Share

Kemarahan Anjas.

Penulis: Tetesan air
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-03 00:00:34

Zeira berhenti tepat di depan pintu ruangan CEO. Ia ragu mengangkat tangan untuk mengetuk pintu, jantungnya serasa dak dik duk di dalam sana. Ia menarik napas dalam-dalam lalu membuangnya dengan lembut melalui mulut, untuk menetralkan perasaannya.

Setelah lima menit, akhirnya Zeira memberanikan diri untuk mengetuk pintu.

"Masuk." Terdengar suara bariton dari dalam sana.

Zeira membuka pintu. "Permisi Pak, saya ingin mengantar makanan," ucap Zeira dengan lembut, sambil menundukkan kepala. 

"Hm...." jawab singkat Anjas, tanpa melihat lawan bicaranya. Matanya fokus ke layar monitor laptop, dan jari tangannya berselancar di keyboard.

"Saya taruh di atas meja ya Pak?" ucap Zeira.

"Hm...." Lagi-lagi Anjas menjawab dengan singkat.

Zeira melangkah menuju sofa, ia menaruh nampan di atas meja lalu memutar tubuh dan kembali melangkah menuju pintu.  "Saya permisi dulu Pak," pamit Zeira.

"Hm...." Anjas membalas dengan jawaban yang sama.

"Ya Tuhan, apa tidak ada jawaban lain selain Hm.." gerutu Zeira setelah ke luar dari ruangan Anjas. "Ternyata orang tampan dan kaya, malas bicara," lanjutnya.

Bruk...."ao......" Zeira menabrak seorang wanita.

"Kalau jalan pakai mata dong." Sentak wanita itu sambil menatap Zeira dengan tatapan tajam.

"Ma...ma...maaf, Mbak." 

"Maaf, maaf. Enak saja kamu bilang maaf," gerutu wanita itu.

Mendengar suara keributan, sontak mengundang Anjas ke luar dari ruangannya. Begitu juga dengan Saddam sang manager kepercayaan Anjas.

"Bella," ucap Anjas.

Bella berlari kecil menghampiri Anjas yang berdiri di pintu.

"Honey, karyawan kamu itu sudah bersikap tidak sopan padaku," ucapnya dengan wajah cemberut. 

Padahal sebenarnya dialah yang menabrak lengan Zeira, karena sibuk main ponsel sampai tidak memperhatikan jalannya.

"Maafkan Zeira Bu Bella. Dia pasti tidak sengaja menabrak Ibu," mohon Saddam. Sementara Zeira hanya diam sambil menundukkan kepala dan meremas jari tangan karena gugup.

"Lanjutkan pekerjaan masing-masing," ucap Anjas, lalu masuk ke dalam ruangan dan di ikuti Bella.

"Honey, apa kamu sudah tahu kalau papa dan om Gunawan sudah menentukan bulan pernikahan kita?" 

Jari lentik Anjas langsung berhenti dari keyboard laptopnya, ia terkejut mendengar ucapan Bella.

"Kapan papa bertemu dengan paman?" ucapnya sambil bertanya.

"Tadi pagi. Kata papa pernikahan kita di majukan bulan depan," jawab Bella.

Anjas meremas jari tangannya, ia sangat kesal dan marah karena ayahnya sudah menentukan pernikahannya dengan Bella. Padahal ayahnya sudah tahu, kalau ia tidak cinta dan tidak mau menikah dengan Bella. 

Tetapi karena ayah Anjas dan Bella sudah bersahabat sejak kecil! Jadi keduanya membuat kesepakatan untuk menjodohkan anak mereka, agar silahturahmi tidak putus untuk selamanya.

"Honey, kamu kenapa diam saja?" tanya Bella karena tidak ada balasan dari Anjas.

Anjas menghela napas dengan kasar, ia menatap Bella beberapa menit lalu membuka mulut. "Aku tidak setuju dengan pernikahan ini."

"Kenapa? Kamu tidak boleh menolak pernikahan ini. Keluarga Wijaya dan Barata sudah membuat keputusan dan masyarakat sudah mengetahui tentang perjodohan kita." bantah Bella.

"Tapi aku tidak mencintaimu Bella. Sejak awal saya sudah katakan itu!"

"Tapi aku mencintaimu Anjas! Aku menolak semua pria hanya demi kamu."

