Share

Bukan Inginku Menikah Denganmu
Bukan Inginku Menikah Denganmu
Penulis: Oot

PROLOG.

Lima tahun yang lalu, di gedung perkantoran Saska T&G.

“Berapa banyak korban meninggal?”

“Sejauh ini yang sudah masuk dalam pendataan, ada tiga puluh, Pak.”

Pria berambut putih itu mengusap pelipisnya. Terlalu banyak. Bisa-bisa dia bangkrut hanya untuk menutupi biaya asuransi. 

“Apa masih ada kemungkinan akan bertambah?”

Asistennya terlihat berpikir sejenak. “Sepertinya masih ada, Pak. Karena sekitar lima belas orang lagi yang masuk di shift malam itu, dilaporkan belum ditemukan sampai sekarang.”

Pria tua itu kembali terdiam. Memikirkan apa yang harus mereka lakukan. 

“Tutup sampai di sini saja. Yang lima belas orang, kalau sudah ketemu, laporkan secara pribadi ke saya. Kita akan selesaikan dengan cara kekeluargaan.”

***

Jordhy Saskara. Pemilik sebuah pabrik tekstil bernama Saska T&G, diman brand produknya sudah cukup dikenal di seluruh lapisan masyarakat di Nusantara. Tiga hari yang lalu, salah satu pabrik miliknya mengalami musibah kebakaran dan cukup banyak korban luka dan juga korban jiwa.

Kejadian ini membuatnya pusing tujuh keliling. Tidak mau rugi membayar biaya asuransi yang seorangnya saja bisa sampai ratusan juta rupiah jika mengikuti peraturan dinas ketenagakerjaan.

Esok harinya, setelah pembicaraan Jordhy dengan sang asisten selesai, dua nama lagi muncul. Mereka adalah sepasang suami istri yang bekerja di bagian cutting kain yang akan diolah menjadi pakaian. Berdasarkan info yang diberikan asistennya, pasangan ini mempunyai seorang anak perempuan yang usianya menginjak enam belas tahun dan kini sedang duduk di bangku kelas satu SMA.

Jordhy kemudian memberikan perintah kepada anak buahnya untuk menangani anak remaja  yang bernama Cahaya Kemilau tersebut.

***

Di sebuah panti asuhan yang terdapat di pinggiran kota Jakarta, bernama Panti Asuhan Sejahtera. Seorang gadis belia terbangun dari tidur panjang yang membuat kepalanya seperti ingin pecah. Matanya yang terbuka secara perlahan, sedikit berkabut sehingga menghalangi pandangannya.

“Kamu sudah bangun, Nak?”

Gadis itu mengerjap sejenak, lalu dia membuka matanya lagi. Kali ini pandangannya sudah jelas. Terlalu jelas sampai dia menyadari kalau dia sedang berada di dalam kamar yang tidak dia kenali. Dan perempuan yang ada di sebelahnya ini, siapa?

“Nama kamu Cahaya Kemilau ‘kan?”

Tidak ada jawaban karena yang ditanya masih mencoba menyisir isi ruangan itu dan mencoba mengenalinya. 

“Saya … di mana?”

“Kamu di panti asuhan. Saya Sulis, ibu kepala panti di sini.”

Yang bernama Kemilau itu langsung terduduk. Wajahnya terlihat sangat kebingungan. “Kenapa … kenapa saya ada di sini? Mana orang tua saya?” Dia mulai terlihat ketakutan.

“Nak Kemilau, kedua orang tua kamu sudah meninggal karena kebakaran itu. Dan ibu membawa kamu ke sini karena kamu sudah tidak punya keluarga.”

Kemilau memberontak karena tidak percaya. Memang, dia sudah tau tentang kebakaran itu. Namun masih berharap kalau ayah dan ibunya selamat dan tidak meninggal. Kemilau menangis meraung-raung. Tangis pilunya membuat anak-anak panti yang lain sampai tergoda untuk mengintip ke dalam kamar.

Sulis mencoba menghibur dan memberikan kekuatan kepada Kemilau. Memeluk gadis itu di dalam dadanya. Dia sangat paham, menjadi yatim piatu dalam sekejap mata di usia yang masih belia, sudah pasti menjadi mimpi terburuk Kemilau. Sulis sangat iba. Dia berjanji kepada dirinya sendiri untuk melaksanakan pesan dari Jordhy Saskara, pemilik Saska T&G yang membawa Mila ke tempat ini. 

‘Tolong jaga Kemilau baik-baik. Jangan takut, saya akan memenuhi semua kebutuhan dia sampai kuliah. Juga anak-anak panti Sejahtera. Jika sudah cukup umur, dia akan saya nikahkan dengan putera saja, Radinka Kevan Saskara. Tapi tolong rahasiakan semua ini dari Kemilau. Dia tidak boleh tau bahwa saya adalah pemilik perusahaan tempat ayah dan ibunya bekerja.’

***

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Neng Onyon
wow, yg lain dpt ganti rugi asuransi, sedangkan Kemilau...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status