Share

8

"Kau tidur saja di kamar tamu!"

Jordan berkata dengan ketus begitu mereka masuk ke dalam rumahnya. Sekitar pukul sembilan pagi tadi Jordan memang langsung pergi dari rumah orang tuanya bersama dengan Karin yang sudah berstatus menjadi istrinya.

Saat sampai di rumahnya dia langsung meninggalkan Karin dan membiarkan wanita itu membawa barang-barangnya sendiri dengan kesusahan. Begitu baru saja masuk Jordan langsung mengatakan hal itu dengan ketus sambil menunjuk ke arah kamar yang berjarak dua pintu dari kamarnya.

"Baik, terimakasih Pak," kata Karin pelan.

"Pak? Kau memanggil suamimu dengan sebutan Pak?" tanya Jordan dengan sedikit kesal.

"Maaf, maksudku terimakasih banyak Jordan," kata Karin yang mengulangi kembali perkataannya.

Jordan bergumam pelan. Kemudian dia menatap wajah Karin yang selama beberapa detik.

"Apa kau benar-benar memanfaatkan aku untuk membayar semua hutang keluargamu?" tanya Jordan sambil melipat kedua tangannya di dada.

Pria itu menatap Karin dengan angkuh. Dan Karin langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat sebagai jawaban.

"Tidak, aku bahkan rela melakukannya denganmu waktu itu agar aku tidak di pecat karena aku masih harus melunasi hutang-hutang ayahku," jawab Karin.

Jordan mendengarkan lalu mengangguk singkat sebagai tanggapan, tapi dia tidak terlalu percaya.

"Nanti bereskan barang-barangku juga," kata Jordan sambil melangkahkan kakinya menjauhi Karin.

"Apa kau ingin pergi?" tanya Karin ketika melihat Jordan yang baru saja sampai sudah berjalan keluar lagi.

"Tentu saja! Jangan lupa bereskan barang-barangku dan rapihkan rumah, aku tidak akan memakai pembantu lagi mulai sekarang karena ada kau yang bisa melakukan itu semua," kata Jordan sambil tersenyum meremehkan.

Setelah mengatakan itu Jordan langsung pergi dan meninggalkan Karin yang hanya bisa terdiam sambil menundukkan kepalanya.

"Selamat datang di neraka Karin Namira.."

••••

Raut wajah Jordan terlihat tidak senang ketika teman-temannya malah membahas mengenai pernikahannya kemarin.

Pernikahan yang sama sekali tidak dia inginkan.

"Berhentilah membahas pernikahanku," kata Jordan kesal.

Pria dengan rambut sedikit bergelombang itu tertawa. Namanya Chris dia merupakan teman baik Jordan semasa sekolah.

"Kenapa? Istrimu itu terlihat cantik," kata Chris.

"Benar, dia sangat cantik," timpal Tristan, teman baik Jordan juga.

"Dia sekretaris mu kan? Kalau aku jadi kau aku pasti sudah jatuh cinta pada pandangan pertama karena bekerja dengannya," ucap Chris yang membuat Jordan mendengus kesal.

"Kau lupa Chris? Temanmu itu tidak bisa dengan satu wanita makanya dia sangat frustasi karena di nikahkan," kata Tristan sambil tertawa.

"Tapi, kenapa kau bisa dinikahkan dengan wanita itu Jordan?" tanya Chris penasaran.

"Waktu itu dia membuat kesalahan dan aku mengatakan akan memecatnya, tapi dia memohon padaku dan aku memberikan satu syarat..."

"Kau pasti meminta dia untuk tidur denganmu," tebak Tristan.

Jordan mengangguk membenarkan.

"Dan kami ketahuan sama Papa ketika pagi hari," kata Jordan.

"Memang kau melakukannya di rumah orang tuamu?" tanya Chris yang langsung di jawab dengan gelengan singkat oleh Jordan.

"Di rumahku, tapi aku melakukannya lagi ketika pagi hari hingga terlambat ke kantor dan Papa datang ke rumah lalu kalian tebak saja apa yang terjadi setelahnya," ungkap Jordan.

Kedua temannya itu langsung tertawa ketika mendengar penjelasannya. Mereka tidak merasa aneh dengan Jordan yang selalu berganti wanita setiap saat.

Pria itu memang selalu melakukannya setelah putus dengan mantan kekasihnya dulu. Sampai saat ini Jordan masih belum bisa melupakan hari itu hingga dia melampiaskannya kepada semua wanita.

"Aku mengerti, lalu wanita itu pasti berasal dari keluarga biasa saja kan?" tebak Tristan.

"Hm bahkan Papa melunaskan hutang orang tuanya," kata Jordan.

"Waw baik sekali," ucap Chris sambil tertawa pelan.

Jordan tersenyum tipis. Matanya bergerak menatap ke sekeliling bar hingga dia melihat seorang wanita dengan pakaian minim melirik ke arahnya.

Mereka beberapa kali bertemu di bar ini makanya Jordan sudah cukup mengenalinya. Kemudian wanita itu berjalan mendekat membuat Jordan kembali tersenyum sambil meminum kembali minumannya.

Begitu wanita itu berada di hadapannya kedua teman Jordan saling pandang lalu mereka menggelengkan kepalanya pelan melihat kelakuan teman baiknya itu.

••••

Karin benar-benar membersihkan seluruh rumah Jordan ketika pria itu pergi. Dia menata semua barang-barang yang menurutnya berantakan.

Saat semua sudah selesai Karin berniat pergi ke kamar, tapi matanya melihat satu ruangan yang berada di bawah tangga. Tempat itu seperti tersembunyi karena Karin sendiri baru menyadarinya sekarang.

Dengan penasaran Karin melangkahkan kakinya. Kemudian dia menyentuh gagang pintu itu sambil melirik ke arah pintu utama.

Apa pintu itu boleh dibuka?

Sepertinya sih tidak masalah. Lagi pula apa yang ingin Jordan sembunyikan di balik ruangan kecil ini.

Karena penasaran Karin membukanya dan matanya membulat ketika melihat apa yang ada di depannya. Kakinya melangkah mundur dan bersamaan dengan itu pintu utama terbuka.

Jordan berdiri di sana dan menatap tajam ke arahnya.

"APA YANG KAU LAKUKAN DI SANA?!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status