap Agustin singkat.

"Eh tunggu deh, kok aku ngerasa kalian kayak lagi investigasi aku sih?" ucap Atika.

"Eh enggak kok, kita cuman kepo aja!" ucap Khikmah.

"Udah kayak wartawan aja kalian, sukanya kepoin hidup orang!" ucap Atika.

"Emang!" ucap Agustin.

"Udahlah yuk masuk kelas!" ucap Khikmah.

Mereka pun pergi bersama menuju kelas.

*****

Waktu istirahat pun tiba, Atika dan kedua temannya sedang duduk dilantik sekolah.

"Tumbenan amat kamu gak pesen makan, kenapa?" ucap Khikmah.

"Aku lagi gak mau makan ajah!" ucap Atika.

"Gak mau makan apa lagi diet?" ucap Agustin.

"Ya dua-duanya!" ucap Atika.

Atika menatap maulana yang tengah duduk bersama kawan-kawannya.

"Kamu liatin apa sih?" ucap Agustin.

"Eh enggak kok!" ucap Atika yang langsung mengalihkan pandangannya.

"Nanti kalian pulang dulu aja yah? aku ada urusan di sekolah?" ucap Atika.

"Urusan apa nih? urusan sekolah atau urusan cinta?" ucap Agustin.

"Kepo banget deh kalian, udah cepetan makannya bentar lagi mau masuk nih!" ucap Atika.

"Iya iya!" ucap Khikmah.

*****

Sekolah pun usai, khikmah dan agustin pulang terlebih dahulu meninggalkan atika.

Anwar dan Maulana tengah berada di kelas. mereka sedang makan siang bersama, sebelum mereka melanjutkan latihan.

"Eh lan, udah lama ini ente jarang ketemu sama pujaan hati ente, apa ente gak kangen?" ucap Anwar.

"Gak bisa ya, kalau makan tuh diem!" ucap Maulana dingin.

"Dingin amat sih jadi orang, ane kan cuman tanya?" ucap Anwar.

"Setidaknya bertanya di waktu pas, jangan di waktu makan, gak baik!" ucap Maulana.

"Oh!" ucap Anwar singkat.

Setelah selesai makan siang, Anwar dan Maulana bersiap turun ke lapangan untuk melanjutkan latihan. Namun, langkah mereka terhenti kala atika datang menghampiri mereka.

"Baru aja di omongin udah dateng aja orangnya!" ucap Anwar yang langsung mendapat cubitan keras di pahanya.

"Ish dasar laki-laki gunung es!" batin Anwar kesal.

"Ada apa?" ucap Maulana dingin.

"Aku mau omong sama kamu sebentar!" ucap Atika.

"Gak bisa, aku mau lanjut latihan!" ucap Maulana.

"Ya elah lan, omong juga gak sampe sejam kali!" ucap Anwar yang langsung mendapat tatapan tajam dari maulana.

"Nih orang kenapa jadi galak sih!" batin Anwar.

"Ya udah aku kasih waktu kamu 30 detik buat omong sama aku!" ucap Maulana.

"Ya udah aku pergi yah?" ucap Anwar.

Anwar pun meninggalkan Atika dan Maulana.

"Mau omong apa?" ucap Maulana.

"Kamu yang ngirim kitab alfiah ke rumahku kan?" ucap Atika.

"Heh kamu pikir aku mau melakukan hal sebodoh itu, ya jelas bukan aku lah!" ucap Maulana.

"Masa sih? tapi kamu lagi mempelajari kitab itu, kan?" ucap Atika.

"Ya terus, kamu kira itu aku?" ucap Maulkamu

siapa lagi?" ucap Atika.

"Kamu pikir, di dunia ini cuman aku doang yang punya kitab alfiah?" ucap Maulana.

"Kalau bukan kamu, siapa dong?" ucap Atika.

"Ya gak tau lah!" ucap Maulana.

"Aduh kok jadi ruwet gini masalahnya!" ucap Atika.

"Udahlah, buang-buang waktu aku aja!" ucap Maulana kesal.

Ia pun meninggalkan atika, dan turun ke lapangan basket untuk melanjutkan latihan.

*****

Atika sedang berada di halte sekolah, menunggu rendy menjemputnya.

"Kenapa sih dia gengsi banget, tinggal ngaku aja kali!" ucap Atika.

Tiba-tiba mobil rendy berhenti di depan halte.

"Assalamualaikum!" ucap Rendy saat kaca mobilnya terbuka.

"Walaikumussalam!" ucap Atika.

"Yuk pulang!" ucap Rendy.

"Okeh!" ucap Atika.

Mereka pun pulang bersama, terlihat seseorang menatap mereka dengan sorot mata kebencian. dia adalah maulana, laki-laki yang diam-diam menyimpan rasa pada atika.

"Rendi udah pulang dari amrik, dan dia udah mulai deket sama atika!" ucap Maulana.

"Woy bro!" ucap Anwar yang tiba-tiba datang menghampiri maulana.

"Apaan sih ente?" ucap Maulana.

"Ya lagian, ente nglamun mulu sih!" ucap Anwar.

"Ya udah yuk kita latihan!" ucap Maulana.

Mereka pun kembali ke lapangan basket untuk melanjutkan latihan.

*****

Di perjalanan pulang...

"Tik kamu udah nerima hadiah dari aku kan?" ucap Rendy.

"Hadiah? hadiah apa yang kamu maksud?" ucap Atika.

"Kitab alfiah yang aku kirim belum sampe ke kamu?" ucap Rendy yang membuat atika terkejut.

"Ohh jadi kamu yang ngirimin aku kitab alfiah?" ucap Atika.

"Iya, aku suruh sepupu aku buat anterin, tapi kamu tau kan kalau sepupu aku itu orang nya pemalu, jadi dia ninggalin hadiahnya di depan pintu!" ucap Rendy.

"Maksud kamu ngasih aku kitab alfiah apa yah?" ucap Atika.

"Lho? kamu gak tahu?" ucap Rendy yang membuat atika semakin penasaran.

"Gak tahu apa?" ucap Atika.

"Kita kan udah di jodohin sama orang tua kita, makanya aku ngirim kitab Alfiah itu biar kamu selalu inget sama aku!" ucap Rendy.

"Malah yang keinget maulana, bukan kamu ren!" batin Atika.

"Kamu bercanda ya?" ucap Atika.

"Enggak lah, aku serius kok!" ucap Rendy.

"Tapi aku nganggep kamu sahabat aku ren, gak lebih!" ucap Atika.

"Gak papa, lama-lama juga nanti terbiasa kok!" ucap Rendy.

"Kamu tuh gak ngerti banget sih, aku tuh lebih suka kalau maulana yang di jodohin sama aku, bukan kamu!" batin Atika.

"Terserah deh!" ucap Atika cuek.

Setelah itu, tidak ada pembicaraan diantara mereka. mereka fokus dengan pikirannya masing-masing.

.

To be continued

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status