Share

6

Penulis: Dafianii
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-31 16:35:48

"Papa tidak bisa melakukan hal itu padaku!"

Jordan membuntuti Mario yang kini masuk ke dalam ruang kerjanya. Dia masih terus memberikan penolakan atas keinginan sepihak yang Mario ambil untuknya.

Menikah?

Itu adalah salah satu hal yang tidak ingin Jordan lakukan, tapi Mario memaksanya untuk menikah dengan sekretarisnya sendiri?

Agh sialan!

"Papa! Aku tidak mau menikah!" seru Jordan.

Kali ini Mario yang sudah dikuasi emosi. Dia berbalik dan menatap anak laki-lakinya itu dengan wajah memerah.

"Kalau kau tidak mau tinggalkan jabatan mu sekarang dan kembalikan semua fasilitas yang telah Papa berikan!" kata Mario dengan penuh penekanan.

"Pa!"

"Berhenti protes Jordan! Kau tanggung sendiri akibat dari perbuatan mu." kata Mario.

Jordan menghela nafasnya kasar.

"Aku tidak mau..."

Penolakan yang kembali Jordan katakan membuat Mario semakin dikuasai emosi, tapi berusaha keras Mario menahannya.

"Papa sudah berkali-kali mentoleransi semua kesalahan yang kau buat Jordan, tapi untuk kali ini Papa tidak bisa melakukannya!" ucap Mario.

Raut wajah Jordan kini terlihat pasrah. Mana mungkin dia mau melepaskan posisinya sebagai pemimpin perusahaan atau mengembalikan semua fasilitas yang Mario berikan padanya.

Mau jadi apa dia tanpa itu semua?

"Menikah dengan Karin kalau kau masih menginginkan namamu berada di sini," kata Mario sambil menunjuk nama Jordan Pradipta yang berada di atas meja kerja pria itu.

Sebelum Jordan sempat mengatakan sesuatu Mario sudah kembali bicara dan mengatakan hal yang membuatnya terdiam.

"Jangan buat kecewa Mama! Kau tau kalau Mama tidak akan suka jika melihatmu bersikap seperti ini," ujar Mario dengan raut wajah yang berubah sendu.

Kali ini Jordan tak bisa banyak bicara. Dia langsung diam tanpa memberikan penolakan lagi.

••••

Menikah dengan atasannya sendiri itu seperti mimpi buruk bagi Karin. Ternyata Mario tidak berbohong ketika mengatakan bahwa dia akan dinikahkan.

Sekarang pria paruh baya itu sudah mulai menyiapkan pernikahan. Bahkan hari ini dia dan Jordan pergi untuk fitting baju.

Tidak seperti pasangan pada umumnya yang pergi bersama untuk fitting baju kali ini Karin pergi sendirian. Dia dan Jordan berjanjian untuk bertemu di tempat itu.

Dan ternyata Karin sampai lebih dulu. Setelah satu jam Jordan baru datang dan langsung menghampirinya.

"Cepat."

Pria itu berjalan mendahuluinya. Kemudian Jordan menemui seorang wanita paruh baya yang merupakan pemilik butik.

"Akhirnya Tuan Pradipta datang juga, calon istri anda sudah menunggu sejak tadi," katanya sambil tersenyum ramah.

Jordan hanya tersenyum tipis. Di sampingnya ada Karin yang terlihat bingung dan tidak tau harus melakukan apa.

"Saya sudah memiliki rekomendasi beberapa gaun pernikahan yang sangat cantik dan mewah," ucap Madam Dee.

"Iya tunjukkan saja padanya dan biarkan dia memilih sendiri," kata Jordan sambil melirik Karin.

Setelah mengatakan itu Karin mengikuti Madam Dee ke tempat dimana deretan gaun pernikahan berada. Di sana Karin dapat melihat gaun yang begitu megah dan mewah hingga membuatnya berdecak kagum.

Dia merasa sangat tidak pantas untuk mengenakan gaun semewah ini.

••••

"Kalau bukan karena Papa aku tidak akan mau menikah denganmu."

Jordan berkata dengan ketus begitu Karin masuk ke dalam mobilnya. Setelah selesai fitting baju Mario menelpon dan meminta mereka berdua untuk datang ke rumah.

Akhirnya mau tidak mau Jordan pergi bersama dengan Karin. Nanti kalau dia datang seorang diri Papanya itu akan mengomel lagi.

"Aku juga tidak mau menikah denganmu," kata Karin pelan.

Perkataan Karin barusan membuat Jordan menoleh lalu tersenyum sini. Wanita itu pasti hanya beralasan, dia pasti senang menikah dengan pria sepertinya.

