Share

5

Kedatangan Mario secara tiba-tiba ke rumah membuat Jordan panik bukan main. Pria paruh baya yang memergoki dirinya dengan Karin itu sekarang tengah menatapnya dengan tajam.

Baik Jordan atau Karin tidak ada yang berani untuk mengeluarkan suara. Bahkan Karin hanya bisa menunduk sambil memainkan jari-jari tangannya karena merasa gugup dan takut.

Mario tidak menyangka Jika dia akan melihat Jordan bersama Karin. Namun, Mario tidak berpikir bahwa Karin yang menggoda anaknya dia malah berpikir bahwa Ini semua adalah ulah anaknya sendiri.

Selama ini Mario mengenal Karin sebagai wanita baik-baik. Oleh karena itu kejadian yang tidak sengaja dilihat ini menurutnya adalah kesalahan dari anaknya sendiri.

Mario berpikir pasti ini semua adalah ulah Jordan yang memaksa Karin untuk mau melakukannya.

"Apakah tidak ada yang mau bicara dan menjelaskan semuanya?" tanya Mario sambil menatap kedua orang itu secara bergantian.

Karin langsung terdiam dengan jantung yang berdegup kencang. Dia bahkan tidak berani menatap wajah atasannya itu.

"Papa sudah melihat semuanya, jadi untuk apa lagi kami menjelaskannya?" kata Jordan dengan santainya.

Jawaban yang Jordan berikan itu membuat Karin terkejut bukan main. Pria itu seperti memiliki banyak nyawa saja hingga berani mengatakan hal seperti itu.

Bahkan Mario hanya bisa mengusap kasar wajahnya ketika mendengar apa yang baru saja anaknya itu katakan.

Meskipun dia sudah melihatnya bukankah kedua orang itu seharusnya memberikan penjelasan?

"Karin sekarang bicara dan jelaskan semuanya padaku!" titah Mario.

Mendengar itu Karin langsung mendongak dan menatap pria paruh baya di hadapannya dengan jantung berdegup kencang. Dia tidak tau harus mengatakan apa padanya.

Apa dia harus mengatakan bahwa dia melakukan hal itu agar Jordan tidak memecatnya?

Atau dia harus mengatakan bahwa ini adalah tebusan karena semua kesalahannya kemarin?

Alasan mana yang harus dia berikan?

Tapi, belum sempat Karin memberikan tanggapan Jordan sudah lebih dulu bicara dan mengatakan hal yang membuat kaki Karin semakin lemas.

Harga dirinya benar-benar sudah tidak ada lagi setelah mendengar apa yang Jordan katakan barusan.

"Apa lagi yang harus dijelaskan Pa? Aku hanya ingin melakukannya dengan Karin dan Karin pun sama, bukankah tadi Papa mendengarnya sendiri? Kami sama-sama menikmatinya," kata Jordan.

Mendengar itu Mario langsung terdiam, tapi yang anaknya itu katakan memang benar. Dari apa yang Mario dengar memang seperti itu.

Dia terdiam cukup lama sampai akhirnya Mario menatap kedua orang itu secara bergantian.

"Baiklah, kalau kalian melakukannya karena sama-sama suka maka Papa akan segera mengatur pernikahan kalian," kata Mario.

"Pa!"

"Pak Mario tidak!"

Kedua orang itu langsung menolak di waktu yang bersamaan dan membuat Mario tersenyum sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Papa tidak bertanya apa kalian mau atau tidak karena ini sudah keputusan final yang tidak bisa kalian ganggu gugat," kata Mario.

"Pa jangan bercanda! Aku tidak mau menikah dengan Karin!" tolak Jordan yang membuat Mario hanya mengangkat bahunya acuh.

Dia tidak mau mendengar alasan apapun dari anaknya.

"Kau ingat apa yang Papa katakan padamu waktu itu Jordan? Jika sekali saja Papa melihat kau berciuman atau lebih dari itu maka Papa akan segera menikahkan kamu," kata Mario mengingatkan.

"Tapi, Pak saya tidak..."

"Saya juga tidak bertanya apa kau menginginkan hal itu atau tidak," kata Mario yang langsung membuat Karin bungkam.

"Papa..."

"Sekali lagi Papa tekankan bahwa Papa tidak bertanya apa kalian menginginkannya atau tidak," ucap Mario.

"Tapi, Papa tidak bisa memaksaku..."

"Dan kau tidak bisa memaksa Papamu ini untuk menuruti perkataan mu lagi!" bentak Mario yang sudah sangat jengah dengan perbuatan anaknya itu.

"Sudah berkali-kali Papa katakan untuk menjaga sikapmu sebagai seorang pemimpin perusahaan, tapi kau terus melakukan kesalahan yang sama!" ucap Mario sambil menatap anaknya itu dengan tajam.

Jordan mengusap kasar wajahnya. Kemudian dia berteriak untuk meluapkan emosinya.

"Hubungi segera orang tuamu Karin dan katakan pada mereka bahwa kau akan menikah," kata Mario yang membuat Karin menatapnya.

Karin menggelengkan kepalanya pelan, tapi Mario terlihat begitu menyeramkan hingga dia kembali menunduk.

"Papa.."

"Terima konsekuensi dari apa yang telah kalian perbuat! Papa tidak mau sampai ada kehamilan yang terjadi di luar pernikahan," kata Mario.

"Tapi, Karin tidak mungkin hamil!" seru Jordan.

Mario tak mengatakan apapun lagi. Pria paruh baya itu langsung pergi dari hadapan keduanya dan membuat Jordan kembali berteriak untuk meluapkan amarahnya.

Dia mengacak kasar rambutnya. Kemudian menatap Karin dengan tatapan yang begitu tajam.

"Kau benar-benar pembawa sial!"

Jordan langsung pergi dari hadapannya dan pergi ke kamar. Dia meninggalkan Karin yang sekarang menghela nafasnya kasar.

"Kenapa malah jadi serumit ini?"

••••

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status