Share

8

Author: Dafianii
last update Last Updated: 2022-09-01 14:26:28

"Kau tidur saja di kamar tamu!"

Jordan berkata dengan ketus begitu mereka masuk ke dalam rumahnya. Sekitar pukul sembilan pagi tadi Jordan memang langsung pergi dari rumah orang tuanya bersama dengan Karin yang sudah berstatus menjadi istrinya.

Saat sampai di rumahnya dia langsung meninggalkan Karin dan membiarkan wanita itu membawa barang-barangnya sendiri dengan kesusahan. Begitu baru saja masuk Jordan langsung mengatakan hal itu dengan ketus sambil menunjuk ke arah kamar yang berjarak dua pintu dari kamarnya.

"Baik, terimakasih Pak," kata Karin pelan.

"Pak? Kau memanggil suamimu dengan sebutan Pak?" tanya Jordan dengan sedikit kesal.

"Maaf, maksudku terimakasih banyak Jordan," kata Karin yang mengulangi kembali perkataannya.

Jordan bergumam pelan. Kemudian dia menatap wajah Karin yang selama beberapa detik.

"Apa kau benar-benar memanfaatkan aku untuk membayar semua hutang keluargamu?" tanya Jordan sambil melipat kedua tangannya di dada.

Pria itu menatap Karin dengan angkuh. Dan Karin langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat sebagai jawaban.

"Tidak, aku bahkan rela melakukannya denganmu waktu itu agar aku tidak di pecat karena aku masih harus melunasi hutang-hutang ayahku," jawab Karin.

Jordan mendengarkan lalu mengangguk singkat sebagai tanggapan, tapi dia tidak terlalu percaya.

"Nanti bereskan barang-barangku juga," kata Jordan sambil melangkahkan kakinya menjauhi Karin.

"Apa kau ingin pergi?" tanya Karin ketika melihat Jordan yang baru saja sampai sudah berjalan keluar lagi.

"Tentu saja! Jangan lupa bereskan barang-barangku dan rapihkan rumah, aku tidak akan memakai pembantu lagi mulai sekarang karena ada kau yang bisa melakukan itu semua," kata Jordan sambil tersenyum meremehkan.

Setelah mengatakan itu Jordan langsung pergi dan meninggalkan Karin yang hanya bisa terdiam sambil menundukkan kepalanya.

"Selamat datang di neraka Karin Namira.."

••••

Raut wajah Jordan terlihat tidak senang ketika teman-temannya malah membahas mengenai pernikahannya kemarin.

Pernikahan yang sama sekali tidak dia inginkan.

"Berhentilah membahas pernikahanku," kata Jordan kesal.

Pria dengan rambut sedikit bergelombang itu tertawa. Namanya Chris dia merupakan teman baik Jordan semasa sekolah.

"Kenapa? Istrimu itu terlihat cantik," kata Chris.

"Benar, dia sangat cantik," timpal Tristan, teman baik Jordan juga.

"Dia sekretaris mu kan? Kalau aku jadi kau aku pasti sudah jatuh cinta pada pandangan pertama karena bekerja dengannya," ucap Chris yang membuat Jordan mendengus kesal.

"Kau lupa Chris? Temanmu itu tidak bisa dengan satu wanita makanya dia sangat frustasi karena di nikahkan," kata Tristan sambil tertawa.

"Tapi, kenapa kau bisa dinikahkan dengan wanita itu Jordan?" tanya Chris penasaran.

"Waktu itu dia membuat kesalahan dan aku mengatakan akan memecatnya, tapi dia memohon padaku dan aku memberikan satu syarat..."

"Kau pasti meminta dia untuk tidur denganmu," tebak Tristan.

Jordan mengangguk membenarkan.

"Dan kami ketahuan sama Papa ketika pagi hari," kata Jordan.

"Memang kau melakukannya di rumah orang tuamu?" tanya Chris yang langsung di jawab dengan gelengan singkat oleh Jordan.

"Di rumahku, tapi aku melakukannya lagi ketika pagi hari hingga terlambat ke kantor dan Papa datang ke rumah lalu kalian tebak saja apa yang terjadi setelahnya," ungkap Jordan.

Kedua temannya itu langsung tertawa ketika mendengar penjelasannya. Mereka tidak merasa aneh dengan Jordan yang selalu berganti wanita setiap saat.

Pria itu memang selalu melakukannya setelah putus dengan mantan kekasihnya dulu. Sampai saat ini Jordan masih belum bisa melupakan hari itu hingga dia melampiaskannya kepada semua wanita.

"Aku mengerti, lalu wanita itu pasti berasal dari keluarga biasa saja kan?" tebak Tristan.