Sepanjang perjalanan tidak ada percakapan sama sekali hingga akhirnya mereka berdua sampai juga. Tanpa mengatakan apapun Jordan langsung turun dan disusul dengan Karin yang bergegas berjalan di sampingnya.

Saat masuk ke dalam rumah mata Karin membulat dengan sempurna. Di sana sudah ada kedua orang tuanya yang entah sejak kapan mereka datang.

"Ibu? Ayah?"

Jordan ikut memandang ke arah yang sama. Dia melihat dua orang dengan pakaian sederhananya itu tengah duduk bersama dengan Papanya.

Agh sial!

Apa Jordan harus benar-benar menikah dengan Karin?

"Kemarin dan duduk," kata Mario pada keduanya.

Jordan patuh. Dia berjalan mendekat dan duduk di hadapan Padanya bersama dengan Karin.

"Jordan sapa calon mertuamu," titah Mario.

Karena tidak mau membuat keributan akhirnya Jordan menurut. Dia bersalaman dan mencium kedua tangan orang tua Karin dengan sopan.

"Ternyata kau masih belum memberitahu orang tuamu Karin? Mereka sangat terkejut ketika diberi tau," ucap Mario.

Karin meringis pelan sambil mengangguk. Dia memang belum mengatakan apapun pada orang tuanya karena tidak tau bagaimana cara mengatakannya.

"Tidak masalah sudah saya beri tau dan sekarang Papa akan memberi tau mengenai tanggal pernikahan," kata Mario.

Jordan menghela nafasnya kasar. Raut wajahnya sama sekali tidak terlihat senang.

"Tiga hari lagi pernikahan dilangsungkan."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Boss Arogan itu Suamiku   10

    Jordan pulang dengan raut wajah muram. Pria itu terlihat berkali-kali lipat lebih menyeramkan dari hari biasanya. Karin tidak tau apa alasannya. Dia ingin mengajukan pertanyaan, tapi tidak berani melakukannya. Sekarang Karin mengintip dari balik pintu kamarnya. Matanya menatap ke arah Jordan yang sedari tadi menghisap rokoknya.Wajah pria itu terlihat sangat tidak bersahabat. Terhitung sudah lima batang rokok yang pria itu habiskan sejak pulang. "Apa terjadi sesuatu ya? Aku jadi penasaran," ucap Karin sambil terus mengintip suaminya itu. Sedangkan di ruang tamu itu Jordan yang terus-terusan menghisap rokoknya berusaha menjernihkan pikirannya. Kabar yang dia terima tadi membuat kepalanya pening bukan main. Setelah menghabiskan rokok ke enam Jordan beralih pergi menuju dapur. Dia mengambil satu botol wine yang ada di dalam sana. Kemudian Jordan kembali dan duduk di sofa. Dia menenggak minuman itu perlahan. Kepalan tangan Jordan begitu terlihat. Urat-urat di lengan pria itu semaki

  • Boss Arogan itu Suamiku   9

    Karin gemetar karena ketakutan. Dia langsung berjalan menjauh dari ruangan yang berada di bawah tangga itu. Mata Jordan menatap nyalang ke arahnya. Pria itu melangkahkan kakinya dengan cepat dan langsung menutup kembali pintu itu dengan kuat. "Apa yang kau lakukan?!" bentak Jordan. Karin menggelengkan kepalanya dengan cepat. Tangannya bergetar hebat karena ketakutan. Di dalam sana dia melihat tumpukan senjata yang tertata rapih di dalam lemari juga ada beberapa yang tergantung di tembok. Jantung Karin berdegup dengan begitu kencang. Apalagi ketika melihat sebuah foto yang tertempel di tembok. "Jangan membuka ruangan ini sembarangan! Hanya aku yang boleh membukanya!" seru Jordan lagi. "Maaf.. maafkan aku Jordan aku tidak tau," kata Karin dengan cepat. Jordan berdecak kesal. Dia langsung mengusir Karin dari hadapannya yang membuat wanita itu langsung berlari menjauh. "Sialan!"Setelah Karin pergi Jordan langsung masuk ke dalam ruangan itu. Dia melihat berbagai macam pistol juga

