Share

Besok Pagi

“Pak Banyuu.” Damay menempel pada bingkai pintu ruang kerja Banyu. Menguap sebentar, kemudian kembali melanjutkan ucapannya. “Kerjanya masih lama? Aku sudah ngantuk.”

Banyu mengalihkan wajah dari laptop. “Tidur aja duluan.”

Bagaimana Damay bisa tidur jika tidak ada Banyu di sampingnya. Jika siang hari, Damay memang sudah terbiasa tidur tanpa Banyu, karena suaminya itu memang harus bekerja. Namun, ketika malam menjelang seperti ini, Damay tidak bisa memejamkan mata kecuali ada Banyu di sampingnya. Hal ini sudah terjadi sejak awal-awal kehamilan Damay, dan ini pertama kalinya Banyu belum masuk ke kamar mereka, padahal jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan.

“Aku nggak bisa tidur,” keluh Damay kemudian berjalan masuk menghampiri Banyu. Damay mendudukkan dirinya di atas paha Banyu, lalu bersandar pada tubuh sang suami. “Nggak ada yang meluk.”

Banyu terkekeh pelan, lalu merengkuh tubuh Damay dengan kedua tangannya. Semakin hari, istrinya itu semakin posesif, manja, dan tida
Kanietha

Syedih, udah mau pisah sama pak Banyu ....

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (20)
goodnovel comment avatar
Ulfa Queenita Nadiroha
Pak banyu mau kemana
goodnovel comment avatar
call me Jingga
asal jangan kek cerita rindu ma dewa ya kak,,berasa d tinggal pas lagi sayang²e..hahhaha
goodnovel comment avatar
Mulya Purnama
jangan dulu end dong mba ............
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status