Share

5

Penulis: Dafianii
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-31 15:29:16

Kedatangan Mario secara tiba-tiba ke rumah membuat Jordan panik bukan main. Pria paruh baya yang memergoki dirinya dengan Karin itu sekarang tengah menatapnya dengan tajam.

Baik Jordan atau Karin tidak ada yang berani untuk mengeluarkan suara. Bahkan Karin hanya bisa menunduk sambil memainkan jari-jari tangannya karena merasa gugup dan takut.

Mario tidak menyangka Jika dia akan melihat Jordan bersama Karin. Namun, Mario tidak berpikir bahwa Karin yang menggoda anaknya dia malah berpikir bahwa Ini semua adalah ulah anaknya sendiri.

Selama ini Mario mengenal Karin sebagai wanita baik-baik. Oleh karena itu kejadian yang tidak sengaja dilihat ini menurutnya adalah kesalahan dari anaknya sendiri.

Mario berpikir pasti ini semua adalah ulah Jordan yang memaksa Karin untuk mau melakukannya.

"Apakah tidak ada yang mau bicara dan menjelaskan semuanya?" tanya Mario sambil menatap kedua orang itu secara bergantian.

Karin langsung terdiam dengan jantung yang berdegup kencang. Dia bahkan tidak berani menatap wajah atasannya itu.

"Papa sudah melihat semuanya, jadi untuk apa lagi kami menjelaskannya?" kata Jordan dengan santainya.

Jawaban yang Jordan berikan itu membuat Karin terkejut bukan main. Pria itu seperti memiliki banyak nyawa saja hingga berani mengatakan hal seperti itu.

Bahkan Mario hanya bisa mengusap kasar wajahnya ketika mendengar apa yang baru saja anaknya itu katakan.

Meskipun dia sudah melihatnya bukankah kedua orang itu seharusnya memberikan penjelasan?

"Karin sekarang bicara dan jelaskan semuanya padaku!" titah Mario.

Mendengar itu Karin langsung mendongak dan menatap pria paruh baya di hadapannya dengan jantung berdegup kencang. Dia tidak tau harus mengatakan apa padanya.

Apa dia harus mengatakan bahwa dia melakukan hal itu agar Jordan tidak memecatnya?

Atau dia harus mengatakan bahwa ini adalah tebusan karena semua kesalahannya kemarin?

Alasan mana yang harus dia berikan?

Tapi, belum sempat Karin memberikan tanggapan Jordan sudah lebih dulu bicara dan mengatakan hal yang membuat kaki Karin semakin lemas.

Harga dirinya benar-benar sudah tidak ada lagi setelah mendengar apa yang Jordan katakan barusan.

"Apa lagi yang harus dijelaskan Pa? Aku hanya ingin melakukannya dengan Karin dan Karin pun sama, bukankah tadi Papa mendengarnya sendiri? Kami sama-sama menikmatinya," kata Jordan.

Mendengar itu Mario langsung terdiam, tapi yang anaknya itu katakan memang benar. Dari apa yang Mario dengar memang seperti itu.

Dia terdiam cukup lama sampai akhirnya Mario menatap kedua orang itu secara bergantian.

"Baiklah, kalau kalian melakukannya karena sama-sama suka maka Papa akan segera mengatur pernikahan kalian," kata Mario.

"Pa!"

"Pak Mario tidak!"

Kedua orang itu langsung menolak di waktu yang bersamaan dan membuat Mario tersenyum sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Papa tidak bertanya apa kalian mau atau tidak karena ini sudah keputusan final yang tidak bisa kalian ganggu gugat," kata Mario.

"Pa jangan bercanda! Aku tidak mau menikah dengan Karin!" tolak Jordan yang membuat Mario hanya mengangkat bahunya acuh.

Dia tidak mau mendengar alasan apapun dari anaknya.

"Kau ingat apa yang Papa katakan padamu waktu itu Jordan? Jika sekali saja Papa melihat kau berciuman atau lebih dari itu maka Papa akan segera menikahkan kamu," kata Mario mengingatkan.

"Tapi, Pak saya tidak..."

"Saya juga tidak bertanya apa kau menginginkan hal itu atau tidak," kata Mario yang langsung membuat Karin bungkam.

"Papa..."

"Sekali lagi Papa tekankan bahwa Papa tidak bertanya apa kalian menginginkannya atau tidak," ucap Mario.

"Tapi, Papa tidak bisa memaksaku..."