  • Boss Arogan itu Suamiku   8

    "Kau tidur saja di kamar tamu!"Jordan berkata dengan ketus begitu mereka masuk ke dalam rumahnya. Sekitar pukul sembilan pagi tadi Jordan memang langsung pergi dari rumah orang tuanya bersama dengan Karin yang sudah berstatus menjadi istrinya. Saat sampai di rumahnya dia langsung meninggalkan Karin dan membiarkan wanita itu membawa barang-barangnya sendiri dengan kesusahan. Begitu baru saja masuk Jordan langsung mengatakan hal itu dengan ketus sambil menunjuk ke arah kamar yang berjarak dua pintu dari kamarnya. "Baik, terimakasih Pak," kata Karin pelan. "Pak? Kau memanggil suamimu dengan sebutan Pak?" tanya Jordan dengan sedikit kesal. "Maaf, maksudku terimakasih banyak Jordan," kata Karin yang mengulangi kembali perkataannya. Jordan bergumam pelan. Kemudian dia menatap wajah Karin yang selama beberapa detik. "Apa kau benar-benar memanfaatkan aku untuk membayar semua hutang keluargamu?" tanya Jordan sambil melipat kedua tangannya di dada. Pria itu menatap Karin dengan angkuh.

  • Boss Arogan itu Suamiku   7

    Jordan menyematkan cincin di jari manis Karin dan para tamu undangan bertepuk tangan dengan heboh. Setelah itu Karin melakukan hal yang sama, dia menyematkan cincin di jari manis Jordan yang kini telah resmi menjadi suaminya. Selesai prosesi tukar cincin itu Karin diminta untuk mencium punggung tangan Jordan yang langsung wanita lakukan hingga kini tepuk tangan para tamu undangan semakin terdengar. Kemudian giliran Jordan yang diminta untuk mencium kening Karin. Saat melakukannya mata Jordan terpejam selama beberapa detik, tapi dia tidak langsung menjauhkan wajahnya. Jordan malah menunduk dan mengatakan sesuatu di depan wajah Karin yang membuat wanita itu menahan sesak dalam dadanya. "Aku sama sekali tidak pernah mengharapkan pernikahan ini, jadi jangan berharap banyak padaku."Setelah itu Jordan menjauhkan wajahnya. Kini mereka berdua menghadap ke arah tamu undangan sambil menunjukkan seulas senyuman. Pernikahan ini bukan hanya Jordan yang tidak mengharapkannya, tapi Karin pun sa

  • Boss Arogan itu Suamiku   6

    "Papa tidak bisa melakukan hal itu padaku!"Jordan membuntuti Mario yang kini masuk ke dalam ruang kerjanya. Dia masih terus memberikan penolakan atas keinginan sepihak yang Mario ambil untuknya. Menikah? Itu adalah salah satu hal yang tidak ingin Jordan lakukan, tapi Mario memaksanya untuk menikah dengan sekretarisnya sendiri? Agh sialan! "Papa! Aku tidak mau menikah!" seru Jordan. Kali ini Mario yang sudah dikuasi emosi. Dia berbalik dan menatap anak laki-lakinya itu dengan wajah memerah."Kalau kau tidak mau tinggalkan jabatan mu sekarang dan kembalikan semua fasilitas yang telah Papa berikan!" kata Mario dengan penuh penekanan. "Pa!""Berhenti protes Jordan! Kau tanggung sendiri akibat dari perbuatan mu." kata Mario. Jordan menghela nafasnya kasar. "Aku tidak mau..."Penolakan yang kembali Jordan katakan membuat Mario semakin dikuasai emosi, tapi berusaha keras Mario menahannya. "Papa sudah berkali-kali mentoleransi semua kesalahan yang kau buat Jordan, tapi untuk kali in

  • Boss Arogan itu Suamiku   5

    Kedatangan Mario secara tiba-tiba ke rumah membuat Jordan panik bukan main. Pria paruh baya yang memergoki dirinya dengan Karin itu sekarang tengah menatapnya dengan tajam. Baik Jordan atau Karin tidak ada yang berani untuk mengeluarkan suara. Bahkan Karin hanya bisa menunduk sambil memainkan jari-jari tangannya karena merasa gugup dan takut. Mario tidak menyangka Jika dia akan melihat Jordan bersama Karin. Namun, Mario tidak berpikir bahwa Karin yang menggoda anaknya dia malah berpikir bahwa Ini semua adalah ulah anaknya sendiri. Selama ini Mario mengenal Karin sebagai wanita baik-baik. Oleh karena itu kejadian yang tidak sengaja dilihat ini menurutnya adalah kesalahan dari anaknya sendiri. Mario berpikir pasti ini semua adalah ulah Jordan yang memaksa Karin untuk mau melakukannya. "Apakah tidak ada yang mau bicara dan menjelaskan semuanya?" tanya Mario sambil menatap kedua orang itu secara bergantian. Karin langsung terdiam dengan jantung yang berdegup kencang. Dia bahkan tida

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status