Share

38. Tangisan

Aku tengah berbaring miring ke arah kiri menikmati rasa sakit akibat pembukaan jalan lahir. Sudah lima jam aku menahan sakit yang luar biasa. Ibu dengan setia menemaniku. Saat air ketubanku pecah, Mamah langsung membawaku menuju Margono bersama Rania. Papah Surya yang akhirnya menjaga Mas Rayyan bersama Michael, suami Raisa.

"Istighfar sayang." Ibu terus menyemangatiku.

"Iya Bu."

"Ibu usap-usap ya?" 

"Iya Bu."

Ibu terus mengusap-usap punggungku. Terasa nyaman sekali, sedikit mengurangi rasa sakit yang kurasakan. Kulihat wajah ibuku yang terlihat khawatir namun berusaha tegar dihadapanku.

Dokter Prita kebetulan sedang bertugas sehingga aku langsung bisa ditangani olehnya.

"Mbak cek dulu ya Na?"

"Iya Mbak." Mbak Prita langsung mengecek sudah masuk bukaan berapa.

"Sudah jalan tiga, Na. Tahan ya. Biasanya cepet kalau sudah begini."

"Iya Mbak."

"Aku ngecek pasien yang lain dulu ya Na," ucapnya.

Aku hanya bisa mengangguk, te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status