"Dan kau tidak bisa memaksa Papamu ini untuk menuruti perkataan mu lagi!" bentak Mario yang sudah sangat jengah dengan perbuatan anaknya itu.

"Sudah berkali-kali Papa katakan untuk menjaga sikapmu sebagai seorang pemimpin perusahaan, tapi kau terus melakukan kesalahan yang sama!" ucap Mario sambil menatap anaknya itu dengan tajam.

Jordan mengusap kasar wajahnya. Kemudian dia berteriak untuk meluapkan emosinya.

"Hubungi segera orang tuamu Karin dan katakan pada mereka bahwa kau akan menikah," kata Mario yang membuat Karin menatapnya.

Karin menggelengkan kepalanya pelan, tapi Mario terlihat begitu menyeramkan hingga dia kembali menunduk.

"Papa.."

"Terima konsekuensi dari apa yang telah kalian perbuat! Papa tidak mau sampai ada kehamilan yang terjadi di luar pernikahan," kata Mario.

"Tapi, Karin tidak mungkin hamil!" seru Jordan.

Mario tak mengatakan apapun lagi. Pria paruh baya itu langsung pergi dari hadapan keduanya dan membuat Jordan kembali berteriak untuk meluapkan amarahnya.

Dia mengacak kasar rambutnya. Kemudian menatap Karin dengan tatapan yang begitu tajam.

"Kau benar-benar pembawa sial!"

Jordan langsung pergi dari hadapannya dan pergi ke kamar. Dia meninggalkan Karin yang sekarang menghela nafasnya kasar.

"Kenapa malah jadi serumit ini?"

••••

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Boss Arogan itu Suamiku   10

    Jordan pulang dengan raut wajah muram. Pria itu terlihat berkali-kali lipat lebih menyeramkan dari hari biasanya. Karin tidak tau apa alasannya. Dia ingin mengajukan pertanyaan, tapi tidak berani melakukannya. Sekarang Karin mengintip dari balik pintu kamarnya. Matanya menatap ke arah Jordan yang sedari tadi menghisap rokoknya.Wajah pria itu terlihat sangat tidak bersahabat. Terhitung sudah lima batang rokok yang pria itu habiskan sejak pulang. "Apa terjadi sesuatu ya? Aku jadi penasaran," ucap Karin sambil terus mengintip suaminya itu. Sedangkan di ruang tamu itu Jordan yang terus-terusan menghisap rokoknya berusaha menjernihkan pikirannya. Kabar yang dia terima tadi membuat kepalanya pening bukan main. Setelah menghabiskan rokok ke enam Jordan beralih pergi menuju dapur. Dia mengambil satu botol wine yang ada di dalam sana. Kemudian Jordan kembali dan duduk di sofa. Dia menenggak minuman itu perlahan. Kepalan tangan Jordan begitu terlihat. Urat-urat di lengan pria itu semaki

  • Boss Arogan itu Suamiku   9

    Karin gemetar karena ketakutan. Dia langsung berjalan menjauh dari ruangan yang berada di bawah tangga itu. Mata Jordan menatap nyalang ke arahnya. Pria itu melangkahkan kakinya dengan cepat dan langsung menutup kembali pintu itu dengan kuat. "Apa yang kau lakukan?!" bentak Jordan. Karin menggelengkan kepalanya dengan cepat. Tangannya bergetar hebat karena ketakutan. Di dalam sana dia melihat tumpukan senjata yang tertata rapih di dalam lemari juga ada beberapa yang tergantung di tembok. Jantung Karin berdegup dengan begitu kencang. Apalagi ketika melihat sebuah foto yang tertempel di tembok. "Jangan membuka ruangan ini sembarangan! Hanya aku yang boleh membukanya!" seru Jordan lagi. "Maaf.. maafkan aku Jordan aku tidak tau," kata Karin dengan cepat. Jordan berdecak kesal. Dia langsung mengusir Karin dari hadapannya yang membuat wanita itu langsung berlari menjauh. "Sialan!"Setelah Karin pergi Jordan langsung masuk ke dalam ruangan itu. Dia melihat berbagai macam pistol juga