Bella adalah wanita cantik, tinggi, putih. Tentu banyak pria yang mendekatinya selama ini, tetapi wanita cantik itu menolak karena sudah jatuh hati saat pertama kali melihat Anjas.

"Itu masalah kamu Bella, bukan kesalahanku. Bagaimanapun pernikahan ini tidak boleh terjadi, aku tidak ingin membuat kamu kecewa. Karena sesungguhnya aku tidak pernah berniat untuk menikah." 

"Kamu memang pria yang tidak punya hati Anjas." Bella bangkit dari sofa, lalu pergi dengan berurai air mata. Ini keseksian kalinya Anjas menolaknya secara langsung.

Saat Bella ke luar dari ruangan Anjas, Zeira dan Saddam sedang duduk di sofa ruang tamu. Zeira terkejut melihat Bella, sementara Saddam terlihat biasa saja. Sebab pemandangan seperti ini sudah biasa dilihat Saddam, bahkan Saddam sudah tahu kalau Anjas menolak menikah dengan Bella.

"Kenapa dia menagis?" tanya Zeira kepada Saddam.

"Itu sudah biasa," jawab Saddam dengan santai.

"Sudah biasa? Berarti Pak Anjas sering bertengkar ya dengan istrinya?" Zeira berpikir kalau Bella itu adalah istri Anjas. 

Saddam tersenyum. "Sudah, jangan bahas orang lain," ucapnya.

Saddam tidak mungkin menceritakan tentang pribadi Anjas kepada Zeira ataupun orang lain. Saat keduanya sedang asik berbincang-bincang, tiba-tiba terdengar suara keributan dari ruangan Anjas.

Zeira dan Saddam refleks saling menatap. "Suara apa itu?" tanya keduanya secara bersamaan.

Saddam langsung bangkit dan berlari menuju ruangan Anjas. Matanya membulat melihat pecahan piring dan gelas serta kue brownies berceceran di atas lantai. 

Tentu hal itu membuat jantung Saddam berdegup kencang karena takut, selama ini ia belum pernah melihat Anjas menghancurkan barang-barang. Pria tampan itu selalu menjaga sikap, dan berusaha tetap tenang setiap ada masalah.

"Apa ada masalah, Pak?" Saddam memberanikan diri untuk bertanya.

Anjas memutar tubuh untuk melihat Saddam, tadinya pria tampan itu sedang berdiri di depan jendela menghadap sebelah keramaian kota. "Tidak ada. Minta OB itu untuk membersihkan ruangan ini."  

"Baik pak." Saddam ke luar untuk memanggil Zeira.

Ia meminta wanita cantik itu untuk membersihkan ruangan Anjas. Saddam juga mengatakan agar Zeira tidak bicara atau bertanya sebelum Anjas yang bicara terlebih dahulu.

*Ya Tuhan, dia yang bertengkar dengan istrinya tapi kue buatanku yang jadi korban. Padahal aku sudah bersusah payah untuk membuatnya* gerutu dalam hati Zeira sambil membersihkan serpihan kaca dan kue dari atas lantai.

Sementara Anjas duduk di kursi kerajaannya, pria tampan itu menyandarkan kepala sambil memejamkan mata. "Semua wanita sudah gila," ucapnya.

"Tidak semua Pak," sahut Zeira.

Anjas refleks membuka mata mendengar ucapan Zeira. "Aku tidak bicara denganmu. Jadi kamu tidak perlu membuka mulut," tegas Anjas sambil menatap Zeira tajam.

"Aku sebenarnya tidak ingin membuka mulut Pak. Tapi kata-kata Bapak itu salah, jadi aku hanya bermaksud untuk meluruskannya saja." Lagi-lagi Zeira membuka mulut yang membuat Anjas semakin kesal. Bahkan wajahnya sudah berubah menjadi merah karena marah.

"Ke luar," sentak Anjas.

Zeira memutar kepala ke arah Anjas, tatapan matanya langsung beradu dengan tatapan Anjas. Sontak membuat Zeira gugup, bahkan sampai sulit untuk bernapas. "A.....a....aku,"  ucapnya dengan gugup sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya, siapa lagi? Apa ada orang lain di sini selain kamu?" 

