Share

Bukan Cinta Biasa
Bukan Cinta Biasa
Penulis: Ye Seul

Pria brengsek

2001

Namaku Anissa puspita sari. Usiaku masih terbilang muda yakni 20 tahun, bentuk badanku cukup ideal, pinggang ramping perut rata dan jangan lupakan bentuk dadaku yang yang menurutku sangat pas tidak besar dan tidak kecil namun tetap berisi dan kenyal. Hobby ku ke club malam dan jalan jalan bersama teman temanku, namun akhir akhir ini Ayah dan Bundaku sangat rewel dan juga bawel. Banyak mengatur!

"Ga boleh pulang malem lah jangan gonta ganti cowo lah, padahal mereka bukan pacarku tapi teman temanku"

Aku menyayangi mereka tapi mereka terlalu banyak mengatur hidupku, terlebih mereka sering sekali membanggakan kakak perempuanku dan membedakan aku dan kakakku itu.

"Kamu harus mencontoh kakak mu lah atau lihat kakak mu dia rajin, pintar dan jangan lupakan kakak mu tidak pernah membuat masalah"

"Hahhhh .. Jadi aku si pembuat onar maksudnya begitu?." Gerutu gadis itu.

Menyebalkan sekali, padahal setiap anak kan punya kelebihan dan kekurangannya masing masing tapi dengan seenaknya mereka membuatku seolah tak berguna.

Sudahlah aku malas jika harus membahas keluargaku.

***

Dertt

terdengan suara ponsel milik Anissa berbunyi.

Anissa tampak mengambil handponenya yang masih berbunyi di atas nakas.

Perlahan ia meraih handphone itu.

Gadis itu tampak menyipitkan kedua matanya dan melihat ke arah ponselnya dan ternyata tersimpan nama Anita disana.

"Iya kenapa Nit?" Ucap gadis itu.

"Malam ini kita ke club yu!! Ada si Panji sama si Galang juga loh" ucap Anita.

"Serius lo ada si Galang disitu?" tanya Anisa penasaran, ia kemudian segera bangkit dan duduk bersila di tempat tidurnya.

"Serius gw, masa gw bohong sih!! Gimana mau ga?" tanya Anita lagi.

"Gw mau, tapi .. Ayah sama Bunda pasti ga bakalan ngizinin gw" ucap Anissa malas.

"Alahh, pergi diem diem aja Sa, gausah minta izin segala!! Lagian lo kan udah gede!! ngapain mesti pamit segala sih" ucap Anita memberi saran

"Tapi nanti pas pulang kalo Ayah sama Bunda gw nanya nanya gimana?" ucap gadis itu masih tak yakin dengan saran yang di berikan sahabat nya itu.

"Yaelah Sa, itu mah gimana ntar aja kali, yang penting malam ini kita seneng seneng, oke!" ucap Anita membuat Anissa mau tak mau mengiyakannya terlebih pria yang sangat ia sukai ada disana jadi mana mungkin ia bisa menolak ajakan Anita.

"Hm ... Oke deh" ucap Anissa ragu ragu

"Nah!! Gitu dong Sa! Ini baru Anissa yang gw kenal. Pemberani!!"

"Yaudah gw matiin yah, sampe ketemu nanti malem bye" ucap Anissa.

"Oke"

Tutt tampak Anissa sudah mematikan sambungan telfon mereka.

Waktu menunjukan pukul 19:00 WIB Anissa tampak sudah siap untuk berangkat menuju club malam, Gadis itu berjalan perlahan saat akan menuruni anak tangganya. "Aku berharap Ayah dan Bunda sedang di kamar, agar aku lebih leluasa untuk pergi dari rumah malam ini" ucap gadis itu sembari mengendap ngendap.

Tap Tap Tap

Gadis itu kini sudah membuka pintu rumahnya dengan perlahan, setelah pintu terbuka ia kembali menutup nya dengan perlahan. Setelah nya ia berlari kecil menuju taksi yang sudah ia pesan sedari tadi.

Sesampai nya di club, ada Anita, Galang dan Panji disana yang sudah menunggu kedatangan Anissa.

"Sa, disini" ucap galang melambaikan tangannya

Anissa tampak menghampiri teman temannya itu.