  • Boss Arogan itu Suamiku   8

    "Kau tidur saja di kamar tamu!"Jordan berkata dengan ketus begitu mereka masuk ke dalam rumahnya. Sekitar pukul sembilan pagi tadi Jordan memang langsung pergi dari rumah orang tuanya bersama dengan Karin yang sudah berstatus menjadi istrinya. Saat sampai di rumahnya dia langsung meninggalkan Karin dan membiarkan wanita itu membawa barang-barangnya sendiri dengan kesusahan. Begitu baru saja masuk Jordan langsung mengatakan hal itu dengan ketus sambil menunjuk ke arah kamar yang berjarak dua pintu dari kamarnya. "Baik, terimakasih Pak," kata Karin pelan. "Pak? Kau memanggil suamimu dengan sebutan Pak?" tanya Jordan dengan sedikit kesal. "Maaf, maksudku terimakasih banyak Jordan," kata Karin yang mengulangi kembali perkataannya. Jordan bergumam pelan. Kemudian dia menatap wajah Karin yang selama beberapa detik. "Apa kau benar-benar memanfaatkan aku untuk membayar semua hutang keluargamu?" tanya Jordan sambil melipat kedua tangannya di dada. Pria itu menatap Karin dengan angkuh.

  • Boss Arogan itu Suamiku   7

    Jordan menyematkan cincin di jari manis Karin dan para tamu undangan bertepuk tangan dengan heboh. Setelah itu Karin melakukan hal yang sama, dia menyematkan cincin di jari manis Jordan yang kini telah resmi menjadi suaminya. Selesai prosesi tukar cincin itu Karin diminta untuk mencium punggung tangan Jordan yang langsung wanita lakukan hingga kini tepuk tangan para tamu undangan semakin terdengar. Kemudian giliran Jordan yang diminta untuk mencium kening Karin. Saat melakukannya mata Jordan terpejam selama beberapa detik, tapi dia tidak langsung menjauhkan wajahnya. Jordan malah menunduk dan mengatakan sesuatu di depan wajah Karin yang membuat wanita itu menahan sesak dalam dadanya. "Aku sama sekali tidak pernah mengharapkan pernikahan ini, jadi jangan berharap banyak padaku."Setelah itu Jordan menjauhkan wajahnya. Kini mereka berdua menghadap ke arah tamu undangan sambil menunjukkan seulas senyuman. Pernikahan ini bukan hanya Jordan yang tidak mengharapkannya, tapi Karin pun sa

  • Boss Arogan itu Suamiku   6

    "Papa tidak bisa melakukan hal itu padaku!"Jordan membuntuti Mario yang kini masuk ke dalam ruang kerjanya. Dia masih terus memberikan penolakan atas keinginan sepihak yang Mario ambil untuknya. Menikah? Itu adalah salah satu hal yang tidak ingin Jordan lakukan, tapi Mario memaksanya untuk menikah dengan sekretarisnya sendiri? Agh sialan! "Papa! Aku tidak mau menikah!" seru Jordan. Kali ini Mario yang sudah dikuasi emosi. Dia berbalik dan menatap anak laki-lakinya itu dengan wajah memerah."Kalau kau tidak mau tinggalkan jabatan mu sekarang dan kembalikan semua fasilitas yang telah Papa berikan!" kata Mario dengan penuh penekanan. "Pa!""Berhenti protes Jordan! Kau tanggung sendiri akibat dari perbuatan mu." kata Mario. Jordan menghela nafasnya kasar. "Aku tidak mau..."Penolakan yang kembali Jordan katakan membuat Mario semakin dikuasai emosi, tapi berusaha keras Mario menahannya. "Papa sudah berkali-kali mentoleransi semua kesalahan yang kau buat Jordan, tapi untuk kali in

  • Boss Arogan itu Suamiku   5

    Kedatangan Mario secara tiba-tiba ke rumah membuat Jordan panik bukan main. Pria paruh baya yang memergoki dirinya dengan Karin itu sekarang tengah menatapnya dengan tajam. Baik Jordan atau Karin tidak ada yang berani untuk mengeluarkan suara. Bahkan Karin hanya bisa menunduk sambil memainkan jari-jari tangannya karena merasa gugup dan takut. Mario tidak menyangka Jika dia akan melihat Jordan bersama Karin. Namun, Mario tidak berpikir bahwa Karin yang menggoda anaknya dia malah berpikir bahwa Ini semua adalah ulah anaknya sendiri. Selama ini Mario mengenal Karin sebagai wanita baik-baik. Oleh karena itu kejadian yang tidak sengaja dilihat ini menurutnya adalah kesalahan dari anaknya sendiri. Mario berpikir pasti ini semua adalah ulah Jordan yang memaksa Karin untuk mau melakukannya. "Apakah tidak ada yang mau bicara dan menjelaskan semuanya?" tanya Mario sambil menatap kedua orang itu secara bergantian. Karin langsung terdiam dengan jantung yang berdegup kencang. Dia bahkan tida

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status