Share

Merosot Tajam

Satria lemas. Matanya dihiasi lengkungan hitam di bagian bawah. Dia terlihat sangat letih. Filza yang memandang jadi tidak tega. Dia duduk di samping Satria. Akhinya muka mereka saling beradu. Tatapan mata itu bisa jadi tatapan penyesalan karena dia tidak bisa mempertahankan perusahaan tetap stabil di mana istri dan keluarganya yang lain bergantung kehidupan.

"Mas. Ayolah! Jangan begini! Mas harus kuat!" Filza memberi semangat yang hanya memperkuat suaminya tiga puluh persen.

Pagi ini Satria berangkat kerja dengan lesu. Di kantor tidak seperti biasanya. Hampir semua bekerja dengan kerutan di kening mereka. Mungkin takut dimarahi Satria dan berimbas pada gaji mereka. Satria menuju ruangannya. Tidak disangka, ada seorang duluan yang masuk ke ruangan pribadinya itu.

"Assalamu'alaikum." Satria memberi salam.

"Wa'alaikumsalam. Saya ingin bicara penting dengan Anda." Seorang dengan jas rapi, jelas menunjukkan posisinya bukan sembarangan.

Mereka bicara, s

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status