"Um.....u.....baik pak." Zeira langsung bergegas menuju pintu untuk meninggalkan ruangan, bahkan ia tidak membawa serpihan kaca yang sudah ia kumpulkan tadi. Melihat wajah dan tatapan Anjas yang begitu tajam, membuat Zeira merasa seperti di kandang harimau.

"Ya Tuhan, wajahnya memang tampan tapi menakutkan. Benar apa yang dikatakan para karyawan," ucap Zeira dengan lembut, sambil melangkah menuju wastafel untuk membersihkan tangannya.

"Kamu bicara apa?" Tiba-tiba terdengar suara Anjas dari arah punggungnya.

============

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Elis Haryati Lukis
bentar2 koin , gmn mau nyuruh anak2 rajin membaca kalo hrs byr , main game ga segini nya....
goodnovel comment avatar
Novitri Puspitasari Puspitasari
koin terus
goodnovel comment avatar
dewi idamanti
ceritanya bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Kesadaran dan hukuman.

    Zeira mengerutkan kening, ia bingung kenapa Anjas memanggil wanita itu, Bella. Sedangkan selma ini Zeira mengenalnya sebagai imel."Apa kabar Nyonya Zeira?" sapa Mark, sambil menyodorkan tangannya."Saya baik, bagaimana dengan bapak?" Zeira menjabat tangan Mark, ia juga balik bertanya."Saya baik," balas Mark.Setelah melepaskan tangannya dari Mark, Zeira menyodorkan tangannya kepada Bella. Namun Bella tidur menyambut tangan Zeira, ia justru menarik tangan wanita cantik itu, lalu memeluknya sambil menangis."Maafkan aku Zeira, aku benar-benar minta maaf," ucap Bella di sela-sela tangisan.Zeira melepaskan pelukannya dari Bella, "Hey, kamu kenapa minta maaf?" ucapnya.Tentu Zeira bertanya demikian! Menurutnya, ia tidak pernah ada masalah dengan wanita yang ada di hadapannya saat ini. Karena Zeira tidak tahu, kalau wanita itu adalah Bella. Sebab Bella sudah mengubah seluruh wajahnya dengan melakukan operasi plastik."Aku mohon maafkan aku Zeira, aku telah banyak melakukan kesalahan terh

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Karena aku ingin menikmati tubuhnya.

    "Hentikan." Sentak Zeira dengan nada yang lebih tinggi.Ia berusaha mendorong tubuh Saddam sekuat tenaga. Tetapi apalah daya, tubuhnya jauh lebih kecil daripada Saddam."Diam Zeira." Geram Saddam.Ia mulai kesal dengan sikap Zeira yang berontak, dengan kasar tangannya mencengkram kedua pipi Zeira."Kamu adalah istriku, sudah kewajibanmu untuk melayaniku," ucap Saddam dengan tegas. "Jadi, biarkan aku menikmati tu....." Tiba-tiba seseorang menarik Saddam dari belakang, sehingga pria tampan itu tidak melanjutkan kata-katanya.Pak....puk...pak... Beberapa pukulan mendarat di wajah Saddam."Aku yang akan menikmati tubuhmu pengkhianat." Suara bariton itu membuat Zeira berhenti menagis. Tadinya ia meringkuk di atas tempat tidur sambil berurai air mata, tapi kini kepalanya terangkat setelah mendengar suara yang tidak asing di telinganya."Ma....ma...mas Anjas," ucapnya dengan bibir gemetar.Zeira sama sekali tidak bergerak dari tempat tidur, ia mengucek mata untuk memperjelas penglihatannya

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Nikmati saja Zeira.

    Mark melangkah mendekati Bella, "Maaf, tapi saya tidak mengenal anda." Wajah Bella terlihat sedih, bahkan kedua sudut matanya mengeluarkan cairan bening. Kondisinya saat ini membuatnya tidak bisa melakukan apapun. .......................Satu bulan telah berlalu, kondisi Bella kini semakin membaik. Terapi yang ia lakukan setiap hari membuat jari tangannya sudah bisa bergerak.Begitu juga dengan Mark, pria keturunan Jerman itu selalu datang menemui Anjas. Ia berusaha mengingatkan Anjas tentang masa lalunya, bahkan ia memberikan apartemennya untuk tempat tinggal Anjas dan Bella, selama mereka di sana. Mark sebenarnya ingin sekali terbang ke Indonesia untuk menemui Zeira lagi, tetapi pekerjaannya yang begitu penting tidak bisa ia tinggalkan. "Um...hum..." Bella menggumam saat melihat Mark muncul dari pintu.Mark yang mengerti maksud Bella, lantas menghampirinya, sedangkan Anjas bergegas menuju kamar."Ada apa Bella? apa kamu inginkan sesuatu?" Tanya Mark.Bella mengangguk, matanya ia

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Untuk apa dia datang kemari?