"Jadi bener lo ada disini Lang? Gw fikir bohong" ucap Anissa menatap ke arah Galang

"Huhh gw ga bohong kan" sorak Anita kegirangan

"Iya iya ga bohong" ucap Anissa

"Kenapa emang? Ga boleh gw kesini?" tanya Galang sembari menyesap rokok yang ada di tangannya.

"Ehh, ngga bukan gitu, setau gw kan udah lama banget lo ga kesini, jadi ya aneh aja kalo tiba tiba lo ada disini" ucap Anissa merasa tak enak.

"Lagi bete gw di rumah, mending disini kan rame" ucap Galang.

"Hm gitu yah" jawab anissa singkat.

"Gw di anggurin perasaan, sedih amat ya" ucap Panji mengelap matanya yang tak berair.

"Alah lebay lo ji" ucap Anissa dan Anita secara bersamaan lalu setelahnya mereka tertawa bersama sama.

"Mau minum ga Sa?" tanya Anita

"Ga tau, pengen sih tapi nanti pas pulang gw sempoyongan terus kalo ketauan pasti di intrograsi males gw" ucap Anissa mengerucutkan bibirnya.

"Nyokap sama Bokap lo masih gak ngebolehin lo dateng kesini Sa?" tanya Galang penasaran.

"Ya gitu deh Lang, akhir akhir ini mereka jadi lebih possesif sama gw" ucap Anissa.

"Sabar, kesana yu ngumpul sama yang lain" ucap Anita mengajak Anissa, Galang dan Panji.

"Ngga ahh, gw lagi males pengen disini aja" ucap Anissa.

"Gw juga disini aja nemenin Anissa" ucap Galang.

"Yah, pada nyebelin deh. Ji lo mau disini atau ikut gw kesana?" tanya Anita.

"Gw ikut lo aja Ta, ayo" ucap panji lalu keduanya menjauh meninggalkan Galang dan Anisa.

Anisa tampak menatap ke arah Galang kagum. "Ganteng banget sih lo Lang, cowo kaya lo gini yang gw suka, please jadiin gw pacar lo Lang" batin Anissa berucap.

Anissa tak henti hentinya memandangi dan mengagumi pria yang berada di samping nya itu, tinggi putih tampan dan jangan lupakan otot otot yang ada di perutnya pasti akan sangat menggoda jika di buka.

"Haish!! Gila lo Sa".

"Hayoh ngeliatin mulu" ucap Galang membuyarkan lamunanku "Jangan di liatin terus ntar gw Ge-er lagi" ucap Galang tersenyum kecil

"Ehh, maaf Lang" ucap Anissa malu malu ia segera meluruskan kembali pandangannya dan sesekali ia pura pura melihat ke arah Anita dan Panji yang sedang asik berjoget.

"Ga apa apa santai aja kali" ucap Galang.

Laki laki itu berbalik menatap wajah Anisa lekat lekat "Kamu cantik Sa, aku suka" ucap Galang.

"Ehh, apa?" Mendengar ucapan Galang sontak Anissa kaget ia spontan menatap pria yang ada di sampingnya itu.

"Lo cantik Sa. Sama seperti dulu gak ada yang berubah sedikitpun".

Makasih Lang" ucap Anisa malu malu

Tanpa aba aba terlebih dahulu Galang tampak mendekat kan wajahnya ke arah Anissa, Melihat wajah galang semakin dekat dengan wajahnya. Jantung Anissa tampak berdetak dengan kecang "Oh ya ampun, apakah Galang akan menciumku" batin Anissa berucap

Satu detik kemudian Galang tampak sudah menempelkan bibirnya di bibir Anissa yang lembut dengan aroma cerry yang menempel dibibir wanita itu.

Anissa tampak menghentikan aksinya itu, Sementara Galang tampak bingung saat melihat Anissa menghentikan aksinya yang sudah mulai memanas.

"Kenapa berhenti Sa" tanya Galang bingung.

"Eum, ga apa apa Lang, aku hanya merasa aneh saja" ucap Anissa seolah tak nyaman saat melakukan adegan itu padahal galang adalah orang yang ia sukai sejak beberapa bulan terakhir ini.

"Aneh kenapa sih Sa, aku menyukaimu dan Anita bilang kamu juga menyukaiku" ucap Galang.

"Apa? Anita bilang begitu sama Galang, sialan bikin gw malu aja tu anak" batin Anissa berucap "Apa? Masasih Anitabilang gitu sama lo" ucap Anissa.