"Hm bahkan Papa melunaskan hutang orang tuanya," kata Jordan.

"Waw baik sekali," ucap Chris sambil tertawa pelan.

Jordan tersenyum tipis. Matanya bergerak menatap ke sekeliling bar hingga dia melihat seorang wanita dengan pakaian minim melirik ke arahnya.

Mereka beberapa kali bertemu di bar ini makanya Jordan sudah cukup mengenalinya. Kemudian wanita itu berjalan mendekat membuat Jordan kembali tersenyum sambil meminum kembali minumannya.

Begitu wanita itu berada di hadapannya kedua teman Jordan saling pandang lalu mereka menggelengkan kepalanya pelan melihat kelakuan teman baiknya itu.

••••

Karin benar-benar membersihkan seluruh rumah Jordan ketika pria itu pergi. Dia menata semua barang-barang yang menurutnya berantakan.

Saat semua sudah selesai Karin berniat pergi ke kamar, tapi matanya melihat satu ruangan yang berada di bawah tangga. Tempat itu seperti tersembunyi karena Karin sendiri baru menyadarinya sekarang.

Dengan penasaran Karin melangkahkan kakinya. Kemudian dia menyentuh gagang pintu itu sambil melirik ke arah pintu utama.

Apa pintu itu boleh dibuka?

Sepertinya sih tidak masalah. Lagi pula apa yang ingin Jordan sembunyikan di balik ruangan kecil ini.

Karena penasaran Karin membukanya dan matanya membulat ketika melihat apa yang ada di depannya. Kakinya melangkah mundur dan bersamaan dengan itu pintu utama terbuka.

Jordan berdiri di sana dan menatap tajam ke arahnya.

"APA YANG KAU LAKUKAN DI SANA?!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Boss Arogan itu Suamiku   10

    Jordan pulang dengan raut wajah muram. Pria itu terlihat berkali-kali lipat lebih menyeramkan dari hari biasanya. Karin tidak tau apa alasannya. Dia ingin mengajukan pertanyaan, tapi tidak berani melakukannya. Sekarang Karin mengintip dari balik pintu kamarnya. Matanya menatap ke arah Jordan yang sedari tadi menghisap rokoknya.Wajah pria itu terlihat sangat tidak bersahabat. Terhitung sudah lima batang rokok yang pria itu habiskan sejak pulang. "Apa terjadi sesuatu ya? Aku jadi penasaran," ucap Karin sambil terus mengintip suaminya itu. Sedangkan di ruang tamu itu Jordan yang terus-terusan menghisap rokoknya berusaha menjernihkan pikirannya. Kabar yang dia terima tadi membuat kepalanya pening bukan main. Setelah menghabiskan rokok ke enam Jordan beralih pergi menuju dapur. Dia mengambil satu botol wine yang ada di dalam sana. Kemudian Jordan kembali dan duduk di sofa. Dia menenggak minuman itu perlahan. Kepalan tangan Jordan begitu terlihat. Urat-urat di lengan pria itu semaki

  • Boss Arogan itu Suamiku   9

    Karin gemetar karena ketakutan. Dia langsung berjalan menjauh dari ruangan yang berada di bawah tangga itu. Mata Jordan menatap nyalang ke arahnya. Pria itu melangkahkan kakinya dengan cepat dan langsung menutup kembali pintu itu dengan kuat. "Apa yang kau lakukan?!" bentak Jordan. Karin menggelengkan kepalanya dengan cepat. Tangannya bergetar hebat karena ketakutan. Di dalam sana dia melihat tumpukan senjata yang tertata rapih di dalam lemari juga ada beberapa yang tergantung di tembok. Jantung Karin berdegup dengan begitu kencang. Apalagi ketika melihat sebuah foto yang tertempel di tembok. "Jangan membuka ruangan ini sembarangan! Hanya aku yang boleh membukanya!" seru Jordan lagi. "Maaf.. maafkan aku Jordan aku tidak tau," kata Karin dengan cepat. Jordan berdecak kesal. Dia langsung mengusir Karin dari hadapannya yang membuat wanita itu langsung berlari menjauh. "Sialan!"Setelah Karin pergi Jordan langsung masuk ke dalam ruangan itu. Dia melihat berbagai macam pistol juga