    Mark sudah memohon, tetapi security tidak juga mengizinkannya untuk masuk. Akhirnya Mark kembali ke hotel."Saya terima nikahnya dan kawinnya Zeira Kirana binti Barata, dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai." "Sah...sah...sah..."Kini Zeira resmi menjadi istri Saddam, ia hanya menjabat tangan suaminya tanpa menciumnya. Begitu juga dengan sebaliknya, Saddam tidak mencium kening Zeira, sebab istrinya itu menghindar.Air mata tidak berhenti ke luar dari matanya, begitu juga dengan Susan. Ia sangat mengerti bagaimana perasaan kakaknya saat ini. Tetapi walaupun demikian, Susan tetap mengucapkan selamat dan mendoakan semoga rumah tangga kakaknya bahagia dan harmonis.Waktu menunjukkan pukul 5 sore, saat Saddam masuk ke kamar. Ia melihat Zeira duduk di kursi sambil menghadap ke arah kolam renang melalui jendela."Hem..." Saddam sengaja berdehem agar Zeira menyadari kedatangannya.Namun Zeira sama sekali tidak merespon, tatapan wanita cantik itu tetap saja tertuju ke arah kolam renang

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Tolong pak, aku harus bertemu dengan nyonya Zeira.

    "Selamat pagi." Suara dari seberang sana."Selamat pagi, apa ini dengan kantor Wijaya Grup?" Ucap Mark."Iya, ini dengan kantor Wijaya Grup. Saya bicara dengan siapa?" Tanya dari seberang sana."Ini saya Mark, klien pak Anjas. Apa saya bisa bicara dengan Ibu Zeira?""Maaf pak, ibu Zeira tidak ada di kantor." Balas dari seberang."Kalau begitu apa saya bisa meminta nomor ponselnya? ada yang ingin saya sampaikan tentang pak Anjas." "Tu....tu....tu...tu...." Tiba-tiba panggilan terputus. Mark mencoba menghubunginya kembali, namun tidak bisa terhubung."Pasti ada yang tidak beres," ucap Mark. Ia bangkit dari kursi dan pergi meninggalkan rumah sakit.Sementara di tempat lain, Saddam langsung melakukan tindakan agar Mark tidak bisa menghubungi nomor kantor. Ia juga berusaha menghubungi nomor Bella untuk memberitahu tentang Mark. Tetapi sayang, panggilnya tidak terhubung. Bagaimana terhubung, Bella saat ini sedang koma di rumah sakit, sedangkan ponselnya tinggal di hotel.Tepat pukul 5 sor

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Dokter, apa ini benar-benar istri pak Anjas?

    Keputusan Zeira untuk menikah dengan Saddam sudah bulat. Namun ia meminta pernikahan mereka hanya di laksanakan di kantor KUA tanpa adanya resepsi."Kak, apa kamu sudah yakin?" Tanya Susan.Saat ini kedua wanita cantik itu sedang duduk di taman sambil menemani Azka bermain."Sudah." Jawab singkat Zeira.Susan menarik napas dalam-dalam. "Jika kakak belum yakin! kakak berhak untuk menolaknya. Cobalah bicara dengan papah." "Tidak Susan, aku tidak mau terjadi sesuatu yang buruk kepada papah." Bantah Zeira."Kakak, jangan memaksakan diri hanya untuk sesuatu. Aku tahu kamu sangat menyayangi papah, itu sebabnya kamu setuju untuk menikah dengan Saddam. Tapi percayalah kak, pernikahan kamu dan Saddam tidak ada hubungannya dengan penyakit papah.""Tapi San.....""Tidak ada tapi-tapian, berpikirlah karena masih ada waktu satu bulan lagi." Setelah mengatakan itu, Susan langsung pergi.Sementara di tempat lain, Bella dan Anjas sudah berada di dalam pesawat. Keduanya terbang menuju Inggris untuk m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status