Share

Bab 95

Aku mematung. Ya memang benar, kepercayaan Mas Nata padaku adalah hal yang terpenting, tapi saat orang-orang di sekeliling jadi sering menghakimi begini, lama-lama aku jadi tidak tenang juga, aku benar-benar terganggu dan jadi sedih berkepanjangan akhirnya.

"Sudah jangan sedih lagi, sekarang kamu istirahat saja," ucap Mas Nata lagi.

Aku mengangguk.

Baru saja aku akan menarik selimut yang diberikan Mas Nata, suara kegaduhan terdengar di luar.

"Berani-beraninya kalian ngegibahin anak saya ya, mulut kalian itu emang perlu sekali dilakban rupanya!" teriak Ibu.

"Eh Bu Wening kok marah? Padahal memang begitu kenyataannya 'kan?"

"Kenyataan apa? Kalian saja yang gampang terhasut sama perempuan tua itu, si Safitri jelantah minyak!"

"Ya terus kalau semua itu gak bener kenapa sampe harus dihukum arak itu si Lia? Lagian gak mungkin juga Bu Safitri maen fitnah kalau gak begitu kenyataannya, masa dia tega sih sama si Aslan anaknya sendiri."

"Bener tuh, emang dasar Bu Wening mah beda aja sama Bu Safi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status