"Yaiya masa gw bohong sih, lagian kalo bukan Anita yang bilang siapa lagi coba? Dan asal kamu tau yah, aku kesini karna Anita bilang gitu makannya sekarang aku disini buat nemuin kamu" ucap Galang

"Hah, jadi lo kesini sengaja buat nemuin gw" tanya Anissa penasaran.

"Iyah Sa, gimana kalo kita pesen satu kamar biar enak ngobrolnya?" ucap Galang.

"Hah kamar? Ngapain mesti cari kamar segala? Kalo lo mau ngomong ya disini aja, ga perlu mesen kamar segala!" ucap Anisa mulai merasa tak asik saat berbincang dengan pria itu.

"Ya ga apa apa Sa, biar enjoy aja kita ngobrolnya. Kamu kan suka sama aku, gimana kalo kita habisin malam kita di kamar berduaan" ucap Galang terus terang.

"Aishh Shitt, lo kira gw cewe apaan hah? Gw emang suka ke club malam, tapi bukan berarti gw sama seperti cewe lainnya yang mau maen enak enak di kamar sama cowo yang jelas jelas bukan suami gw" ucap Anissa setengah berteriak ia sangat kesal karna ternyata pria yang ia sangat suka itu ternyata sebrengsek ini.

"Lo kenapa marah? Emang bener kan lo itu cewe murahan. Udahlah gausah jual mahal segala, tadi juga lo asik asik aja waktu gw cium lo, terus gw cuma minta satu malem aja dan lo udah bereaksi seberlebihan ini" ucap Galang menghina Anissa.

"Berlebihan??" ucap anissa, ia langsung menatap tajam kearah pria di sampingnya itu.

PLAKKK

Satu tamparan tampak mendarat bebas di pipi kanan Galang, membuatnya mengerang dan marah saat Anissa menamparnya.

"Cewe sialan, berani yah lo nampar gw hah" ucap Galang marah lalu berusaha menampar Anissa namun dengan sigap tangan seorang lelaki menghentikannya dan mendorong tubuh Galang hingga tersungkur di atas lantai.

Anisa yang melihat Galang tersungkur ke lantai malah panik, takut jika keduanya malah bertengkar. "Sudah mas hentikan, dia temanku, tadi aku dan dia ada sedikit salah paham saja" ucap Anissa.

Anissa tampak memperhatikan pria yang menolongnya itu, tampan kulitnya putih dan juga bersih badannya bagus jika ku sentuh kulitnya sepertinya sangat lembut itu hanya dugaanku saja tapi Ahhh fikiran macam apa ini!! Kenapa aku malah memperhatikan paras dan juga tubuhnya. Sadar Anissa!!.

"Semua ini karna lo cewe murahan, seharusnya gw tau dari awal dan gausah ribet buat datang kesini" ucap Galang bangkit dan berdiri tegak dan menatap sinis ke arah Anissa.

" Dan lo siapa hah? Lo udah boking dia atau gimana sampe rela mukul gw demi cewe seperti dia. Asal lo tau yah, dia itu cewe murahan tadi aja dia mau gw cium secara cuma cuma" ucap Galang tersenyum menyeringai.

Mendengar ucapan Galang membuat Anissa sangat malu terlebih kini orang orang mulai berkerumun menyaksikan kejadian itu dan saling bicara dan ntah apa yang mereka bicarakan, mungkin mereka sedang menghinaku dan percaya dengan kata kata Galang bahwa aku wanita murahan.

Tak terasa air Anissa mulai membasahi pipinya.

"Gw bukan wanita murahan yah, kenapa lo seenaknya gini sih kalo ngomong" bentak Anissa sembari sesegukan.

"Hahaha, lo bilang lo bukan cewe murahan? Cewe yang mau di cium sama siapa aja lo bilang bukan cewe murahan? hahaha" ucap Galang lalu setelah tertawa terbahak bahak.

"Hiks hiks hiks, hentikan Lang!!" ucap Anissa yang malu, dan mungkin pria yang tadi membantunya kini menyesal telah membantunya dan mengagapnya tak pantas untuk di tolong lagi.

"Aku mohon siapapun bantu aku, tolong aku, aku sangat malu dan tak ingin berada disini lagi, tapi untuk melangkah keluarpun aku tak sanggup" batin Anissa berucap.

Laki laki yang tadi menolongnya hanya menatap Galang dan sesekali menatap Anissa yang sudah menangis sesegukan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status