  • Boss Arogan itu Suamiku   8

    "Kau tidur saja di kamar tamu!"Jordan berkata dengan ketus begitu mereka masuk ke dalam rumahnya. Sekitar pukul sembilan pagi tadi Jordan memang langsung pergi dari rumah orang tuanya bersama dengan Karin yang sudah berstatus menjadi istrinya. Saat sampai di rumahnya dia langsung meninggalkan Karin dan membiarkan wanita itu membawa barang-barangnya sendiri dengan kesusahan. Begitu baru saja masuk Jordan langsung mengatakan hal itu dengan ketus sambil menunjuk ke arah kamar yang berjarak dua pintu dari kamarnya. "Baik, terimakasih Pak," kata Karin pelan. "Pak? Kau memanggil suamimu dengan sebutan Pak?" tanya Jordan dengan sedikit kesal. "Maaf, maksudku terimakasih banyak Jordan," kata Karin yang mengulangi kembali perkataannya. Jordan bergumam pelan. Kemudian dia menatap wajah Karin yang selama beberapa detik. "Apa kau benar-benar memanfaatkan aku untuk membayar semua hutang keluargamu?" tanya Jordan sambil melipat kedua tangannya di dada. Pria itu menatap Karin dengan angkuh.

  • Boss Arogan itu Suamiku   7

    Jordan menyematkan cincin di jari manis Karin dan para tamu undangan bertepuk tangan dengan heboh. Setelah itu Karin melakukan hal yang sama, dia menyematkan cincin di jari manis Jordan yang kini telah resmi menjadi suaminya. Selesai prosesi tukar cincin itu Karin diminta untuk mencium punggung tangan Jordan yang langsung wanita lakukan hingga kini tepuk tangan para tamu undangan semakin terdengar. Kemudian giliran Jordan yang diminta untuk mencium kening Karin. Saat melakukannya mata Jordan terpejam selama beberapa detik, tapi dia tidak langsung menjauhkan wajahnya. Jordan malah menunduk dan mengatakan sesuatu di depan wajah Karin yang membuat wanita itu menahan sesak dalam dadanya. "Aku sama sekali tidak pernah mengharapkan pernikahan ini, jadi jangan berharap banyak padaku."Setelah itu Jordan menjauhkan wajahnya. Kini mereka berdua menghadap ke arah tamu undangan sambil menunjukkan seulas senyuman. Pernikahan ini bukan hanya Jordan yang tidak mengharapkannya, tapi Karin pun sa

  • Boss Arogan itu Suamiku   6

    "Papa tidak bisa melakukan hal itu padaku!"Jordan membuntuti Mario yang kini masuk ke dalam ruang kerjanya. Dia masih terus memberikan penolakan atas keinginan sepihak yang Mario ambil untuknya. Menikah? Itu adalah salah satu hal yang tidak ingin Jordan lakukan, tapi Mario memaksanya untuk menikah dengan sekretarisnya sendiri? Agh sialan! "Papa! Aku tidak mau menikah!" seru Jordan. Kali ini Mario yang sudah dikuasi emosi. Dia berbalik dan menatap anak laki-lakinya itu dengan wajah memerah."Kalau kau tidak mau tinggalkan jabatan mu sekarang dan kembalikan semua fasilitas yang telah Papa berikan!" kata Mario dengan penuh penekanan. "Pa!""Berhenti protes Jordan! Kau tanggung sendiri akibat dari perbuatan mu." kata Mario. Jordan menghela nafasnya kasar. "Aku tidak mau..."Penolakan yang kembali Jordan katakan membuat Mario semakin dikuasai emosi, tapi berusaha keras Mario menahannya. "Papa sudah berkali-kali mentoleransi semua kesalahan yang kau buat Jordan, tapi untuk kali in

  • Boss Arogan itu Suamiku   5

    Kedatangan Mario secara tiba-tiba ke rumah membuat Jordan panik bukan main. Pria paruh baya yang memergoki dirinya dengan Karin itu sekarang tengah menatapnya dengan tajam. Baik Jordan atau Karin tidak ada yang berani untuk mengeluarkan suara. Bahkan Karin hanya bisa menunduk sambil memainkan jari-jari tangannya karena merasa gugup dan takut. Mario tidak menyangka Jika dia akan melihat Jordan bersama Karin. Namun, Mario tidak berpikir bahwa Karin yang menggoda anaknya dia malah berpikir bahwa Ini semua adalah ulah anaknya sendiri. Selama ini Mario mengenal Karin sebagai wanita baik-baik. Oleh karena itu kejadian yang tidak sengaja dilihat ini menurutnya adalah kesalahan dari anaknya sendiri. Mario berpikir pasti ini semua adalah ulah Jordan yang memaksa Karin untuk mau melakukannya. "Apakah tidak ada yang mau bicara dan menjelaskan semuanya?" tanya Mario sambil menatap kedua orang itu secara bergantian. Karin langsung terdiam dengan jantung yang berdegup kencang. Dia bahkan tida

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status