Share

7

Jordan menyematkan cincin di jari manis Karin dan para tamu undangan bertepuk tangan dengan heboh. Setelah itu Karin melakukan hal yang sama, dia menyematkan cincin di jari manis Jordan yang kini telah resmi menjadi suaminya.

Selesai prosesi tukar cincin itu Karin diminta untuk mencium punggung tangan Jordan yang langsung wanita lakukan hingga kini tepuk tangan para tamu undangan semakin terdengar. Kemudian giliran Jordan yang diminta untuk mencium kening Karin.

Saat melakukannya mata Jordan terpejam selama beberapa detik, tapi dia tidak langsung menjauhkan wajahnya. Jordan malah menunduk dan mengatakan sesuatu di depan wajah Karin yang membuat wanita itu menahan sesak dalam dadanya.

"Aku sama sekali tidak pernah mengharapkan pernikahan ini, jadi jangan berharap banyak padaku."

Setelah itu Jordan menjauhkan wajahnya. Kini mereka berdua menghadap ke arah tamu undangan sambil menunjukkan seulas senyuman.

Pernikahan ini bukan hanya Jordan yang tidak mengharapkannya, tapi Karin pun sama. Padahal dulu Karin selalu membuang jauh-jauh Jordan dari tipe pria idamannya, tapi sekarang pria itu malah menjadi suaminya karena suatu kejadian.

Kini Karin akan menghabiskan sisa hidupnya bersama dengan pria yang paling tidak dia sukai.

••••

Jordan menghela nafasnya lega ketika serangkaian acara pernikahan itu selesai. Kini dia telah berada di rumah Papanya bersama dengan Karin dan juga kedua orang tua wanita itu.

Sekarang terlihat Karin yang tengah memeluk kedua orang tuanya. Jordan hanya memperhatikan saja.

"Ayah sama Ibu akan segera pulang," kata Fara, ibu dari Karin.

"Kamu baik-baik sama suami kamu ya?" kata Rudi ayahnya.

Karin mengangguk patuh. Kemudian dia menatap kedua orang tuanya secara bergantian dan memeluk mereka dengan erat.

"Jangan khawatir, mertua kamu juga sudah melunasi hutang-hutang kita, jadi kamu jangan cemas," kata Rudi yang membuat Karin langsung menatap ke arah Mario.

Perkataan itu juga membuat Jordan menatap ke arah Mario. Sedangkan yang di tatap hanya tersenyum saja.

Saat Mario meminta orang suruhannya untuk menemui orang tua Karin di saat yang bersamaan mereka tengah di datangi oleh rentenir yang menagih hutang. Akhirnya Mario membayarkan semua hutang mereka hingga lunas.

"Ayah sama Ibu juga pulang diantar oleh supir Pak Mario," kata Fara.

Karin kini menatap Mario yang sudah menjadi mertuanya itu dengan penuh terimakasih.

Kemudian dia mengantar orang tuanya ke depan bersama dengan Jordan yang dipaksa untuk mengikutinya. Di depan Jordan mencium lagi punggung tangan kedua orang tua Karin dan membantu mereka memasukkan barang-barang ke dalam mobil.

Tadinya Mario meminta mereka untuk menginap, tapi mereka menolak.

Setelah itu Karin menunggu hingga mobil itu menjauh pergi dan menghilang dari pandangannya. Kemudian ketika dia mendongak dan bertemu pandang dengan Jordan pria itu tersenyum meremehkan.

Lalu dia mengatakan hal yang membuat Karin hanya bisa diam sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Jadi, semua ini rencana yang kau dan orang tuamu buat kan? Agar keluargaku membayar semua hutang kalian?" tebak Jordan.

Karin hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan cepat, tapi dia tak memberikan pembelaan karena merasa percuma.

Tapi, Karin tidak pernah memiliki niat seperti itu.

••••

"Hm tenanglah sayang kita bisa melakukannya."

Karin yang belum tertidur dapat mendengar jelas percakapan Jordan di telepon bersama dengan seorang wanita. Kini pria itu tengah berbicara di telepon sambil menikmati sebatang rokok.

Sedangkan Karin tertidur di sofa yang cukup lebar karena Jordan tidak membiarkannya tidur di kasur.

"Tentu saja itu bukan hal yang sulit untuk dilakukan, aku bisa pergi ke apartemen mu dan kita bisa melakukannya di sana kan?" kata Jordan sambil tertawa pelan.

Karin menahan nafasnya ketika mendengar perkataan itu. Sekarang dia akan menghabiskan sisa hidupnya bersama dengan seorang pria yang tidak mencintainya dan hobi bersenang-senang dengan banyak wanita.

"Karin? Kami menikah hanya karena paksaan, aku sama sekali tidak menyukai dia," kata Jordan yang membuat Karin mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Waktu itu aku melakukannya karena untuk bersenang-senang dan penasaran saja, kebetulan dia juga sedang bisa untuk dimanfaatkan, jadi aku tidak mau buang kesempatan," ucap Jordan tanpa dosa.

Pria itu terus berbicara di telepon sambil menyesap rokoknya. Dia tidak sadar bahwa sedari tadi Karin belum tidur dan mendengar semua perkataannya.

"Sayangnya aku malah kena sial dan ketahuan Papa, tapi jangan cemas aku akan datang ke apartemen mu atau kita bisa ke hotel kan sayang?" kata Jordan.

Pria itu memang benar-benar brengsek. Karin hanya bisa mengepalkan tangannya kuat-kuat sambil menahan sakit dan sesak yang dia rasakan.

"Entahlah untuk saat ini aku akan menjalaninya terlebih dahulu, tapi nanti aku akan menceraikannya," ungkap Jordan.

Karin kini berusaha kuat menahan air matanya yang ingin tumpah.

"Lagi pula dia hanya memanfaatkan keluargaku untuk melunasi hutangnya."

'Deg'

Tidak. Karin tidak pernah melakukan hal itu!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status